You are on page 1of 13

1.

1 Spesifikasi dan Jenis Alat


1.1.1
Spesifikasi Alat
Engine
MAKE
MODEL
GROSS POWER
NET POWER
DISPLACEMENT
ASPIRATION
Operational
OPERATING WEIGHT
FUEL CAPACITY
ENGINE OIL CAPACITY
TRANSMISSION FLUID CAPACITY
HYDRAULIC SYSTEM FLUID CAPACITY
TIRE SIZE
Transmission
TYPE
NUMBER OF FORWARD GEARS
NUMBER OF REVERSE GEARS
MAX SPEED - FORWARD
MAX SPEED - REVERSE
Blade
BLADE CAPACITY
BLADE WIDHT
BLADE HEIGHT
Dimensions
LENGHT WITH BLADE ON GROUND
HEIGHT TO TOP OF CAB

Komatsu
SA6D114E-2
155 hp
116 kw
157 hp
116 kw
504.7 cu in
8.3 L
Turbo charged, after-cooled Diesel
40697.3 lb
18460 kg
102 gal
390 L
5 gal
19 L
18.2 gal
69 L
14.5 gal
55 L
Standard Lubricated Track rollers
Planetary Gear, Gearshift
3
3
3.3 mph
9.4 km/h
4.3 mph
11.2 km/h
497 yd3
ft in
ft in

380 m3
3.9 mm
1.2 mm

17.8 ft in
1.9 ft in

5440 mm
565 mm

1.1.2
Jenis Alat
1). Berdasarkan Alat Geraknya
a) Crawler Tractor Dozer dibutuhkan jika antara roda dan
permukaan tanah dikehendaki gesekan yang besar, serta
mendapatkan tenaga maksimum pada waktu kerja, sebab
Crawler Tractor tidak bisa selip, tetapi kecepatannya sangat
rendah; kecepatan maksimum Crawler Tractor hanya sekitar 4,5
km/ jam. Umumnya Crawler Tractor digunakan untuk
menggusur tanah, dan lain-lain.

Gambar 1.1.2 Crawler Tractor Dozer


b) Wheel Tractor Dozer jenis ini lebih gesit dan lincah dalam
pergerakannya,. Jenis bulldozer ini sangat cocok untuk daerah
kering dan memiliki landasan yang keras. Sementara untuk
daerah yang becek dan landasan lunak, bulldozer type ini akan
kehilangan kekuatannya karena sering selip.

Gambar 1.1.2 Wheel Tractor Dozer


c) Swamp Dozer digunakan untuk daerah yang sangat lunak seperti pada
rawa-rawa

Gambar 1.1.2 Swamp Dozer


2). Berdasarkan Alat Kendali
Menurut alat kendali pisau dozer (blade)-nya, dibedakan dalam:

a) Cable controlled
b) Hydraulic controlled

Perbandingan Cable controlled dengan Hydraulic controlled:


Cable Controlled

Hydraulic Controlled

Sederhana dalam pemasangan dan

Tekanan pisau lebih besar

pemakaian
Pemeliharaan mudah

Kedudukan pisau mudah diatur

Daya apung (floating) besar

Tidak dapat bekerja pada medan


yang jelek, becek, lembek

Tidak cocok untuk tanah yang

Kadang-kadang kesulitan untuk

keras

menyiapkan minyak hidrolis jika


lokasi jauh dari kota

3). Berdasarkan Blade/Pisau

Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), yaitu posisi tegak lurus dan
posisimiring. Posisi blade tegak lurus hanya dapat bergerak maju, dan
posisi miring dapat bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya
(kedepan dan kesamping).
Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :
a) Universal Blade (U Blade)
Blade ini dilengkapi dengan sayap yang bertujuan meningkatkan
produktivitas. Sayap ini akan membuat bulldozer
mendorong/membawa muatan lebih banyak, karena
memungkinkan kehilangan muatan lebih kecil. Kebanyakan blade
tipe ini dipakai untuk pekerjaan reklamasi tanah, pekerjaan

penyediaan bahan (stock pilling) dan lain-lain.


Gambar U-Blade Dozer
b) Straight Blade (S Blade)
Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagai kondisi medan,
blade ini merupakan modifikasi dari U-blade. Banyak digunakan
untuk mendorong material cohesive, penggalian struktur dan
penimbunan. Dengan memiringkan blade dapat berfungsi untuk
menggali tanah keras. Manuver blade jenis inilebih mudah dan
dapat menangani material dengan mudah.

Gambar S-Blade Dozer


c) Angling Blade (A Blade)
Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga dibuat untuk:
Pembuangan kesamping (side casting)

Pembukaan jalan (pioneering roads)


Penggalian saluran (cutting ditches)
Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling
dan lain-lain pekerjaan yang sesuai

Gambar 2.8 A-Blade Dozer


d) Cushion Blade (C Blade)
Blade tipe ini dilengkapi dengan rubber cushion (bantalan
karet) untuk meredam tumbukan. Selain untuk push dozing, blade

juga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang


lain. Lebar C-blade memungkinkan peningkatan manuver.
Selain perlengkapan standar Bulldozer ini juga memiliki
beberapa option/Peralatan tambahan seperti: Pisau garuk, Garu
batuan, Pembajak akar, Pemotong pohon jenis V, Kanopi pelindung

operator, Roda pencacah, Kap pelindung untuk pekerjaan berat


dsb.
Gambar 2.9 C-blade dozer
e) Bowl Blade
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material
dengan kehilangansesedikit mungkin, karena adanya dinding besi

pada sisi blade yang cukup lebar. Bentuknya seperti mangkuk,


menyebabkan ia disebut bowl-dozer

Gambar 2.10 Bowl blade dozer


f) Light material U Blade (U Blade, material ringan)
Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang
lebih ringan.Contohnya seperti stock pile dari tanah lepas/gembur.

Gambar 2.10 Light material U-blade dozer

Gambar 2.11 Jenis Blade pada Bulldozer


4). S
5). Ss
6). S

1.2 Fungsi Alat


Terdapat fungsi jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau buldozer
adalah
1.2.1
Pembabatan atau Penebasan (Cleraring) Lokasi Proyek.
Buldoser mampu membersihkan lokasi dari semak-semak, pohon besar/ kecil,
sisa pohon yang sudah ditebang, menghilangkan/ membuang bagian tanah atau
batuan yang menghalangi pekerjaan pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan ini
dapat dikerjakan sebelum pemindahan tanah itu sendiri dilakukan atau dikerjakan
bersama-sama. Pembabatan ada beberapa cara, tergantung dari keadaan lapangan;
bila daerah itu hanya ditumbuhi semak dan pohon kecil dengan diameter yang

kurang dari 10 cm, cukup langsung didorong. Kalau diameternya agak besar (10
cm < < 25 cm) dan akarnya kokoh, ada dua cara untuk merobohkannya.
1). Didorong bebarapa kali dengan perlahan supaya bagian pohon yang kering
gugur, lalu didorong secara mendadak dengan sedikit mengangkat sudunya
sampai pohon roboh.
2). Pohon dilingkari dengan rantai lalu ditarik oleh dia buah Buldoser. Jika
diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga cara yang dapat
dilakukan.
3). Tanah disekeliling pohon digali supaya akar-akarnya putus, lalu pohon
didorong.
4). Bila pohon tidak roboh, pohon dililit dengan rantai lalu ditarik Buldoser,
tetapi jika di lokasi terdapat dua atau tiga Buldoser, lebih baik jika ditarik
dengan Buldoser pada arah masing-masing mendorong agar supaya lebih
aman.
5). Jika dengan cara-cara di atas pohon itu tetap tidak roboh, batang digergaji,
kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.
6). Jika di lokasi proyek terdapat bongkahan batu besar yang mengganggu
pekerjaan, maka batu harus dicongkel dan didorong dari sebelah luar
sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya sampai pada batas luar daerah kerja.
Jika batu tersebut ada disebuah lembah, maka lerengnya harus digali dulu
agar tidak terlalu curam, sebab ada kemungkinan Buldoser akan terbalik.
1.2.2
Merintis (Pioneering) Jalan Proyek.
Pekerjaan
perintisan
merupakan
kelanjutan
dari
pekerjaan
pembabatan/penabasan. Pekerjaan merintis meliputi: pekerjaan perataan tanah,
pembuatan jalan darurat untuk transportasi alat mekanis, dan jika perlu adalah
pembuatan saluran air untuk drainase tempat kerja.
1.2.3
Gali/angkut jarak pendek.
Menggali lalu mendorong tanah galian itu ke suatu tempat tertentu, misalnya
pada pembuatan jalan raya, kanal, dan sebagainya. Bila kondisi jalan tidak licin,
penggunaan Buldoser roda karet akan lebih efisien. Jika dibandingkan dengan
cara pemindahan tanah yang lain, pada tahap-tahap tertentu cara gali/ angkut
menggunakan Buldoser tidak selalu ekonomis, penggunaan Buldoser untuk gali
angkut sangat efisien jika:
a) Jarak dorong Buldoser roda besi < 200 ft, dan untuk roda karet < 400 ft,
pemakaian lebih dari itu sangat tidak efisien
b) Volume material yang akan dipindahkan tak lebih dari 500 m3; jika lebih dari
itu penggunaan Buldoser perlu dipertimbangkan lagi.
1.2.4
Pusher Loading.
Membantu Power Scrapper konvensional (standar) dalam mengisi muatan.
Bantuan
Buldoser itu diperlukan untuk menambah tenaga agar diperoleh
kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
1.2.5
Menyebarkan Material.
Menyebarkan tanah ke tempat-tempat tertentu denganketebalan yang
dikehendaki; misalnya material yang ditumpuk disuatu tempat oleh truck atau
alat angkut lainnya.
1.2.6
Penimbunan Kembali
Pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang galian seperti
menutup kembali gorong-gorong di bawah tanah, penimbunan lubang fondasi
atau tiang penyangga bangunan besar (jembatan, menara beton, dan lain-lain),

dan menutup kembali pipa minyak, pipa gas alam, atau pipa air minum bila sudah
terpasang.
1.2.7
Trimming dan Sloping
Pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat; misalnya tanggul,
dam, kanal besar, tepi jalan raya, dan sebagainya. Pekerjaan ini hanya dapat
dilakukan oleh operator yang sudah berpengalaman, lebih-lebih jika sudut
kemiringannya besar, sebab ada kemungkinan Buldoser tergelincir ke bawah.
1.2.8
Ditching
Kegiatan menggali saluran/ selokan/ kanal yang penampangnya berbentuk U atau
V.
1.2.9
Menarik
Pekerjaan untuk menarik benda-benda berat atau peralatan mekanis yang sedang
rusak, agar dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
1.2.10
Memuat.
Memuat menggunakan Buldoser diperlukan pada kondisi-kondisi tertentu,
misalnya medan dengan topografi tertentu truck tak dapat langsung dikendarai
menuju lokasi. Buldoser dapat digunakan untuk memuat truck tersebut.
1.3 Bagian-bagian Alat
Banyak komponen-komponen yang melengkapi sebuah bulldozer
1.3.1
Blade (pisau) adalah komponen yang berfungsi untuk mendorong,
meratakan tanah.
1.3.2
Lift cylinder digunakan untuk menggerakkan blade.
1.3.3
Work lamp digunakan untuk penerangan saat melakukan operasi.
1.3.4
Muffler digunakan untuk meredam suara dari proses pembuangan sisa
gas buang pada mesin.
1.3.5
Precleaner digunakan untuk mengurangi jumlah debu atau puing yang
masuk ke sistem asupan udara.
1.3.6
Cabin digunakan untuk pengoperasian unit oleh operator.
1.3.7
ROPS Canopy digunakan untuk melindungi operator pada saat unit
mengalami insiden terguling.
1.3.8
Fuel tank digunakan untuk wadah yang aman untuk bahan bakar dan
mendorong/membebaskan tekanan gas ke dalam mesin.
1.3.9
Ripper tilt cylinder digunakan untuk mengangkat pada posisi naik dan
turun hingga posisi miring.
1.3.10
Shank ripper merupakan pangkal pada pengeruk.
1.3.11
Ripper lift cylinder digunakan untuk mengangkat pada posisi ke
samping.
1.3.12
Ripper digunakan untuk memecah batu dan tanah keras, untuk
memudahkan proses penggusuran, pengeruk.
1.3.13
Shank protector merupakan bagian yang antara pengeruk dan
pangkalnya.
1.3.14
Point ripper merupakan bagian titik ujung untuk mengeruk.
1.3.15
Arm ripper merupakan bagian seperti engsel pengeruk agar mudah
seperti gerakan mengayun.
1.3.16
Final drive merupakan penggerak untuk mempermudah memutar rantai.
1.3.17
Teeth sprocket merupakan gerigi pada roda pemutaran rantai.
1.3.18
Carrier roller merupakan penahan main frame.
1.3.19
Track shoe merupakan roda yang digunakan pada medan berlumpur.
1.3.20
Track roller merupakan bagian seperti roda untuk memutarkan rantai.
1.3.21
Straight frame merupakan batang penyanggah blade.

1.3.22
Brace merupakan penyangga untuk penggerak roda.
1.3.23
Cutting edge untuk memotong/mendorong puing-puing terletak di bagian
terbawah

1.4 Kekurangan dan Kelebihan Alat


1.4.1 Kekurangan
1.4.2 Kelebihan
1.5 Cara Kerja
Untuk meningkatkan produksi bulldozer ada beberapa cara pengoperasian bulldozer,
antara lain sebagai berikut.
1.5.1 Slot Dozing
Teknik slot dozing dibuat semacam penghalang disisi pisau yang berfungsi untuk
menghindari adanya spillage dari dozer. Ketentuan teknik slot dozing adalah
sebagai berikut:
a) Cara ini memungkinkan muatan besar dapat didorong di depan blade. Teknik
ini banyak dipakai dalam penimbunan dan penggusuran besar-besaran.
b) Selalu mempergunakan gigi satu dan tidak memaksakan steering, track shoe
dijaga agar tidak terjadi spining, atur tenaga dan blade control pada saat
membawa beban.
c) Setiap melakukan perpindahan gigi transmisi baik dari gigi transmisi maju ke
gigi transmisi mundur atau sebaliknya, bulldozer harus benar-benar berhenti
dan kemudian pindahkan gigi transmisi yang sesuai, perhatikan selalu
indikator suhu oli transmisi agar tidak overheating
d) Jika hendak berbelok pada saat sedang membawa muatan gunakan
alat kendali kemiringan bulldozer untuk berbelok, kedalaman parit tidak
boleh melebihi tinggi blade

Gambar Cara Kerja Slot Dozing

1.5.2 Straight Dozing


Dua dozer yang bekerja secara bersama secara berdampingan, pisau kedua
dozer dihimpitkan sedekat mungkin
a) Isilah material semaksimal mungkin, dorong material dengan selalu
menggunakan gigi satu jangan memaksakan pekerjaan diluar kemampuan
bulldozer.

b) Atur tenaga bulldozer, atur blade control dan jangan sampai


track shoe slip, perhatikan kebersihan area kerja.
c) Untuk mendapatkan hasil dorongan yang bagus, pertahankanlah
ketinggian blade agar permukaan tetap rata.
d) Menggusur lurus (straight dozing): jika blade menggali kedalam dan
bagian belakang traktor sedikit terungkit, naikan blade sedikit keatas
untuk melanjutkan pemotongan rata. jika beban gusuran menghambat
laju traktor, pindahkan gigi transmisi rendah atau mengangkat blade
sedikit.

Gambar Cara Kerja Straight Dozing

1.5.3 Dozing Up and Down (Menggusur di Lereng)


a) Jika bekerja didaerah kemiringan usahakan mendorong material dari area
yang lebih tinggi ke area yang lebih rendah.
b) Berhati-hati bila bekerja di lereng agar tidak terbalik, bila
tractor tergelincir kesamping segera putar tractor kearah menurun.
c) Jangan memotong bagian bawah tebing berlabihan karena akan
mempertajam tebing, jaga jarak jangan terlalu dekat dengan pinggiran
jurang atau persis di bawah tebing.
d) Melakukan pekerjaan dari daerah rendah ke daerah yang lebih tinggi
akan memaksa dozer berkerja lebih berat, untuk itu operator harus selalu
menggunakan gigi transmisi satu dan perhatikan indikator suhu oli
transmisi agar tidak overheating, hindarkan slip pada track shoe.
e) Memotong lereng bukit: jika mungkin, mulailah melakukan
potongan menurun, berkerjalah dengan posisi traktor agak miring
kesebelah dalam pemotongan teras yang dibuat harus cukup lebar.
f) Bila operator akan memotong suatu perbukitan maka lakukan tehnik
mendorong mulai dari depan seperti gambar dibawah.

Gambar Cara Kerja Dozing Up and Down

1.5.4 Dozing di disposal


a) Usahakan selalu merapikan dan membersihkan lantai disposal.
b) Buatlah tanggul pengaman setinggi setengah ban haul truck yang melakukan
aktivitas di disposal
c) Naikkan lantai disposal setinggi 2% ( 3 meter sebelum tanggul ).
d) Posisi operasi bulldozer selalu sebelah kiri dari posisi lokasi damping
haultruck.
e) Menjaga kestabilan landasan disposal maupun pinggiran dumping agar tidak
amblas, slip dan sliding/longsor.
f) Sebelum melakukan pekerjaan pembuangan material, pastikan disposal bebas
dari material lembek, berlumpur, semak belukar, sehingga mudah merekat
dengan material buangan.

1.5.5 Ripping
a) Posisi saat sebelum menurunkan shank, shank harus berada pada posisi
keluar penuh, untuk menghujamkan shank ripper kedalam material,
miringkan sudut shank ripper tersebut sehingga ujung tip pada posisi
yang tepat untuk bisa masuk kedalam material dengan mudah, besarnya
sudut disesuaikan dengan jenis material yang harus dibongkar.
b) Setelah shank diturunkan, operator harus mengatur kecepatan putaran
engine (rpm) untuk mengantisipasi kekerasan material yang akan di
ripping. sambil bergerak maju, masukkan shank ripper kedalam material.
Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, gerakkan shank ripper
kedepan agar besarnya sudut pada posisi yang paling efektif. Sudut tersebut
biasanya terletak diantara posisi tegak lurus dan maju.
c) Atur kecepatan putaran engine (rpm) bersamaan dengan mengatur
posisi shank mengarah kedalam material. gerakkan shank ripper kedepan
atau posisi shank in bila menghadapi material yang sulit diangkat.
d) Setelah posisi shank diarahkan kedalam, disesuaikan dengan jenis
kekerasan material, operator diharuskan tetap mengatur kecepatan putaran
engine (rpm) untuk menjaga agar tidak terjadi slip pada track shoe.
gerakkan shank ripper kebelakang atau posisi shank out bila diperlukan
jarak yang lebih lebar antara shank ripper dan track.
e) Pada saat melakukan ripping, operator harus tetap mempergunakan gigi
transmisi satu, dan tidak dibenarkan mempergunakan gigi transmisi tinggi.

f) Pada saat melakukan ripping, operator dilarang untuk membelokkan


bulldozer.
g) Pada saat melakukan pembongkar (ripping) bisa dilakukan dengan cara
menyilang, hanya dilakukan bila diperlukan.
h) Penambahan jarak ripping antara 1,5 m menjadi 2,0 m kearah
kanan sampai mendapatkan kondisi loading point yang tepat pada
excavator, penambahan jarak 2,0 m bisa dilakukan pada ripping pertama
dan 1,5 m bisa dilakukan pada ripping silang (second ripping) untuk
mendapatkan bongkahan yang diinginkan (dilihat dari jenis kekerasan
material).

Gambar Cara Kerja Ripping

You might also like