Professional Documents
Culture Documents
Pondasi
Pondasi adalah struktur bangunan bagian bawah yang berfungsi meneruskan gaya dari segala arah
bangunan di atasnya ke tanah. Dengan demikian pembangunan pondasi harus dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri, beban-beban berguna, dan gaya-gaya luar
seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata melebihi batas tertentu akan
menyebabkan rusaknya bangunan atau menimbulkan patahan pada beton. Oleh karena itu
penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.
Secara umum terdapat dua macam pondasi, Yaitu:
1.
Pondasi Dangkal : dipakai untuk bangunan bertanah keras atau bangunan-bangunan
sederhana.
2.
Pondasi Dalam : dipakai untuk bangunan bertanah lembek, bangunan berbentang lebar
(memiliki jarak kolom lebih dari 6 meter), dan bangunan bertingkat.
Pondasi Dangkal
Pondasi Strauss
Pondasi Dalam
Pondasi sumuran
dll
Untuk menghindari penurunan setempat pada pondasi (pada salah satu kolom),
makapondasi bagian atas dihubungkan, atau di ikat dengan beton sloof. Beton sloof ini berfungsi
untuk menahan resapan atau rembesan air tanah ke dinding bangunan dan menahan bangunan.
Dengan adanya beton sloof ini, juga berfungsi sebagai beton pengikat pondasi yang bila terjadi
penurunan pada bangunan maka akan terjadi penurunan secara bersama-sama (turun seragam
sehingga tidak menimbulkan kerusakan).
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya
kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :
- Batu belah (batu kali/guning)
- Pasir pasang
- Semen PC (abu-abu).
Kelebihan :
Pelaksanaan pondasi mudah
Kekurangan :
Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.
Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah
lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan
kedalamannya sampai pada tanah keras.
Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga
dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan
dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan
dikembangkan ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:
- Batu pecah / split (2/3)
- Pasir beton
- Semen PC
- Besi beton
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)
Kelebihan :
Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal
daripadapondasi batu belah.
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
Kelebihan :
Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya.
Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik
sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
4. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan
komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karenapondasi ini
dimulai dengan menggali tanah berdiameter 60 - 80 cm seperti menggali sumur.
Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat
sloof.Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan
dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros
adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang
dalam.
Kelebihan :
Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan
pengangkutan tiang pancang.
Kekurangan :
Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan
dilempar/ dituang dari atas)
Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.
Strauss Pile
Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter sesuai perhitungan
struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat
cassing-nya. Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak
berair,pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing.
Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan sepanjang
dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm,
dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti layaknyapondasi tiang,
maka pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah
mengikatkan tulanganpondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer
tekanan beban di atasnya.
Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan pondasi strauss pile.
Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor, peralatan cor, dan system cassing yang
menggunakan teknologi lebih modern. Pondasi ini digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas
2 lantai.
Kelebihan :
Volume betonnya sedikit
Kekurangan :
Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena unsur semen
larut oleh air tanah.
Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksipondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke
sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan
yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan
tumpuan pondasi.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer
adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah
sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada
lingkungan sekitar.
Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus
menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan.
Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3
7 ton.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada
10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.
Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan
berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya
dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.
Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban
rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai,
misalnya Y ton.
Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton.
Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang
pancang pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil
perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.
Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya.
Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.
Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil laboratorium dan daya
lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan
berkurang. Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.
Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan tanah
relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:
Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.
Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang beban 25 30 ton
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan 30 35 ton
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 50 ton.
Keuntungan:
Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat, hasilnya lebih dapat
diandalkan.
Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun lapisan
antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah
keras masih dapat dilakukan.
Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika diperlukan
tiang dengan ukuran khusus.
Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban vertical.
Kerugian :
Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah
yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya.
Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat hancur.
Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi denga kayu.
Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan, diperlukan
perbaikan khusus.
Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan maka harus
disediakan tempat yang cukup luas.
Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau dipasang.
Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.
Keuntungan:
Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan keriuhan yang sangat
kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat penduduknya.
Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar dan lebih
panjang.
Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau pabrikan.
Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap) dapat dibuat lebih
kecil.
Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah galian dapat
diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau pada tanah pendukung
pondasi dapat langsung diketahui.
Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.
Kerugian :
Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dn kualitas tiang yang
sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan
kualitas hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.
Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur dengan reruntuhan
tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan dengan seksama setelah penggalian tanah
dilakukan.
Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka untuk pekerjaan
yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.
Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum jam menggunakan
air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara perlu dipikirkan cara menangani tanah yang
telah dibor atau digali.