You are on page 1of 19

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

Anatomi Pernapasan
Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu:
a. Saluran Pernapasan Bagian Atas (Upper Respiratory Airway) dengan fungsi utama sebagai
berikut:
1) Air conduction (penyalur udara), sebagai saluran yang meneruskan udara menuju

b.

2)

saluran napas bagian bawah untuk pertukaran gas.


Protection (perlindungan), sebagai pelindung saluran napas bagian bawah agar

3)

terhindar dari masuknya benda asing.


Warming, filtrasi, dan humidifikasi yakni sebagai bagian yang menghangatkan,

menyaring, dan memberi kelembapan udara yang diinspirasi (dihirup).


Saluran Pernapasan Bawah (Lower Airway) yang secara umum terbagi menjadi dua
komponen ditinjau dari fungsinya, yaitu:
1) Saluran udara konduktif, sering disebut sebagai percabangan trakheobronkhialis
2)

(tracheobronchial tree) yang terdiri atas trakhea, bronkhus, dan bronkhiolus.


Saluran respiratorius terminal (kadang kala disebut dengan acini) yang berfungsi
sebagai penyalur (konduksi) gas masuk dan keluar dari satuan respiratorius terminal
(saluran pernapasan paling ujung), yang merupakan tempat pertukaran gas yang
sesungguhnya.

Susunan saluran pernapasan terdiri dari:


a. Anatomi Saluran Pernapasan Atas
1) Hidung
2) Sinus Paranalis
3) Faring
4) Laring
b. Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
1) Saluran Udara Konduktif
a) Trakhea
b) Bronkhus dan bronkhiolus
2) Saluran Respiratorius Terminal
a) Alveoli
b) Sirkulasi Pulmonal
c) Paruparu
a. Anatomi Saluran Pernapasan Atas
Saluran pernapasan atas terbagi atas:
1) Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Rongga hidung mengandung

rambut (fimbriae) yang berfungsi sebagai penyaring (filter) kasar terhadap benda asing yang
masuk. Pada permukaan (mukosa) hidung terdapat epitel bersilia yang mengandung sel goblet.
Sel tersebut mengeluarkan lendir sehingga dapat menangkap benda asing yang masuk ke dalam
saluran pernapasan. Reseptor bau terletak pada cribrifrom plate, di dalamnya terdapat ujung dari
saraf kranial 1 (Nervous Olfactorius).
Bagianbagian hidung yaitu:
a) Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
b) Lapisan tengah terdiri dari otototot dan tulang rawan (kartilago).
c) Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipatlipat yang dinamakan karang hidung
(konka nasalis), yang berjumlah 3 buah :
(1) Konka nasalis inferior ( karang hidung bagian bawah).
(2) Konka nasalis media (karang hidung bagian tengah).
(3) Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas).
2)

Sinus Paranalis
Sinus paranasalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala. Dinamakan sesuai

dengan tulang tempat dia berada yaitu sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan
sinus maxilarris.
Sinus berfungsi untuk:
a) Membantu menghangatkan dan humidifikasi (pengatur kelembapan udara).
b) Meringankan berat tulang tengkorak.
c) Mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi
3)

Faring
Faring merupakan pipa berotot berbentuk cerobong (13 cm) yang letaknya bermula dari

dasar tengkorak sampai pada persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan
(kartilago) krikoid. Faring digunakan pada saat digestion (menelan) seperti pada saat bernapas.
Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Di belakang hidung (naso-faring), terdapat pada superior di area epitel bersilia (pseudo
stratified) dan tonsil (adenoid), serta merupakan muara tube eustachius.
b) Di belakang mulut (oro-faring), berfungsi untuk menampung udara dari nasofaring dan
makanan dari mulut. Pada bagian ini terdapat tonsili palatine (posterior) dan tonsili lingualis
(dasar lidah).
c) Di belakang laring (laringofaring), merupakan bagian terbawah faring yang berhubungan
dengan esophagus dan pita suara (vocal cord) yang berada dalam trachea. Laringo faring
berfungsi pada saat proses menelan dan respirasi.
4)

Laring

Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukkan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk kedalam trakea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorokan yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulangtulang rawan yang berfungsi pada
waktu kita menelan makanan menutup laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain :
a) Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun (Adams apple), sangat terlihat jelas pada pria.
b) Kartilago aritenoid (2 buah) yang berbentuk baker.
c) Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
d) Kartilago epiglottis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi
oleh sel epitilium berlapis. Pita suara ini berjumlah 2 buah: di bagian atas adalah pita suara palsu
dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan ventikularis, di bagian bawah adalah pita
suara yang sejati yang membentuk suara yang disebut vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh gerakan
2 buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara (rima glotidis) dapat
melebar dan mengecil, sehingga di sini terbentuklah suara
b. Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah (tracheobronchial tree) terdiri atas:
1)

Saluran Udara Konduktif


a) Trakhea
Trakhea merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra
torakal ke-7 yang bercabang menjadi 2 bronkhus. Ujung cabang trachea disebut carina.
Trachea bersifat sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cicin
kartilago berbentuk huruf C. pada cincin tersebut terdapat epitel bersilia tegak
(pseudostratified ciliated columnar epithelium) yang mengandung banyak sel goblet yang
mensekresikan lendir (mucus).
b)

Bronkhus dan bronkhiolus


Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan kelanjutan dari trakea, ada 2 buah

yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V. Bronkus itu berjalan kebawah
dan kesamping kearah tampak paruparu. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar
dari pada bronkus kiri, terdiri dari 68 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 912 cincin mempunyai 2
cabang. Bronkus bercabangcabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus

(bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat
gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli.
Bronkhus disusun oleh jaringan kartilago. sedangkan bronkhiolus, yang berakhir
di alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago menyebabkan bronkhiolus
mampu menangkap udara, namun juga dapat mengalami kolaps. Agar tidak kolaps,
alveoli dilengkapi dengan porus/ lubang kecil yang teletak antar alveoli yang berfungsi
mencegah kolaps alveoli.

2)

Saluran Respiratorius Terminal


a) Alveoli
Parenkim paruparu merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan
paruparu. perenkim itu mengandung berjutajuta unit alveolus. Alveoli
merupakan kantong udara yang berukuran sangat kecil, dan merupakan akhir dari
bronkhiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran O2 dan CO2.
Seluruh dari unit alveoli (zona respirasi) terdiri atas bronkhiolus respiratorius,
duktus alveolus, dan alveolar sacs (kantong alveolus). Fungsi utama dari unit
alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2 di antara kapiler pulmoner dan alveoli.
Diperkirakan terdapat 24 juta alveoli pada bayi yang baru lahir. Seiring
dengan pertumbuhan usia, jumlah alveoli pun bertambah dan akan mencapai
jumlah yang sama dengan orang dewasa pada usia 8 tahun, yakni 300 juta alveoli.
Setiap unit alveoli menyuplai 911 prepulmonari dan pulmonari kapiler.
b)

Sirkulasi Pulmonal
Suplai darah ke dalam paruparu merupakan sesuatu yang unik. Paruparu
mempunyai dua sumber suplai darah yaitu arteri bronkhialis dan arteri
pulmonalis. Sirkulasi bronkhial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi
sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paruparu.
Arteri bronkhialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding
posterior bronkhus. Vena bronkhialis akan mengalirkan darah menuju vena
pulmonalis.
Arteri pulmonalis berasal dari ventrikel kanan yang mengalirkan darah
vena ke paruparu di mana darah tersebut mengambil bagian dalam pertukaran
gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengintari dan menutupi alveolus

merupakan kontak yang diperlukan untuk pertukaran gas antara alveolus dan
c)

darah.
Paruparu
Paruparu merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari selsel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m.
Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2
dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih
700.000.000 buah (paruparu kiri dan kanan).
Paruparu di bagi dua :
(1) Paruparu kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus pulmo dekstra
(2)

superior, lobus media, dan lobus inferior.


Paruparu kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.
Diantara lobus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang

berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiaptiap lobulus terdapat
sebuah bronkiolus. Didalam lobulus, bronkiolus ini bercabangcabang banyak
sekali, cabangcabang ini di sebut duktus alveolus. Letak paruparu di rongga
dada datarannya menghadap ketengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada
bagian tengah terdapat tampuk paruparu atau hilus. Pada mediastinum depan
terletak jantung. Paruparu di bungkus oleh selaput yang dinamakan pleura.
Fisiologi Sistem Pernapasan
Respirasi ialah pertukaran gas-gas antara organism hidup dan lingkungan sekitarnya.
Pada manusia dikenal dua macam respirasi yaitu eksternal dan internal.
RESPIRASI EKSTERNAL
Adalah prrukaran gas-gas antara darah dan udara sekitarnya. Pertukaran ini meliputi beberapa
proses yaitu :
1.
2.
3.
4.

Ventilasi : Proses masuk udara sekitar dan pembagian udara tersebut ke alveoli
Distribusi : Distribusi dan percampuran molekul molekul gas intrapulmoner.
Difusi : masuknya gas-gas menembus selaput alveolo-kapiler
Perfusi : Pengambilan gas gas oleh aliran darah kapiler paru yang adekuat.

RESPIRASI INTERNAL
Adalah pertukaran gas-gas antara darah dan jaringan. Pertukaran ini meliputi beberapa proses
yaitu :
1.
2.
3.
4.

Efisiensi kardiovaskuler dalam menjalankan darah kaya oksigen


Distribusi kapiler
Difusi, perjalanan gas ke ruang interstitial dan menembus dinding sel
Metabolisme sel yang melibatkan enzim.
Fungsi utama respirasi ialah pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan udara pernapasan.

Fungsi tambahan ialah pengendalian keseimbangan asam basa, metabolism hormone dan
pembuangan partikel. Paru ialah satu satunya organ tubuh yang menerima darah dari
seluruh curah jantung.
Secara anatomis system respirasi dibagi menjadi bagian atas (upper) terdiri dari hidung,
ruang hidung, sinus paranasalis, dan faring yang berfungsi menyaring, menghangatkan, dan
melembabkan udara yang masuk ke saluran pernapasan dan bagian bawah (lower) terdiri dari
laring, trakea, bronki, bronkioli, dan alveoli.
Secara fisiologis system respirasi dibagi menjadi bagian konduksi dari ruang hidung
sampai bronkioli terminalis dan bagian respirasi terdiri dari bronkioli respiratorius sampai
alveoli. Paru kanan terdiri dari 3 lobi (atas, tengah, bawah) dan paru kiri 2 lobi (atas dan
bawah).
PENGANGKUTAN OKSIGEN DAN KARBONDIOKSIDA
Oksigen berdifusi dari bagian konduksi paru ke bagian respirasi paru sampai ke alveoli.
Setelah O2 menembus epitel alveoli, membrane basalis dan endothelial kapiler, dalam darah
sebagian besar O2 bergabung dengan hemoglobin (97%) dan sisanya larut dalam plasma (3%).
Dewasa muda pria jumlah darahnya 75ml/kg, wanita 65ml/kg. Satu ml darah pria
mengandung 4,3 5,9 juta eritrosit, wanita 3,5 5,5 juta eritrosit. Satu sel eritrosit mengandung
kira-kira 280 juta molekul Hb. Satu molekul Hb sanggup mengikat 4 molekul O 2 membentuk
HbO2, oksi hemoglobin. Satu gram Hb dapat mengikat 1,34 1,39 ml O2.
Hb adalah protein konjugasi dengan berat molekul 66.700. Bentuk Hb normal hanya HbA
(adult, dewasa) mengandung banyak 2,3 DPG (DiphosphoGliserat0yang memudahkan O 2 lepas
dari Hb dan HbF (fetal) mengandung sedikit 2,3 DPG . HbF menghilang setelah bayi berusia 4

6 bulan. Jenis Hb lain abnormal. MyoHb adalah jenis Hb yang berada di otot lurik yang hanya
sanggup mengikat 1 molekul O2 dan melepas CO2 kalau benar benar PaO2 rendah.
Dalam keadaan normal 100 ml darah yang meninggalkan kapiler alveoli mengangkut 20 ml
O2. Rata rata dewasa muda normal membutuhkan O2 setiap menitnya 225ml. Oksigen yang
masuk ke dalam darah dari alveoli sebagian besar diikat oleh Hb dan sisanya larut dalam plasma ;
O2 + Hb
HbO2 (97%)
O2 + Plasma
Larut (3%)
Jika semua molekul Hb mengikat O2 secara penuh, maka saturasinya 100%. Jika kemampuan
setiap molekul Hb hanya mengikat 2 molekul O2, maka saturasinya 50%.
Jumlah O2 yang larut dalam 100 ml darah adalah 0,29 ml pada tekanan PaO2 95mmHg dan
tunduk pada hokum Henry.
Konsentrasi gas = a x tekanan bagian
a = koefisien kelarutan gas dalam darah pada suhu tertentu
Pada suhu normal a O = 0,003 ml/dl/mmHg
2

Karbon dioksida (CO2) adalah hasil metabolisme aerobic dalam jaringan perifer dan
produksinya bergantung jenis makanan yang dikonsumsi. Dalam darah sebagian besar CO 2
(70%) diangkut dan diubah menjadi asam karbonat dengan bantuan enzim carbonic anhydrase
(CA). Sebagian kecil CO2 diikat oleh Hb dalam sel eritrosit. Sisa CO2 (23%) larut dalam plasma.
CO2 + H2O
H+ + HCO3(70%)
CA

CO2 + Plasma
CO2 + HbNH2

Asam Karbonat

Larut
H+ + HbNHCOO-

( 23%)
(Sisanya)

Karbamino hemoglobin

PUSAT RESPIRASI
Pusat respirasi merupakan kelompok neuron luas terletak di substansia retikuler medulla
oblongata dan pons terdiri dari pusat apnestik, area pneumotaksis, area ekspiratori dan area
inspiratori. Diafragmadiinervasi oleh nervus frenikus yang keluar dari akar saraf C3-5. Trauma
servikal di atas C5 akan mengganggu pernapasan spontan karena selain nervus frenikus juga
saraf interkostal terkena.
Perangsangan nervus vagus akan menyebabkan konstriksi dan

sekresi bronkus via

reseptor muskarinik. Sebaliknya perangsangan terhadap simpatis T1-4 menyebabkan dilatasi


bronkus viareseptor beta-2. Stimulasi reseptor adrenergic afa-1 akan menurunkan sekresi.
PENGARUH ANASTESIA PADA RESIRASI
Efek penekanan dari obat anastetik dan pelumpuh otot lurik terhadap respirasi telah
dikenal sejak dahulu ketika kedalaman, karakter, dan kecepatan respirasi dikenal sebagai tanda
klinis yang bermanfaat terhadap kedalaman anastesia.

Zat-zat anastetik intravena dan abar (volatil) serta opioid semuanya menekan pernafasn
dan menurunkan respons terhadap CO2 .Respons ini tidak seragam, opioid mengurangi laju
pernapasan, zat abar trikloetilen meningkatkan laju pernapasan. Hiperkapnia atau hiperkarbia
(PaCO2 dalam darah arteri meningkat) merangsang kemoreseptor di badan aorta dan karotis dan
diteruskan ke pusat napas, terjadilah napas dalam dan cepat (hiperventilasi). Sebaliknya
hipokapnia atau hipokarbia (menurun) menghambat kemoreseptor badan aorta dan karotis dan
diteruskan ke pusat napas, terjadilah napas dangkal dan lambat (hipoventilasi).
Induksi anastesia akan menurunkan kapasitas sisa fungsional (functional residual
volume), mugkin karena pergeseran diafragma ke atas,apalagi setelah pemberian pelumpuh otot.
Menggigil pasca anastesia akanmeningkatkan konsumsi O2.
EFEK GAS KEDUA
Dalam kondisi normal hanya O2 yang diambil paru dan tidak ada ambilan terhadap
nitrogen. Bila ada gas kedua yang diabsorbsi dengan cepat, seperti N 2O masuk kedalam paru
kemudian ambilan gas ini memiliki efek mengkonsentraskan gas gas yang tetap berada dalam
alveoli. Efek terhadap O2 tidak memiliki kepentigan klinis, tetapi peningkatan kadar zat- zat
anastetik abar (volatile) akan mempercepat induksi anastesia.
Kebalikannya bila pemberian N2O dihentikan, eliminasi gas ini akan mengencerkan gasgas dalam alveoli dan akan menyebabkan hipokapsemia jika tidak diberikan tambahan O2.
VOLUM STATIK dan KAPASITAS PARU
1. Volum Alun (TV. Tidal Volum)
Volum udara inspirasi atau ekspirasi pada setiap daur napas tenang.
Dewasa 500 ml
2. Volum Cadangan Inspirasi (IRV, inspiratory reserve volume)
Volume maksimal udara yan dapat diinspirasi setelah akhir inspirasi tenang
Dewasa 1500 ml
3. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV, ekspiratory reserve volume)
Volume maksimal udara yang dapat diekspirasi setelah akhir ekspirasi tenang
Dewasa 1200 ml
4. Volume Sisa (RV, residual volume)
Volum udara yang tersisa dalam paru setelah akhir ekspirasi maksimal.
Dewasa 2100 ml
5. Kapasitas Inspirasi (IC, inspiratory capacity) TV + IRV
Volume maksimal udara yang dapat diinspirasi setelah akhir ekspirasi tenang.
Dewasa 2000 ml
6. Kapasitas Sisa Fungsional (FRC, functional residual capacity), ERV + RV
Volume udara yang tersisa dalam paru setelah akhir ekspirasi tenang.

Dewasa 3300ml
7. Kapasitas Vital (VC, vital capacity), IRV + TV +ERV
Volume maksimal udara yang dapat diekspirasi dengan usaha maksimal setelah inspirasi
maksimal.
Dewasa 3200 ml
8. Kapasitas paru total (TLC, total lung capacity), IRV +TV + ERV + RV
Volume udara dalam paru setelah akhir inspirasi maksimal
Dewasa 5300ml

Anatomi dan Fisiologi Sistem Sirkulasi


Anatomi Sistem Sirkulasi
System sirkulasi terdiri dari 3 komponen yaitu :
1. Jantung
2. Pembuluh darah
3. Darah
1. JANTUNG
Berfungsi sebagai pompa, setiap hari memompa sekitar 6000 liter darah.
Berdenyut sekitar 40 juta kali per tahun. Beratnya berbeda tiap orang tergantung berat
badan. Untuk wanita sekitar 250-300 g, laki-laki 300-350 g.
Jantung terletak di rongga mediastinum dari rongga dada (toraks), diantara paruparu. Lapisan yang mengitari jantung ( pericardium) terdiri dari 2 bagian : lapisan sebelah
dalam atau pericardium visceral dan pericardium pariental. Kedua lapisan pericardium ini
dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang bergerak memompa dari jantung itu sendiri.
Bagian depan dari pericardium itu melekat pada tulang dada, sternum bagian bwahnya
melekat pada tulang belakang, sedangkan bagian bawah pada diafragma.
Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
Lapisan terluar disebut epikardium,
Lapisan tengah miokardium ,
Lapisan terdalam yaitu endokardium .

Otot jantung terdiri dari sel-sel khusus yang disebut miosit jantung, yang tersusun secara
sirkumferensial dan spiral mengelilingi ventrikel kiri ( ruang yang memompa darah
keseluruh tubuh).
Terdiri dari 5 komponen utama yaitu :
1. Sarkolema (membrane sel) dan Tubulus T (untuk penghantaran impuls)
2. Retikulum Sarkoplasma ( reservoir kalsium untuk kontraksi )
3. Eleman Kontraktil
4. Nukleus
5. Mitokonria, mengandung lebih banyak dibanding otot rangka (23% volume sel vs 2
%)
Otot jantung kontraksi selama systole dan melemas saat diastole. Unit kontraktil
intrasel fungsional pada oto jantung disebut Sarkomer, suatu susunan filament tebal yang
terdiri dari myosin dan filament halus yang mengandung aktin. Panjang sarkomer 1,6-2,2
um. Kontraksi otot jantung terjadi karena sliding (bergesernya) filament-filamen aktin
diantara filament myosin menuju bagian tengah sarkomer. Hanya 25% dari total sel-sel
jantung yang dibentuk oleh miosit tetapi karena ukurannya besar volumenya 90% dari
total miokardium dimana sisanya merupakan sel endotel ( pada kapiler miokardium) dan
fibroblast.
Jantung terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Atrium Kanan
Memiliki dinding yang tipis, berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan juga
berfungsi sebagai penyalur darah venosa yang berasal dari vena sirkulasi sistemik yang
mengalir ke ventrikel sebelah kanan dan paru-paru.

2. Atrium Kiri
Menerima darah yang suah dioksigenasi dari paru-paru melalui ke 4 vena pulmonalis
antara vena pulmonalis dan atrium kiri taka da katup sejati.

3. Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan mempunyai bentuk pola sabit yang unik, yang mampu menghasilkan
tekanan rendah, suatu kontraksi yang cukup besar untuk mengalirkan darah ke dalam
arteria pulmonalis.
4. Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri mempunyai otot yang tebal dan bentuknya menyerupai lingkaran
mempermudah timbulnya tekanan yang tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan
sekat pembatas ke dua serambi (septum interventrikular) juga membantu memperkuat
daya tekan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel jantung itu pada waktu verkontraksi.
Agar darah hanya mengalir ke satu arah , dimana aliran akan maju tanpa hambatan
jika mobilitas dan kelenturan katup baik (kasat mata tampak tipis & translusen). Jantung
memiliki 4 katub yang berfungsi mempertahankan alirah darah melalui ke 4 bagian jantung
dengan satu arah yang tetap.
1. Katup Trikuspidalis
Terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah katub.
2. Katup Bikuspidalis (mitralis)
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Mempunyai 2 buah katub.
3. Aortalis
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta
4. Pulmonalis
Terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonaris.
Katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis sering disebut sebagai katup
arioventrikular. Kedua katup ini memiliki daun yang melekat pada berkas-berkas tipis
jaringan berserabut yang disebut korda tendinea. Sedangkan katup aortalis dan
pulmonalis sering disebut sebagai katup semilunaris. Disebelah atas daun katup dari
katup aorta terdapat 3 buah penonjolan dinding aorta yang disebut sinus valsalva. Sinus-

sinus ini berfungsi melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun
katub pada waktu katup aorta terbuka.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut
ini:
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
(muara) vena kava superior
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di
dasar atrium kanan dekat septum , tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel
3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum,
melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Kecepatan Normal Pembentukan potensial aksi di jaringan otoritmik jantung.

Jaringan

Potensial aksi permernit

Nodus SA (pemacu normal)


Nodus AV
Berkas HIS dan serat Purkinje

70-80
40-60
20-40

Sumber energy jantung (pasokan darah ke jantung) berasal dari arteri koronaria,
pangkal arteri ini ada pada distal katup aorta di sinus vasalva yang berupa saluran dengan
diameter 2-4 mm dengan panjang 5-10 cm.
Ada 3 arteri koronaria epikardium utama yaitu :
1. Arteri Desendens anterior kiri (LAD)
2. Arteri Sirkumfleksa kiri (LCX), keduannya merupakan cabang Arteri Koronaria kiri
3. Arteri koronaria kanan (RCA)
2. PEMBULUH DARAH
Merupakan bagian dari system sirkulasi yang berfungsi mengalirkan darah ke organorgan dan seluruh tubuh. dinding pembuluh darah terdiri dari 3 bagian yaitu lapisan terluar

disebut dengan adventisia, bagian tengah yang berotot disebut dengan tunika media
sedangkan bagian terdalam yaitu lapisan endotel disebut intima.
1. Arteri
Dinding dari aorta dan arteri yang besar terdiri dari banyak jaringan elastis dan
beberapa otot polos. Cabang-cabang dari system arteri ini di perifer akan bercabangcabang dan terbagi menjadi pembuluh-pembuluh yang lebih kecil. Jaringan arterial ini
mengandung sekitar 15% dari jumlah volume darah pada suatu saat tertentu. Karena itu
system arteri ini diaggap sebagai sirkuit yang rendah volumenya tapi tinggi tekanannya.
2. Arteriola
Dinding pembuluh darahnya terdiri dari otot polos dengan beberapa serabut
elastis. Dinding berotot ini dapat meregang atau berkerut untuk mengatur aliran darah
menuju jaringan kapiler. Pada sambungan antara arteriola dan kapiler ada sfinkter
prekapiler yang berada di bawah pengaturan fisiologis yang cukup rumit.
3. Kapiler
Dinding pembuluh darah kapiler sangat tipis terdiri dari 1 lapisan sel endotel.
Melalui membrane yang tipis dan semipermeable inilah nutrisi dan metabolism tersebar
dari daerah yang tinggi konsentrasinya menuju daerah yang lebih rendah konsentrasinya.
4. Venula
Berfungsi sebagai jaringan pengumpul dan terdiri dari dinding otot yang relative
lemah, tetapi responsive, pada pertemuan antara kapiler dan venula ada sfinkter post
kapiler.
5. Vena
Yaitu penyalur yang relatip tipis dindingnya dan berfungsi menyalurkan darah
drai jaringan kapiler melalui sisitem fena ke dalam atrium jantung sebelah kanan. Vena ke
jantung ini hanya memiliki 1 arah saja karena adanya katup-katup yang letaknya strategis
di dalam saluran vena itu sendiri. Pembuluh darah ini dapat mengakomodasi jumlah
darah yang banyak dengan tekanna yang relative rendah. Karena itu disebut system
kapaitans. Sekitar 50% dari jumlah volume darah terdapat dalam sistm vena ini pada
suatu waktu tertentu.
3. DARAH

Yaitu suspense dari partake dalam larutan koloid encer yang mengandung elektrolit.
Berguna sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi dari tubuh dan lingkungan
luar serta memiliki sifat-sifat protektif terhadapa organisme sebagai suatu keseluruhan dan
khususnya terhadap dirinya sendiri.
Komponen cair darah disebut plasma, 91-92% terdiri dari air sebagai medium
transport dan 7-9% terdiri dari zat padat. Zat padat tersebut adalah protein-protein seperti
albumin, globulin, dan fibrinogen, unsru anorganik berupa natrium, kalsium, kalium, fosfor,
besi dan yodium. Unsur organic berupa zat-zat nitrogen non protein, urea, asam urat, xantin,
kreatinin, asam amino, lemak netral, fosfolipid, kolesterol, glukosa, dan berbagai enzim
seperti amylase, protease dan lipase. Setelah fibrinogen dan factor-faktor pembekuan
dihilangkan dari plasma, tertinggal serum mengambang diatasnya.
Albumin yang terbentuk dalam hati bertanggung jawab atass kira-kira 53% protein
serum, peranan utama albumin adalah mempertahankan volume darah dengan memberikan
tekanan osmotic koloid, pH dan keseimbangan eleltrolit, serta transport ion-ion logam, asam
lemak, steroid, hormone dan obat-obatan (best and taylor, 1979). Globulin, yang bertanggung
jawab atas 43% protein terbentuk dalam hati dan jaringan limfoid. Mereka bertanggung
jawab sebagai antibody dan protrombin. Fibrinogen yang hanya berjumlah 4% penting untuk
pembekuan darah.
Didalam darah terdapat sel darah, ada 3 tipe sel darah yaitu :
1. Leukosit (sel darah putih)
Untuk pertahanan melawan infeksi. Batas norma leukosit adalah 4000- 10000 per
mm3. Ada 5 jenis sel darah putih yaitu :
1. Eosinophil
2. Neutrophil
3. Basophil
4. Monosit
5. Limfosit
2. Eritrosit (sel darah merah)
Berbentuk piringan binkonkaf tidak berinti yang kira-kira berdiameter 8 m,
tebalnya 2 m pada perimeter sebelah luarnya dan berkurang menjadi 1 m atau kurang
di tengah-tengahnya. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen
kelompok A dan B serta factor Rh yang menentukan golongan darah seseorang.
Komponen utama sel darah merah yaitu hemoglobin (Hb), yang mengangkut 02 dan CO2

dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intrasel. Jumlah sel darah
merah kira-kira 5 juta/ mm3 dan berumur kira-kira 120 hari.
3. Trombosit (keping darah )
Bukan merupakan sel, tetapi pecahan granular sel, berbentuk piringan dan tidak
berinti. Trombosit adalah unsur sel sumsum tulang yang terkecil dan vital untuk
hemostasis dan pembekuan. Trombosit berdiameter 1- 4 m dan berumur kira-kira 10
hari. Kira-kira 1/3 berada dalam limpa sebagai pool cadangan dan sinya berada dalam
srikulasi, berjumlah antara 150.000- 400.000/ mm3.
Tempat produksi sel darah (hematopoiesis) yaitu sumsum tulang dan system
retikuloendotelial. Pada anak-anak terjadi pada semua tulang skelet. Sedangkan dewasa
pada pelvis, ribs, vertebrae dan sternum. Pada saat embrio dan kondisi tertentu terjadi di
hati dan limpha.

Fisiologi Sistem Sirkulasi


Fungsi kardiovaskular ialah penyampaian O2 dan nutrient kepada sel sel, pembuangan
metabolit dan CO2, perantara sel sel dari sistem hormone-imun dan memelihara suhu badan.
Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah.
Jantung dianggap sebagai dua pompa parallel. Dinding jantung terdiri dari 3 lapis :
1. Endokardium , lapisan endotel tipis langsung kontak dengan darah.
2. Miokardium, lapisan tengah dari otot
3. Epikardium, lapisan luar yang dibungkus oleh pericardium, serabut fibrosa sel mesotel
JANTUNG
Otot jantung bersifat otot lurik dan otot polos. Ia bersifat inotropik (kontraktil), dromotropik
(konduktif), kronotropik (ritmik), lusitropik (relaksasi), dan bathmotropik (mudah terangsang).
Sistem konduksi dimulai dari nodus sino-atrial (SA Node) di dinding atrium kanan dekat vena
kava superior. Rangsang nodus SA menyebabkan sistol atrial yang diteruskan ke nodus
atrioventrikular (AV Node)
PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah merupakan system saluran tertutup yang mengangkut darah dari jantung
ke jaringan dan kembali ke jantung. Sistem sirkulasi darah dibagi menjadi system sirkulasi
sistemik mengangkut darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh dan dari seluruh tubuh ke

jantung kembali, kecuali paru dan system sirkulasi paru mengangkut darah hanya ked an dari
paru.
Sistem sirkulasi mendistribusikan darah mulai dari jantung

(7%), arteri (13%),

mensuplai darah ke kapiler, kailer (5%) mengirim O 2 dan nutrient ke jaringan, menerima hasil
metabolisme dan venula vena (64%) mengumpulkan darah dari kapiler dan diteruskan ke
jantung, Sistem sirkulasi paru (9%) mensuplai darah ke dan dari paru.
Pembuluh limfe merupakan jalan alternatif kelebihan cairan dari ruang interstisial ke
sirkulasi darah.
Dalam keadaan normal, aliran darah melalui suatu organ ditentukan oleh kebutuhan
metabolic, bukan oleh tekanan perfusi (autoregulasi). Aliran darah per unit jaringan bervariasi
luas dari organ ke organ baik dalam keadaan basal atau pada aliran maksimum. Kecepatan aliran
ditentukan oleh tekanan pendorong, yaitu perbedaan antara tekananarteri rata rata (MAP),
tekanan vena rata-rata (MVP) dan tahanan terhadap aliran tersebut.
MAPMVP
Aliran =
MAP = mean arterial pressure
Ta h anan
MVP = Mean venous pressure
Hipovolemia disebabkan oleh ketidakseimbangan antara volume dan kapasitas sirkulasi
serta menyebabkan gangguan perfusi jaringan. Hal ini disebabkan oleh perdarahan banyak,
dehidrasi atau anastesi spinal tinggi. Hipovolemia menurunkan tekanan pengisian atrium dan
menurunkan curah jantung. Hipotensi akan direspons oleh baroreseptor dengan meningkatkan
denyut jantung serta membuat vasovenokonstriksi. Aliran darah ke otak dan jantung
dipertahankan dengan mengurangi aliran darah ke kulit, otot, dan visera. Sekresi ADH (anti
diuretic hormone) dan aldosteron akan menahan cairan dalam tubuh. Penurun perfusi lama dan
berat akan menyebabkangagal organ misalnya gagal ginjal.
DARAH
Cairan darah terdiri plasma ( 55%) dan elemen elemen (45%) :
Plasma (46-63%) Air
92%
Protein 7% Albumin
60%
Globulin
35%
Fibrinogen
4%
Enzim, Hormon, dll <1%
Zat lain
Elektrolit (Na, K, Cl, dll)
Zat organic (ATP, Kolesterol, dll)
Zat lain (urea, kreatinin, dll)
Elemen elemen (37- 54%)

Eritrosit
Trombosit dan Leukosit
Lekosit :
Netrofil
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit

99,9%
0,1%
50 70%
2 4%
< 1%
20 30%
2-8%

PEGARUH ANASTESIA
Sebagian besar zat anastetik menekan fungsi miokardium. Eter, siklopropan dan ketamin
meningkatkan aktivitas simpatis dengan mempertahankan curah jantung selama anastesi ringan.
Halotan, enfluran menekan aktivitas simpatis menyebabkan kontraksi jantung enfluran menekan
aktifitas simpatis menyebabkan kontraksi jantung menurun dan vasodilatasi perifer. Halotan juga
memperkuat aktivitas parasimpatis menyebabkan bradikardia.
Opioid, pelumpuh otot menyebabkan vasodilatasi perifer dengan kerja langsung pada
pembuluh darah, lepasan histamine atau sekatan ganglion.
Anastesi atau analgesia subarachnoid (Spinal intratekal) atau epidural sampai T1-4 akan
menyekat saraf simpatis menyebabkan dilatasi arteridan vena, bradikardi dan hipotensi
Ventilasi buatan meningkatkan tekanan torakal dan mengurangi aliran darah balik ke
vena. Hiperkapnia (PaCO2

tinggi) merangsang simpatis, meningkatkan curah jantung dan

vasodilatasi perifer. Sebaliknya hipokapnia (PaCO2 rendah ) menyebabkan vasokonstriksi perifer,


naiknya tahanan perifer dan penurunan curah jantung.
Stimuli bedah meningkatkan aktivitas simpatis dan lebih menonjol pada usia lanjut dan
penderita hipertensi. Tarikan suatu organ, otot mata, visera dapat menyebabkan bradikardia.

Daftar Pustaka
Latief, Said A.2001. Petunjuk Praktis, Anastesiologi FKUI edisi kedua, hal.3- 8
Ezekiel, MR. Handbook of Anesthesiology. 2008
Buku Ajar Anestesiologi Bagain Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI, hal 12-26
Dobson, Michael B.Penuntun Praktis Anastesi. EGC.2012

REFRESHING
ANATOMI DAN FISIOLOGI PERNAPASAN DAN SIRKULASI

Disusun Oleh :
Rindy Oktavica Ginianta 2008730109
Pembimbing :
Dr. Ahmad Helmi, SpAn

STASE ANASTESI
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012

You might also like