You are on page 1of 11

a.

Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester III


Tabel 2.1. Ketidaknyaman Pada Kehamilan Trimester III
No
1.

Gejala
Konstipasi atau
Sembelit

Kemungkinan Penyebab
Peningkatan hormon progesterone yang
menyebabkan relaksasi otot sehingga
usus kurang efisien perubahan uterus
yang semakin membesar, sehingga
uterus menekan daerah perut tablet besi
(iron) yang diberikan oleh dokter/ bidan
pada ibu hamil.

2.

Edema atau
bengkak

1.
2.
3.

3.

Insomnia

4.
1.
2.

4.

5.

Sering Buang
Air Kecil

Varises

Gangguan sirkulasi vena dan


peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bagian bawah
Pakaian ketat juga menghambat
aliran balik vena dari ekstremitas
bagian bawah
Kaki yang menggantung saat
duduk
Gejala preeklamsia
Ibu hamil sering kencing di malam
hari
Rasa tidak nyaman yang dirasakan
ibu hamil seperti bertambahnya
ukuran rahim yang mengganggu
gerak ibu

1. Tekanan uterus karena turunnya


bagian bawah janin sehingga
kandung kemih tertekan dan
mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat karena kapasitas
kandung kemih berkurang
2. Nocturia yang terjadinya aliran balik
vena dari ekstremitas difasilitasi
saat wanita sedang berbaring pada
saat tidur malam hari
1. Kongesti vena bagian bawah yang
meningkat sejalan dengan
kehamilan oleh karena tekanan
darah dalam uterus

Penatalaksanaan
Minum air putih yang cukup minimal 6-8
gelas/ hari.
2.
Makanlah makanan yang berserat tinggi
seperti sayuran dan buah-buahan.
Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti
berjalan (Jogging). Segera konsultasikan ke
dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit
tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara no. 1
sampai 3 diatas.
1.
Hindari menggunakan pakaian ketat.
2.
Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.
3.
Posisi menghadap kesamping saat
berbaring.
4.
Penggunaan penyokong atau korset pada
abdomen maternal yang dapat
melonggarkan vena-vena panggul
Untuk gejala preeclampsia, diperlukan tindakan
lebih lanjut dari tenaga kesehatan
1. Hindari kafein, rokok dan minuman
beralkohol. Selain membahayakan hal itu
juga membuat ibu hamil sulit tidur dan
membuat jantung berdebar.
2. Buat kamar tidur senyaman mungkin.
Hentikan aktivitas fisik seperti olahraga
ringan, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum
tidur.
3. Usahakan tidur sebentar di siang hari.
Sebaiknya tidur di siang hari cukup
dilakukan 30 sampai 60 menit saja.
Jika ibu terlalu lama tidur siang, bisa jadi ibu
tidak dapat tidur di malam hari.
4. Buat jadwal tidur yang teratur. Biasakan
miring kiri. Posisi tidur miring ke kiri juga
akan membantu darah dan nutrisi mengalir
lancar ke janin dan rahim, serta membantu
ginjal untuk sedikit memperlambat produksi
urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini
juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur
lebih optimal ketika perut semakin
membesar pada trimester III.
5. Kurangi minum pada malam hari.
1.

6. Minum segelas susu hangat. Kandungan asam


amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan
meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan
membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan
membangkitkan hormone melatonin dalam darah
yang membuat seseorang menjadi mudah
mengantuk.
1. Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang
dialaminya
2. Mengurangi asupan cairan pada sore hari
agar waktu tidur tidak terganggu
3. Jangan menahan buang air kecil
4. Setelah kencing usahakan pakaian dalam
diganti sesering mungkin bila merasa basah atau
lembab
1. Tinggikan kaki sewaktu berbaring atau
duduk
2. Berbaringlah dalam posisi tegak lurus dan

2. Kerapuhan jaringan elastik yang


diakibatkan oleh estrogen
3. Kecenderungan bawaan keluarga

6.

b.

Nyeri di bagian
bawah perut

Rahim yang membesar sehingga


mengakibatkan adanya tekanan pada
kandung kemih yang berlokasi di bagian
bawah perut

ambil posisi miring beberapa kali


3. Jaga agar kaki jangan bersilang
4. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
5. Istirahat dalam posisi berbaring miring ke
kiri
6. Hindari pakaian dan korset yang ketat
Waspadai bila nyeri ini sampai menyebabkan
infeksi saluran kemih. Tekanan pada kandung
kemih dapat membuat urine berada lebih lama di
sana sehingga mengakibatkan timbulnya infeksi
saluran kemih. Keluhan yang timbul bisa berupa
anyang-anyangan, berkemih tidak tuntas (sedikitsedikit),mengalami nyeri di perut bagian bawah
yang menyebar hingga ke punggung, bahkan
terkadang timbul kontraksi. Menghindari
kebiasaan menahan buang air kecil dan selalu
minum air putih sekurang-kurangnya 10 gelas
per hari amat disarankan untuk mencegah kondisi
ini

PenatalaksanaanPelayanan Antenatal
Setiapwanitahamilmenghadapirisikokomplikasi yang bisamengancamjiwanya.Oleh karena itu, setiap wanita hamil
memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :

c.

Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu),

Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28),

Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).(Saifuddin, 2009)

Pelayanan / Asuhan Standar Minimal 10 T Dan 14 T


Menurut Depkes RI dalam pedoman PWS KIA 2009, Standar Pelayanan Antenatal diterapkan Standard Pelayanan
Kebidanan, yaitu:
1

Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


Timbang berat badan selalu dilakukan di setiap waktu ANC, berat badan kurang dari 45 kg pada trimester ketiga
menyatakan ibu kurus memiliki kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Kenaikan berat badan
normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
Mengukur tinggi badan dapat dilakukan pada awal ANC saja, Tinggi badan kurang dari 1,5 meter dapat menjadi
alasan untuk direncanakannya proses persalinan dengan cara operasi. Sehingga ibu hamil bersama suaminya dapat
menyiapkan biaya operasi sejak dini, serta menumbuhkan kesiapan psikis untuk operasi.

Ukur tekanan darah.


Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan
tetap dalam keadaan normal (120/80 mmHg). Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan terjadi
peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia atau
eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin/bayinya. Hal
yang juga harus menjadi perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi), seringkali disertai dengan keluhan pusing dan
kurang istirahat.

Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).


Pengukuran status gizi dengan lingkar lengan atas dimaksudkan untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita
kekurangan energi kronis (KEK) atau tidak. Normalnya ukuran LILA ibu hamil 23,5 cm, apabila kurang dari itu ibu
tersebut menderita kekurangan energi kronik ( KEK ). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Ukur tinggi fundus uteri.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara melakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di perut ibu hamil)
dan dilakukan pengukuran secara langsung untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah.
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat
indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
5

Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).


Palpasi abdomen untuk menentukan presentasi janin merupakan bagian penting dalam pemeriksaan antenatal.
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak
kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali per menit.

Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan
untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan
pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah
minimal 4 minggu.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:

a)

Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus
yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.

b)

Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.


Tabel 2.2. Imunisasi Tetanus pada Ibu Hamil
Antigen

Interval
(selang waktu minimal)

Lama
perlindungan

%
perlindungan

3 tahun*

80

TT1

Pada kunjungan antenatal pertama

TT2

4 minggu setelah TT1

TT3

6 bulan setelah TT2

5 tahun

95

TT4

1 tahun setelah TT3

10 tahun

99

TT5

1 tahun setelah TT4

25 tahun /seumur
hidup

99

Keterangan: *Artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan
terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum).
7

Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Tes laboratorium (rutin dan khusus).


Tes laboratorium berguna untuk mendeteksi dini jika ada komplikasi kehamilan, sehingga dapat segera
mengobatinya; mempertahankan dan meningkatkan kesehatan selama kehamilan; mempersiapkan mental dan fisik dalam
menghadapi persalinan; mengetahui berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya, juga bila kehamilannya
dikategorikan dalam risiko tinggi, sehingga dapat segera ditentukan pertolongan persalinan yang aman kelak. Adapun tes
laboratorium pada ibu hamil berupa tes urin lengkap, pemeriksaan darah, TORCH dan hepatitis, serta amniosentesis.

Tatalaksana kasus
Deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru
lahir, jika semua tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah atau deteksi dini komplikasi yang

mungkin terjadi, merupakan asuhan persalinan secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi dan
segera melakukan rujukan saat kondisi masih optimal, maka para ibu akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian.
10

Temu wicara (konseling), termasuk perencanaa persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T

yaitu :
1

Timbang berat badan


Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg
per minggu mulai trimester kedua.

Ukur tekanan darah


Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
preeklamsi.

d.

Ukur tinggi fundus uteri

Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

Pemberian imunisasi TT

Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan VDRL

Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara

Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil


10

Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

11

Pemeriksaan protein urine atas indikasi

12

Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

13

Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

14

Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

Cara Menentukan Taksiran Persalinan :


1

Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumus Naegele , yaitu hari + 7, bulan 3, tahun + 1.

Jika HPHT lupa, menggunakan patokan gerakan janin primigravida dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu,
multigravida pada kehamilan 16 minggu.

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi. Penentuan kehamilan dengan ultrasonografi atau transabdomen dapat
digunakan pada usia kehamilan atau usia gestasinya kira-kira 5 minggu setelah hilangnya haid. (Linda Walsh, 2007, hal
101)

e.

Palpasi Abdomen (Pemeriksaan Leopold) :


1

Leopold I

Gambar 2.1. Leopold 1


Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus
uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang
terdapat didalam fundus.
Hasil : kepala teraba benda bulat dan keras,Bokong teraba tidak bulat dan lunak.
2

Leopold II

Gambar 2.2. Leopold 2


untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menetukan letak.
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi tersebut dengan cara yang sama pada
sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.

Leopold III

Gambar 2.3. Leopold 3


Menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah
kiri ibu sambil meraba bagian bawah tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
4

Leopold IV

Gambar 2.4. Leopold 4


Cara : Pemeriksa berubah arah dengan melihat ke arah kaki klien, dengan kedua tangan ditentukan apa sudah masuk
PAP dengan tehnik perlimaan
Hasil : kepala masuk 1/5 bagian berarti teraba 4/5 bagian
f.

Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan


Menghitung taksiran berat badan janin (TBBJ) menurut cara Jonson:
1

Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :


TBBJ = ( TFU 11 ) x 155

Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :


TBBJ = ( TFU 12 ) x 155

g.

Cara menentukan umur kehamilan


1

Dihitung dari tanggal haid terakhir.

Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup feeling life (quickening).

Menurut Spieggelberg : dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis, maka diperoleh Tabel sebagai berikut :
Tabel 2.3. Menentukan Umur Kehamilan (Spieggelberg)
Umur Kehamilan
TFU
22-28 minggu
24-25 cm diatas simfisis
28 minggu
26,7 cm diatas simfisis
30 minggu
29,5-30 cm diatas simfisis
32 minggu
29,5-30 cm diatas simfisis
34 minggu
31 cm diatas simfisis
36 minggu
32 cm diatas simfisis
38 minggu
33 cm diatas simfisis
40 minggu
37,7 cm diatas simfisis
*Dikutip dari: http://www.lusa.web.id/menentukan-usia-kehamilan/

Cara Leopold
Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari jari tangan sesuai dengan usia kehamilan.
Tabel 2.4. Menentukan Umur Kehamilan (Leopold)
Usia Kehamilan
12 mgg
16 mgg
20 mgg
24 mgg
28 mgg
32 mgg
36 mgg
40 mgg

Tinggi Fundus Uteri


3 jari diatas simphisis
pusat ke simphisis
3 jari dibawah pusat
Sepusat
3 jari diatas pusat
Setengah pusat ke px
3 jari dibawah px
Setengah pusat ke px

Cara Mc.Donald
Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (dengan cara Mc. Donald) :
Tabel 2.5. Menentukan Umur Kehamilan (Mc. Donald)

h.

UK

TFU

Keterangan

8 mgg
12 mgg

Belum teraba
Di atas simfisis

Sebesar telur bebek


Sebesar telur angsa

16 mgg

pusat simfisis

Sebesar kepala bayi

20 mgg
24 mgg
28 mgg
32 mgg

Di pinggir bawah pusat


24 minggu tepat di atas pinggir pusat
3 jr atas pusat / 1/3 pusat Px
pusat Px

36 mgg

1 jr di bwh Px

----Kepala masih berada di atas


pintu panggul.

40 mgg

3 jr bwh Px

Fundus uteri turun kembali,


karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.

Cara menghitung denyut jantung janin :


1

Auskultasi :
Dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru dapat didengar pada kehamilan 18 20 minggu. Dengan dopler dapat
terdengar sejak usia kehamilan 12 minggu.

Cara menghitung Denyut Jantung Janin


Dihitung pada:
( 5 detik pertama + 5 detik ketiga + 5 detik kelima ) x 4

Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160 denyut permenit. (Manuaba, 1998)
i.

Pemeriksaan Laboratorium :
1

Pemeriksaan Hb :
Dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia
30 minggu terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb < 11 gr%, dan anemia berat < 8 gr%. Dilakukan
juga pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar glukosa pada urine. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di
Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb < 11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada trimester II. Anjuran
program nasional Indonesia adalah pemberian 60 mg/hari elemental besi dan 50 g asam folat untuk profilaksis anemia.
Program Depkes memberikan 90 tablet besi selama 3 bulan. (Pengurus IBI, 2006)

Urin :
Spesimen urin diambil pada setiap kunjungan ulang untuk

digunakan pada tes distick guna mengetahui

kandungan protein/glukosa didalamnya. Semua wanita harus menjalani penapisan diabetes pada minggu ke 28 dan
penapisan striptokokus B pada mingguke 35 hingga ke 37. (Varney, 2007)
j.

Pertambahan berat badan selama hamil


1

Pertambahan berat total selama kehamilan pada primigravida sehat yang makan tanpa batasan adalah sekitar 12,5 kg.
Dengan distribusi pertambahan berat badan sebagai berikut :
a

Payudara

: 0,5 kg

Fat/lemak

: 3,5 kg

Plasenta

: 0,6 kg

Fetus

: 3,4 kg

Cairan ketuban (amniotic fluid)

: 0,6 kg

Pembesaran uterus

: 0,9 kg

Penambahan darah

: 1,5 kg

Cairan ekstraseluler

: 1,5 kg

Total

: 12,5 kg

(Cunningham, 2006).
2

Kenaikan berat badan wanita hamil rata rata antara 6,5 kg sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya
anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih lebih sayur mayur
dan buah-buahan (Wiknjosastro, 2009).

Kenaikan BB per Trimester :


Trimester pertama

1.000 1.500

gr

Trimester kedua

4.500

gr

Trimester ketiga

5.000 5.500

gr

10

12.000

gr

(Manuaba, 2010)
4

Pertambahan Berat badan berdasarkan IMT


IMT (kg/m2)

k.

Total Kenaikan Yang


Disarankan (kg)

Kurus (IMT < 19,8)

12,2-18,0

Normal (IMT 19,8 26,0)


Lebih (IMT 26,0-29)
Obesitas (IMT > 29)

11,5-16,0
7,0-11,5
6,0

KebutuhanGiziIbuHamil :

Trimester I (minggu 1-13)

Trimester II (minggu 14-28)

Kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa.

Tabel 2.6.Pertambahan
Berat Badan berdasarkan
IMT.
(Wiknjosastro,2009)

Ibu memerlukan tambahan kalori 285 kal, protein lebih tinggi dari biasa yaitu 1,5 gr/kg BB.
3

Trimester III (minggu 28-lahir)


Kalori sama dengan trimester II tapi protein naik menjadi 2 gr/kg BB.Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil
sesuai dengan Widya Karya Pangan dan Gizi Ibu Hamil adalah :
-

Kalori

: 2185 kal

Protein

: 56 gram

Kalsium

: 900 mg

Fosfor

: 650 mg

Besi (Fe)

: 46 g

Iodium

: 175 mg

Magnesium : 950 mg

Seng

: 20 mg

Vitamin A

: 750 RE

Vitamin B

: 400-600 IU

Vitamin C

: 60 mg

Vitamin B12 : 1,3 mg

Asam Folik

: 300 g

Casein

: 10,2 mg

Riboflavin

: 2,3 mg

Piridoksin

: 2,6 mg

Tabel 2.7.Kebutuhan gizi ibu hamil dalam ukuran rumah tangga


Ibu hamil
Bahan
Makanan

Ukuran Rumah
Tangga

Tidak
Hamil

Nasi
Piring
Ikan
Potong
Tempe
Potong
Sayuran
Mangkuk
Buah
Potong
Gula
Sdk mkn
Susu
Gelas
Air
Gelas
Minyak
Sdk mkn
(Gizi dalam Kespro,2009)
l.

3
1
3
1
2
5
1
4
4

TW I

TW II

TW III

3
1
3
1
2
5
1
4
4

4
2
4
3
2
5
1
6
6

3
3
5
5
2
5
1
6
6

KebutuhanFisikdanPsikologis Ibu Hamil


1)

Kebutuhan Fisik Ibu Hamil


a)

Lingkungan yang Bersih


Salah satu pendukung untuk kelangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang
bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi.
Lingkungan bersih disini adalah termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Selain udara, perilaku hidup
bersih dan sehat juga perlu dilaksanakan, seperti menjaga kebersihan diri, makanan yang dimakan, buang air besar di
jamban, dan mandi menggunakan air bersih.

b)

Senam Hamil

Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih
baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak.
c)

d)

Pakaian
-

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.

Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

Pakailah BH yang menyokong payudara.

Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

Pakaian dalam yang selalu bersih.

Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut sehingga terjadi
perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu ibu dianjurkan untuk beristirahat
minimal 8 jam sehari dan mengurangi aktifitas berat.

e)

Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem metabolisme mengakibatkan
peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembapan di kulit dan
memungkinkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme, jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu
hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah genetalia, karena saat hamil
terjadi pengeluaran secret vagina yang berlebihan. Cara menjaga kebersihan organ genetalia adalah dengan
membersihkan alat genetalia dari arah depan kebelakang kemudian dilap sampai kering. Mengganti celana dalam
secara rutin apabila terasa lembab juga dianjurkan agar ibu tetap merasa nyaman.

f)

Perawatan payudara
-

Hindari pemakaian BH dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa, karena akan
mengganggu penyerapan keringat payudara.

Gunakan BH dengan bentuk yang menyangga payudara.

Hindari membersikan putting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan putting susu
dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.

g)

Bodi Mekanik
-

Menganjurkan untuk menggunakan sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak dan jangan terlalu sempit.

Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dengan cara berjongkok terlebih dahulu kemudian bangun secara
perlahan.

Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk
dan diganjal dengan bantal dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut
bawah sebelah kiri.

2)

Pada saat bangun tidur sebaiknya miring terlebih dahulu kemudian bangun secara perlahan.

Duduk dengan posisi punggung tegak.

Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian untuk mengurangi keregangan otot).

Kebutuhan Psikologis
a)

Dukungan Keluarga
-

Dukungan dari keluarga sangat penting artinya dalam membantu ibu menjalani kehamilan yang sehat.

Dukungan yang diberikan sebaiknya bersifat psikoterapi karena dapat mengurangi rasa takut, rasa cemas, rasa
sakit dan ketidakseimbangan emosi yang biasa terjadi pada seorang ibu hamil.

Dukungan suami dapat berupa dukungan fisik, dukungan ekonomi dan dukungan psikologis.

Dukungan anggota keluarga dapat berupa dukungan moril, memberi dukungan sebagai calon donor darah jika
diperlukan dan dukungan danan bila dibutuhkan.

b)

Support Tenaga Kesehatan


Dukungan berupa informasi, dukungan psikologis dan pemberian perawatan antenatal.

m.

Prosedur Diagnostik
Prosedur Diagnostik dilakukan meliputi :
1

n.

Anamnesa
a

Riwayat Kehamilan

Riwayat Kebidanan

Riwayat Kesehatan

Riwayat Sosial

Pemeriksaan Umum (Keseluruhan)

Pemeriksaan Kebidanan (Luar)


a

Inspeksi

Palpasi

Auskultasi

Perkusi

Pemeriksaan Kebidanan (Dalam)

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Penunjang : USG dan CTG

PrognosadanKomplikasi
1

Prognosa
Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan harus dapat dibuat prognosa atau ramalan apakah
nanti kehamilannya akan berakhir dengan persalinan normal atau tidak.Prognosa atau ramalan perlu untuk menentukan
apakah nantinya ibu hamil harus bersalin di Rumah Sakit atau boleh melahirkan dirumah.
Berikut ini 26 penapisan dalam merujuk pasien, antara lain :
a

Riwayat bedah besar

Perdarahan Pervaginam

Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

Ketuban pecah dengan mekonium kental

Ketuban pecah lama (> 12 jam)

Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

Ikterus

Anemia berat (< 7 gr/dL)

Demam > 38C

Preeklampsi / Eklampsi

Tinggi fundus uteri 40 cm atau < 25 cm

Gawat janin

Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala masih 5/5

Presentasi bukan letak belakang kepala

Presentasi majemuk

Kehamilan gemeli

Tali pusat menumbung

Syok

Hipertensi

Kehamilan dengan penyakit sistemik (ASMA, DM, Jantung, Kelainan darah, TBC)

Tinggi Badan < 140 cm

Kehamilan Ektopik

Kehamilan Posterm

Partus tak maju (kala I lama, kala II lama, kala II tak maju)

Hamil dengan miom

Hamil dengan riwayat penyakit tertentu (HIV, Hepatitis)

(Data Penapisan di Puskesmas Gerung)


2

Komplikasi
Pada kehamilan komplikasi yang sering ditemukan :
a

Perdarahan nidasi merupakan hal yang fisiologis bila jumlahnya sedikit, sebentar dan tidak berpengaruh buruk
pada kehamilan

Abortus

Kehamilan unembrionik (Blighted Ovom) dimana sejak awal mudigah terbentuk kemudian mati

Molahidatidosa

Kehamilan Ektopik

Hiperemesis gravidarum

Preeklampsia dan Eklampsia

Perdarahan antepartum

Kehamilan kembar

Kelainan dalam lamanya kehamilan

Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin

You might also like