You are on page 1of 8

EDEMA

Volume cairan tubuh total =


40 L, 60 % dari berat badan
INTRASELULER
Volume cairan intraseluler =
25 L, 40 % dari berat badan

EKSTRASELULER
Volume cairan ekstraseluler =
15 L, 20 % dari berat badan
EKSTRAVASKULER
Volume cairan
interstitial = 12 L,
80 % dari volume
cairan ekstraseluler

INTRAVASKULER
Volume plasma
3 L, 20 % dari
volume cairan
ekstraseluler

DEFINISI :
o pembengkakan jaringan lunak yang disebabkan oleh kelebihan volume cairan
interstitial
o cairan edema ini merupakan cairan transudat
o disebabkan oleh perpindahan cairan dari ruang vaskular ke ruang interstitial

PATOFISIOLOGI :
HUKUM STARLING :
Akumulasi cairan = K [(Pc PIF) - ( PL - IF)] - Q lymph
K

tahanan hidraulik (berbanding lurus dengan luas permukaan


membran, berbanding terbalik dengan ketebalan membran)
Pc
tekanan intra kapiler rata-rata
IF
tekanan onkotik cairan interstitial

koefisien makromolekul
PIF
tekanan cairan interstitial rata-rata
PL
tekanan onkotik plasma
Q lymph
aliran limfatik
Tekanan kapiler Starling (mm Hg)
HPc = Tekanan hidrostatik kapiler = 35 17 mmHg
OPc = Tekanan onkotik kapiler = 25 mmHg
HPi = Tekanan hidrostatik ruang interstitial = 0 mmHg
OPi = Tekanan onkotik ruang interstitial = 1 mmHg
HPc dan OPi : berfungsi untuk memindahkan cairan dari vaskuler ke ekstravaskuler

Skenario 2

Ilmu Penyakit Dalam

HPi dan OPc : berfungsi untuk memindahkan cairan dari ekstra vaskuler ke vaskuler
Edema terjadi bila : HPc + OPi > HPi + OPc

ETIOLOGI :
1. Berkurangnya protein dari plasma
gangguan hati, gangguan ginjal, malnutrisi protein

tekanan onkotik (OPc) menurun

2. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler


gagal jantung, kegagalan pompa vena : paralisis otot, latihan, peningkatan curah
jantung
tekanan hidrostatik (HPc) meningkat
3. Meningkatnya permeabilitas kapiler
respon inflamasi, trauma
peningkatan OPi dan penurunan OPc
4. Hambatan pembuluh limfatik
filariasis limfatik, sumbatan kelenjar getah bening
peningkatan OPi

KLASIFIKASI :
1. EDEMA LOKALISATA (EDEMA LOKAL)
o terbatas pada organ atau pembuluh darah tertentu
o pada 1 ekstremitas (unilateral) : disebabkan oleh obstruksi pada vena atau
pembuluh limf, misalnya : trombosis vena dalam, obstruksi oleh tumor,
limfedema primer, edema stasis pada ekstremitas yang mengalami kelumpuhan
o pada 2 ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah : disebabkan oleh
obstruksi vena cafa inferior, tekanan akibat asites masif atau massa intra abdomen
o pada muka (facial edema) : disebabkan oleh obstruksi pada vena cafa superior
dan reaksi alergi (angioedema)
o asites (cairan di rongga peritoneal)
o hidrotoraks (cairan di rongga pleura) = efusi pleura
2. EDEMA GENERALISATA (EDEMA UMUM)
o pembengkakan terjadi pada seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh penderita
o pada ekstremitas bawah, terutama setelah berdiri lama dan disertai dengan edema
pada paru : disebabkan oleh kelainan jantung
o pada mata, terutama setelah bangun tidur : disebabkan oleh kelainan ginjal dan
gangguan ekskresi natrium
Fatimah Eliana

Skenario 2

Ilmu Penyakit Dalam

o asites, edema pada ekstremitas dan skrotum : sering disebabkan oleh sirosis atau
gagal jantung
Gagal jantung :
o berkurangnya curah jantung (cardiac output) dan volume darah arteri efektif
penurunan perfusi renal vasokontriksi renal hiperaldosteronisme
sekunder retensi air dan natrium di ginjal edema
Sirosis hati :
o pintas arteri-vena perfusi ginjal yang efektif berkurang retensi natrium
o hipertensi portal peningkatan tahanan pembuluh darah intra hepatik
asites
o peningkatan tekanan intra abdomen dan penurunan kadar serum albumin
edema pada ekstremitas bawah
Sindroma nefrotik :
o keluarnya protein melalui ginjal penurunan tekanan onkotik plasma
cairan masuk ke rongga interstitial
o penurunan volume darah efektif retensi natrium di ginjal
Gagal ginjal akut dan kronik :
o penurunan filtrasi flomerulus
o edema terjadi bila asupan Na melebihi kemampuan ginjal untuk mengeluarkan
Na
Hipoalbuminemia
o kadar albumin < 2,5 g/dL
o tekanan onkotik menurun edema
o terdapat pada keadaan : defisiensi nutrisi (terutama protein), nefrosis
(sindroma nefrotik), penyakit hati kronik
Penyebab lain (tapi kasusnya relatif jarang) :
o Edema idiopatik : edema yang disertai dengan peningkatan berat badan secara
cepat dan berulang, biasanya terjadi pada wanita usia reproduktif
o Hipotiroid : merupakan mix-edema, biasanya terdapat di pre-tibial
o Obat-obatan : steroid, estrogen, vasodilator
o Kehamilan
o Makan kembali setelah puasa

PENATALAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Cari dan atasi penyebabnya


Tirah baring
Diet rendah Natrium : < 500 mg/hari
Stoking suportif dan elevasi kaki
Restriksi cairan : < 1500 ml/hari
Diuretik

Fatimah Eliana

Skenario 2

Ilmu Penyakit Dalam


Pada gagal jantung :
hindari overdiuresis karena dapat menurunkan curah jantung dan
menyebabkan azotemia pre renal
hindari diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkan
intoksikasi digitalis
Pada sirosis hati :
spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemia
dapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazid
deplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal,
hiponatremia dan alkalosis
Pada sindroma nefrotik :
pemberian albumin dibatasi hanya pada kasus yang berat

JENIS-JENIS OBAT DIURETIK :


1. Loop diuretik : dapat diberikan per oral atau intra vena
Furosemid :
- 40-120 mg (1-2 kali sehari)
- masa kerja pendek, poten
- efektif pada laju filtrasi glomerulus (LFG) yang rendah
Bumetanide :
- 0,5 2 mg (1-2 kali sehari)
- digunakan bila alergi terhadap furosemid
Asam etakrinat
- 50-200 mg (1 kali sehari)
- masa kerja panjang
2. Bekerja di tubulus distal, tidak hemat kalium (menyebabkan hipokalemia)
Hidroklorotiazide (HCT)
- 25-200 mg (1 kali sehari)
- bekerja bila LFG > 25 ml/menit
Clortalidone
- 100 mg (1 hari atau 2 hari sekali)
- masa kerja panjang sampai 72 jam
- bekerja bila LFG > 25 ml/menit
Metolazone
- masa kerja panjang
- efektif pada LFG yang rendah
3. Bekerja di tubulus distal, tapi hemat kalium (tidak menyebabkan hipokalemia)
Spironolakton
- 25-100 mg (4 kali sehari)
- dapat menyebabkan hiperkalemia, asidosis
- blok aldosteron ginekomastia, impotensi, amenorea
- onset 2-3 hari
- penggunaannya jangan bersamaan dengan ACE-inhibitor dan kalium
- sebaiknya tidak digunakan pada pasien gagal ginjal

Fatimah Eliana

Skenario 2

Ilmu Penyakit Dalam


Amiloride
- 5-10 mg (1-2 kali sehari)
- kurang poten dibanding spironolakton
- dapat menyebabkan hiperkalemia
Triamterene
- 100 mg (2 kali sehari)
- kurang poten dibanding spironolakton
- dapat menyebabkan hiperkalemia dan pembentukan batu ginjal

EFEK SAMPING PEMBERIAN DIURETIK :


1. Yang sering didapatkan :
Deplesi volume
Azotemia pre renal
Deplesi kalium
Hiponatremia (tiazid)
Alkalosis metabolic
Hiperkolesterolemia
Hiperglikemia (tiazid)
Hiperkalemia (K-sparring)
Hipomagnesemia
Hiperurikemia
Hiperkalsemia (tiazid)
Gangguan saluran cerna
Kulit kemerahan (tiazid)
2. Yang jarang didapatkan :
Nefritis interstitialis (tiazid, furosemid)
Pankreatitis (tiazid)
Gangguan pendengaran (loop diuretik)
Anemia, leukopenia, trombositopenia (tiazid)

Fatimah Eliana

Skenario 2
Gagal
jantung

Ilmu Penyakit Dalam


Asites, Efusi lain
Malnutrisi, Gangguan
Fistula
Obstruksi vena
fungsi hati, S. nefrotik
A-V

Gagal

Ginjal
Perdarahan sal. cerna
Tekanan
vena sentral
dan arterial

ANP Volume darah

tk 1

Tekanan onkotik

Tekanan
kapiler
Transudasi

Curah jantung

Volume plasma

Vasokontriksi
ginjal
RPF
Volume
Interstitial
Reabsorbsi
Na dan H2O
tubulus
proksimal

LFG
LFG
nefron

Volume darah
arteri efektif
Renin
Angiotensin I
Angiotensin II

Retensi
Na dan H2O

Aldosteron

Volume
plasma

Reabsorbsi Na
tubulus distal

Transudasi

Fatimah Eliana

ADH

Volume
interstitial

Reabsorbsi
Na dan H2O
tubulus
proksimal

Retensi
H2O di
tubulus
distal

Skenario 2

Ilmu Penyakit Dalam

EDEMA

ALGORITME PENEGAKAN DIAGNOSIS EDEMA

Edema

Lokalisata ?

Ya

Obstruksi vena atau limfatik


Kerusakan lokal (panas, mekanik, infeksi, gangguan
imunitas)

Ya

Malnutrisi berat
Sirosis
Sindrom nefrotik

Tidak
Albumin <
2,5 g/dl ?
Tidak
Peningkatan JVP
Penurunan curah
jantung ?

Ya

Gagal jantung

Ya

Gagal ginjal

Tidak
Azotemia
Sedimen urin
aktif ?
Tidak
Obat (vasodilator,
estrogen, steroid
Hipotiroid
DAFTAR PUSTAKA :
1. Braunwald E. Edema. In : Fauci, et al, ed. Harrisons Principles of Internal Medicine
14th ed. New York: Mc Graw Hill, 1998; 210-213

Fatimah Eliana

Skenario 2

Fatimah Eliana

Ilmu Penyakit Dalam

You might also like