Professional Documents
Culture Documents
untuk suatu barang tertentu, ada barang lain dalam jumlah tertentu yang dinilai
sebanding.
Tanggapan utilitarian terhadap masalah penilaian
o Kaum utilitarian menyatakan bahwa, meskipun untilitarianisme idealnya
mensyaratkan penilaian-penilaian yang akurat dan dapat dikuantifikasikan atas
biaya dan keuntungan, namum persyaratan ini dapat diperlonggar jika penilaian
seperti itu tidak dapat dilakukan.
o Kaum utilitarian menunjuk pada sejumlah kriteria akal sehat yang dapat digunakan
untuk menentukan nilai relatif yang perlu diberikan pada berbagai kategori barang.
Ex: bergantung pada perbedaan antara barang intrinsik dan instrumental.
o Kriteria kedua yang dapat digunakan untuk menilai suatu barang: perbedaan antara
kebutuhan dan keinginan.
o Metode yang paling fleksibel adalah berkaitan dengan nilai uang. Nilai dari sesuatu
yang dimiliki seseorang dapat diukur menurut harga yang bersedia dibayarkan oleh
orang tersebut.
o Apabila harga pasar tidak mampu memberikan data kuantitatif, maka masih ada
penilaian-penilaian kuantitatif lain yang dapat digunakan.
Masalah Hak dan Keadilan
o Hambatan utama utilitarianisme adalah prinsip tersebut tidak mampu menghadapi
dua jenis permasalahan moral: masalah yang berkaitan dengan hak dan yang
berkaitan dengan keadilan.
o Utilitarianisme mendorong kita menyetujui tindakan pembunuhan yang jelas-jelas
merupakan pelanggaran atas hak paling penting yang dimiliki seseorang.
o Utilitarianisme bisa saja salah apabila diterapkan dalam situasi-situasi yang
berkaitan dengan keadilan sosial.
o Utilitarianisme mengabaikan aspek-aspek penting dari etika, seperti pertimbangan
atas keadilan dan hak.
Tanggapan Utilitarian terhadap Pertimbangan Hak dan Keadilan
o Untuk menangani keberatan dalam utilitarianisme tradisional, maka kaum
utilitarian mengajukan satu versi utilitarianisme alternatif, yaitu rule-utilitarianism
(peraturan utilitarianisme).
o Strategi dasarnya adalah mebatasi analisis utilitarian hanya pada evaluasi atas
peraturan-praturan moral. Jadi saat menentukan apakah suatu tindakan dianggap
etis, kita tidak perlu mempertanyakan apakah tindakan tersebut akan memberikan
nilai utilitas paling besar. Sebaliknya, kita perlu mempertanyakan apakah tindakan
tersebut diwajibkan oleh peraturan moral yang harus dipatuhi oleh semua orang.
Jika benar, maka kita perlu melakukannya.
o Teori ini memiliki 2 bagian yang diringkas kedalam 2 prinsip, yaitu:
Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika
tindakan tersebut dinyatakan dalam peraturan moral yang benar.
Sebuah peraturan moral dikatakan benar jika dan hanya jika jumlah utilitas total
yang dihasilkannya; jika semua orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih
besar dari jumlah utilitas total yang diperoleh; jika semua mengikuti peraturan
moral alternatif lainnya.
> hak dan kewajiban kontraktual bergantung pada sistem peraturab yang diterima
publik, sistem yang mengatur tentang transaksi yang memunculkan hak dan
kewajiban kontraktual tersebut.
o Terdapa 4 sistem peraturan yang mendasari hak dan kewajiban. Dimana jika
perjanjian kontrak melanggar satu dari empat syarat tersebut, atau lebih, dianggap
batal.
Dasar Hak Moral Kant
o Teori Kant didasarkan pada sebuah prinsip moral yang ia sebut perintah kategoris
(categorical imperatives) dan yang mewaibkan semua orang diperlakukan sebagai
makhluk yang bebas dan sederajat dengan yang lain. Semua orang memiliki hak
moral atas perlakuan tersebut.
Rumusan pertama perintah kategoris Kant
o Saya tidak boleh melakukan tindakan kecuali dalam suatu cara yang juga dapat
saya kehendaki agar maxim saya menjadi hukum universal
o Maxim bagi Kant adalah alasan seseorang dalam sutuasi tertentu untuk melakukan
apa yang dia rencanakan. Maxim akan menjadi hukum universal jika semua orang
dalam situasi serupa memilih untuk melakukan tindakan yang sama dengan alasan
yang sama.
o Rumusan pertama ini mencakup 2 kriteria (1) universabilitas, yaitu alasan
seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat diterima semua
orang, setidaknya dalam prinsip.; (2) resersibilitas, yaitu alasan seseorang
melakukan sesuatu tindakan haruslah alasan yang bisa dia terima jika orang lain
menggunakannya.
Rumusan kedua perintah kategoris Kant
o Bertindaklah dalam suatu cara seperti anda memperlakukan semua manusia, baik
terhadap diri sendiri atau orang lain, bukan hanya sebagai sarana, namun juga
sebagai tujuan
o Manusia memiliki martabat yang sama, yang dalam hal ini membedakan mereka
dari benda-benda seperti alat atau mesin sehingga mereka tidak boleh dimanipulasi,
ditipu, atau dieksploitasi demi mencapai tujuan orang lain.
o Perjanjian yang curang dengan menipu orang lain adalah salah.
Hak menurut Kant
o Hak moral mengidentifikasi kepentingan-kepentingan yang dengan bibas dipilih
seseorang dan tidak boleh dianggap lebih rendah dibandingkan kepentingan kita.
Masalah pada pandangan Kant
o Pertama: teori Kant tidak cukup tepat untuk bisa selalu bermanfaat. Hambatannya
adalah saat menentukan apakah seseorang bersedia jika semua orang mengikuti
suatu kebijakan tertentu.
o Kedua: meskipun kita sependapat dengan jenis-jenis kepentingan yang memiliki
status sebagai hak moral, namun ada ketidaksepakatan yang cukup besar tentang
apa saja batas-batas hak tersebut dan bagaimana masing-masing hak
diseimbangkan dengan hak-hak yang saling berkonflik lainnya.
o Ketiga: banyaknya contoh yang menunjukkan bahwa teori tersebut terkadang
salah. Contohnya, menurut Kant, atasan secara moral bertindak benar, sedangkan