Professional Documents
Culture Documents
Hasil Penelitian
4.1.1
4.1.2
4.1.2.1
Jumlah
(Orang)
36
a.
60 - 74 Tahun
Persen (%)
90
b.
c.
a.
b.
2.
Jenis
Kelamin
3.
Status
Perkawinan
4.
Pendidikan
5.
Status
Pekerjaan
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
75 90 Tahun
90 Tahun
TOTAL
Laki-laki
Perempuan
TOTAL
Berpasangan
Duda
Janda
TOTAL
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
TOTAL
Tidak Bekerja
Petani
Pensiunan
Wiraswasta
TOTAL
4
0
40 Orang
16
24
40 Orang
24
6
10
40 Orang
6
15
13
6
40 Orang
10
7
5
18
40 Orang
10,0
0
100%
40,0
60,0
100%
60,0
15,0
25,0
100%
15,0
37,5
32,5
15,0
100%
25,0
17,0
13,0
45,0
100%
sebanyak
24
responden
(60,0%).
Karakteristik
responden
4.1.2.2
No
Jumlah
(Orang)
15
11
14
40
Persen (%)
37,5
27,5
35,0
100%
Analisis Bivariant
1. Karakteristik
Umur Lansia
2. Karakteristik
Jenis Kelamin
Lansia
3. Karakteristik
Status
Perkawinan
4. Karakteristik
Pendidikan
6. Karakteristik
Status
Pekerjaan
Total
Elderly (60-74)
Tidak
Terpenuhi
10 (25,0%)
Terpenuhi
Bantuan
11 (27,5%)
Terpenuhi
Mandiri
15 (37,5%)
36 (90,0)
Old (75-90)
Very Old ( 90)
4 (10,0%)
0
0
0
0
0
4 (10,0%)
0
TOTAL
14 (35,0%)
11 (27,5%)
15 (37,5%)
40 (100%)
Laki-laki
5 (12,5%)
3 (7,5%)
8 (20,0%)
16 (40,0%)
Perempuan
9 (22,5%)
8 (20,0%)
7 (17,5%)
24 (60,0%)
TOTAL
14 (35,0%)
11 (27,5%)
15 (37,5%)
40 (100%)
Berpasangan
9 (22,5%)
4 (10,0%)
11 (27,5%)
24 (60,0%)
Duda
4 (10,0%)
1 (2,5%)
1 (2,5%)
6 (15,0%)
Janda
1 (2,5%)
6 (15,0%)
3 (7,5%)
10 (25,0%)
TOTAL
14 (35,0%)
11 (27,5%)
15 (37,5%)
40 (100%)
Tidak Sekolah
1 (2,5%)
3 (7,5%)
2 (5,0%)
6 (15,0%)
SD
6 (15,0%)
2 (5,0%)
7 (17,5%)
15 (37,5%)
SMP
3 (7,5%)
5 (12,5%)
5 (12,5%)
13 (32.5%)
SMA
4 (10,0%)
1 (2,5%)
1 (2,5%)
6 (15,0%)
TOTAL
14 (35,0%)
11 (27,5%)
15 (37,5%)
40 (100%)
Tidak Bekerja
1 (2,5%)
6 (15,0%)
3 (7,5%)
10 (25,0%)
Petani
2 (5,0%)
5 (12,5%)
7 (17,5%)
Pensiunan
1 (2,5%)
2 (5,0%)
2 (5,0%)
5 (12,5%)
Wiraswasta
10 (25,0%)
3 (7,5%)
5 (12,5%)
18 (45,0%)
TOTAL
14 (35,0%)
11 (27,5%)
15 (37,5%)
40 (100%)
Uji statistik yang digunakan untuk menguji karakteristik lansia berupa umur
dengan pemenuhan aktivitas fisik lansia adalah pearson product moment. Analisis
dengan menggunakan teknik ini dengan tingkat signifikasi () sebesar 0,05 dan
tingkat kesalahan 5%. Adapun data disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.4: Uji Pearson Product Moment
Karakteristik Lansia
p value
40
0,000
Koefisien
Keterangan
Korelasi
0,834
H1 diterima
Dari Tabel 4.4, hasil perhitungan diketahui bahwa umur lansia dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan Tlogomas
Kota Malang didapatkan p value = 0,000 < (0,05) yang berarti data dinyatakan
signifikan dan H1 diterima. Artinya ada hubungan karakteristik lanjut usia dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan Tlogomas
Kota Malang.
4.1.3.2
Uji statistik yang digunakan untuk menguji karakteristik lansia berupa jenis
kelamin dengan pemenuhan aktivitas fisik lansia adalah menggunakan spearman
rank. Analisis dengan menggunakan teknik ini dengan tingkat signifikasi ()
sebesar 0,05 dan tingkat kesalahan 5%. Adapun data disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.5: Uji Spearman Rank
Karakteristik Lansia
Jenis kelamin dengan pemenuhan
kebutuhan aktivitas fisik lansia
p value
Koefisien
Korelasi
Keterangan
40
0,009
0,652
H1 diterima
Uji statistik yang digunakan untuk menguji karakteristik lansia berupa status
perkawinan lansia dengan pemenuhan aktivitas fisik lansia adalah menggunakan
spearman rank. Analisis dengan menggunakan teknik ini dengan tingkat
signifikasi () sebesar 0,05 dan tingkat kesalahan 5%. Adapun data disajikan
sebagai berikut:
Tabel 4.6: Uji Spearman Rank
Karakteristik Lansia
p value
Koefisien
Korelasi
Keterangan
40
0,008
0,587
H1 diterima
Dari Tabel 4.6, hasil perhitungan diketahui bahwa status perkawinan lansia
dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan
Tlogomas Kota Malang didapatkan p value = 0,008 < (0,05) yang berarti data
dinyatakan signifikan dan H1 diterima. Artinya ada hubungan karakteristik lanjut
usia dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02
Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
4.1.3.4
p value
Koefien
Korelasi
Keterangan
40
0,006
0,694
H1 diterima
Dari Tabel 4.7, hasil perhitungan diketahui bahwa status pendidikan dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan Tlogomas
Kota Malang didapatkan p value = 0,006 < (0,05) yang berarti data dinyatakan
signifikan dan H1 diterima. Artinya ada hubungan karakteristik lanjut usia dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan Tlogomas
Kota Malang.
4.1.3.5
p value Koefisien
Keterangan
Korelasi
Pekerjaan lansia dengan pemenuhan
kebutuhan aktivitas fisik lansia
40
0,004
0,636
H1 diterima
Dari Tabel 4.8, hasil perhitungan diketahui bahwa status pekerjaan lansia
dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02 Kelurahan
Tlogomas Kota Malang didapatkan p value = 0,004 < (0,05) yang berarti data
dinyatakan signifikan dan H1 diterima. Artinya ada hubungan karakteristik lanjut
usia dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik lansia di RT 02 RW 02
Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
4.2 Pembahasan
4.2.3 Identifikasi Karakteristik Lansia
10
11
orang terdekat. Sehingga lansia akan mampu memenuhi kebutuhan fisiknya secara
mandiri karena sudah memiliki informasi pengetahuan tentang manfaat dari
melakukan aktivitas fisik yang dapat mengakibatkan kekuatan dan kepadatan otot
dan tulang lansia serta membuat tubuh lansia terasa sehat.
Pekerjaan lansia, hampir separuh sebagai wiraswasta sebanyak 18 responden
(45,0%). Lansia yang memiliki pekerjaan sebagai wirasawasta akan terlihat lebih
energi jika dibandingkan dengan yang memiliki pekerjaan sebagai petani dan
sebagainya. Hal ini dikarenkan lansia yang berwiraswasta ingin supaya lebih
menonjolkan kemampuannya dalam pemenuhan aktivitas fisik sehingga
mendorong lansia agar tetap melakukan aktivitas-aktivitas fisik walau usia sudah
tergolong Elderly (60-74 tahun).
4.2.4
untuk
mempertahankan
fungsi
sendi. Aktivitas
juga
dapat
12
perbaikan rasa sehat (Ferrini & Ferrini 2008). Kebugaran inilah yang
menyebabkan responden tetap mampu melakukan ADL (Activities of Daily
Living) secara mandiri, baik mandiri penuh maupun sebagian. Hal inilah yang bisa
menjadi penyebab bahwa walaupun lansia tersebut telah mengalami penurunan
fungsi kognitif namun tidak mengalami penurunan tingkat kemandirian dalam
melakukan ADL.
Selain itu Tingginya tingkat kemandirian lansia diantaranya karena orang
lanjut usia telah terbiasa menyelesaikan pekerjaan dirumah tangga yang berkaitan
dengan pemenuhan hayat hidupnya, kemandirian orang lanjut usia dapat dilihat
dari kualitas kesehatan mentalnya (Mangoenprasodjo, 2011). Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi pemenuhan aktivitas lansia (Purnama, 2009) yaitu usia,
kesehatan lansia, hubungan sosial dan dukungan dari keluarga lansia sendiri.
4.2.5
13
14
dikatakan
mempengaruhi pemenuhan aktivitas lansia, hal ini terlihat dari data yang
15
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan kuesioner
16