You are on page 1of 3

Agregat

Agregat yang digunakan untuk campuran pembuatan beton terdiri dari :


1. Agregat halus biasanya disebut pasir
Besaran butir untuk agregat halus bervariasi, tidak mengandung kersik
belerang yang dapat dikenal dari warnanya yang kuning emas berkilap, pasir
tidak boleh tercampur dengan bahan-bahan organic, tanah liat
2. Agregat kasar biasanya disebut kerikil
Bentuk butiran yang seragam akan menghasilkan beton yang baik, keadaan
permukaan yang kasar / berpori akan menghasilkan ikatan yang baik
daripada agregat yang licin
Syarat mutu batu alam sebagai bahan konstruksi
a. Persyaratan pasir sebagai bahan konstruksi :
1. Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh
endapan pasir tidak kurang dari 70%
2. Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5% berat
(kadar lumpur)
3. Angka kehalusan finesse modulus terletak antara 2,2 3,2 bila diuji
memakai rangkaian ayakan dengan 1,25;2,5;5;10 mm dengan fraksi yang
lewat ayakan 0,3 mm minimal 15% berat
4. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organic yang dapat mengurangi
beton
b. Persyaratan kerikil sebagai bahan konstruksi :
1. Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Rudellof tidak boleh
mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm, lebih dari 50%
berat
2. Kadar lumpur maksimum 1% berat
3. Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20% berat,terutama
untuk beton mutu tinggi

Susunan besar butir :


a. Agregat halus
Lubang ayakan
Persentase tembus kumulatif (persen berat)
BS dalam mm
Menurut BS 895 : 1965
Zone 1
Zone 2
Zone 3
Zone 4
9,52
100
100
100
100
4,76
90 - 100
90 - 100
90 - 100
95 - 100
2,40
60 - 95
75 - 100
85 - 100
95 - 100
1,10
30 - 70
55 - 90
75 - 100
90 - 100
0,60
15 - 34
35 - 59
60 - 79
80 - 100
0,30
5 - 20
8 - 30
12 - 40
15 - 50
0,15
0 - 10
0 - 10
0 - 10
0 - 15
b. Agregat kasar
Lubang ayakan
Persentase tembus kumulatif (persen berat)
dalam mm
Ukuran butir nominal
37,5 4,75 mm 25 4,75 mm 19 4,75 mm
50
100
37,5
95 - 100
100
25
95 - 100
100
19
35 - 70
90 - 100
12,5
25 - 60
9,5
10 - 30
25 - 55
4,75
05
0 10
0 10
2,36
0-5
0-5

12,5 4,75 mm
100
90 100
40 70
0 15
0-5

Catatan :
1. Agregat zone I, adalah daerah susunan butir yang baik tetapi diperlukan
banyak semen dan air dibandingkan dengan zone II
2. Agregat zone II, daerah baik sekali untuk pembuatan beton
3. Agregat zone III, daerah kuarang baik, terlalu banyak campuran semen dan
air
4. Agregat zone IV, daerah tidak baik, terlalu sulit untuk dikerjakan

Contoh analisa agregat halus :


Diameter
lubang mm

Berat tertinggal
gram

Prosen
tertinggal

A
9,6
4,8
2,4
1,2
0,6
0,3
0,15
< 0,15
Jumlah

B
0
9
13,2
140
202
103,9
32,5
5
505,6

C
0
1,8
2,6
27,70
39,95
20,55
6,4
1
100

Prosen
tertinggal
komulatif
D
0
1,8
4,4
32,1
72,05
92,6
99
301,95

Prosen tembus
komulatif
E
100
98,2
95,6
67,9
27,95
7,4
1
-

Prosen Tertinggal = (Berat tertinggal / jumlah berat tertinggal) x 100%


Prosen tembus komulatif = 100% - prosen tertinggal komulatif
Angka kehalusan = 301,95/100 = 3,02
Catatan : Jumlah sisa ayakan tidak boleh lebih / kurang dari 1% dari masa sebelum
diayak 505,6 500 /500 x 100% = 5,6 / 500 x 100% = 1%
Menggambar grafik susunan butirnya masuk pada zone I :
100

95

95,6
98,2

90

100

90

80
70

70

67,9

60

60

50
40

34

30

27,95

20

20

15

10
10
1

0,15

7,4

30

0,30

0,60

1,20

2,40

4,80

9,60

19

You might also like