You are on page 1of 2

A.

ANATOMI DAN FISIOLOGI


Rongga thoraks atau cavitas thoracis berisi organ vital paru dan jantung.(8) Paruparu dan pleura mengisi sebagian besar rongga thoraks dengan jantung di antaranya,
sedangkan aorta descendens serta oeshophagus terletak di belakang jantung. Pleura
terbagi atas 2 lapisan, yaitu: pleura parietalis dan pleura visceralis. Pleura parietalis
merupakan selaput tipis dari membrana serosa yang melapisi rongga pleura. Pada daerah
yang menghadap mediastinum, pleura ini beralih meliputi paru-paru sehingga disebut
pleura visceralis atau pleura pulmonalis. Pleura visceralis ini membugkus paru-paru dan
melekat erat pada permukaannya. Ruangan potensial antara kedua lapisan pleura ini
disebut cavitas pleuralis yang hanya berisi lapisan tipis cairan untuk lubrikasi. (9)
Volume dan kapasitas paru-paru dapat diukur dengan menggunakan alat yang
disebut spirometer. Dengan menggunakan alat ini, volume paru diklasifikasikan menjadi
4, yaitu:
-

Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
bernapas normal; besarnya kira-kira 500 mililiter pada laki-laki dewasa.

Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah
dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat; biasanya mencapai
3000 mililiter.

Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstar maksimal yang dapat
diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidak normal; jumlah
normalnya adalah sekitar 1100 mililiter.

Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah
ekspirasi paling kuat; volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter.
Pernapasan berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada. Inspirasi terjadi

karena gerak otot pernapasan yaitu m.intercostalis dan diafragma yang menyebabkan
rongga dada membesar sehingga udara akan terhisap masuk melalui trakea dan bronkus
(8)
.

Jaringan paru dibentuk oleh jutaan alveolus mengembang dan mengempis


bergantung pada membesar atau mengecilnya rongga dada. Dinding dada yang membesar
akan akan menyebabkan paru-paru mengembang sehingga udara akan terhisap ke dalam
alveolus. Sebaliknya bila m.intercostalis melemas maka dinding dada akan mengecil
sehingga udara akan terdorong keluar. Sementara itu, karena adanya tekanan
intraabdominal maka diafragma akan terdorong ke atas apabila tidak berkontraksi. Ketiga
faktor ini yaitu lenturnya dinding thoraks, kekenyalan jaringan paru, dan tekanan
intraabdominal menyebabkan ekspirasi jika m.intercostalis dan diafragma kendur dan
tidak mempertahankan keadaan inspirasi. Dengan demikian ekspirasi merupakan
kegiatan yang pasif. (8).
Jika pernapasan gagal karena otot pernapasan tidak bekerja, ventilasi paru dapat
dibuat dengan meniup cukup kuat agar paru mengembang di dalam thoraks bersamaan
dengan mengembangnya thoraks. Kekuatan tiupan harus melebihi kelenturan dinding
dada, kekenyalan jaringan paru, dan tekanan intraabdominal. Hal ini dilakukan pada
ventilasi dengan respirator atau pada resusitasi dengan bantuan napas dari mulut ke mulut
(8)
.

Adanya lubang di dinding dada atau di pleura viseralis akan menyebabkan udara
masuk ke rongga pleura sehingga pleura viseralis terlepas dari pleura parietalis dan paru
tidak lagi ikut dengan gerak napas dinding thoraks dan diafragma. Hal ini terjadi pada
pneumotoraks. Jika dipasang penyalir tertutup yang diberikan tekanan negatif maka udara
ini akan terhisap dan paru dapat dikembangkan lagi (8).

You might also like