You are on page 1of 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI SEDIAAN LIQUID

DAN SEMISOLID
PEMERIKSAAN BAHAN BAKU VITAMIN C DENGAN TITRASI IODIMETRI

NAMA

: ASRI BUDI YULIANTI

NPM

: 260110140110

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM

: SELASA , 15 SEPTEMBER 2015

ASISTEN

: HASYA AQDAN
HESTY JUWITA SARI

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015

ABSTRAK
vitamin C (asam askorbat) merupakan mikronutrien penting yang diperlukan untuk
fungsi metabolisme normal tubuh. Vitamin C atau asam askorbat adalah zat yang
berperan sebagai antioksidan yang kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen
penyebab kanker, dan secara khusus mampu meningkatkan daya serap tubuh atas
kalsium dan zat besi dari makanan lain. Pada praktikum ini dilakukan penentuan
kadar asam askorbat dengan metode titrasi iodimetri. Iodimetri merupakan suatu
metode analisis kuantitatif volumetri berdasarkan redoks dimana senyawa dan
pereaksinya bereaksi secara langsung. Iodimetri ini didasarkan pada redoks, dimana
berarti pada praktikum ini I2 berperan sebagai oksidator dan asam askorbat sebagai
reduktornya. Dari praktikum tersebut diperoleh kadar asam askorbat dari vitamin C
adalah sebesar 227,4 %. Dimana menurut literatur bahwa syarat asam askorbat yang
baik adalah tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 100,5%.
Kata kunci :. Vitamin C, Titrasi Iodimetri, Titrasi, Redoks

ABSTRACT
vitamin C (ascorbic acid) is an essential micronutrient required for normal metabolic
functions of the body. Vitamin C or ascorbic acid is a substance that acts as a
powerful antioxidant that protects cells from cancer-causing agents, and in particular
is able to increase the body's absorption of calcium and iron from other foods. At this
lab is the determination of ascorbic acid by iodimetri titration methods. Iodimetri is a
volumetric quantitative analysis method based redox reaction which compound and
reagent react directly. Iodimetri is based on redox, which means that at this lab I2 acts
as an oxidant and ascorbic acid as a reductor. From this experiment obtained from
ascorbic acid levels of vitamin C is equal to 227.4 % . Which according to the
literature that the good condition of ascorbic acid is not less than 99 % and not more
than 100.5 % .
Keyword : Ascorbic acid, titration, iodimetri, redox.

PENDAHULUAN
Kesehatan manusia sangat

protein, lipid, karbohidrat dam asam

penting untuk kelangsungan hidup

nukleat dari kerusakan oleh radikal

kita.

manusia

bebas dan reaktif

untuk mempertahankan diet yang

(Arifin dkk, 2007).

Vitamin

sehat.

membantu

Vitamin

komponen

penting

menyediakan
dari

koenzim

tertentu yang berpartisipasi dalam


metabolisme dan kegiatan khusus
lainnya. Di antara vitamin, vitamin C
(asam

askorbat)

merupakan

mikronutrien penting yang diperlukan


untuk fungsi metabolisme normal

oksigen spesies

Adapun tujuan dari praktikum


ini adalah untuk menentukan kadar
asam askorbat dari vitamin C dengan
metode titrasi iodimetri, mempelajari
cara menganalisa kadar vitamin C dan
memahami

konsep

dasar

reaksi

reduksi dan oksidasi.

tubuh. Kurangnya vitamin C dalam

Titrasi merupakan sebuah cara

makanan menyebabkan penyakit kudis

untuk mengetahui konsentrasi sebuah

penyakit defisiensi (Oyetade et al,

larutan dengan jalan mereaksikannya

2012).

dengan latrutan lain. Titrasi uumnya


Vitamin C mempunyai peranan

dilakuakn dengan menambahkan titran

yang penting bagi tubuh manusia

yang sudah diketahui konsentrasinya

seperti

melalui buret pada titrat dengan

dalam

sintesis

kolagen,

pembentukan camitime, terlibat dalam

volume

metabolisme kolesterol menjadi asam

konsentrasinya (Winarto, 2013).

empedu dan juga berperan dalam


pembentukan

neurotransmitter

norepinefrin. Vitamin C mempunyai


sifat

antioksidan

melindungi

yang

molekul-molekul

dapat
yang

sangat diperlukan oleh tubuh, seperti

tertentu

yang

dicari

Titrasi redoks adalah suatu


penetapan
oksidator

kadar

reduktor

berdasarkan

atas

atau
reaksi

oksidasi dan reduksi dimana reduktor


akan teroksidasi dan oksidator akan

tereduksi. Proses reduksi-oksidasi ini

metode analisis kuantitatif volumetri

selalu terjadi secara bersamaan dan

berdasarkan redoks dimana senyawa

merupakan

dan

bagian

yang

sangat

penting di dalam ilmu kimia. Dalam

pereaksinya

jumlah mol atom yang bereaksi, tetapi


dengan

menghitung

jumlah

mol

elektron yang dipindahkan di dalam


proses (Cairns, 2004).

Iodin
asam

kuantitatif

volumetri

berhubungan

dengan

yang
I2

yaitu

cepat

askorbat,

mengoksidasi

C6H8O6,

untuk

menghasilkan asam dehidroaskorbat,


C6H6O6 :
C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2I + 2H+
Titrasi

Terdapat dua metode analisis

secara

langsung (Underwood, 2002).

titrasi redoks, persamaan reaksinya


disetarakan bukan dengan menghitung

bereaksi

iodimetri

secara

langsung

merupakan metode yang lebih sering


digunakan (Mussa et al, 2014).
Titik

akhir

titrasi

adalah

iodometri dan iodimetri. Iodometri

kondisi pada saat terjadi perubahan

merupakan

suatu

analisis

warna dari indikator. Titik akhir titrasi

kuantitatif

volumetri

berdasarkan

adalah titik pada saat titrasi diakhiri

redoks

dimana

pereaksinya
langsung
larutan

metode
senyawa

dan

atau dihentikan. Dalam titrasi biasanya

bereaksi secara

tidak

diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu

menggunakan

bagian dari keseluruhan larutan yang

dengan
Na2S2O3

sebagai

titran.

Sedangkan iodimetri merupakan suatu

dititrasi kemudian dilakukan proses


pengenceran (Haryadi, 1990).

METODE

Ditimbang 75 mg As2O3 kemudian


dilarutkan dalam 20 mL NaOH 1 N.

Alat
Buret, gelas kimia, gelas ukur, kertas
perkamen, klem, labu erlenmeyer, labu
ukur, neraca analitik, pipet tetes, pipet
volume, spatel, dan statif.

40

mL

aquades,

ditambahkan HCl 2 N hingga warna


menjadi

Natrium

Amilum,

aquadest,

iodin,

kalium

iodida, vitamin C.

kemudian

ditambahkan 2 tetes jingga metil dan


berubah

Bahan

merah

bikarbonat

muda.

ditimbang

sebanyak 2 gram lalu ditambahkan ke


dalam campuran tersebut, diencerkan
dengan

50

mL

aquades

dan

ditambahkan 3 mL kanji. Selanjutnya,

Pembuatan larutan I2
Ditimbang KI sebanyak 2,7 gram
kemudian dilarutkan dalam 15 mL
aquades. Setelah itu ditambahkan 1,9
gr I2 sedikit demi sedikit sambil
diaduk. Kemudian ke dalam campuran
tersebut ditambahkan aquades sampai
150 mL.

secara

perlahan

larutan

iodium

dititrasi
hingga

dengan
mencapai

warna biru mantap.


Pemeriksaan vit. C dengan titrasi
iodimetri
Bahan baku vitamin C ditimbang
sebanyak 500 mg kemudian dilarutkan

Pembuatan indikator amilum


Ditimbang 0,25 gr amilum. Kemudian
amilum tersebut dimasukkan ke dalam
50 mL air panas dengan cara sedikit
demi

Setelah larut, lalu diencerkan dengan

sedikit

sambil

dilakukan

pengadukan.
Pembakuan larutan I2 dengan As2O3

dalam labu ukur 250 mL. Setelah


larut, aliquot sampel dipipet ke dalam
tiga labu erlenmeyer 250 mL masingmasing sebanyak 20 mL. Selanjutnya
dimasukkan

indikator

amilum

ke

dalam tiga labu erlenmeyer tersebut


masing-masing

sebanyak

Sampel

ketiga

dalam

mL.

erlenmeyer

tersebut kemudian dititrasi dengan

kemurnian bahan baku vitamin C dan

larutan iodin 0,1 N sampai berwarna

kemurnian

biru tua. Setelah mencapai titik akhir

dengan persyaratan apakah memenuhi

titrasinya,

syarat atau tidak.

kemudian

dihitung

tersebut

dibandingkan

REAKSI
1. Standarisasi Iodine dengan Arsen Tiosulfat
HAsO2 + I2 + 2H2O H3AsO4 + 2H+ + 2I
Reaksi yang terjadi :
As O + 3 H2O 2AsO + 2 H3O
AsO2 - + 2H2O AsO4 + 4H +2e
I2 + 2e 2I
AsO + 2H2O + I2 AsO4 + 4H +2I (Svehla, 1985).
2

2-

3+

2-

HO

H CHO

HCO

H OH

H OH

3+

2. Vitamin C dengan Iodine

C
C

C
O
C

I2

C
C

O +
+2 H +2 I
C

(Keusch, 2007).

HASIL
Tabel Pengamatan

N
O
1

Perlakuan

Hasil

Keterangan

Bahan baku vitamin C Diperoleh vitamin C


ditimbang sebanyak 500 sebanyak 500,9 mg
mg.

Vitamin

Aliquot sampel dipipet ke


dalam
tiga
labu
erlenmeyer
250
mL
masing-masing sebanyak
20
mL.
Selanjutnya
dimasukkan
indikator
amilum ke dalam tiga labu
erlenmeyer
tersebut
masing-masing sebanyak
5 mL.

dilarutkan Larutan vitamin C


dalam labu ukur 250
dengan aquades dalam mL tidak berwarna
labu ukur 250 mL

Belum

terjadi

perubahan

warna

ketika larutan vitamin


C

dengan

amilum

dicampurkan.

Sampel dalam ketiga Larutan berubah warna


erlenmeyer
tersebut menjadi
biru
tua.
dititrasi dengan larutan Dengan jumlah iod
iodin 0,1 N
yang terpakai adalah

sebagai berikut:
Titrasi 1 = 4,9 mL
Titrasi 2 = 5,1 mL
Titrasi 3 = 5 mL

Dihitung
kemurnian Kemurnian vit. C =
bahan baku vitamin C 227,4 % (tidak sesuai
dan kemurnian tersebut persyaratan)
dibandingkan
dengan
persyaratan
apakah
memenuhi syarat atau
tidak.

Standarisasi I2
Titrasi
1
2
Rata-rata

Volume I2

Volume

(ml)
7.8
6.9

As2O3 (ml)
5
5

Penentuan Kadar Vitamin C

Konsentrasi I2
0.194
0.22
0.207

Titrasi
1
2
3
Rata-rata

Volume
I2 (ml)
4.9
5.1
5.0

Volume
Vitamin C
(ml)
20
20
20

Kadar Asam
Askorbat (%)
222.9
232
227.4
227.4

PEMBAHASAN

teroksidasi

Pada praktikum ini , dilakukan


pemeriksaan bahan baku vitamin C
menggunakan titrasi iodimetri. Pada
praktikum ini dapat ditentukan kadar
asam askorbat dalam vitamin C
dengan metode titrasi iodimetri yang
pada dasarnya metode titrasi ini
berdasarkan reaksi reduksi oksidasi.
Adapun reaksi titrasi biasa digunakan
untuk mengetahui kadar dari suatu zat

konsentrasinya.

digunakan

karena

gelap.

Standardisasi

larutan

I2

dilakukan dengan proses titrasi oleh


larutan baku primer arsen trioksida.
Arsen trioksida merupakan larutan
baku primer yang baik dan paling
sering dipergunakan. Senyawa ini
stabil, non-higroskopis dan tersedia
dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Pertama lakukan pembuatan
iodin, dimana untuk membentuk suatu
iodine

harus

terbentuk

kompleks triodida terlebih dahulu. Hal

dan

ini dikarenakan sifat iodine yang sukar

pereaksinya bereaksi secara langsung.

larut dalam air, namun iodine mudah

Pada titrasi iodimetri ini, iodine harus

larut dalam larutan yang mengandung

mengalami pembakuan terlebih dahulu

ion iodida. Ion iodida ini dapat

karena Larutan I2 bersifat tidak stabil

diperoleh dari kalium iodide, dengan

(larutan

sehingga

penambahan kalium iodida pada iodin

perlu adanya proses standardisasi oleh

maka akan meningkatkan kelarutan

larutan baku primer. Ketidakstabilan

dari iodine tersebut. Setalah I2 selesai

larutan I2 dikarenakan sifatnya yang

dibuat,

higroskopis (mudah menguap) akibat

standarisasi dari I2 menggunakan baku

memiliki tekanan uap yang cukup

primer (Arsen trioksida).

baku

senyawa

sehingga

harus ditutupi oleh plastik berwarna

larutan

Metode titrasi iodimetri ini

cahaya

dalam proses standardisasi, larutan I2

dengan cara mereaksikan zat tersebut


dengan zat yang telah diketahui

oleh

sekunder)

tinggi. Larutan I2 juga sangat mudah

selanjutnya

adalah

proses

Setelah

larutan

I2

distandardisasi oleh arsen trioksida

Setelah

standarisasi

I2

maka larutan I2 bisa digunakan untuk

selanjutnya adalah penentuan kadar

titrasi iodimetri terhadap vitamin C

dari asam askorbat yang ada dalam

yang

vitamin

akan

ditentukan

kadarnya.

C.

Berdasarkan

hasil

Prinsip titrasi iodimetri adalah reaksi

praktikum ini dengan perlakuan titrasi

redoks dimana larutan I2 bertindak

tiga kali diperoleh kadar rata-rata dari

sebagai pentiter merupakan oksidator

asam askorbat adalah 227,4 %. Kadar

yang akan mengoksidasi zat dengan

yang diperoleh tidak sesuai dengan

potensial reduksi yang lebih kecil atau

teori

reduktor kuat dalam hal ini vitamin C.

disebabkan oleh ketidaktepatan dalam

yang

ada

hal

ini

dapat

proses standarisasi I2 dengan arsen


Indikator yang digunakan pada

trioksida. Ketidaktepatan ketika proses

percobaan ini adalah amilum yang

standarisasi

akan memberikan warna biru tua pada

karena

sampel yang dititrasi ketika titrasi

mencapai titik ekuivalennya dan hal

mencapai

ini

titik

dikarenakan

akhir.

Hal

indikator

ini

ini

dapat

larutan

juga

dapat

disebabkan

tersebut

belum

disebabkan

oleh

amilum

ketidaktepatan dalam mengamati titik

memiliki unit glukosa yang dapat

akhir titrasi. Belum tercapainya titik

membentuk

karena

akhir titrasi menandakan bahwa arsen

adanya ikatan konfigurasi pada tiap

trioksida belum habis bereaksi dengan

unit glukosanya. Ikatan konfigurasi

iodin.

pada

membentuk

arsen trioksida telah habis bereaksi

kompleks dengan molekul iodium

dengan iodin, iodin yang ditambahkan

yang dapat masuk ke dalam bentuk

akan membentuk kompleks warna biru

spiralnya yang menimbulkan warna

tua dengan unit beta- amilosa dari

biru

indicator amilum dan warna biru tua

rantai

amilum

tua

terbentuk.

pada

heliks

dapat

kompleks

yang

Seharusnya,

ketika

seluruh

tidak mengalami perubahan lagi.

SIMPULAN
1. Kadar asam askorbat dapat
ditentukan

dengan

metode

titrasi iodimetri, didapat kadar


kemurnian

sampel

(As.

Askorbat) 227,4 % (Tidak


memenuhi syarat).
2. Kadar

vitamin

dapat

dianalisa dengan metode titrasi


iodimetri berdasarkan reaksi
redoks.
3. Reaksi redoks terjadi dalam
titrasi iodimetri, dimana I2
sebagai oksidator dan bahan
baku larutan vitamin C sebagi
reduktor.

Daftar Pustaka

of

Chemistry,

Faculty

of

Science, Benghazi UniversityArifin,

Helmi,

Vivi

Almahdy.

Delvita

2007.

dan

Libya. Vol. 6. Issue 5.

Pengaruh

Pemberian Vitamin C Terhadap

Oyetade et al. 2012. Stability Studies

Fetus Pada Mencit Diabetes,

on Ascorbic Acid (Vitamin C)

Jurnal Sains Dan Teknologi

From Different Sources. Science

Farmasi. Universitas Andalas.

Laboratory

Vol. 12. No. 1.

Department,
Polytechnic,

Cairns,

D.

2004.

Intisari

Kimia

Technology
Osun
Iree,

State
Nigeria.

Volume 2. Issue 4.

Farmasi. Jakarta: EGC.


Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik

Kualitatif Makro dan Semimikro

Dasar. Jakarta: Gramedia.

Edisi Kelima. Jakarta : PT.


Kalman Media Pustaka.

Keusch, G.T. 2007. Global Health


Lesson From Bayh-Dole in :
Intelectual
management

Property
in

Health

and

Underwood, A.L. (2002). Analisis


Kimia

Kuantitatif.

Jakarta:

Erlangga

agricultural innovation. UK :
Oxford.

Winarto, D. 2013. Kurva Titrasi.


Tersedia

Mussa et al. 2014. Analysis of Vitamin


C

(ascorbic

packed

fruit

online

http://www.ilmukimia.org/2013/

acid)

Contents

01/kurva-titrasi.html

juice

by

pada

UV-

spectrophotometry and Redox


Titration Methods. Department

di

2015].

tanggal

21

[diakses
September

Lampiran
Standarisasi I2
Titrasi

Volume I2

Volume

(ml)
7.8
6.9

As2O3 (ml)
5
5

1
2
Rata-rata

1 mL
0,1

I2

M ek I 2

0,1 M ek I 2
X M ek I 2

0,1 N

M ek = N x V
1, 516 = N x 7,8
N

= 0,194 N

Titrasi 2
M ek = N x V
1,516 = N x 6,9
N

= 0,22 N

As 2 O3

4,946 mg
75 mg

X = 1, 516
Titrasi 1

0.194
0.22
0.207

4,946 mg

= 4,946 mg

Konsentrasi I2

M ek

As 2 O3

NI2 rata-rata = 0,207 N

Penentuan Kadar Vitamin C

Titrasi
1
2
3
Rata-rata

1)

Volume
I2 (ml)
4.9
5.1
5.0

M ek

Volume
Vitamin C
(ml)
20
20
20

Kadar Asam
Askorbat (%)
222.9
232
227.4
227.4

vitamin C

=
=N

I2

M ek I 2
xV

I2

= 0, 207 x 4,9
=1, 014
2)

M ek

vitamin C

=
=N

I2

M ek I 2
xV

I2

= 0, 207 x 5,1
= 1, 056

3)

M ek

vitamin C

=
=N

I2

M ek I 2
xV

= 0, 207 x 5
= 1, 035

Kadar viamin C (massasampel 500,9 mg)

I2

N I 2 x V I 2 x BE vitamin C x

250
20

Berat Sampel

1) Kadar vitamin C

x 100

0,207 x 4,9 x 88, 06 x 12,5


x 100
500, 9

= 222,9%

2) Kadar vitamin C

0,207 x 5,1 x 88,06 x 12,5


x 100
500,9

= 232,0%
3) Kadar vitamin C

0,207 x 5,0 x 88,06 x 12,5


x 1 00
500,9

= 227,4%
Kadar Vitamin C rata-rata = 222,9 + 232,0 + 227,4
3
= 227, 4 %

You might also like