You are on page 1of 4

BEST PRACTICE RAPAT KOORDINASI

29 MEI 2016
Acara dimulai pukul 08.00 WIB
Pemaparan Persiapan Giling 2016 yang telah dilakukan oleh PG Meirtjan dijelaskan oleh
GM, muai dari persiapan pabrik, persiapan On Farm dan Off Farm, penyiapan SDM yaitu
salah satunya melakukan Outbound, reorientasi teknis, dan hasilnya terlihat SDM siap
menghadapi musim giling 2016.
Pemaparan oleh Pak Punjul
-

Segalanya ingin sempurna, tetapi tetap saja ada yang kurang untuk itu Penyiapan
SDM merupakan hal yang penting, dan biasanya di Indonesia penyipan SDM masih
kurang dilakukan. Padahal sangat penting artinya untuk meningkatkan performa
kinerja suatu peruasahaan.
Industry gula di Indonesia melihat masalah hanya dari segi On Farm dan Off Farm
saja, sedangkan SDM jarang atau bahkan tidak menyentuh terhadap SDM yang
terlibat didalamnya.
Kondisi sekarang sangat berbeda, SDM mulai diperhatikan untuk meningkatkan
kinerja perusahaan, bahkan Direktur Holding sudah mulai menjalakn untuk
peningkatan kinerja SDM, salah satunya menbentuk bagian HRC (Human Resource
Capytal).
Training karyawan jangan hanya staff-staff saja, tetapi pemimpin perusahaan juga
harus diikutkan untuk training. Karena karyawan yang biasa ditraining juga melihat
kinerja Atasan dan menilai mana yang mampu dan kinerjanya bagus. Biasanya akan
muncul pertanyaan kita mengikuti hasil training atau mengikuti perintah dari atasan
yang berbeda degan hasil training yang telah didapat oleh bawahan.
Alasanya kinerja yang bagus bukan hanya dari keadaan dan alat-alat saja, tetapi juga
dengan adanya perubahan dari kinerja karyawan yang telah berkembang menjadi
lebih baik.
Training karyawan juga untuk meningkatkan kapabilitas karyawan dan
profesionalisme karyawan. Juga untuk meningkatkan loyalitas karyawan terhadap
tanggung jawabnya.
Seharusnya dengan harus mulai berubah yaitu loyal pada tanggung jawabnya bukan
lagi loyal kepada jabatan kita. Sehinggga ketika perubahan terbut telah terjadi, maka
perusahaan itu akan berkembang dengan sendirinya.
Menginginkan prestasi nomor 1, maka kinerja juga tidak yang biasa saja, tetapi harus
yang bisa mencerminkan pencapaian nomor 1
Itu konsekuensi yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
Peningkatan kinerja SDM harus betul-betul digarap dengan bagus, karena dengan
adanya perubahan loyalitas karyawan terhadap tanggung jawabnya, maka otomatis
kinerja perusahaan akan meningkat dengan sendirinya.

ON FARM

Kenapa sih setiap akan memulai giling, kita selalu rebut (giling awal), karena kita
selalu akan memulai giling dengan kondisi yang tidak siap, yaitu tebunya belum
masak, pabrik belum siap, petaninya tidak mau, dan lain sebagainya. Dan kondisi
tersebut selalu membelunggu kita dalam memulai giling.
Untuk On Farm jawaban hanya satu, yaitu mengatus masa tanam yang optima
(teknisnya untuk mengoptimalkan masa tanam yaitu tanam lebih awal, subsidi bibit,
subsidi sewa lahan, dan lain sebagainya)
Untk PG Meritjan Idealnya memulai giling yaitu pada akhir bulan Juni, karena
datanya FK masih di angka 50. Cuacanya juga masih basah (banyak hujan).
Kalau bisa mengajukan untuk menggiling yang paling akhir, mendekati hari raya.
Kalau bisa ketika hari raya kita sudah menggiling satu periode. Minimal seperti itu,
untuk menghindari kondisi yang semakin jelek.
Mengajukan giling mundur kalau bisa dengan alasan apa saja untuk supaya ketika
giling sudah dijalankan kita bisa menghasilkan kinerja yang bagus.
Kalu bisa menarik tebu dari luar, tetapi bukan mencari tebu dari luar, karena akan ada
konsekuensi biaya ketika kita mencari tebu dari luar.
Salah satu keunggulan giling akhir adalah ketika rendemen kita lebih tinggi makan
tebu akan datang dengan sendirinya ke kita
Jangan biarkan petani yang tidak menurut kepada kita ikut mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan yang akan kita jalankan
Permasalah yang ada banyak petani kita yang posisinya adalah pedagang,
pemikirannya adalah yang penting untung, sehingga memutuskan untuk giling
mundur juga masih menjadi dilemma.
Budaya untuk budal bareng mulih bareng masih ada, mindset petani yang seperti itu
juga masih banyak ditemui. Itu juga menjadi kendala teknis kita dilapangan
Untuk pabrik sebaiknya dibikin system untuk pengawasan untuk setiap kinerja bagian
Pengawasan ini juga dilakukan dengan sangat ketat (Pengawasan Kemasakan tebu,
kadar brix tebu, dan mutu tebanagan)
Kalau diperlukan perlu adanya penambahan petugas pengawas untuk mengawasi hal
tersebut.
Tebu yang masuk selain brix yang tinggi juga harus MSB (Masak, Segar, dan Bersih)
Semua potensi yang ada didalam tebu harus seoptimal mungkin untuk diraih,
makanya perlu adanya manajemen Tebang Angkut yang Bagus.
Tahun ini merupakan tahun yang sangat krusial, karena sangat menentukan masa
depan kita, karena dengan kondisi perubahan yang ada kita harus melaukan yang
terbaik dan melakukan perubahan untuk survive

OFF FARM
-

Harus merubah pola pikir dari Mencari Tebu menjadi Menarik Tebu. Hal ini
dapat terjadi apabila Rendemen PG Tinggi dimana rendemen tinggi dapat diperoleh
dengan mengurangi losses yang ada di Proses. Salah satu penyebab losses tinggi
dalam proses adalah inversi.
Hal hal yang mempengaruhi Losses pada proses adalah : Waktu Tinggal, Suhu, dan
PH.
Pada stasiun gilingan, agar pemerahan berlangsung baik dan losses berkurang, maka
steam chest sebesar 70% dari tekanan uap baru yang masuk ke turbin penggerak.

Pada proses pre-liming dan pemberian fosfat pada nira mentah diharuskan
menggunakan dosing pump agar dosis pencampurannya menjadi akurat dan mudah
diawasi.
Pada stasiun pemurnian, untuk mengurangi losses dilakukan adalah suhu nira
keluaran PP 1 harus sebesar 75 OC agar proses reaksi pencampuran kapur dan gas
sulfur dapat sempurna dan tidak membutuhkan waktu lama.
Pada stasiun penguapan, tekanan uap bekas badan 1 agar sekitar 0.7 0.8 kg/cm2
dengan suhu 120 OC. Dan Tekanan uap nira ke Pan Masakan agar 0.5 kg/cm2.
Untuk memperoleh tekanan uap di badan 1 sebesar 0.7 0.8 kg/cm2, maka tekanan
uap bekas di LPSH juga minimal sama. Hal hal yang perlu dilakukan untuk
memperoleh tekanan uap bekas pada LPSH sebesar itu antara lain : Melakukan
perbaikan pada jalur pipa suplesi agar desuperheater dipindah sebelum pipa
bergabung dgn KTR dan dipasang reducer setelah gabung sebelum LPSH.
Pada stasiun penguapan, apabila selisih HK Nira kental dengan HK Nira Jernih lebih
dari 1.5 point, maka terjadi inversi pada proses di penguapan.
Pada stasiun penguapan, HK Nira kental (output) lebih tinggi dari HK Nira Encer
(Input) karena terjadi proses pengurangan brix dan pol yang ada tetap. Brix berkurang
karena menjadi kerak pada pipa evaporator.
Pada stasiun masakan, harus selalu menggunakan satu jenis uap untuk memasak dan
apabila menggunakan uap bekas untuk memasak harus diperhatikan bahwa valve
pipa uap nira tertutup rapat agar tidak terjadi tekanan uap bekas yang balik ke
evaporator. Bila itu terjadi dapat menyebabkan ledakan pada evaporator.
Input dalam pabrik itu tebu outputnya Gula, tetes, ampas, blotong
Efisiensi paling tinggi di pabrik
Zat kering Ampas harus 50%
Tetes % Tebu 5% belum efisien
Rendemen 8 9 % Tetes % Tebu 5 %
Pada Vertical Kristaliser, suhu nira kental keluaran pendingin harus sebesar 45 47oC
agar proses kristalisasi sempurna dan suhu nira kental keluaran reheater harus sebesar
55 OC agar mudah diputar.
Steam Chest turbin optimal pada sekitar 70% dari tekanan uap baru yang masuk ke
turbin.
Pipa setelah De Superheater harus lebih besar karena volumenya lebih besar dengan
tambahan air
Apabila uap bekas dari TA dan gilingan digabung sebelum De Superheater, harus
dipastikan 0,7 kg/cm2 & suhu 125oC
KTR sampai dengan tekanan 8 kg/cm2 masih uap basah
KTT uap baru yang di Reduser menjadi 7 kg/cm 2 sebelum masuk De Superheater
masih merupakan uap kering
LPSH masih kecampuran uap kering
Reducer & De Superheater disetting 0,8 kg/cm2
Tekanan yang masuk Evaporator badan 1 disetting 0,8 kg/cm2
Setting disinkronkan antara suhu dan tekanan
Memindahkan De Superheater sebelum campur dari suplisi KTT
Dihitung Bleeding mampu untuk berapa Pan Masak, harus dipastikan karena apabila
terjadi pertemuan uap bekas & uap nira bisa meledak karena beda tekanan, pastikan
Pan nomer berapa saja.
Hasil inversi di masakan akan mempertinggi HK Tetes

Masakan D dipanaskan dengan reheater, batas larut pada suhu 55 oC karena kristalnya
akan larut
Flokulan
1. Pelarutan Flokulan pada larutan induk 3 5 %, masuk distribusi (pengenceran) 1 :
10 harus betul-betul encer 0,3 0,5% biar homogen, tapi hal tersebut tergantung
dari merk floculant yang digunakan (
2. Pelarutan di larutan induk harus dingin dan untuk pengencerannya dengan air
hangat
3. Larutan induk diusahakan 1x sehari atau 1x per shief
4. Diusahakan memakai Dosing Pump, jangan gravitasi. Menggunakan dosing pump
bertujuan agar pencampuran atau pemberian dosis nya tepat dan mudah diawasi.
5. Terlalu banyak pemberian flokulan akan menyebabkan floting (kotoran
mengambang
Warna leburan apabila lebih bagus dari nira kental, tidak perlu masuk NK sebelum
sulfitir
Sogokan masakan D harus dilakukan
Dosis preliming buat simulasi untuk ph 6,2 6,5oBe
Reaksi di Defekator reaksi harus sempurna & harus terbentuk flok
Buat grafik pol & grafik brix untuk mendeteksi inversi

KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Revolusi di Tebang Angkut


Efisiensi di Boiling House
Memindahkan De Superheater
Mencegah bertemunya uap kering & uap basah
Merubah kosentrasi larutan induk flokulan
Memakai Dosing Pump

You might also like