Professional Documents
Culture Documents
Seorang atlet lari maraton tiba-tiba memegangi dada kirinya saat mengikuti lomba.
Dengan nafas yang tidak beratur, larinya mulai melambat. Tak berselang lama dia
terjatuh tak sadarkan diri ditengah jalan. Petugas medis yang berada disekitar lokasi
langsung bertindak cepat mendatangi atlet tersebut.berdasarkan primary survey,
didapatkan bahwa nadi atlet tersebut tidak teraba dan atlet tersebut mengalami henti
nafas. Untuk mencegah henti jantung dan menyelamatkan nyawa atlet tersebut
petugas medis segera melakukan tindakan darurat.
Primary survey : merupakan tahap-tahap penilaian yang dilakukan secara cepat dan
sistematis oleh tenaga kesehatan terhadap keadaan yang mengancam nyawa.
Tindakan darurat :
Letakkan tangan pasien di dahi, sebaiknya gunakan tangan yang paling dekat
dengan dahi.
2.
3.
Letakkan ujung jari tangan yang satunya pada tulang dagu pasien. Bila masih
anak-anak, letakkan jari telunjuk saja di bawah dagu.
4.
5.
Jawtrust
Teknik ini memang sedikit melelahkan namun amat sesuai bagi penderita cedera
tulang belakang. Berikut langkah-langkah melakukan tindakan ini:
1.
2.
Pegang kedua sisi rahang bawah pasien. Bila pasien masih anak-anak,
gunakan dua atau tiga jari saja dan letakkan pada sudut rahang.
3.
4.
Usahan mulut pasien untuk tetap sedikit terbuka. Bila perlu, tarik bibir bawah
dengan kedua ibu jari
Nah apabila pasien bisa berbicara berarti airwaynya tidak ada masalah.
Sirkulasi
Jantung merupakan salah satu organ tubuh manusia yang berfungsi memompa
darah ke seluruh tubuh. Pada saat jantung berhenti berdenyut dan berhenti
memompakan darah ke seluruh tubuh, organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen.
Padahal oksigen merupakan energi utama dari sel-sel otak. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan otak. Sel otak akan mulai mengalami
kerusakan bila tak ada aliran oksigen dalam waktu 4 6 menit. Bahkan dalam waktu
8 -10 menit tanpa oksigen bisa mengkibatkan sel otak rusak permanen.
2.
3.
4.
5.
Letakkan satu tangan lainnya di atas tangan kanan atau tangan yang
dominan,
6.
7.
8.
9.
Lakukan 30 kali kompersi lalu selingi dengan 3 kali napas buatan. Ini
merupakan satu siklus.
10.
Kembali periksa ada tidaknya denyut jantung setelah lima siklus. Ulangi
kembali siklus bila belum ada denyut.
sekunder harus melalui pemeriksaan yang teliti pada setiap lubang alami ( tubes
and finger in every orifice )
a)
Anamnesis
Anamnesis juga harus meliputi anamnesis AMPLE. Riwayat AMPLE didapatkan dari
penderita, keluarga ataupun petugas pra- RS yaitu:
A : alergi
M : medikasi/ obat-obatan
Kulit Kepala
Seluruh kulit kepala diperiksa. Seringkali penderita tampak mengalami cedera ringan
dan ternyata terdapat darah yang berasal dari belakang kepala. Lakukan inspeksi
dan palpasi seluruh kepala dan wajah untuk melihat adanya laserasi, kontusio,
fraktur dan luka termal.
2)
Wajah
Apabila cedera terjadi disekitar mata jangan lalai dalam memeriksa mata karena
apabila terlambat akan terjadi pembengkakan pada mata sehingga pemeriksaaan
sulit dilanjutkan. Lakukan Re-Evaluasi kesadaran dengan skor GCS.
Mata: periksa kornea mata ada cedera atau tidak, pupil : reflek terhadap
cahaya, pembesaran pupil, visus
3)
Pada saat memeriksa leher, kolar terpaksa dilepas. Jangan lupa untuk melakukan
fiksasi pada leher dengan bantuan petugas lain. Periksa adanya cedera tumpul atau
tajam. Deviasi trakea dan simetri pulsasi. Tetap jaga imobilisasi segaris dan proteksi
servikal. Jaga airway, pernafasan dan oksigenasi. Kontrol perdarahan, cegah
kerusakan otak sekunder.
4)
Thoraks
Abdomen
Inspeksi: inspeksi abdomen bagian depan dan belakang untuk melihat adanya
trauma tajam, tumpul dan adanya perdarahan internal.
Auskultasi: auskultasi bising usus untuk mengetahui adanya penurunan bising usus.
Palpasi: palpasi abdomen untuk mengetahui adanya nyeri tekan, defans muskuler,
nyeri lepas yang jelas.
Perkusi:lakukan perkusi mengetahui adanya nyeri ketok, bunyi timpani akibat dilatasi
lambung akut atau redup bila ada hemoperitoneum.
Apabila ragu-ragu mengenai perdarahan intrabdomen dapat dilakukan pemeriksaan
DPL ataupun USG.
6)
Pelvis
Cedera pelvis yang berat akan tampak pada pemeriksaan fisik ( pelvis menjadi tidak
stabil). Pada cedera berat ini, kemungkinan penderita akan masuk dalam keadaan
syok yang harus segera diatasi. Bila ada indikasi lakukan pemasangan PASG/ gurita
untuk kontrol perdarahan dari fraktur pelvis.
7)
Ektrimitas
Bagian Punggung
Periksa punggung dengan long roll ( memiringkan penderita dengan tetap menjaga
kesegarisan tubuh).
c)
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam penanggulangan penderita Gawat Darurat (PPGD) sangat
bergantung dari kecepatan dan kualitas pertolongan yang didapat penderita. Disini
harus selalu diingat bahwa :
1. Kematian oleh karena sumbatan jalan nafas akan lebih cepat daripada kematian
karena kemampuan bernafas
2. Kematian oleh karena ketidakmampuan bernafas akan lebih cepatdaripada kematian
karena kehilangan darah
3. Kematian berikutnya akan diikuti oleh karena penyebab intra kranial
Karena itu dalam PPGD apapun penyebabnya urutan pertolongan adalah sebagai
berikut :
A : Air way, with cervical spine control
B : Breathing and Ventilation
C : Circulation with haemorrhage control
D : Disability on neurologic status
E : Exposure/Undress with temperature control
II. AIR WAY MANAGEMENT
Ketidakmampuan untuk memberikan oksigenasi ke jaringan tubuh terutama ke otak
dan organ vital yang lain merupakan pembunuh tercepat pada pasien. Oleh karena
itu airway yang baik merupakan prioritas pertama pada setiap penderita gawat
darurat.
Kematian-kematian dini karena masalah airway :
1.
Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan airway
2.
Ketidakmampuan untuk membuka airway
3.
Kegagalan mengetahui adanya airway yang dipasang secara keliru
4.
Perubahan letak airway yang sebelumnya telah dipasang
5.
Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan ventilasi
6.
Aspirasi isi lambung, darah
1.
2.
3.
4.
Pengenalan
Masalah
Gangguan airway dapat timbul secara total & mendadak tetapi sebaliknya bisa
secara bertahap dan pelan-pelan. Takhipnea merupakan tanda awal yang samarsamar akan adanya gangguan terhadap airway. Adanya ketakutan & gelisah
merupakan tanda hipoksia oleh karena itu harus selalu secara berulang-ulang kita
nilai airway ini terutama pada penderita yang tidak sadar. Penderita dengan
gangguan kesadaran oleh karena cidera kepala obat-obatan atau alkohol, cedera
toraks, aspirasi material muntah atau tersedak mungkin sekali terjadi gangguan
airway. Disini diperlukan intubasi endotrakheal yang bertujuan :
Membuka airway
Memberikan tambahan oksigen
Menunjang ventilasi
Mencegah aspirasi
1.
a.
b.
c.
d.
2.
Management
Pengenalan adanya gangguan jalan nafas & ventilasi harus bisa dilakukan secara
cepat & tepat. Bila memang ada harus secepatnya gangguan jalan nafas dan
ventilasi ini untuk segera diatasi. Hal penting ini untuk menjamin oksigenasi ke
jaringan. Haruslah diingat setiap tindakan untuk menjamin airway yang baik harus
selalu dengan penekanan untuk selalu menjaga cervical spine terutama pada
penderita dengan trauma dan cedera di atas clavikula. Pada setiap penderita
dengan gangguan saluran nafas, harus selalu secara cepat diketahui apakah ada
benda asing, cairan isi lambung, darah di saluran nafas bagian atas. Kalau ada
harus segera dicoba untuk dikeluarkan bisa dengan jari, suction. Suatu saat bila
dilapangan ada penderita dengan sumbatan jalan nafas misal tersedak makanan
abdominal trust akan sangat berguna.
Teknik-teknik mempertahankan airway :
Pada penderita dengan kehilangan kesadaran mungkin sekali lidah akan jatuh ke
belakang dan menutupi hipofarink dan menimbulkan sumbatan jalan nafas. Ini bisa
ditolong dengan jalan :
Chin lift
Jaw thrust
Orofaringeal tube
Nasofaringeal tube
Airway definitif
Disini ada pipa dalam trakhea dengan balon yang dikembangkan, dimana pipa ini
dihubungkan dengan alat bantu pernafasan yang diperkaya dengan oksigen. Cara :