You are on page 1of 6

BABII

TINJAUANPUSTAKA

2.1

Electroplating
Electroplating merupakan suatu proses pengendapan elektro lapisan logam

pada elektroda yang bertujuan membentuk permukaan dengan sifat atau dimensi
yang berbeda dengan logam dasarnya. Plating termasuk salah satu cara
menanggulangi korosi pada logam dan juga berfungsi sebagai ketahanan bahan.
Di samping itu plating juga memberikan nilai estetika pada logam yang dilapisi,
yaitu warna dan tekstur tertentu, serta untuk mengurangi tahanan kontak serta
meningkatkan konduktivitas permukaan atau daya pantul. Sebelum dilakukan
pelapisan pada bahan dasar, permukaan logam harus disiapkan untuk menerima
adanya lapisan. Persiapan ini bertujuan untuk meningkatkan daya ikat antara
lapisan dengan bahan yang dilapisi [1]
Permukaan yang ideal dari bahan dasar adalah permukaan yang
seluruhnya mengandung atom bahan tersebut tanpa adanya bahan asing lainnya.
Proses ini meliputi abrasi mekanik yang dilakukan untuk jenis inert yang kasar
dan besar, pencucian untuk menghilangkan lemak, minyak dan debu agar lebih
bersih, dapat digunakan larutan organik dan larutan alkali untuk menghilangkan
oksiadanya. Secara prinsip proses electroplating mencakup empat hal, yaitu
pembersihan, pembilasan, pelapisan dan proteksi setelah pelapisan. Keempat hal
ini dapat dilakukan secara manual atau bisa juga menggunakan tingkat otomatisasi
yang lebih tinggi lagi.
Electroplating termasuk proses elektrolisa yang biasanya dilakukan dalam
bejana sel elektrolisa dan berisi cairan elektrolit. Pada cairan tersebut paling
sedikit tercelup dua elektroda. Masing-masing elektroda dihubungkan dengan arus
listrik yang terbagi menjadi kutub positif (anoda) dan kutub negatif (katoda). Di
dalam proses elektrolisa terjadi reaksi oksidasi dan reduksi. Prinsip dasar dari
pelapisan logam secara listrik ini adalah penempatan ion-ion logam yang

ditambah elektron pada logam yang dilapisi, yang mana ion-ion logam tersebut
didapat dari anoda dan elektrolit yang digunakan. Dengan adanya arus searah
listrik yang mengalir dari sumber maka elektron dialirkan melalui elektroda
positif (anoda) menuju elektroda negatif (katoda) dan dengan adanya ion-ion
logam yang melapisi permukaan logam yang lain yang dilapisi.
Mekanismeterjadinyapelapisanlogamadalahdimulaidaridikelilinginya
ionionlogamolehmolekulmolekulpelarutyangmengalamipolarisasi.Didekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang
bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban
tambahanbagiionionuntukmenembusnya.Dengangayadorongbedapotensial
listrik dan dibantu oleh reaksireaksi kimia, ionion logam akan menuju
permukaankatodadanmenangkap electron darikatoda,sambilmendeposisikan
diridipermukaankatoda.
Elektroplating

merupakan

suatu

proses

yang

digunakan

untuk

memanipulasi sifat suatu substrat dengan cara melapisinya dengan logam lain.
Proses elektroplating banyak dibutuhkan oleh industri penghasil benda logam,
diantaranya industri komponen elektronika, peralatan listrik, peralatan olah-raga,
peralatan dapur, dan sebagainya. Namun demikian proses elektroplating dalam
prakteknya

masih

sulit

dilakukan

oleh

karena

pengendaliannya

masih

membutuhkan tenaga ahli yang berpengalaman.


Hasil yang diperoleh dalam proses elektroplating dipengaruhi oleh
banyak variabel, diantaranya larutan yang digunakan, suhu larutan, durasi plating,
tegangan antara kedua elektroda, keadaan elektroda yang digunakan, dan
sebagainya.
a. Elektrolit

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ionion dan selanjutnya larutan, larutan adalah campuran homogen yang
terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di
dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan

dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran


zat

terlarut

dan

pelarut

membentuk

larutan

menjadi konduktor elektrik, konduktor elektrik adalah material yang


dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah.
Elektrolit

pada

umumnya berbentukasam,basaataugaram.

Beberapagastertentudapatberfungsisebagaielektrolitpadakondisi
tertentumisalnyapadasuhutinggiatautekananrendah.Elektrolitkuat
identik denganasam,basa, dangaramkuat. Elektrolit merupakan
senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar
senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh
ikatanionNaClyangmerupakansalahsatujenisgaramyaknigaram
dapur.NaCldapatmenjadielektrolitdalmbentuklarutandanlelehan.
ataubentukliquiddanaqueous.sedangkandalambentuksolidatau
padatansenyawaiontidakdapatberfungsisebagaielektrolit.
b. Anoda

Anodaadalahelektroda,elektroda adalahkonduktoryang digunakan


untuk bersentuhan dengan bagian atau media nonlogam dari
sebuahsirkuit(misalsemikonduktor,elektrolitatauvakum).Logamm
aupunpenghantarlistriklain,padaselelektrokimiayangterpolarisasi
jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir
berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada
proseselektrokimia,

baiksel

galvanik

(baterai)maupun

selelektrolisis,anodamengalamioksidasi.
c. Katoda
Katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia yang terpolarisasi jika
arus listrik mengalir keluar darinya. Pada baterai biasa (Baterai
Karbon-Seng), yang menjadi katoda adalah seng, yang juga menjadi
pembungkus baterai. Sedangkan, pada baterai alkalin, yang menjadi
katoda adalah mangan dioksida (MnO2).
2.2

Hukum Faraday I

Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding


dengan kuat arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut.
Rumus:
m = e . i . t / 96.500 ............................................................................(1)
q = i . t ................................................................................................(2)
dengan :
m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
2.3

Hukum Faraday II
Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing

elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik


yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat
tersebut.
Rumus:
m1 : m2 = e1 : e2 ..................................................................................(3)
dengan:
m = massa zat (garam)
e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi
2.4

Pelapisan Tembaga
Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferro atau kuningan

sebagai logam yang dilapis adalah satu cara untuk melindungi logam terhadap
serangan korosi dan untuk mendapatkan sifat dekoratif. Cara pelapisan tembaganikel-khrom dengan metode electroplating Pelapisan menggunakan arus searah.
Cara kerjanya mirip dengan elektrolisa, dimana logam pelapis bertindak sebagai
anoda, sedangkan logam dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang disertai

dengan perlakuan awal terhadap benda kerja yang baik mempunyai berbagai
keuntungan dibandingkan dengan cara-cara yang lain.
Pengerjaan electroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas
tiga proses yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir
hasil electroplating. Proses electroplating ini terdapat tiga jenis proses pelapisan
yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan tembaga, lalu dilanjutkan
dengan pelapisan nikel dan yang terakhir benda dilapis dengan khrom. Tembaga
atau cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena
mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk
pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis dengan baik.
Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut dengan nikel yang
kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom. Aplikasi yang paling penting dari
pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar pada pelapisan baja sebelum
dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan
khrom. Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan
pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari serangan keasaman larutan
tembaga sulfat. Alasan pemilihan pelapisan tembaga untuk aplikasi ini karena sifat
penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.[2]
Sifat-sifat fisika tembaga :
1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan
listrik
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3100C
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
Sifat-sifat kimia tembaga :
1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan
akan membentuk oksida tembaga (CuO).
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau
karat basa.
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4
encer.

4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan


pekat.

You might also like