You are on page 1of 3

Anatomi dan Fisiologi Buli-Buli (Vesica Urinaria)

Buli-buli atau vesica urinaria merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot
detrutsor yang saling beranyam, yaitu otot longitudinal yang terletak paling dalam, otot
sirkuler di tengah, dan yang paling luar adalah otot longitudinal. Pada dasar vesica urinaria,
kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut
trigonum buli-buli. Vesica urinaria mendapatkan vaskularisasi dari cabang arteri iliaca
interna, yaitu arteri vesikalis superior, yang menyilang di depan ureter. Sedangkan sistem
vena pada vesica urinaria akan bermuara ke dalam vena iliaka interna.
Vesica urinaria secara anatomis terdiri atas 3 permukaan. Permukaan superior berbatasan
dengan rongga peritoneum, dua permukaan inferiolateral, dan permukaan posterior yang
merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.
Fungsi vesica urinaria adalah menampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya
melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Kapasitas maksimal vesica urinaria orang
dewasa sekitar 300-400 ml. Kapasitas vesica urinaria pada anak menurut rumus Koff adalah
sebagai berikut:

Saat kosong, vesica urinaria berada di belakang simfisis pubis. Sedangkan saat terisi penuh
akan berada di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi.
Saat vesica urinaria terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan mengaktifkan
pusat miksi di medula spinalis segmen sakral S 2-4 . Hal tersebut menyebabkan otot detrusor
berkontraksi, leher vesica urinaria terbuka, dan sfingter uretra relaksasi sehingga terjadi
proses miksi.

Gambar diambil dari Lauralee Sherwood (2012) Fundamental of Human Physiology Fourth
Edition, Brooks/Cole USA

Anatomi dan Fisiologi Uretra


Uretra adalah organ berbentuk tabung yang berfungsi menyalurkan urine keluar dari vesica
urinaria melalui proses miksi. Pada laki-laki, uretra juga berfungsi untuk menyalurkan cairan
mani.
Panjang uretra wanita sekitar 3-5 cm, sedangkan panjang uretra laki-laki sekitar 23-25 cm.
Secara anatomis, uretra dibagi menjadi 2 bagian, yakni uretra posterior dan uretra anterior.
Terdapat sfingter uretra interna di antara vesica urinaria dan uretra, dan sfingter uretra
eksterna di antara uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos
yang dipersarafi oleh sistem simpatetik sehingga pada saat vesica urinaria penuh, sfingter ini
terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi oleh sistem somatik
sehingga bekerja di bawah kendali seseorang. Saat miksi sfingter uretra eksterna terbuka dan
tetap tertutup jika menahan kencing.
Uretra posterior pada laki-laki terdiri atas uretra pars prostatika yang dilingkupi oleh kelenjar
prostat, dan uretra pars membranacea. Di bagian posterior lumen uretra prostatika terdapat
suatu tonjolan verumontanum, dan di sebelah proksimal dan distal dari verumontanum
terdapat krista uretralis. Kedua duktus ejakulatorius vas deferens terdapat di pinggir kanan

dan kiri verumontanum. Sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktus prostatikus yang
tersebar di uretra prostatika.
Uretra anterior pada laki-laki merupakan uretra yang dibungkus oleh corpus spongiosum
penis. Uretra anterior terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikularis, dan meatus
uretra eksterna. Di dalam lumen uretra anterior terdapat muara kelenjar yang berfungsi dalam
proses reproduksi, yaitu kelenjar cowperi dan kelenjar littre.
Uretra wanita berada di bawah simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. Di
dalam uretra bermuara kelenjar periuretra, diantaranya adalah kelenjar skene. Sekitar
sepertiga medial uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot lurik. Tonus
sfingter uretra eksterna dan tonus otot levator ani berfungsi mempertahankan urine agar tetap
berada di vesica urinaria saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi apabila tekanan intravesica
melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor dan relaksasi sfingter uretra
eksterna.

You might also like