You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biokimia merupakan cabang ilmu dari biologi yang cakupan
bahasannya meliputi berbagai komponen yang ada didalam tubuh makhluk
hidup beserta reaksi kimianya. Salah satu komponen yang ada dalam tubuh
makhluk hidup adalah darah dan protein plasma.
Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup,
karena mempunyai peran yang banyak, terutama dalam pengangkatan zatzat yang penting untuk metabolisme tubuh. Darah yang menyuplai
jaringan dengan nutrisi, pengangkut zat-zat sisa metabolisme dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan untuk
mempertahankan tubuh dari bebagai penyakit. Didalam darah terdapat
heme yang berperan penting dalam menjalankan tugasnya sebagai zat
angkut oksigen dan nutrisi.
Menginagat pentingnya hal mengenai darah dalam tubuh, kami akan
menjelaskan lebih luas lagi melalui makalh yang telah kami susun ini.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian darah
2. Untuk mengetahui fungsi darah
3. Untuk mengetahui macam-macam sel darah
4. Untuk mengetahui gangguan pembekuan darah
5. Untuk memenuhi tugas biokimia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Darah
Darah adalah cairan tubuh khusus yang mengangkut bahan-bahan
menuju sel-sel tubuh antara lain nutrien dan oksigen serta mengangkut
produk sampah dari sel-sel tersebut.
Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh pemompaan
jantung. Pada binatang berparu, darah arteri membawa oksigen dari udara
yang dihirup menuju jaringan tubuh, dan darah vena membawa
karbondioksida sebagai sampah metabolisme sel dari jaringan menuju paru
untuk dikeluarkan. Istilah medis yang berhubungan dengan darah sering
diawali dengan hemo - atau hemato - yang berasal dari Bahasa Yunani
haima yang berarti darah. Darah manusia berwarna merah, mulai dari merah
terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.
Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, yaitu protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), keping darah( trombasit)serta medium cair dimana bagian padat
tersuspensi. Darah mengalir dalam arteri, kapiler dan vena untuk
mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon
dioksida dan hasil limbah lainnya.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah)
dan 45% sel-sel darah (darah padat).Jumlah darah yang ada pada tubuh kita
yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 5 atau 6
liter.Bobot jenis darah berfariasai antara 1,024- 1,028. Viskositas darah kirakira 4,5 kali viskositas air.

B. Fungsi Darah
Beberapa fungsi penting dari darah antara lain:

1. Memasok oksigen ke jaringan (oksigen terikat oleh hemoglobin, yang dibawa


eritrosit)
2. Memasok nutrien seperti glukosa, asam amino dan asam lemak (larut dalam darah
atau terikat protein plasma, misalnya lipid darah)
3. Membuang sampah seperti karbondioksida, urea dan asam laktat
4. Fungsi imunologis, termasuk sirkulasi lekosit dan deteksi bahan asing oleh antibodi
5. Koagulasi, suatu mekanisme perbaikan diri dalam tubuh (penjendalan darah ketika
terluka agar perdarahan berhenti).
6. Fungsi pembawa pesan, termasuk mengangkut hormon dan signal kerusakan
jaringan
7. Regulasi pH cairan tubuh (diperankan oleh komponen elektrolit dalam plasma
darah).
8. Regulasi suhu tubuh (sirkulasi darah mentransportasikan panas ke seluruh tubuh).
9. Fungsi hidrolik (restriksi aliran darah ke jaringan khusus menyebabkan
pengumpulan darah yang menghasilkan ereksi, misalnya pada penis, klitoris dan
pailla mamae.

C. Komposisi Darah
Komposisi darah adalah larutan berbasis air (aqueous), bermacammacam molekul, serta sejumlah komponen selular (korpuskel). Beberapa
komponen darah memiliki peran penting pada pertahanan tubuh
menghadapi gangguan eksternal dan perbaikan jaringan yang rusak. Bagi
dokter, darah adalah jendela metabolisme. Hal ini terlihat dari sebagian
besar tes diagnostik di laboratorium biokimia, hematologi, dan imunologi
dilakukan pada sampel darah.
Jumlah darah kira-kira 7% dari berat badan, dengan massa jenis
1060 kg/m3. Orang dewasa memiliki volume darah kira-kira 5 liter. Darah
tersusun atas korpuskuli (45%) dan cairan kekuningan bernama plasma
darah (55%). Korpuskuli terdiri atas eritrosit atau sel darah (99%), lekosit
atau sel darah putih (0,2%) dan trombosit atau platelet atau keping-keping
darah (0,6-1,0%). Sedangkan plasma darah tersusun atas solven (pelarut)

berupa H2O atau air (91,5%) dan solut (zat terlarut) yang terdiri atas protein
(7%) dan bahan lain (1,5%).
Sel-sel darah dibuat dari stem cell (sel induk) dalam suatu proses yang
dinamakan hemopoiesis atau hematopoiesis yang umumnya terjadi di
dalam sumsum tulang. Stem cell menghasilkan hemositoblas yang berubah
menjadi prekursor untuk berbagai jenis sel darah yaitu eritrosit, lekosit dan
trombosit.

D. Komponen Dalam Darah


a. Eritrosit
Sel darah merah atau Red Blood Cell banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah. Bagian dalam
eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat
oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru , dan oksigen
akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel
darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya
adalah zat besi.Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang
belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Sel darah merah juga
berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit
menderita penyakit anemia. Pada laki-laki normal jumlah rata-rata sel darah
merah 5.200.000 dan pada wanita normal 4.700.000.
Jumlah hemoglobin dalam dan transpor oksigen. Bila hematokrit
(persentase darah yang berupa sel darah merah-normal 40 sampai 45 persen)
dan jumblah hemoglobil pada masing-masing sel adalah normal, darah
mengandung rat-rat 15 gram hemoglobin. Tiap-tiap gram hemoglobiln
mampu mengikat kira-kira 1,39 ml okdigen. Oleh karena itu, pada orang

normal, lebih dari 20 ml oksigen dapat diangkut dalam ikatan dengan


hemoglobin dalam tiap-tiap 100 ml darah.
Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah
sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.Warna dari
eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin.
Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi
eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika
terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika
oksigen dilepas maka warna eritrosit akan berwarna lebih gelap, dan akan
menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoesis. Secara terus
menerus eritrosit diproduksi sumsum tulang, dengan laju produksi sekita 2
juta eritrosit per detik. Sel darah merah berasal dari sel yang dikenal sebagai
hemositoblast. Hemositoblast yang baru secara kontinyu dibentuk dari sel
induk primordial sumsum tulang. Hemositoblast mula-mula membentuk
eritoblast basofil yang mulai mensintesis hemoglobin. Eritoblast kemudian
menjadi eritoblast polikromatofilik, dinamakan demikian karena
mengandung campuran zat basofilik dan hemoglobin merah. Setelah ini, inti
sel menyusut sedangkan hemoglobin dibentuk dalam jumblah yang lebih
banyak, dan sel menjadi normoblast. Akhirnya setelah sitoplasma
normoblast telah terisi dengan hemoglobin, inti menjadi sangat kecil dan
dibuang. Pada waktu yang sama, retikulum endoplasma direabsorpsi. Sel
pada stadium perkembangan ini dinamai retikulosit karena ia masih
mengandung sejumlah kecil retikulum endoplasma basofilik yang
menyelingi diantara hemoglobin di dalam sitoplasma. Sementara sel dalam
stadium retikulosit ini, mereka masuk kedalam kapiler darah dengan
diapedesis (menyelip melalui pori memban).

Eritrosit (sel darah merah)


Sel darah merah memiliki beberapa fungsi bagi tubuh , antara lain..
Mengantarkan Oksigen ke Seluruh Tubuh : setelah dibentuk oleh
tumbuh sumsum merah tulang, sel darah merah akan menyebar ke seluruh
jaringan-jaringan tubuh dengan membawa oksigen dari paru-paru lalu
mengedarkannya dan membawanya kembali ke paru-paru untuk
dikeluarkan.
Penentuan Golongan Darah : Penentuan golongan darah ini dapat terjadi
karena ditentukan oleh ada tidaknya antigen aglutinogen dalam sel darah
merah. Golongan sel darah adalah A, B, AB, dan O
Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh (Antibodi) : Menjaga sistem
kekebalan tubuh ini dapat terjadi karna adanya peran serta hemoglobin
yang menangkal patogen atau bakteri melalui proses lisis dengan
mengeluarkan radikal bebas yang dapat menghancurkan dinding dan
membran sel patogen dan membunuh bakteri
Pelebaran Pembuluh Darah : Pelebaran pembuluh darah dapat terjadi
karena eritrosit melepaskan senyawa dinamakan S-Nithrosothiol yang
dilepaskan saat hemoglobain mengalami terdeogsigenerasi sehingga akan
melebarkan pembuluh darah dan melancarkan darah menuju ke seluruh
tubuh khususnya pada daerah yang kekurangan darah.
Ciri-Ciri Sel darah Merah

Bentul Sel darah merah yakni bulat pipih yang bagian tengahnya cekung
atau bikongkaf,
Sel darah merah tidak memiliki inti sel
Berwarna merah karna mengandung hemoglobin
Umur sel darah merang kurang lebih 120 hari
Sel darah merah berjumlah 4-5 juta sel/mm3 darah
Sel darah merah berdiameter 7-8 um dan tebalnya 1-2 um
Sel darah merah bersifat elastic

b. Leukosit
Leukosit memiliki nukleus namun tak memiliki hemoglobin. Rentang
hidup lekosit adalah beberapa jam hingga beberapa hari. Leukosit bersifat
amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Fungsi utama dari sel
tersebut adalah untuk fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang
masuk ke dalam tubuh.maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit
penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Jumlah sel pada orang dewasa
berkisar antara 6000 9000 sel/cc darah.Jumlah sel tersebut bergantung dari
bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.Peningkatan jumlah leukosit
merupakan petunjuk adanya infeksi (misalnya radang paru-paru). Orang
yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang
kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Jumlah lekosit adalah
4.000-11.000. Lekosit digolongkan menjadi 2 yaitu granulosit dan
agranulosit.

Granulosit dan agranulosit, keduanya dianggap sebagai dua jenis sel


darah putih. Klasifikasi ini didasarkan pada ada atau tidaknya granula
sitoplasma, bentuk inti, dan afinitas untuk noda laboratorium atau pewarna.
Sel darah putih atau leukosit dianggap sebagai komponen seluler utama
darah. Sel darah putih lebih besar dari eritrosit dan ditemukan dalam jumlah
kurang dari eritrosit. Tidak seperti eritrosit, leukosit dapat keluar darah
dengan mengasumsikan perilaku seperti amuba dengan lolos melalui poripori kapiler yang sempit, dan melakukan fungsi mereka dalam berbagai
jaringan. Fungsi utama leukosit adalah untuk mempertahankan tubuh
terhadap patogen infektif dan bahan asing. Leukosit dan turunannya, bersama
dengan protein plasma tertentu bertanggung jawab dalam membuat sistem
kekebalan tubuh, di banyak organisme yang lebih tinggi.
a) Granulosit
Granulosit dapat dengan mudah dibedakan oleh warna butiran mereka
ketika diwarnai dengan noda Wright.
Jumlahnya hampir 75% dari seluruh leokosit, plasmanya mengandung
granula (butir-butir halus), dibuat didalam sumsung merah oleh jaringan
retikulo endotelium. Granulosit merupakan sel fagosit, merupakan benda
asing, terutama bakteri. Oleh karena itu granulosit dapat menembus dinding
kapiler, disebut diapedesis serta masuk kejaringan-jaringan. Apabila
terjadiluka, granulosit akan berkumpul pada luka untuk memakan bakteri
yang masuk ke dalam tubuh.Granulosit yang mati akan berkumpul berupa
nanah. Macam-macam sel yang terdapat kedalam tipe granulosit antara lain :

Basofil terutama bertanggung jawab untuk jawab untuk memberi


reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamine kimia
yang menyebabkan perdangan.

Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan


demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.

Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi


alergi serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga
memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri. Aktifitas dan
matinya neutrofil dalam jumlah banyak menyebabkan adanya nanah
(pus).
Ketiga jenis granulosit adalah neutrofil, eosinofil, dan basofil. Mereka

terbentuk di sumsum tulang merah pada vertebrata. Neutrofil paling banyak


dari sel darah putih dan mengandung inti dengan satu sampai lima lobus.
Fungsi utama neutrofil adalah untuk menghancurkan patogen oleh
fagositosis. Eosinofil mengandung inti tidak teratur berbentuk dengan dua
lobus, dan tentu saja, seragam, bulat atau butiran berbentuk oval dalam
sitoplasma mereka. Eosinofil meningkat dalam jumlah besar dalam kondisi
alergi, dan penting untuk menelan dan detoksifikasi protein asing. Basofil
memiliki inti yang berbentuk S. Basofil melakukan fagositosis, dan mereka
melepaskan herpin dan histamin, dan mendorong respon inflamasi pada
organisme.
b) Agranulosit
Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran), intinya relative
besar, jumlahnya 25%. Macam-macam sel darah putih yang termasuk
kedalam tipe agranulosit antara lain:
Limfosit lebih umum dalam system limfa. Darah mempunyai 3 jenis
limfosit yaitu
1. Sel B yang berfungsi membuat antibody yang mengikat pathogen
lalu mengahncurkannya.
2. Sel T CD4+ (pembantu) berfungsi mengkoordinir tanggapan
ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) serta penting untuk
menahan bakteri intraselular. CD8+ (sitotoksik)dapat membunuh
sel yang terinfeksi virus.

3. Sel natural killer dapat membunuh sel tubuh yang tidak


menunjukan sinyal bahwa tidak boleh dibunuh karena telah
terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
Fungsi utama dari monosit adalah melaksanakan fagositosis puing
selular dan partikel asing. Limfosit biasanya jenis sel darah kedua terbanyak
putih dan mengandung satu inti bulat besar. Kedua jenis limfosit adalah
limfosit T dan limfosit B. Limfosit T secara langsung menyerang sel yang
terinfeksi, dan mereka tidak membuat antibodi. Tidak seperti limfosit T,
limfosit B menghasilkan antibodi dan melepaskan ke dalam aliran darah
untuk beredar dan menyerang partikel asing. Monosit membuat 1-7%,
sedangkan limfosit membuat 15 sampai 30% dari total sel darah putih dalam
manusia dewasa.

Netrofil

Eosin

Basof

Limf

ofil

il

osit

Monosit

c. Trombosit
Trombosit (juga disebut Platelet atau keping darah) adalah sel-sel
berbentuk oval kecil yang dibuat di sumsum tulang. Trombosit membantu
dalam proses pembekuan. Ketika pembuluh darah pecah, trombosit
berkumpul di daerah dan membantu menutup kebocoran. Trombosit
bertahan hidup hanya sekitar 9 hari dalam aliran darah dan secara konstan
akan digantikan oleh sel-sel baru.

10

Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam


mekanisme homeostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan
membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara
200.000-300.000 keping/mm, nilai dibawah rentang tersebut dapat
menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat
meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak
teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil
dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.
Protein penting yang disebut faktor pembekuan sangat penting untuk
proses pembekuan. Kendati trombosit sendiri bisa menutup kebocoran
pembuluh darah kecil dan untuk sementara menghentikan atau
memperlambat pendarahan, dengan adanya faktor pembekuan darah
menghasilkan penggumpalan yang kuat dan stabil. Trombosit dan faktor
pembekuan bekerja sama untuk membentuk benjolan padat (disebut bekuan
darah) untuk menutup kebocoran, luka-luka, atau goresan dan untuk
mencegah pendarahan di dalam dan pada permukaan tubuh kita.

E. Pembekuan darah
Proses pembekuan darah atau penggumpalan darah merupakan proses
yang kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah ketika
terjadi luka. Proses tersebut meliputi pengetatan pada dinding pembuluh
darah yang terluka, pelepasan zat untuk menarik keping-keping darah ke
daerah luka, dan pembentukan benang-benang fibrin. Komponen darah
yang terlibat dalam proses penggumpalan darah adalah keping-keping
darah (trombosit) dengan bantuan ion kalsium.
Apabila luka terjadi pada pebuluh darah yang tipis, pengetatan
dinding-dinding pembuluh darah dapat mencegah pengeluaran darah.
Tetapi, jika terjadi kerusakan cukup besar pada pembuluh darah, kepingkeping darah atau yang disebut trombosit akan berkumpul di sekitar luka
dalam jumlah besar dan menempel pada pembuluh darah, kemudian
membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah. Keping-keping

11

darah akan mengirim zat kimia yang bekerja sama dengan zat lainnya
dalam plasma darah untuk membentuk benang-benang fibrin yang
terbentuk pada permukaan luka dapat menahan keping-keping darah dan
sel-sel darah merah agar tidak menetes keluar. Luka yang besar dan tidak
bisa diperbaiki sendiri oleh tubuh perlu dijahit dengan benang khusus yang
biasanya dilakukan oleh doktor agar bagian yang terluka menjadi lebih
sempit. Dengan demikian, fungsi benang-benang fibrin dan keping-keping
darah menjadi lebih efisien
Dalam proses pembekuan darah, keping-keping darah (trombosit)
yang menyentuh permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan
trombokinase. Trombokinase akan mengubah protombin menjadi trombin.
Protrombin merupakan enzim yang belum aktif, berupa senyawa globulin
yang dihasilkan dihati dengan pertolongan vitamin K, sedangkan trombin
merupakan enzim yang telah aktif. Pengubahan protrombin menjadi
trombin sangat memerlukan zat kalsium untuk mempecepat proses tersebut.
Trombin lalu mengubah fibrinogen (protein yang larut dalam plsma darah)
menjadi fibrin yang berbentuk benang-benang. Benang-benang tersebut
menjadi keping-keping darah dan sel-sel darah merah, dan kemudian
perlahan menambal luka tersebut.

F. Gangguan Pembekuan Darah


a. Gangguan pada tingkat pembuluh darah
Dinding pembuluh darah dikelilingi dan dipertahankan
keutuhannya oleh serat-serat protein kalogen. Protein ini mengandung
asam amino khas, yaitu OH- prolin (hidroksiprolin). Asam amino ini
berasal dari asam amino prolin. Pembentukan OH-prolin dari prolin ini
memerlukan asam askorbat atau vitamin C. Kekurangan vitamin C
dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang agak lama akan
menyebabkan kerapuhan kapiler. Akibatnya, mudah terjadi pendarahan,
bahkan oleh trauma yang ringan sekalipun.
b. Gangguan pada tingkat trombosit

12

Trombosit mempunyai peran yang sangat penting dalam


penggumpalan darah. Penurunan jumlah trombosit ataupun perubahan
sifatnya akan menyebabkan gangguan pada proses penggumpalan
darah. Jumlah trombosit dapat berkurang karena kekurangan
pembentukan sel asalnya disumsum tulang, yaitu megakaryosit.
Keadaan ini dinamai sebagai Amegakaryocyte thrombopenia purpura
(ATP). Akan tetapi dapat pula jumlah megakaryosit didalam sumsum
tulang tetapi normal, akan tetapi jumlah trombosit darah tepi tetap
berkurang. Keadaan ini dinamai sebagai Idiopathic thrombocytopenia
purpura (ITP), yang mungkin sekali terjadi karena suatu kelainan
autoimun. Beberapa penyakit virus dapat menyebabkan penurunan
jumlah trombosit. Diantara penyakit-penyakit tersebut, yang terkenal
ialah penyakit demam berdarah dengue (DBD).
C. Gangguan pada factor penggumpalan
Semua faktor penggumpalan darah adalah protein, kecuali Ca2+ .
kelainan yang menyangkut suatu protein, termasuk faktor
penggumpalan, dapat disebabkan oleh salah satu dari 3 penyebab.
Pertama klainan genetic, kedua kelainan karena kerusakan dari organ
yang membuatnya dan yang ketiga kelainan yang disebabkan oleh
adanya masalah pada faktor pendukungproses sintesis.

G. Plasma Darah
Saat darah didiamkan akan terbentuk dua lapisan, plasma darah dan
sel sel darah. Di artikel sebelumnya telah dibahas mengenai lapisan bawah
yang terdiri atas sel-sel darah. Kini akan dibahas mengenai lapisan atas yang
berupa plasma darah ( cairan darah ). Plasma darah ini mengandung
berbagai macam zat organik, anorganik, dan air.
Komponen Penyusun Plasma Darah
Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain
sebagai berikut.
1) Sari makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya
monosakarida, asam lemak, gliserin, kolesterol, asam amino, dan garamgaram mineral.

13

2) Enzim, hormon, dan antibodi, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel.


3) Protein yang terlarut dalam darah, molekul-molekul ini berukuran cukup
besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Contoh:
a) Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik darah.
b) Globulin, berperan dalam pembentukan g-globulin, merupakan
komponen pembentuk zat antibodi.
c) Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.
4) Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme.
5) O2, CO2, dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.
Fungsi Plasma Darah
Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum.
Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan
fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak
sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk
membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing
yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.
Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dalam plasma darah dapat dibedakan
sebagai berikut.
1) Aglutinin : menggumpalkan antigen.
2) Presipitin : mengendapkan antigen.
3) Antitoksin : menetralkan racun.
4) Lisin : menguraikan antigen.
Antigen yang terdapat dalam sel darah dikenal dengan nama
aglutinogen, sedangkan antibodi terdapat di dalam plasma darah dinamakan
aglutinin. Aglutinogen membuat sel-sel darah peka terhadap aglutinasi
(penggumpalan).

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Darah merupakan cairan bewarna merah terdapat dipembuluh
darah, warna darah berubah-ubah karena pengaruh zat ysng terkandung.
Jika darah mengandung O2 yang tinggi maka darah berwarna merah muda
dan jika CO2 tinggi darah berwarna merah tua. Volume darah manusia
adalah sekitar 8% dari berat tubuhnya. Darah tersusun atas dua komponen.
Komponen pertama berupa cairan yang disebut plasma darah, komponen
kedua adalah sel-sel darah dan keping-keping darah yang berupa padatan.
Sel-sel darah merah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping-keping darah (trombosit).
Proses pembekuan darah atau penggumpalan darah merupakan
proses yang kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah
ketika terjadi luka. Proses tersebut meliputi pengetatan pada dinding
pembuluh darah yang terluka, pelepas zat untuk menarik keping-keping
darah kedaerah luka, dan pembentukan benang-benang fibrin. Kompone
darah yang terlibat dalam proses penggumpalan darah adalah kepingkeping darah (trombosit) dengan bantuan ion kalsium.

15

Gangguan pembekuan darah meliputi: gangguan pada tingkat


pembuluh darah, gangguan pada tingkat trombosit, dan gangguan pada
faktor penggumpalan. Macam-macam protein plasma adalah fibrinogen,
albumin (69 kDa), globulin, dan protombin.

B. Saran
Makalah ini sangat cocok dibaca oleh para mahasiswa tenaga
kesehatan dan tenaga kesehatan itu sendiri, hal ini karena mereka akan
merawat atau mengobati manusia dan darah serta protein plasma yang
merupakan komponen yang ada dalam tubuh mereka. Jadi tenaga
kesehatan harus benar-benar mengerti tentang dua komponen tersebut jika
keduanya memiliki gangguan, karena pasien pasti ada yang akan bertanya
apa yang menyebabkan gangguan dalam dua komponen tersebut. Tentunya
tenaga kesehatan harus menguasai materi ini agar dapat menjawab
pertanyaan dari pasien.

16

DAFTAR PUSTAKA
Bessis, M., et al. (eds): Red Cell Rheology, New York, Springer-Verlag, 1978
Cokelet, G. R., et al. (eds): Erythrocyte Mechanics and Blood Flow. New
York, A. R. Liss, 1979.
Dobrin, P. B.: Mechanical properties of arteries. Physiol. Rev., 58: 397, 1978.

http://id.wikipedia.org/wiki/Darah
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-darah-plasma-darahdan-fungsi-alat-sistem-transportasi-manusia.html

17

You might also like