Professional Documents
Culture Documents
OLEH
SAESAR QUINEN MANDATARI
I4B016026
F. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan
masa inkubasi antara 13 15 hari, rata rata 2 8 hari. Penderita biasanya
mengalami ;
-
Keluhan pada saluran cerna ; mual, muntah, tak nafsu makan, diare,
konstipasi
-
Keluhan sistem tubuh yang lain ; nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi, nyero otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada seluruh
tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar
mata, lakrimasi dan fotopobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh.
-
Hepatomegali, splenomegali
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Infeksi virus dengue dapat bersifat asimptomatik atau simptomatik
berbentuk undiffereintiated fever, demam dengue, demam berdarah dengue
atau sindroma renjatan dengue. Gambaran klasik demam berdarah dengue
ditandai oleh 4 gejala utama yaitu: demam tinggi, manifestasi perdarahan,
hepatomegali tanpa atau disertai renjatan, dan dua kelainan laboratorium
utama yaitu trombositopenia dan hemokonsentrasi.
Dasar diagnosis Dengue Haemoragic Fever (DHF)WHO tahun 1986:
Kriteria klinis :
a. Panas dengan onset yang akut, tinggi dan menetap selama 2-7 hari
b. Menifestasi perdarahan petikie, melena, hematemesis (test rumple
leed).
c. Pembesaran hepar.
d. Syock yang ditandai dengan nadi lemah, cepat, tekanan darah
menurun, akral dingin dan sianosis, dan gelisah.
Kriteria laboratorium:
a. Trombositopenia (kurang atau sama dengan 100.000/ mm3)
b. Hemokonsentrasi : terdapat kenaikan hematokrit lebih atau sama
dengan 20% pada masa akut dibandingkan dengan masa
penyembuhan.
Menurut pedoman tersebut diagnosis klinis demam berdarah
dengue sudah dapat ditegakkan bila ditemukan dua gejala klinis disertai
pemberian transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan yang jelas
secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb yang
mencolok. Pada DBD tanpa renjatan hanya diberi banyak minum yaitu 1-2 liter
dalam 24 jam. Cara pemberian sedikit demi sedikit dengan melibatkan orang tua.
Infus diberikan pada pasien DBD tanpa renjatan apabila :
a. Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga
mengancam terjadinya dehidrasi.
b. Hematokrit yang cenderung mengikat.
I. KOMPLIKASI
1.
ginjal, otak, jantung, patu-paru, limfa dan hati karena pembuluh darah mudah
rusak dan bocor. Sehingga tubuh kehabisan darah dan cairan, serta menyebabkan
kematian.
2.
Enselopati
3.
4.
Disorientasi
J. PENGKAJIAN
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama
dan hal penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat
terkumpul dalam bentuk data. Adapun metode atau cara pengumpulan data yang
dilakukan dalam pengkajian : wawancara, pemeriksaan (fisik, laboratorium,
rontgen), observasi, konsultasi.
a. Data subyektif
Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga pada
pasien DHF, data obyektif yang sering ditemukan menurut Christianti Effendy,
1995 yaitu :
1.)Lemah.
2.)Panas atau demam.
3.)Sakit kepala.
4.)Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
a.
b.
c. Ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
b.d.
N
o
1
Diagnosa Keperawatan
Nyeri
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
NIC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
I.
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
PAIN
MANAGEMENT
Lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
Gunakan
teknik
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri pasien
Kaji
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
Evaluasi
bersama
pasien dan tim kesehatan
lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol
lingkungan
yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi
faktor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
inter
personal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
Berikan
analgetik
untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
Hipertermia
NOC
:
NIC :
Fever
Thermoregulation
treatment
Kriteria
Monitor suhu sesering
Hasil :
mungkin
Suhu tubuh
Monitor IWL
dalam rentang
Temperature
regulation
Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
Rencanakan
monitoring
suhu
secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan
RR
Monitor warna dan
suhu kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi
dan
hipotermi
Tingkatkan
intake
cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien
cara
mencegah
keletihan akibat panas
Diskusikan
tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek
negatif
dari
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi
terjadinya
keletihan
dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi
dan
penanganan
yang
diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
NOC :
NIC :
Nutritional Status :
food and Fluid
Intake
Nutritional Status :
nutrient Intake
Weight control
Kriteria Hasil :
Adanya
peningkatan berat
badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal
sesuai dengan
tinggi badan
Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
Nutrition Management
NOC:
NIC :
Fluid balance
Fluid management
Hydration
Nutritional Status : Timbang
popok/pembalut jika
Food and Fluid
diperlukan
Intake
Pertahankan catatan
intake dan output yang
Batasan Karakteristik :
Kriteria Hasil :
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Membran mukosa/kulit kering
Peningkatan denyut nadi, penurunan
tekanan darah, penurunan
volume/tekanan nadi
- Pengisian vena menurun
- Perubahan status mental
- Konsentrasi urine meningkat
- Temperatur tubuh meningkat
- Hematokrit meninggi
- Kehilangan berat badan seketika
(kecuali pada third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
-
Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT
normal
Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam
batas normal
Tidak ada tanda
tanda
dehidrasi,
Elastisitas
turgor
kulit baik, membran
mukosa
lembab,
tidak ada rasa haus
yang berlebihan
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
akurat
Monitor status hidrasi (
kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan
darah
ortostatik
),
jika
diperlukan
Monitor hasil lAb yang
sesuai dengan retensi
cairan (BUN , Hmt ,
osmolalitas urin )
Monitor vital sign
Monitor
masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
Kolaborasi pemberian
cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan diuretik sesuai
interuksi
Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogatrik
sesuai
output
Dorong keluarga untuk
membantu
pasien
makan
Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
Atur
kemungkinan
tranfusi
Persiapan
untuk
tranfusi