Professional Documents
Culture Documents
PRAKATA
Diktat kuliah sirkulasi cairan tubuh ini dimaksudkan untuk dipakai sebagai media
belajar dalam memperlancar suatu proses Learning Activities para mahasiswa
kedokteran.
Kerangka penyusununannya dilandasi oleh studi kepustakaan dari buku atau
majalah dan seminar-seminar ilmu-ilmu kedokteran.
Ditinjau dari materinya, tentu masih jauh dari harapan para pembaca dan masih
kurang sempurna. Dan kami sendiri masih ingin mengembangkan dan menyempurnaklan
diwaktu-waktu yang akan datang. Bantuan dan kritik senantiasa kami nantikan demi
perbaikan dan kesempurnaannya.
Akhirnya, penulis mengharapkan diktat yang sederhana ini dapat membantu
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang ilmu-ilmu kedokteran dan kesehatan
Akmaraiwta kadir
PENDAHULUAN 2
II.
III.
IV.
V.
VI.
KEGAGALAN SIRKULASI.. 37
KEPUSTAKAAN......................................................................................... 42
I.
PENDAHULUAN
Pada tahun 1620-an, William Harvey dari Inggris menemukan aliran darah
dari jantung dan kembali ke jantung lagi, maka saat itulah mulai diketahui
adanya system sirkulasi.
Itulah sebabnya peranan yang paling mendasar dari system cardiovascular
adalah mengalirkan darah. Sirkulasi ini berguna untuk menyalurkan substansi
essensial seperti oksigen, asam amino, asam lemak., hormone, dan nutrisi
lainnya ke berbagai jaringan dan sesudah itu membawa keluar sampah
metabolisme, misalnya karbon dioksida, amonia, kreatinin, urea dan lain-lain.
Jadi sirkulasi darah yang ditugaskan pada fungsi kardiovaskular terlibat dalam
usaha mempertahankan lingkungan hidup sel dalam proses homeostasis,
dengan kata lain untuk memenuhi kebutuhan sel dan jaringan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, yang akan menjadi pembicaraan di sini
adalah bagaimana darah mengalir di dalam pembuluh darah, dari dan kembali
ke jantung dengan segala mekanisme yang mempengaruhi nya.
Pembuluh darah yang membentuk lingkaran sirkulasi ini terdiri dari
bagian-bagian yang selain dari histologis berbeda juga mempunyai perbedaan
besar rongga, tebal dinding, luas diameter, seperti pada gambar.
5
II.
CO2 O2
PARU
JANTUNG
limfatik
vena
arteri
kapiler
CO2 O2
JARINGAN
dr.akma - lab.fk uwks
Keterangan Gambar
Aliran cair tubuh terjadi secara terus menerus seirama dengan kinerja pompa
jantung, maka bila terjadi hambatan pada segmen sirkulasi (pada jantung, paru
dan pembuluh darah atau limfe) akan menimbulkan hambatan /kemacetan/
edema.
II.1 FAAL SISTEM LIMFATIK
Saluran
limfatik
merupakan
pembuluh
yang
dapat
menampung/
Gambar 5.
Selama systole ventrikel stroke volume yang dikeluarkan oleh jantung sebagian dialirkan ke
perifer. Tetapi sebagian besar meregang jaringan elastis ini, dan pada diastole ventrikel,
jaringan elastic ini menolak darah ke perifer.
9
dirambatkan lewat dinding pembuluh darah ke arah perifer. Tingginya tekanan
ini adalah 120 mm Hg pada systole, dan 80 mm Hg dalam keadaan diastole.
Selisih kedua nilai ini disebut pulse pressure.
Pressure pulse ini dihantarkan ke perifer melalui aorta dengan kecepatan
3-5 m/detik, dicabang-cabang arteri besar dengan kecepatan 7 10 m/detik,
dan di arteri kecil 15 35 m/detik. Pada umumnya semakin kecil komplians
setiap segmen vascular, semakin cepat penghantaran pressure pulse.
Penghantaran pressure pulse ke perifer lebih cepat dari kecepatan aliran darah.
Didalam arteri kecil dan arteriole pressure pulse mengalami peredaman
sehingga intensitasnya kecil.
Sifat-sifat pulsasi ini dapat berubah dalam berbagai gangguan di pembuluh
darah. (pulsus paradoxes, pulsus deficit, pulsus alternant, dll).
10
Tekanan maximum selama systole disebut Tekanan Sistolik (Ps), dan
tekanan minimum selama diastolic (Pd). Amplitudo tekanan darah (Ps-Pd)
disebut denyut tekanan (pulse pressure). Tekanan darah arteri rata-rata (MP)
adalah tenaga dorong untuk mengalirkan darah pada waktu dan daerah
tertentu dari pembuluh darah.
Pada arteri sentral
: PM = Pd + (Ps-Pd) /2
: PM = Pd + (Ps-Pd)/3
Pada Ao Ascendens
11
Penurunan tekanan arteri di masing-masing bagian ini berbanding
langsung dengan besarnya tahanan di pembuluh darah tersebut. Di aorta
tahanan ini masih nol, karena itu tekanannya pada ujung aorta masih sekitar
100 mm Hg. Demikian tahanan dalam arteri besar hanya tekanan 3 mm Hg.
Tahanan mulai banyak di arteri kecil yang menyebabkan penurunan tekanan
sampai 85 mm Hg pada pangkal arteriole.
Tahanan di arteriole adalah yang terbesar dibandingkan dengan bagianbagian lain sirkulasi sistemik, yang merupakan hamper separuh dari seluruh
tahanan dan mengakibatkan turunnya tekanan sebesar 55 mm Hg, sehingga
pada pangkal kapiler tekanan tinggal 30 mm Hg. Setelah melewati kapiler
tekanan turun mencapai 20 mm Hg.
Dalam keadaan normal tidak ada pulsasi tekanan darah lagi di kapiler
sehingga arus kapiler rata. Pada keadaan tertentu saja pulsa di kapiler terjadi,
misalnya pada vasodilatasi dari pipa arteriole atau spingter prekapiler.
Pada Venule tekanan menurun sampai 15 mm Hg. Dan menjadi nol pada
vena cava. Tekanan yang rendah pada atrium kanan ini disebabkan juga oleh
tekanan negatif rongga dada yang diteruskan ke ruang-ruang jantung
Otot polos (otonomik) dapat mengalami relaksasi (vasodilatasi) atau
kontraksi (vasokonstriksi). Kedua mekanisme tersebut diperlukan untuk
mengatur kecepatan aliran (flow) darah (pada arteri hingga arteriole).
Otot polos yang menebal dapat menyebabkan hipertensi.
II.5 FAAL KAPILER
Merupakan pembuluh darah yang hanya selapis endotel. Tekanan dalam
kapiler cenderung untuk mendorong cairan dan zat-zat terlarutnya melewati
pori-pori kapiler ke dalam ruang interstisial. Sebaliknya tekanan koloid
osmotik yang ditimbulkan oleh protein plasma (yang disebut tekanan koloid
osmotic) cenderung dari ruang interstisial ke dalam darah; tekanan osmotic ini
mencegah hilangnya volume cairan yang cukup bermakna dari darah ke dalam
ruang interstisial. Yang juga penting adalah system limfatik, yang
12
mengembalikan sejumlah kecil protein yang bocor ke dalam ruang interstisial
untuk kembali ke sirkulasi.
Tempat terjadinya pertukaran bahan = cair intravaskuler cair interstitial
Dinamika permeabilitas kapiler (starling force), tergantung :
1. Tekanan hidrostatik kapiler (Phk)
2. Tekanan hidrostatik interstitial (Phi)
3. Tekanan osmotic cair intravaskular (ivo)
4. Tekanan osmotic cair interstitial (ifo)
Net Filtration Pressure (NFT) = (Phk - Phi) (ivo - ifo)
----------------------------------------------------------------------Phk = 30
Phk = 22
Ivo = 28
ivo = 28
----------------------------------------------------------------------ifo = 5
Phi = 1
Phi = 1
ifo = 5
-2 ! Limfatik
SEL
NFT = +6
KAPILER
NFT = - 4
Gambar. 3
Tidak semua cair intravaskular masuk kembali ke vena, sisa cair tubuh
pada jaringan dialirkan melalui aliran getah bening yang pada akhirnya
dimasukkan kembali ke dalam sirkulasi darah.
Pada hipoalbumin (serosis hepatis) IVP rendah, maka cair intravaskuler
lebih banyak yang mengalami ekstravasasi edema jaringan.
13
II.6 FAAL VENA
Pembuluh darah vena juga mempunyai otot polos, tetapi lebih tipis
dibanding dengan pembuluh darah arteri.
Pembuluh darah vena selain sebagai pembuluh darah balik, tetapi juga
dapat bertindak sebagai reservoir (tendon) darah.
Otot polos vena (otonomik) juga dapat mengalami relaksasi (vasodilatasi)
atau kontraksi (vasokonstriksi). Kedua mekanisme tersebut diperlukan untuk
mengatur kecepatan aliran (flow) darah (venous return) untuk pengisian
jantung.
Untuk memahami berbagai fungsi vena, perlu diketahui tentang tekanan
vena dan pengaturannya. Darah dari semua vena sistemik memasuki atrium
kanan. Karena itu tekanan dalam atrium kanan sering disebut central venous
pressure. Tekanan pada vena perifer sangat bergantung pada tingginya
tekanan ini, sehingga segala sesuatu yang mempengaruhi tekanan ini (CVP),
mempengaruhi tekanan vena di seluruh tubuh.
Tekanan atrium akan diatur oleh keseimbangan antara :
1. Kesanggupan jantung memompakan darah keluar dari atrium.
2. Kecenderungan (tendency) darah untuk mengalir dari pembuluh perifer
kembali ke atrium kanan (venous return)
Venous return dalam system vena disebabkan oleh :
a. Sisa tekanan darah yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung kiri
yang masih ada pada venule.
b. Pompa dada menimbulkan
thoracic.
c. Kontraksi ventrikel menarik atrium ke bawah, menyebabkan
atrium lebih mudah menarik darah ke dalam nya.
d. Pompa otot yang timbul oleh tekanan otot skelet yang berkontraksi
dan menekan dinding vena setempat, sehingga menimbulkan arus
darah.
14
e. Tekanan pengisian sistemik (systemic filling pressure=SFP) ialah
tekanan keseimbangan dalam sirkulasi sistemik setelah pangkal
aorta dan v.cava di buntu. Perbedaan tekanan antara SFP dengan
atrium kanan disebut dengan gradient tekanan arus darah balik.
f. Katub-katub vena.
Peningkatan venous return dipengaruhi oleh pompa kontraksi otot skelet,
inspirasi, tekanan intra-abdominal, simpatis (vasokonstriksi)
Tonus otot polos meningkat ! menyebabkan venous return meningkat !
pengisian jantung meningkat ! tekanan darah meningkat.
Pada orang yang sering mengalami stress berat, maka otot polos tersebut
akan sering kontraksi, dan mengalami penebalan, sehingga meningkatkan
tekanan darah (hipertensi).
Kalau jantung kuat memompa, tekanan atrium kanan akan menurun, dan
sebaliknya. Di lain pihak segala factor yang menyebabkan darah cepat
mengalir ke jantung dari vena, akan menaikkan tekanan atrium kanan. .
Tekanan atrium kanan normal kira-kira 0 mm Hg, kira-kira sama dengan
tekanan atmosfer sekeliling tubuh. Tetapi tekanan ini dapat naik setinggi 2030 mm Hg dalam keadaan abnormal, seperti heart failure, transfusi darah yang
over load, dll.
Batas terendah tekanan atrium ialah -4 sampai -5 mm Hg, yaitu tekanan di
rongga pericard dan intra pleura yang terdapat di sekitar jantung. Tekanan
seperti ini dicapai dalam keadaan jantung memompa sangat kuat, atau kalau
aliran darah dari pembuluh perifer ke jantung sangat berkurang, seperti pada
perdarahan.
Walaupun vena besar tidak menimbulkan tahanan dalam keadaan
distended, banyak vena yang memasuki jantung mengalami kompresi yang
menghalangi pengalirannya. Misalnya :
15
Karena itu dalam vena-vena besar pun ada tahanan terhadap aliran darah,
yang menyebabkan tekanan vena perifer lebih besar sekitar 4-9 mm Hg dari
tekanan atrium. Sehingga kalau tekanan atrium kanan naik dari nilai
normalnya, misalnya karena kelemahan jantung, maka tekanan dalam vena
perifer pun akan naik.
II.7 HEMODINAMIKA
Untuk dapat memahami persoalan arus darah dalam system sirkulasi perlu
diketahui peristiwa fisik dan dinamika cairan yang membicarakan factorfaktor yang menetapkan arus darah dalam system pipa. Persoalan di atas
dalam sirkulasi darah disebut hemodinamika.
Untuk membahas hemodinamika perlu disepakati tentang satuan-satuan
yang akan dibicarakan yaitu :
16
Volume adalah volume darah yang terdapat di seluruh lingkaran sirkulasi,
atau di bagian-bagian pembuluh darah yang Fungsional berbeda.
Pressure atau tekanan, diukur dalam cm Hg atau mmHg sering juga
dalam mm H2O, dan dapat dibayangkan sebagai tinggi kolom air raksa dalam
manometer, jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan pembuluh darah.
Tahanan atau Resistance aliran timbul dari friksi (gesekan) antara lapisan
cairan terhadap dinding pembuluh darah. Tahanan tidak dapat diukur
langsung, tetapi dapat dihitung dari perbedaan tekanan di antara dua titik di
dalam system vaskuler.
Flow atau aliran artinya volume flow yang dinyatakan dalam sec, dan
bukan kecepatan (velocity) aliran. Velocity adalah flow/luas penampang dan
dinyatakan dalam cm/sec.
HUBUNGAN ANTARA TEKANAN, ALIRAN DAN TAHANAN
Antara factor-faktor tekanan, aliran dan tahanan terdapat hubungan timbal
balik. Ini disebabkan karena aliran darah melalui pembuluh darah ditentukan
sepenuhnya oleh 2 faktor yaitu : 1) perbedaan tekanan antara dua ujung
pembuluh darah, yang menolaknya melalui pembuluh tersebut dan 2)
halangan (impediment) terhadap aliran disebut tahanan vaskuler (vaskuler
resistance). Dengan perkataan lain, perbedaan tekanan antara kedua ujung
pembuluh darah menyebabkan darah mengalir dari tempat dimana tekanannya
tinggi ke tempat dimana tekanannya rendah.
17
Secara matematis hubungan ini dinyatakan sebagai berikut :
P
Q = -----R
Dimana Q menyatakan aliran darah, P perbedaan tekanan, R tahanan. Inilah
hubungan terpenting dalam hemodinamika sirkulasi yang harus dipahami,
demikian pula kedua turunan formula ini yaitu :
P = Q X R
P
R = ----Q
TAHANAN TERHADAP ALIRAN DARAH
Tahanan adalah penghalang terhadap aliran darah dalam pembuluh, tetapi
tidak dapat diukur dengan cara langsung apapun.
Tahanan perifer total (Total Peripheral Resistance) adalah tahanan terhadap
arus di seluruh pipa saluran perifer.
P (Ao) P(VC)
TPR = -------------------C.O
P(Ao)
P(VC)
C.O.
Dalam sirkulasi
18
sistemik sampai vena sistemik adalah sekitar 100 mmHg (di aorta 100 mmHg
dan di vena sentral 0 mmHg). Karena itu, dengan pembulatan anggka, tahanan
seluruh sirkulasi sistemik, yang disebut tahanan perifer total, adalah sekitar
100/100 atau 1 PRU. Dalam beberapa keadaan dimana semua pembuluh darah
di seluruh tubuh berkontraksi kuat, tahanan perifer total menjadi sebesar 4
PRU, dan bila semua pembuluh darah berdilatasi kuat, tahanan ini dapat
menurun sampai sekecil 0,2 PRU.
Dalam system paru, tekanan arteri kanan rata-rata adalah 16 mmHg dan
tekanan atrium kiri rata-rata adalah 2 mmHg, sehingga selisih tekanan adalah
14 mmHg. Karena itu dengan pembulatan anggka, tahanan pulmonal total
pada keadaan istirahat dihitung kira-kira 0,14 PRU
KONDUKTANS (CONDUCTANCE) DARAH DALAM PEMBULUH DAN
HUBUNGANNYA DENGAN TAHANAN
Konduktans merupakan jumlah aliran darah yang dapat melalui suatu
pembuluh darah pada perbedaan tekanan tertentu dalam satuan waktu. Pada
umumnya dinyatakan dalam mm/detik/mmHg atau l/detik/mmHg.
Tahanan
atau
resistance
mempunyai
hubungan
Gambar.10
terbalik
dengan
19
Besarnya conductance dipengaruhi oleh diameter pembuluh darah.
Perubahan kecil pada diameter pembuluh darah akan menyebabkan perubahan
luar biasa terhadap kemampuan menghantarkan darah bila aliran darah
bersifat laminar. Ini digambar kan secara jelas lewat percobaan yang tertera
pada gambar, yang memperlihatkan tiga pembuluh terpisah dengan diameter
relative sebesar 1, 2 dan 4 tetapi dengan perbedaan tekanan yang sama, yaitu
100 mm Hg, atara kedua ujung pembuluh tersebut. Meskipun diameter
tersebut meningkat hanya 4 kali, aliran pembuluh masing-masing menjadi 1,
16 dan 256 ml/mm, atau kenaikan aliran sebesar 256 kali. Jadi, conductance
pembuluh meningkat sebanding dengan pangkat empat dari diameter, sesuai
dengan rumus berikut
4
Conductance Diameter
HUKUM POISEUILLE
Hubungan antara kecepatan pengaliran dengan diameter pembuluh darah
adalah sebagai berikut :
P x r
V = --------8L
dimana
20
Dimana Q menyatakan kecepatan aliran darah dalam ml/detik, dan r
menyatakan luas penampang pembuluh darah dalam cm. Dengan
mensubstitusikan kedua rumus di atas dapat dinyatakan sebagai berikut :
4
Pr
Q = ---------8L
Dalam formula terakhir ini jelas kelihatan bahwa banyaknya aliran sebanding
dengan jari-jari pembuluh darah, dalam pangkat empat. Dan kelihatan pula
pengaruh yang penting dari luas penampang pembuluh darah terhadap
kecepatan aliran.
P
------Q
P
= ----------------Pr / 8L
8L
= ----------------r
Dari rumus di atas dapat dilihat tahanan akan meningkat apabila viskositas
darah meningkat.
Kekentalan darah atau Viskositas, dipengaruhi besarnya gesekan sel-sel
darah pada aliran darah, sehingga sangat dipengaruhi oleh angka Hematokrit
dan juga konsentrasi protein yang terdapat dalam plasma darah. Bertambah
besar persentase dari sel-sel darah, artinya semakin besar Hematokrit, semakin
banyak gesekan yang ditimbulkan nya dan hal ini mempengaruhi viskositas
darah. Hubungan antara Viskositas dan Hematokrit terlihat dalam diagram
berikut :
21
22
Gambar.12
Tekanan penutupan kritis ini akan meningkat bila terjadi rangsangan simpatis dan sebaliknya
akan menurun apabila ada hambatan simpatis.
23
Distensibilitas Vaskuler =
Kenaikan Volume
--------------------------------------------------Kenaikan Tekanan X Volume semula
24
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT
Untuk memahami aliran darah perlu dipelajari sifat aliran biasa dalam
tabung silinder. Dalam tabung seperti ini aliran bersifat berlapis (laminar) atau
sering disebut stream lined. Aliran di pusat tabung mempunyai kecepatan
terbesar, sedangkan lapisan cairan yang langsung bersentuhan dengan dinding
tabung, mempunyai kecepatan terkecil atau hamper tak bergerak. Lapisan
cairan diantaranya akibat gesekan antara lapisan-lapisan sehingga mempunyai
kecepatan aliran yang bertambah besar, bertambah menjauhi dinding tabung.
Aliran laminar seperti ini dapat berubah menjadi aliran tidak teratur
(turbulent) dan percobaan ini ditentukan oleh Angka Reynold yang
dipengaruhi oleh factor-faktor :
xDxV
Re = ---------------
25
Diketahui Re adalah angka Reynold, adalah berat jenis cairan (density), D
adalah diameter tabung (cm), V menyatakan kecepatan aliran rata-rata
(cm/detik), adalah viskositas dalam poise.
Kalau nilai angka Reynold di bawah 2000 biasanya aliran cairan ini
laminar, tetapi di atas nilai 3000 turbulensi dapat timbul dalam cairan ini. Di
antara nilai kedua ini timbul keadaan transisi.
Karena aliran laminar biasanya dijumpai pada angka Reynold yang
rendah, dan menjadi turbulent pada angka Reynold yang tinggi, maka
diameter pembuluh darah yang besar, kecepatan yang tinggi dari aliran dan
viskositas yang rendah dari cairan, mempermudah timbul nya turbulensi.
Turbulensi biasanya diikuti oleh getaran-getaran dengan frekuensi suara
yang dapat didengar, dan keadaan ini dapat diketahui dengan timbulnya suara
bising (murmurs).
Turbulensi dapat timbul pada keadaan kerja berat atau keadaan-keadaan
lain di mana terdapat kenaikan cardiac output disertai percepatan aliran,
seperti pada keadaan anemia, thyrotoxicosis, bising-bising dapat timbul dalam
keadaan jantung yang normal.
Kecepatan darah yang mengalir di aorta dan arteri pulmonalis dalam
keadaan normal cukup tinggi untuk menimbulkan turbulensi pada masa ejeksi
cepat (rapid ejection).
Selain daripada itu turbulensi dapat juga terjadi pada kecepatan yang lebih
rendah, jika ada penyempitan pada pembuluh darah, atau adanya permukaan
pembuluh darah yang tak rata. Contohnya adalah bising PDA, suara-suara
korotkov, stenosis mitral, stenosis aorta dan lain-lain.
26
II.8 PENGAMATAN / PENGUKURAN SISTEM SIRKULASI
Jantung dapat diamati dengan cardiactelemetri dan heart rate monitoring
dan EKG.
Tekanan darah dapat diukur dengan Sphygmanometer (Manometer-Hg)
dibantu auskultasi stetoskop. Sistolik dan Diastolik didasarkan oleh suara
Korotkoff (normal, Systole ! 110 120 mmHg, diastole ! 70-80 mmHg)
Pulse Pressure ! selisih antara sistolik dan diastolik.
Denyut nadi, dapat diamati dengan rabaan (palpasi). Kesan: lemah-kuat,
regular-irregular.
Gambar. 14
III.
27
Gambar 15
28
Reseptor (Input)
1. Baroreseptor = peka regangan tekanan aliran darah
-
2. Kemoreseptor
-
vasodilatator
(namun
bila
endotel
jelek/rusak
vasokonstriktor)
III.3 PENGENDALIAN LOKAL
Akut/Reguler
29
d. Teori nutrient (defisiensi B1 ! edema/beri-beri)
Kronik/Long Term
IV.
30
4. Pemaparan ketokolamin yang ditangkap oleh reseptor alfa-1
adrenergik dapat menyebabkan NOS (Nitric-Oxide Synthesis) !
menghasilkan NO (Nitric-Oxide) ! menimbulkan relaksasi otot polos.
31
Pada kondisi kualitas endotel pembuluh darah yang menurun atau rusak,
maka pengendalian lokal kurang berjalan, bahkan apabila ada Pemaparan
hormon ketokolamin (akibat stress) akan lebih dominan vasokonstriksi.
Apabila terjadi arteriosklerosis, maka shear stress dan ruda paksa sel endotel
(keluarnya prostaglandin dan histamin) menambah efek vasokonstriksi. Hal
tersebut bila terjadi pada pembuluh
kematian.
Peran Endotel dalam Neovaskularisasi :
Endotel pembuluh darah dapat mensekresi VEGF = vascular endothelial
growth factors. Sekresi VEGF dapat menimbulkan sel endotel melakukan
proliferasi untuk membuat kapiler baru (neovaskularisasi). Sampai saat ini,
pembuluh darah yang dapat mengalami neovaskularisasi adalah kapiler.
V.
32
HPO4. Zat yang sukar lewat adalah urea. Garam empedu dan Ketokolamin
tidak dapat melewati BBB.
Pengendalian sirkulasi otak terutama oleh Kemoreseptor kadar O2, CO2,
pH darah dan glukosa darah. Sirkulasi darah otak juga dipengaruhi oleh
Tekanan darah, Saraf otonom, dan Aktivitas otak.
V.2 SIRKULASI DARAH JANTUNG
Berasal dari pangkal aorta ! mengalir di permukaan jantung, dan dengan
cabang-cabangnya memasuki otot jantung. A. coronaria ! permukaan otot
jantung ! a. coronaria epicardial ! masuk ke dalam otot jantung ! a.
intramural ! masuk ke sub endokard ! masuk plexus a. subendokard. Secara
anatomis, a. coronaria dextra untuk ventrikel kanan dan kiri dan a. coronaria
sinestra untuk ventrikel kiri.
Gambar. 18
Sirkulasi ini mengalirkan darah ke semua otot jantung, kecuali setebal 0,5
mm bagian paling dalam otot jantung yang langsung di aliri dari rongga
jantung sendiri.
Aliran ini sangat penting karena 1/3 kematian disebabkan oleh gangguan
dari aliran darah jantung ! Ischemia Heart Disease.
Lubang masuk a. coronaria ini di belakang dan dekat katub aorta !
terhindar dari arus turbulensi sewaktu pulse ejection.
Darah vena kembali dari ventrikel kiri melalui sinus coronaries. Sisanya
dari ventrikel kanan melalui vena cardiac anterior ! ke atrium kanan.
33
Sebagian kecil aliran balik melalui Vv. Tabeshii ! langsung bermuara di
rongga jantung.
Aliran darah ! saat systole (menurun) dan diastole (meningkat). Oleh
karena itu pada plexus arterial subendokard mempunyai penampang yang
lebih besar dari a. intramural dan a. epicard ! sehingga dapat mengatasi
penurunan aliran darah sewaktu jantung berkontraksi (systole).
Aliran darah coroner diatur oleh (1) Metabolisme lokal melalui kebutuhan
O2 (juga oleh konsentrasi CO2, lactate dan pyruvate dari hasil metabolisme,
ion K yang keluar ketika kontraksi, dan adenosine), (2) Syaraf Parasimpatis
melalui n. vagus dengan zat penghantar Acetylcholine, dan simpatis dengan
zat penghantar nor epinephrine.
V.3 SIRKULASI DARAH PARU
Paru mendapat darah dari 2 sumber : (1) Arteri Pulmonalis yang berasal
dari Ventrikel kanan yang tebalnya 1/3 ventrikel kiri dan banyak mengandung
CO2 (2) Arteri Bronchialis yang berasal dari Ao, kaya akan O2 berfungsi
untuk menjaga kehidupan jaringan paru.
Arteri Pulmonalis Panjangnya 4 cm setelah apex ventrikel kanan.
Bercabang bagian kanan dan kiri ! masing-masing mengalirkan darah ke
bagian paru kanan dan kiri. Dindingnya tipis ! 1/3 tebal dinding Ao, 2 x
tebal dinding v. cava. Arteri Pulmonalis dapat menampung semua Stroke
volume dari ventrikel kanan.
Gamber.19
34
Bagian pembuluh darah paru lebih pendek dari pd. Sistemik dimana
Penampangnya lebih besar Penampang pada Sirkulasi sistemik. Tahanan Dari
sirkulasi paru 1/6 dari sirkulasi Sistemik. Distensibilitas sirkulasi paru >
sirkulasi sistemik. Volume darah paru 450 cc, dan Volume darah umum 750
cc ! complience sama. Sehingga Sirkulasi paru mampu menampung darah 1
s/d 2 x daya tampung normal.
Tekanan Arteri Pulmonalis mempunyai tekanan systole 22 mm Hg dan
diastole 8 mm Hg. Pulse pressure : 14 mm Hg. MAP = 8 + (22-8) = 13
mm Hg. Tekanan Atrium Kiri : 2 mm Hg. Tekanan rata-rata Arteri pulmonalis
: (13+2)/2 = 7,5 mmHg. Hal ini Sebanding dengan tekanan kapiler rata-rata
pada sirkulasi paru ! tahanan arteri dan vena di paru hampir sama !
Distribusi aliran darah paru tidak merata, dipengaruhi oleh gravitasi ! Aliran
darah pada apex paru sangat kecil ! Sehingga sering didapatkan infeksi pada
apex paru.
Gambar. 20
35
Gambar. 21
36
timbul akibat pengaruh : Epinephrine, Nor epinephrine, Angiotensin II.
Dilatasi Arteriole dipengaruhi oleh : Asetilkolin, rangsangan n. vagus.
V.4 SIRKULASI DARAH SPLANCHNIC
Dialiri oleh darah portal yang mengalir ke hati 1100 cc/menit dan a.
hepatica 350 cc/menit. ! Sinusoid ! v. hepatica ! v. cava.
Tekanan v.porta 10 mm Hg ! bila tekanan v. cava meningkat > normal
dan meningkatkan tekanan kapiler 15-20 mm Hg maka terjadi peningkatan
tekanan v.porta yang akan meningkatkan tekanan v. di usus, sehingga dapat
menimbulkan asites, kolateral, varises esophagus, caput medusa (syndrome
Cruveilheir Baumgarten)
Hati mempunyai sifat sebagai cadangan darah ! 500 cc darah.
Sinusoid-sinusoid mempunyai membran yang lebih permeable dibandingkan
dengan membran kapiler ! protein mudah keluar masuk. Pengaturan darah
hati ! bagian berasal dari darah portal ! diatur oleh beberapa faktor yang
ditentukan oleh organ usus dan limfe. ! bagian berasal dari a. hepatica !
diatur oleh pengaturan swadaya lokal.
JANTUNG
HATI
V. PORTA
GI
Aliran darah portal 4/5 bagian (850 cc) berasal dari pembuluh darah
usus, sedangkan 1/5 bagian dari pembuluh darah pangkreas dan limfe.
Pengaturan aliran darah usus diatur oleh:
1. Pengaturan swadaya lokal ! vasodilatasi
2. Parasimpatis ! vasodilatasi
3. Simpatis ! vasokonstriksi sementara ! auto regulatory escape
37
Gambar. 22
Serosis terjadi :
1. Bendungan v. porta ! tekanan v. porta meningkat ! pelebaran v.porta !
varises GI.
2. Bendungan v. porta ! tekanan v. porta meningkat ! ekstravasasi
meningkat ! asites (diperberat oleh serosis hipoalbumin).
V.5 SIRKULASI DARAH KULIT
Kulit identik dengan radiator mobil (membantu untuk membuang panas
tubuh).
VI.
38
Payah Jantung
Ketidaksanggupan
jantung
untuk
memompa
cukup
darah
untuk
PULMONAL
MENINGKAT
BEBAN
VENTRIKEL
KERUSAKAN
PARAH
RETENSI
CAIRAN
Gambar. 23
39
Gambar. 24
40
Patent Ductus Arteriosus
Kelainan Kongenital dimana terdapat hubungan antara arteri pulmonalis
dengan aorta ! Ductus Arteriosus. Sehingga dapat menyebabkan :
Penurunan C.O.
! 20 sampai 40 Thn.
Gambar.25
Tetralogi Fallot
1. Darah Ao menerima darah dari kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis.
3. Darah Dari Ventrikel kiri ! ke Ventrikel kanan ! Ke Ao. Atau Langsung
ke Ao.
4. Hipertropi Ventrikel kanan.
VI.2 Pembuluh darah
Shok Neurogenik
- Kapasitas pembuluh darah bertambah besar.
- Disebabkan hilangnya tonus pembuluh darah.
1. General Anasthesi.
2. Spinal Anasthesi.
41
3. Kerusakan Otak.
4. Syncope.
Shok Traumatic
Disebabkan oleh trauma ! Perdarahan ! kerusakan kapiler !
Shok Septic
- Blood Poisoning
- Disebabkan oleh Peritonitis, sepsis, gangrene.
- Shok endotoksin.
Tanda :
1. Demam tinggi.
2. Vasodilatasi nyata di seluruh tubuh.
3. Melambatnya aliran darah.
4. Koagulasi intravaskular yang menyebar.
Shok Anaphylactic
- Merupakan reaksi alergi yang disebabkan oleh reaksi antigen-antibody.
- Terjadi segera setelah kontak dengan antigen
- Mengeluarkan Histamin :
1. Dilatasi vena
2. Dilatasi arteriole
3. Peningkatan Permeabilitas kapiler ! kehilangan cairan & protein !
Peningkatan Venous Return ! Shok
Shok hipovolemik
- Disebabkan oleh perdarahan.
- Akibat kehilangan plasma:
- Obstruksi usus
- Luka bakar
- Kehilangan cairan Dehidrasi
42
KEPUSTAKAAN
Baron WF, Boulpep EL, 2003. Medical Physiology. USA: Saunders, pp 1082,
1246 1247, 1254.
Ganong WF, 2003. Review of Medical Physilogy, 21th edition. New York: Lange
Medical Books/ McGraw-Hill, pp 278, 340.
Guyton AC, Hall JE, 2000. Textbook of Medical Physiology, 10th edition.
Philadelphia: WB Saunders Company, pp 798-799, 850, 886- 888.