You are on page 1of 35

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Problem set
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
Acara

:Mineral native elements,sulfida,oksida


dan halida
Hari/Tgl : Rabu, 09 November 2016
Warna Segar

: Hijau

Warna Lapuk

: Coklat

Cerat

: Putih

Kilap

: Kaca

Belahan

: Tidak Sempurna

Pecahan

: Tidak Rata (Uneven)

Kekerasan

:Paku Baja (6 6,5)

Berat Jenis

: 3,18

Tenacity

: Brittle

Komposi Kimia

: CaF2

Sistem Kristal

:Isometrik

Nama Mineral

:Flourit

KASMIANI
093 2014 0114

Nama : Muh.Idham Farid


STB

: 093 2015 0059

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Problem set2
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
Acara

:Mineral native elements,sulfida,oksida


dan halida
Hari/Tgl : Rabu, 09 November 2016
Warna Segar

: Kuning Keemasan

Warna Lapuk

: Coklat Hitam

Cerat

: Hitam

Kilap

: Logam

Belahan

: Tidak Sempurna

Pecahan

: Tidak Rata (Uneven)

Kekerasan

:Kikir Baja (6,5 7)

Berat Jenis

: 4,28

Tenacity

Komposi Kimia

: CuFeS2

Sistem Kristal

:Tetragonal

Nama Mineral

:Kalkopirit

KASMIANI
093 2014 0114

Nama : Muh.Idham Farid


STB

: 093 2015 0059

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Problem set3
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
Acara

:Mineral native elements,sulfida,oksida


dan halida
Hari/Tgl : Rabu, 09 November 2016
Warna Segar

: Kuning

Warna Lapuk

: Ungu

Cerat

: Hitam

Kilap

: Logam

Belahan

: Tidak Sempurna

Pecahan

: Tidak Rata (Uneven)

Kekerasan

:Kawat Tembaga

Berat Jenis

: 5,0

Tenacity

Komposi Kimia

: CuFeS4

Sistem Kristal

:Tetragonal

Nama Mineral

:Bornit

KASMIANI
093 2014 0114

Nama : Muh.Idham Farid


STB

: 093 2015 0059

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Problem set
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
Acara

:Mineral native elements,sulfida,oksida


dan halida
Hari/Tgl : Rabu, 09 November 2016
Warna Segar

: Kuning Dominan

Warna Lapuk

: Kuning Mentaga

Cerat

: Kuning

Kilap

: Logam

Belahan

: Tidak Sempurna

Pecahan

: Tidak Rata (Uneven)

Kekerasan

:Kuku manusia 2,5

Berat Jenis

: 15-19,3

Tenacity

: Melleable

Komposi Kimia

: AU

Sistem Kristal

:Isometrik

Nama Mineral

:Emas

KASMIANI
093 2014 0114

Nama : Muh.Idham Farid


STB

: 093 2015 0059

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

4.2 Pembahasan
4.2.1 Flourit (caF2)
Struktur kristal : Isometrik; 4/m. 32/m. Memiliki tingkat Kekerasan 4, dan berat
jenis : 3,18 Komposisi dan struktur : Fluorit terdiri dari Ca 51.3% dan F 48.7%.
memiliki belahan sempurna dan warna mineral ini Sangat bervariasi, dapat takberwarna, kuning anggur, hijau, biru kehijauan, biru lembayung, putih, abu-abu, birulangit, hitam keniruan, atau coklat
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal, dan dijumpai dalam urat-urat,
baik sebagi mineral utama maupun sebagai mineral geng bersama mineral-mineral bijih
metalik, khususnya timbal dan perak. Umumnya dalam dolomit dan batugamping dan
dapat pula terbentuk pada lingkungan batuan beku dan pegmatit.
Berasosiasi dengan beberapa mineral, antara lain kalsit, dolomit, gipsum,
selestit, barit, kuarsa, galena, sfalerit, kasiterit, topas, turmalin, dan apatit.
Keterdapatan: Flourit bisa didapatkan di Inggris tepatnya di Cumberland,
Derbhyshire dan Durham. Produksi komersial skala besar berasla dari Amerika Serikat,
Spanyol, Thailand, China, Italia dan Prancis.
Manfaat : Dipakai dalam industri kimia, peleburan besi baja, gelas, Kaca-serat
( fiberglass)dan tembikar.

Gambar 4.1 Mineral Flourit (caF2)

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

4.2.1.1 Kalsit CaCO3


Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling
stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan rumus kimia
CaCO3. Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di dalam batuan sedimen,
batuan metamorf, maupun batuan beku. Beberapa ahli geologi menganggapnya sebagai
"ubiquitous mineral" atau mineral yang dapat hadir di hampir semua jenis batuan.
Mineral

kalsit

merupakan

mineral

utama

pembentuk

batu

kapur

(batugamping) ataupun batu marmer. Kedua batuan tersebut sangat banyak ditemukan di
permukaan bumi dan sebagai salah satu repositori karbon terbesar di planet kita. Sifat
fisik dan kimia dari mineral kalsit menjadikannya sebagai salah satu mineral yang
paling sering muncul. Kalsit dapat digunakan sebagai bahan konstruksi, material abrasif,
pupuk pertanian, agregat untuk konstruksi bangunan, pigmen, farmasi, dan masih
banyak lagi kegunaan lainnya. kalsit memiliki lebih banyak kegunaan dibandingkan
mineral-mineral

lainnya.proses

terbentuknya

mineral

kalsit

(genesa)

ataupun

keterdapatan kalsit berkaitan erat dengan pembentukan batu kapur dan batu marmer.
Unsur kimia pembentuk kristal kalsit terdiri atas kalsium (Ca) dan karbonat
(CO3). Sistem kristal kalsit adalah heksagonal dengan belahan rhombohedral, tidak
berwarna dan transparan. Kalsit mempunyai berat jenis 2,7 dengan kekerasan 3 (skala
Mohs). Kalsit dapat berbutir halus sampai kasar dan bisa terbentuk sebagai stalaktit,
oolitik, atupun pisolitik. Kalsit yang murni pada umumnya berwarna putih, sedangkan
yang tidak murni (karena subsitusi) berwarna abu-abu, merah, hijau, kuning, ataupun
coklat.

Gambar 4.2 Kalsit CaCO3


4.2.1.2 Gypsum ( CaSO4.2H2O)
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Gypsum adalah mineral hidrous kalium sulfat (CaSO4 2H2O) yang terjadi di
alam, berbentuk endapan sedimen mendatar dan dekat dengan permukaan bumi dan
memiliki sebaran yang luas. Gipsum sering berasosiasi dengan batu kapur, batu serpih,
batu pasir, marmer, dan lempung. Mineral lain lain yang selalu berasosiasi dengan
gipsum ialah anhidrit (CaSO4), mineral sulfat sejenis gipsum tetapi tidak mengandung
kristal H2O. Sebagian besar endapan gipsum terbentuk dari air laut dan hanya sedikit
yang berasal dari endapan danau yang mengandung garam. Gipsum juga dapat terjadi
dari hasil kegiatan vulkanik, gas H2S dari fumarol bereaksi dengan kapur dan hasil
pelapukan batuan. Gypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga
sekarang. Beberapa kegunaan gypsum yaitu Drywall Bahan perekat
Klasifiasi Gypsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari
gypsum batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gypsum juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi
dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau guagua kapur, tudung kubah garam, penudung gossan|oksida besi (gossan) pada endapan
pirit di daerah batu gamping.
Genesa Gypsum merupakan mineral sedimen kimiawi (evaporit) yg khas,
terbentuk melalui pengendapan langsung dr air garam/ merupakan hasil hidrasi/alterasi
anhidrit selama proses diagenesa. Gipsum dpt juga terbtk oleh sublimasi langsung dr
fumarola/diendapkan mata air panas. Juga diagenesa sebagai Galian block-block
konkresi dlm lempung dan napal, sedang anhidrit merupakan hasil dehidrasi gypsum.

Gambar 4.3 Gypsum ( CaSO4.2H2O)


4..2.1.3 Topaz (Al2SiO4(FOH)2

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Topaz adalah mineral silikat yang terdiri dari aluminium dan fluorin dengan
formula kimia Al2SiO4(FOH)2. Topaz mengkristal dalam bentuk ortorombik dan
sebagian kristalnya berbentuk prisma berujung piramida atau bentuk lain dan bisa
dibedakan dari Berlian (Diamond), batu Merah Delima (Ruby), batu Safir (Sapphire),
Citrine, Apatite, Brazilianite, Zircon, Fluorite, Kunzite, Tourmaline, dan Orthoclase
melalui tingkat kekerasannya (Topaz memiliki tingkat kekerasan 8 skala Mohs). Bisa
dibedakan dari Aquamarine melalui struktur kristal ortorombik-nya. Phenakite bisa
dibedakan dari Topaz melalui struktur kristal trigonal-nya. Spinel bisa dibedakan dengan
Topaz melalui struktur kristal kubik-nya. Topaz memiliki berat jenis yang lebih rendah
dan komposisi kimia yang berbeda dengan Chrysoberyl, dan Chrysoberyl biasanya tidak
memiliki fluoresensi, sedangkan Topaz memiliki beberapa fluoresensi lemah, yang bisa
digunakan untuk membedakan antara keduanya. Batu permata Beryl juga sering keliru
dianggap sebagai Topaz, tetapi memiliki Cleavage (kecenderungan kristal untuk pecah
terbelah mengikuti struktur kristalnya) yang tidak jelas, sedangkan Topaz memiliki
Cleavage yang sempurna.
Warna batu Topaz berkisar dari tidak berwarna (putih bening), kuning,
oranye, coklat-merah, biru muda sampai tua, merah muda sampai merah, violet (ungu
muda) sampai hijau muda. Topaz yang paling murni tidak memiliki warna (putih
bening) atau biru pucat. Beberapa batu permata Topaz yang berwarna cokelat
kekuningan secara bertahap bisa memudar ketika terus-menerus terkena sinar matahari.
Topaz warna merah dan violet (ungu muda) benar-benar sangat langka.
Batu Topaz memiliki Clarity atau tingkat kejelasan Transparent (tembus cahaya tanpa
difusi berlebihan atau mungkin memiliki rutile warna hitam atau cokelat kemerahmerahan atau inklusi lainnya) sampai Translucent (tembus cahaya tapi tidak transparan).
Topaz menjadi sangat berharga tinggi karena kemilaunya yang seperti kaca.

Gambar 4.4 Topaz (Al2SiO4(FOH)2


4.2.1.4 Apatite (Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Batu Apatite adalah kelompok mineral Phosphate yang meliputi HydroxylApatite, Fluor-Apatite, dan Chlor-Apatite. Apatite adalah jenis yang paling umum dari
Phosphate dan merupakan sumber utama untuk Phosphorus, zat kimia penting untuk
Bioenergetika dan Fotosintesis. Apatite terdiri dari Calcium Phosphate, yang merupakan
bahan yang sama pembentuk gigi dan tulang.
Meskipun Apatite adalah mineral yang sangat umum, yang transparan dan
berkualitas sangatlah jarang. Karena batu Apatite memiliki berbagai macam warna dan
bentuk yang menarik, batu ini menjadi favorit bagi kalangan kolektor batu permata.
Kolektor sering mencari warna langka seperti warna Paraiba Tourmaline yang biru-hijau
atau yang hijau seperti daun bawang, yang dikenal sebagai Asparagus Stone. Warna
ungu tua, ungu muda (Violet), dan kemerahan juga paling dicari. Ada varietas berwarna
biru lainnya yang dikenal sebagai Moroxite, tapi batu ini biasanya telah melalui
proses treatment pemanasan untuk meningkatkan warnanya.
Kata Apatite berasal dari bahasa Yunani yang artinya Curang. Nama itu
diberikan kepada batu Apatite karena kemiripannya dengan beberapa batu permata
mahal lainnya. Amblygonite, Andalusite, Brazilianite, Precious Beryl, Sphene, Topaz,
dan Tourmaline, semuanya bisa keliru dengan Apatite.
Batu Apatite memiliki formula kimia Ca5(PO4)3(F,Cl,OH), kekerasan 5 skala
Mohs, dan bisa dikenali melalui beberapa metode pengujian. Fluoresensi adalah salah
satu cara untuk membedakan spesimen Apatite. Apatite jauh lebih keras daripada
Calcite. Karena lebih lunak daripada Tourmaline, Beryl, dan Quartz (Kuarsa), melalui
tes awal uji gore san biasanya sudah dapat mengidentifikasi dan membedakannya
dengan Apatite.

Gambar 4.5 Apatite (Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

4.2.2 Kalkopirit (CuFeS2)


Warna

mempunyai

warna

segar

kuning

keemasan,warna

lapuk

coklat,mempunyai cerat warna hitam kilap(Luster) adalah logam.Belahan tidak


sempurna,pecehan tidak rata (uneve),Sistem kristal tetragonal,berat jenis 4,28.
Kristal kebiasaan sebagian besar adalah yang disphenoid yang seperti dua
wedges berlawanan dan menyerupai tetrahedron. Kristal sometines kembar. Juga umum
besar, dan kadang-kadang botryoidal.
Associated Mineral kuarsa, fluorit, barit, dolomit, kalsit, pentlandit, pirit dan
sulfida lainnya.
Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal sistem
bersudut empat. Kalkopirit mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2). Kalkopirit
seperti kuningan yang mempunyai warna kuning keemasan, dan mempunyai skala
kekerasan 3,5 4, Lapisan nya adalah diagnostik seperti sedikit warna hijau kehitam.
Pada saat kalkopirit berada di udara terbuka maka kalkopirit akan beroksidasi dengan
berbagai oksida, hidroksid dan sulfates. Rekanan Mineral Tembaga meliputi sulfida
bornite ( Cu5FeS4), chalcocite ( Cu2S), covellite ( CuS), digenite ( Cu9S5); karbonat
seperti perunggu dan azurit, dan oksida jarang seperti cuprite ( Cu2O). Kalkopirit jarang
ditemukan bersama-sama tembaga murni. Kalkopirit sering diacungkan dengan pirit.
Kolkopirit kristalnya jarang dan lebih sedikit rapuh. Warna kalkopirit kuning gelap
dengan sedikit warna kehijau hijauan dan kilap berminyak diagnostic.
Dalam kaitan dengan warna nya dan isi tembaga tinggi, kalkopirit telah sering dikenal
sebagai tembaga kuningan.
Kalkopirit alami tidak punya rangkaian larutan padat dengan mineral sulfida
lain. Ada penggantian batas Zn dengan Cu di samping kalkopirit mempunyai struktur
hablur yang sama sebagai sphalerite. Bagaimanapun, kalkopirit sering tercemari dengan
berbagai unsur-unsur lain seperti Co, Ni, Mn, Zn iklan Sn yang menggantikan untuk Cu
dan Fe. Se, Fe dan Seperti menggantikan untuk belerang, dan sejumlah unsur Ag, Au,
Pt, Pd, Pb, V, Cr, di dalam, Al dan Sb yang dilaporkan. Kemungkinan banyak dari
unsur-unsur ini hadir di dalam dengan sempurna intergrown mineral di dalam kristal
kalkopirit, sebagai contoh lamellae yang mewakili arsenopyrite, molibdenit yang
mewakili Mo, dan sebagainya.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Gambar 4.7 Kalkopirit (CuFeS2)


4.2.2.1 Pirit
Mineral Pirit atau disebut juga besi sulfide ( FeS2 ) mempunyai kristal isometrik
yang pada umumnya terlihat atau nampak dan bentuknya seperti dadu atau kubus dan di
sebut juga striated ( garis sejajar pada permukaan kristal ), lihat pada gambar disamping.
Mineral pirit mempunyai kekerasan 6-6.5, dan mempunyai bobot jenis 4.95-5.10.ima).
Mineral Pirit adalah yang paling umum untuk mineral sulfide.
Mineral ini pada umumnya mempunyai warna emas pucat. Pirit menyingkapkan
kepada lingkungan selama pekerjaan tambang dan penggalian bereaksi dengan oksigen
dan air untuk membentuk asam belerang, menghasilkan pengeringan tambang asam. Ini
diakibatkan oleh reaksi bakteri Thiobacillus, yang menghasilkan energi mereka dengan
penggunaan oksigen untuk mengoxidasi besi yang mengandung besi ( Fe2+) ke besi/
ferric ( Fe3+). Besi yang ferric pada gilirannya bereaksi dengan pirit untuk
menghasilkan asam belerang dan mengandung besi. Besi yang mengandung besi
kemudian adalah tersedia untuk oksidasi oleh bakteri; siklus ini dapat berlanjut sampai
pirit ini tuntas bereaksi. .
Pirit dalam penggunaannya untuk produksi dioksida belerang, untuk industri
kertas, dan di (dalam) pembuatan asam belerang, meskipun demikian . seperti itu
aplikasi sedang merosot seturut arti pentingnya. Pirit dapat menunjukkan hambatan

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

negatif dan sudah secara eksperimen menggunakan sirkuit getaran sebagai detektor
radio.

Gambar 4.7 Pirit


4.2.2.2 Sphaslerite
Warna biasanya hitam tetapi bisa berwarna coklat, kuning, kemerahan, hijau,
dan putih atau kurang umum berwarna.
a. Luster adalah adamantine atau resin atau submetallic untuk bersahaja dalam bentuk
besar.
b. Transparansi kristal yang transparan untuk tembus.
c. Sistem Crystal isometrik, bar 4 3m
d. Crystal Kebiasaan dapat menjadi rumit dengan dodecahedron belah ketupat,
tetrahedron dan kombinasi dari wajah kubik dan memiliki tristetrahedron
memberikan kristal wajah beberapa bentuk yang sering tidak jelas. Untuk
menambah lebih banyak kebingungan dengan kristal tidak jelas, kembar adalah
umum dan kadang-kadang meluas. Bentuk besar yang umum dan dapat granular,
bersahaja, botryoidal, concretionary dan berserat. Agregat dari kerak-kerak
botryoidal dengan lapisan wurtzite dan galena disebut "Schalenblende" kadangkadang dipotong dan dipoles sebagai batu hias.
e. Pembelahan sempurna dalam enam arah membentuk dodecahedrons.
f.
Fraktur adalah conchoidal, tapi jarang terlihat karena belahan dada sering.
g. Kekerasan adalah 3,5-4
h. Berat Jenis adalah sekitar 4,0 (lebih berat dari rata-rata, tapi cahaya bila
dibandingkan dengan mineral yang paling logam)
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

i.

Streak berwarna kuning hingga coklat muda (biasa berwarna terang untuk mineral
biasanya gelap).
Karakteristik lain: striations di wajah tetrahedral, triboluminescent (berarti bisa

bersinar jika hancur), indeks bias 2,37 -, 2,42 dispersi (api) dari 0,156 dan akhirnya
sfalerit adalah piroelektrik (artinya membentuk muatan listrik sedikit saat dipanaskan
atau didinginkan).
Associated Mineral hampir selalu menyertakan galena, pirit, fluorit, kalkopirit,
kuarsa, kalsit, magnetit, pirhotit dan banyak lainnya.

Gambar 4.8 Sphaslerite


4.2.2.3 Nikel
Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa,
dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin, piroksen,
magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan mudah mengalami
proses pelapukan. Faktor kedua sebagai media transportasi Ni yang terpenting adalah
air. Air tanah yang kaya akan CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan tumbuhan, akan
mengurai mineral-mineral yang terkandung dalam batuan harzburgit tersebut.
Kandungan olivin, piroksen, magnesium silikat, besi, nikel dan silika akan terurai dan
membentuk suatu larutan, di dalam larutan yang telah terbentuk tersebut, besi akan
bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Endapan ferri
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

hidroksida ini akan menjadi reaktif terhadap air, sehingga kandungan air pada endapan
tersebut akan mengubah ferri hidroksida menjadi mineral-mineral seperti goethite
(FeO(OH)), hematit (Fe2O3) dan cobalt. Mineral-mineral tersebut sering dikenal
sebagai besi karat.

Gambar 4.9 Nikel


4.2.2.4 Kuarsa
Batu kuarsa adalah batu kristal mineral yang terbuat dari silicon dioxide (ketika
silicon dan oxygen menyatu) dan merupakan mineral kedua (setelah feldspar) yang
paling banyak dan yang paling umum ditemukan di kerak kontinen bumi (mencakup
12% dari keseluruhan). Batu kuarsa amat beragam dan sebagian dijadikan batu
perhiasan dan sebagian amat langka. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal
yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2), dengan skala
kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm. Bentuk umum kuarsa adalah prisma
segienam yang memiliki ujung piramida segienam.
a. Kegunaan atau manfaat
Batu kuarsa dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain;
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

1. Batu bola kristal kuarsa digunakan untuk memprediksi masa depan oleh paraperamal.
2. Batu bola kristal kuarsa yang digunakan sebagai jimat dipercayai dihuni oleh roh-roh
yang dikasih makan secara rutin dengan digosoknya dengan darah darah rusa.
3. Digunakan untuk menyimpan informasi yang dimana bisa diakses dengan memegang
batu tersebut.
4. Digunakan untuk menyembuhkan penyakit, dan dapat juga membantu meningkatkan
keseimbangan dan keharmonisan rumah tangga.
5. Memberi kebahagiaan, harapan dan optimisme.
6. Batu kuarsa juga digunakan untuk membantu menjalankan projek astral dan batu ini
dipercayai mempunyai koneksi erat antara dimensi fisik dan dimensi pikiran.

Gambar 4.10 Kuarsa


4.3

Bornit (Cu5FeS4)
Bornit (Cu5FeS4) adalah salah satu mineral bijih tembaga yang lebih rendah,

namun warnanya memang sangat tertagih. (lebih lanjut di bawah)


Warna segar Kuning,warna lapuk Ungu, ceratnya Hitam,kilap adalah logam
Sistem kristal isometrik, 4 / m bar 3 2 / m di atas 228 derajat celsius tetapi di
bawah suhu ini strukturnya menjadi kurang simetris mungkin tetragonal, bar 4 2 / m.
Kristal Kebiasaan meliputi kubus terdistorsi langka dan bahkan lebih jarang
dodecahedrons dan octahedrons. Kebiasaan yang paling umum adalah biji-bijian besar
atau disebarluaskan.
Pembelahan Tida rata,Fraktur adalah conchoidal, Kekerasan adalah 3 Berat Jenis
adalah sekitar 4,9-5,3 (rata-rata untuk mineral logam)
Associated Mineral magnetit, kalkosit, kalkopirit, covellite, pirhotit, pirit dan
sulfida lainnya.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Indikator Lapangan Terbaik adalah kurangnya kristal yang baik, becek,


beruntun, warna permukaan segar dan asosiasi.

Gambar 4.11 Bornit (Cu5FeS4)


4.2.3.1 Kalkosit (Cu2S)
Kalkosit merupakan mineral bijih tembaga yang sangat penting . Warnanya
hitam abu abu yang sedikit mengkilap alias metal . Kadang Kalkosit ditemukan di
batuan sedimentasi . Bertahun tahun Kalkosit ditambang karena satu alasan, yaitu
kandungan tembaganya yang sangat kental alias besar . perbandingannya atomnya 67%
dan rata rata berat tembaganya yaa 80% dari berat si kalkosit itu.
Sistem Kristal, ortorombik. Belahan, tidak jelas {011}. Kekerasan, 2,5-3. Berat jenis
(BJ), 5,77. Kilap, logam. Warna, abu-abu kehitaman sampai hitam. Gores, abu-abu
kehitaman. Optik,opak, putih kebiruan, anisotropy. Terdapatnya, salah satu dari mineral
tembaga sekunder dari zona supergen pengayaan dari urat-urat sulfida, atau kalkopirit
dan pirit memperluas pada daerah yang lebih besar. Mungkin juga berasosiasi dengan
bijih tembaga, malachit, azurit, kuprit dan tembaga nativ. Kadang kadang bersama dari
perak. Kalkosit mungkin juga sebuah mineral primer dari urat-urat sulfida, penggantian
dari bornit.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Gambar 4.12 Kalkosit (Cu2S)


4.2.3.2 Magnetik Fe3O4
Warna, hitam keabu-abuan. Kilap, logam (metallic). Transparansi, opak. Sistem kristal,
isometrik 4/m, 2/m. Morfologi kristal, bentuk khasnya octahedron tetapi kadang
rhombododecahedron dan bentuk isometrik lainnya,biasanya berbentuk masif sampai
granular, kristalin sampai halus, serta sesekali membentuk kembara (twinning).
Belahan, Tidak ada. Pecahan, Tidak rata (uneven). Kekerasan, 5,5 6,5. Berat jenis,
5,17 5,18 (rata-rata untuk mineral logam). Cerat, hitam. Karakteristik lain, sifat
kemagnetan lebih kuat pada mineral masif dari pada kristalnya, terdapat striasi pada
muka kristal (tetapi tidak selalu terlihat). Asosiasi mineral, talc, chlorite (schists), pyrite,
dan hematite.

Gambar 4.13 Magnetik Fe3O4


4.2.3.3 Pirit
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Mineral Pirit atau disebut juga besi sulfide ( FeS2 ) mempunyai kristal isometrik
yang pada umumnya terlihat atau nampak dan bentuknya seperti dadu atau kubus dan di
sebut juga striated ( garis sejajar pada permukaan kristal ), lihat pada gambar disamping.
Mineral pirit mempunyai kekerasan 6-6.5, dan mempunyai bobot jenis 4.95-5.10.ima).
Mineral Pirit adalah yang paling umum untuk mineral sulfide.
Mineral ini pada umumnya mempunyai warna emas pucat. Pirit menyingkapkan
kepada lingkungan selama pekerjaan tambang dan penggalian bereaksi dengan oksigen
dan air untuk membentuk asam belerang, menghasilkan pengeringan tambang asam. Ini
diakibatkan oleh reaksi bakteri Thiobacillus, yang menghasilkan energi mereka dengan
penggunaan oksigen untuk mengoxidasi besi yang mengandung besi ( Fe2+) ke besi/
ferric ( Fe3+). Besi yang ferric pada gilirannya bereaksi dengan pirit untuk
menghasilkan asam belerang dan mengandung besi. Besi yang mengandung besi
kemudian adalah tersedia untuk oksidasi oleh bakteri; siklus ini dapat berlanjut sampai
pirit ini tuntas bereaksi. .
Pirit yang biasa disebut Fools Emas karena kesamaan dalam warna, bentuk
kebiasaan, dan Gold. Pada hari-hari pertambangan tua, Pyrite sering bingung dengan
Gold saat mereka terjadi bersama-sama, meskipun Pyrite Gold dan dapat dengan mudah
dibedakan dengan pengamatan sederhana dan pengujian karakteristik.
Pyrite terjadi dalam berbagai bentuk dan bentuk. Agregat kristal yang lebih
kecil bisa mengeluarkan efek berkilau indah dalam terang, dan kristal yang lebih besar
dapat terbentuk sempurna, termasuk sempurna kubus menarik dan kembar penetrasi dan
bentuk-bentuk kristal aneh. Kubus sempurna Pyrite tertanam dalam matriks dari
tambang Spanyol yang terkenal secara khusus berharga di kalangan kolektor. Banyak
dari spesimen telah jatuh dari matriks dan telah diperbaiki dengan meminta mereka
direkatkan kembali ke dalam matriks.Pirit memiliki rumus kimia yang sama dengan
Marcasite mineral langka, tetapi mengkristal dalam sistem kristal yang berbeda,
sehingga secara ilmiah mengklasifikasikan sebagai spesies mineral terpisah.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Gambar 4.14 Pirit


4.2.3.4 Kalkopirit (CuFeS2)
Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal sistem
bersudut empat. Kalkopirit mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2). Kalkopirit
seperti kuningan yang mempunyai warna kuning keemasan, dan mempunyai skala
kekerasan 3,5 4, Lapisan nya adalah diagnostik seperti sedikit warna hijau kehitam.
Pada saat kalkopirit berada di udara terbuka maka kalkopirit akan beroksidasi dengan
berbagai oksida, hidroksid dan sulfates. Rekanan Mineral Tembaga meliputi sulfida
bornite ( Cu5FeS4), chalcocite ( Cu2S), covellite ( CuS), digenite ( Cu9S5); karbonat
seperti perunggu dan azurit, dan oksida jarang seperti cuprite ( Cu2O). Kalkopirit jarang
ditemukan bersama-sama tembaga murni. Kalkopirit sering diacungkan dengan pirit.
Kolkopirit kristalnya jarang dan lebih sedikit rapuh. Warna kalkopirit kuning gelap
dengan sedikit warna kehijau hijauan dan kilap berminyak diagnostic.
Dalam kaitan dengan warna nya dan isi tembaga tinggi, kalkopirit telah sering dikenal
sebagai tembaga kuningan.Kalkopirit alami tidak punya rangkaian larutan padat
dengan mineral sulfida lain. Ada penggantian batas Zn dengan Cu di samping kalkopirit
mempunyai struktur hablur yang sama sebagai sphalerite.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Gambar 4.15 Kalkopirit (CuFeS2)


4.2.4 Emas Au
Warna segar Kuning Dominan,warna lapuk Kuning mentega,ceratnya adalah
kuning, Kilapnya metalik,belahannya

tidak sempurna dan pecahannya

tidak

rata,kekerasannya 2,5-3, berat jenis 15-19,3,tenacity Melleable, komposisi kimia Au dan


sistem Kristal Isometrik
Genesa kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk
melalui proses hidrotermal dan Bila urat-urat mengandung emas melapuk, maka emasemas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai deposit eluvial, atau terangkut
oleh aliran air dan mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer deposit),
bersama pasir, dan atau kerikil-kerakal.
Asosiasinya adalah sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang
lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin, Daerah keterdapatan Sulida, Sumatra
Barat.
Kegunaannya adalah sumber logam emas; dipakai untuk membuat perhiasan,
instrumen-instrumen saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Gambar 4.16 Emas Au

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya

alamyang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam nonhayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya nonhayati.Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam baik dari
segikualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada umumnya tersebar
secaratidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain:
minyak bumi, emas, batu bara,perak,timah,dan lain-lain.
Sumber daya itu diambil dandimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia.Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional,oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat
denganmemperhatikan

kelestarian

hidup

sekitar.

Salah

satu

kegiatan

dalam

memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian, tetapi
kegiatan penambangan selain menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan
dampak negatif

terhadap

lingkungan

hidup

terutama

perusahaannya,bentang

alam,berubahnya estetika lingkungan, habitat flora dan fauna menjadi rusak, penurunan
kualitas tanah,penurunan kualitas air atau penurunan permukaan air tanah, timbulnya
debu dankebisingan.
Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian memiliki sifat
khususdibandingkan dengan sumber daya lain yaitu biasanya disebut wasting assets
ataudiusahakan ditambang, maka bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau
tidak dapat diperbaharui kembali. Dengan kata lain industri pertambangan merupakan
industridasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri pertambangan
akanselalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis,
jumlahmaupun mutu materialnya.
Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usahameningkatkan keselamatan
kerja serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian dalam
mengelola sumberdaya mineral diperlukan penerapan sistempenambangan yang sesuai
dan tepat, baik ditinjau dari segi teknik maupun ekonomis,agar perolehannya dapat
optimal
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan manusia semakin beragam salah satunya
adalah kebutuhan papan/tempat tinggal. Meningkatnya jumlah penduduk menjadi faktor
utama meningkatnya kebutuhan pemukiman.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

1.2.
1.2.1

Maksud dan Tujuan


Maksud

a. Menentuk sistem kristal berdasarkan atas panjang sumbu, posisi sumbu, jumlah
sumbu serta besar dri sudut yang dibentuk antar sudut pada bentuk krista.
b. Mendeskripskan bentuk kristal berdarkan parameter dari penggambaran, jumlah
dan posisi sumbu kristal serta bidang kristal yang dimiliki oleh bentuk kristal.
c. Menentukan golongan 3 sistem kristal.
1.2.2

Tujuan

a. Saya dapat menjelaskan defenisi kristal


b. Saya dapat membedakan sifat sifat kristal
c. saya dapat mendeskrisikan sifat sifat kristal.
1.3.
1.3.1

Alat dan Bahan


Alat

a. ATM ( alat tulis menulis )


b. Busur derajat ( 360 )
c. Jangka
d. Mistar ( 30cm )
e. Pensil warna
f. Kertas F4 ( minimal 6 lembar )
g. Lap kasar dan lap halus
1.3.2

Bahan

a. Problem set minimun 10

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kristal
Kata kristal berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan yang

dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk menyeragamkan
pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan
tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidangbidangnya memenuhi hukum geometri; Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu
tertentu dan teratur. Kristal-kristal tersebut selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar
yang jumlah dan kedudukannya tertentu. Keteraturannya tercermin dalam permukaan
kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.
Bidang-bidang ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidangbidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal.
Bidang muka itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan
sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang
lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai
satuan panjang yang disebut sebagai parameter. Bila ditinjau dan telaah lebih dalam
mengenai pengertian kristal.
2.2

Pengertian Mineral
Apabila unsur penyusunnya tersusun secara tidak teratur dan tidak mengikuti

hukum-hukum diatas, atau susunan kimianya teratur tetapi tidak dibentuk oleh proses
alam (dibentuk secara laboratorium), maka zat atau bahan tersebut bukan disebut
sebagai kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai
parameter. Bidang muka itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya
dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis
bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal.
Mineral dengan sedikit kekecualian, dimana proses penempatan atom atom
dalam keadaan padat. Bilamana kondisi memungkinkan, mereka dapat membentuk
permukaan yang halus secara beraturan. Dan dalam bentuk geometri dikenal sebagai
kristal.
Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan
kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum
didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya
dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan
defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang
terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus
kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang
terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifatsifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang
termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi,
mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang
ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah
satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian atau
perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan kedalam
mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk).
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai
dari

pembagian

atau

penggolongan

mineral,

pengenalan

sifat-sifat

mineral,

pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.


Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui
sifat-sifat yang ada pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik
secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara teori
hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-mineral yang ada,
karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun sifat-sifat mineral secara
teori tersebut adalah :
2.2.1

Suhu Kohesi
Sifat kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom pada

sebuah mineral. Pada mineral, antar mineral-mineral yang sejenis, akan mempunyai
daya tarik-menarik yang menyebabkan mineral-mineral tersebut cenderung akan
terkumpul dalam suatu jumlah tertentu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh
susunan atom-atom atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik
ini juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau
kohesi ini disebut suhu kohesi.
2.2.2. Reaksi Terhadap Cahaya

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun, sifat ini tidak dapat
dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena kecenderungan timbulnya reaksi
yang sama pada mineral-minera bila terkena cahaya. Reaksi-reaksi yang terjadi pada
mineral akan menimbulkan atau menampakkan sifat fisik mineral secara determinasi
seperti warna, gores, kilap, transparansi dan perputaran warna.
2.2.3

Perawakan Kristal
Mineral cenderung akan bereaksi terhadap cahaya yang dating atau dikenai

padanya. Reaksi
Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok
mineral yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari
sumber utama mineral maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral,
sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan
bentuk dan ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur
mineral.
2.2.4

Sifat Kelistrikan
Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan

juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada dua
jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang
tidak dapat menghantarkan listrik (isolator).
2.2.5

Sifat Radioaktivitas
Sifat Radioaktivitas mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam

mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar , , dan .


Ada mineral-mineral unsure-unsur yang dapat bersifat radioakti seperti Uranium(U),
Radium(Ra), Thorium(Th), Plumbum(Pb), Vanadium(V) dan Kalium(K). Biasanya,
mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam mineral-mineral ikutan atau
mineral-mineral yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari mineral-mineral radioaktiv
adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk
mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half time).
2.2.6

Gejala Emisi Cahaya


Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses-

proses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral
Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra).
Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral, dimana
panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang cahaya biasa.
Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya seperti Phospor,
Radium dan Flouride.
2.2.7

Bau dan Rasa


Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah

menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah:


a. Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S).
b. Bau Bituminous adalah bau yang seperti Ter
c. Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah).
Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik mineral
diubah menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral :
a. Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin).
b. Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda.
c. Rasa Witter atau rasa pahit.
Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan
bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur
kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak
mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (misalnya kaca & opal). Tiap-tiap
pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang
dan lambat.
2.3.

Proses Pembentukan Mineral


Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis,

maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai
proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut.
Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan
keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak
bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan
mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa
faktor yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia,
aspek biologis dan fisika.
Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam
dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan
mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor. Pada
proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari
faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis
pembentukan mineral.
Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi
atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai
ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.
2.3.1

Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa,

lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan


bijih. Pada temperatur tinggi (>600C) stadium liquido magmatis mulai membentuk
mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk
sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis ini dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Early magmatis, yang terbagi atas:
1.

Disseminated, contohnya Intan

2.

Segregasi, contohnya Crhomite

3.

Injeksi, Contohnya Kiruna


b. Late magmatis, yang terbagi atas:

1.

Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg

2.

Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack

3.

Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa

4.

Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein

2.3.2

Proses Pegmatisme
Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan

pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600C
sampai 450C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.
2.3.3

Proses Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450C, akumulasi gas mulai

membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur
volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping
disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga
terbentuk endapan mineral yang disebut mineral pneumatolitis.
2.3.4

Proses Hydrotermal
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur

dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara
garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :
a.

Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :


1. Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi.
2. Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan
kedalaman yang besar.
3. Asosiasi mineral berupa
4. sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida
besi.Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.

b.

Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :


1. Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan
hipotermal.
2. Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan
permukaan bumi.
3. Tekstur akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses
penggantian antara lain berupa crustification dan banding.
4. Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
5. Proses pengayaan sering terjadi.

c.

Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :


1. Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
2. Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
3. Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
4. Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).
5. Struktur khas yang sering terjadi adalah cockade structure.
6. Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral gangue-nya
berupa Kalsite dan Zeolit disamping Kuarsa.
Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan

hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi
berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineralmineral

yang

diendapkan

dari

larutan

pada

bukaan-bukaan

batuan,

yang

berupa Fissure-vein, Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs,

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik dan collapse), Solution cavity
filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling, Vessiculer fillings.
a.

Proses Replacement (Metasomatic replacement)


Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang

didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat


penting dalam grup epitermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak
telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur
sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement
diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan
pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau
lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat juga diartikan bahwa
penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan
zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat
kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka yang terbagi
atas : Massive, Lode fissure, dan Disseminated.
1. Proses Sedimenter
Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.
2. Proses Evaporasi
Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah.
3. Konsentrasi Residu dan Mekanik
Terdiri atas Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite
dan lain-lain. Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai,
alluvial dan eolian.
4. Supergen enrichment
5. Metamorfisme
Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme.
2.4

MINERAL
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara

alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atomatom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.
Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal secara
umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola
internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang mempelajari sifat-sifat,
bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

2.4.1. Mineral Native Element.


Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan
dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini
tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat
dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan
menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak
akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
Contoh mineral dari kelompok Native Element : emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt),
tembaga (Cu), bismuth (Bi), arsenic (As).
Ciri-ciri Pada umumnya tenacity golongan mineral ini adalah malleable yang
jika

ditempa

dengan

palu

akan

menjadi

pipih.

Dan

juga

dapat

bertenacity ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang namun tidak akan
kembali seperti semula jika dilepaskan. Pada umumnya berat jenis dari mineralmineral ini tinggi yaitu berkisar antara 6 gr/cm3.
2.4.2

Mineral Sulfida
Kelompok sulfida atau sulfosalt merupakan kombinasi antara logam atau

semi-logam dengan belerang (S), misalnya galena [PbS], pirit, proustit [Ag3AsS3],
dll. Kelompok mineral ini dicirikan dengan adanya anion S 2-. Pada umumnya unsur
penyusunnya berupa unsur logam.
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan
unsur logam dari sulfurnya. Contoh paling popular adalah pirit (FeS2).
2.5.3

Mineral Oksida
Mineral oksida adalah kelas mineral yang beragam. Terbentuk sebagai

akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Banyak oksida
berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat berwarna-warni. Keragaman oksida
diakibatkan oleh kelimpahan oksigen di kerak bumi. Oksida mengandung ikatan
ionik tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk membedakan golongan mineral
oksida dengan kelompok mineral lain di alam. Secara umum mineral oksida selalu
berkesinambungan dengan mineral hidroksida. Unsur yang paling utama dalam
golongan oksida adalah besi , mangan , timah dan alumunium. Beberapa mineral
oksida yang paling umum adalah hematit (Fe2O3) , kassiterit (SnO2) dan corundum
(Al2O3).
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

2.5.4

Mineral Halida

Halida adalah kelompok mineral yang prinsip adalah anion halogen. Halogen
adalah kelompok unsur-unsur khusus yang biasanya memiliki muatan negatif ketika
digabungkan secara kimiawi. Halogen yang ditemukan umumnya di alam mencakup
Fluor, Chlorine, Iodine dan Bromin. Halida cenderung lebih suka hanya
memerintahkan struktur dan karenanya tingkat tinggi simetri. Halida yang paling
terkenal mineral, garam karang (NaCl) atau garam. Mineral Halida yang khas lunak,
dapat transparan, umumnya tidak terlalu padat, memiliki belahan dada yang baik,
dan seringkali memiliki warna-warna cerah.
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah salah satu
atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang
mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk
membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin. Kebanyakan
garam merupakan halida. Semua logam pada elemen grup 1 akan membentuk halida
yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan.
Ion halida adalah atom hidrogen yang mengikat muatan negatif. Anion halida
contohnya fluorida (F), klorida (Cl), bromida (Br), iodida (I) dan astatin (At).
Semua ion ini terdapat pada garam halida ion. Kelompok ini dicirikan oleh adanya
dominasi dari ion halogen elektronegatif seperti : F- , Cl- , Br- dan I- . Pada
umumnya memiliki berat jenis yang rendah ( < 5 ). Contoh mineralnya adalah
Fluorit (CaF2) , Halit (NaCl) , Silvit (KCl) , dan Kriolit (Na3AlF6).

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang
dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia
saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain
unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity)
mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan
menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang,
namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
2. Sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau
seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai
bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan
saluran pembuangan kotoran.
3. Oksida adalah senyawa kimia yang sedikitnya mengandung sebuah atom oksigen serta
sedikitnya sebuah unsur lain. Sebagian besar kerak bumi terdiri atas oksida. Oksida
terbentuk ketika unsur-unsur dioksidasi oleh oksigen di udara.
4. Halida adalah senyawa biner, di mana salah satu bagiannya adalah salah satu atom
halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat
keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk membentuk senyawa
fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin.

5.2 Saran
Saran untuk labolatorium sebaiknya Ac di ruang di nyalakan sebelum praktikum
di mulai supaya ruang sudah terasa dingin ketika praktikum di mulai.
Saran untuk asisten jangan terlalu mempersulit rambut praktikum karna rambut
praktikan tidak mengganggu proses praktikum

DAFTAR PUSTAKA
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Graha,D.S.,Batuan dan Mneral. Nova,Bandung.


Tim Dosen dan Tim Asisten, 2016.Penuntun Praktikum Geologi Dasar.Fakultas
Teknologi Industri.Universitas Muslim Indonesia.
Http:/ptbudie.wordpress.com>sifat-sifatfisikmineral.html

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINERAL NATIVE ELEMENTS,SULFIDA,OKSIDA DAN HALIDA

Sebelum melakukan praktikum siapkan alat dan bahan terlebih dahulu,serta


siapkan beberapa mineral yang ingin di deskripsikan, kemudian mulai mengamati
mineral dan untuk mengetahui warna mineral yaitu menggunakan loop dengan
mendekatkan loop pada mineral dan melihat warna apa yang terdapat pada mineral
tersebut, selanjutnya untuk mengetahui ceratnya yaitu menggunakan alat porselen
dengan menggoreskan mineral pada porselen dan apabila tidak berwarna atau berwarna
muda dapat ditentukan bahwa mineral mempunyai kilap logam atau non logam,
kemudian untuk mengetahui kilapnya dengan memantulkan cahaya pada permukaan
mineral, dan untuk belahan dan pecahan dengan mengamati permukaan mineralnya saja
dan melihat belahan-belahan dan pecahan-pecahannya baik atau tidak baik, selanjutnya
untuk kekerasannya dengan menggunakan alat yang di siapkan seperti paku baja atau
kikir baja dengan menggoreskan ke mineral, setelah itu tentukan nama mineral yang
telah diamati dengan catatan hasil pengamata.

KASMIANI
093 2014 0114

MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059

You might also like