You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM

Tanggal Praktikum : 16 Juni 2016


I.
II.
III.

IV.

Judul Praktikum
: Bleeding Time
Metode
: Duke dan Ivy
Tujuan Praktikum
:
Untuk mengetahui lamanya waktu yang di butuhkan darah
membeku.
Prinsip
:
A. Metode Ivy :
Manset tekanan darah dipasang diatas siku. Tekanan
dinaikkan dan dipertahankan konstan sesuai prosedur. Satu atau
dua insisi standard dibuat dipermukaan volar lengan bawah. Lama
waktu dibutuhkan untuk berhentinya pendarahan dicatat sebagai
massa perdarahan (Bleeding Time)
B. Metode Duke
Dibuat luka standar pada daun telinga bagian bawah dan
dicatat lama waktu perdarahan.

V.

VI.

Nilai Rujukan

Duke

: 1-3 menit

Ivy

: 1-7 menit

Landasan teori :
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk
hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan
zat-zat

dan

oksigen

yang

dibutuhkan

oleh

jaringan

tubuh,

mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai


pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hematoyang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Gambar : Darah
Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656
Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang
juga sebagai cairan terbesar dalam tubuh. Darah yang diedarkan
melalui pembuluh darah, yang banyaknya pada orang dewasa
kurang lebih 5 liter ini, dapat mengalir karena kinerja pompa
jantung. Darah dialirkan keseluruh tubuh karena fungsinya yang
khusus yaitu sebagai system transportasi. Darahlah yang berjasa
membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
Selain fungsi utamanya sebagai pembawa dan pengedar oksigen
dan nutrisi bagi tubuh, darah juga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan cairan dalam tubuh dengan menjaga Ph tetap
seimbang dan sebagai bagian dari system perlindungan tubuh
karena di dalam darah juga terdapat leukosit atau sel darah putih
yang berperan dalam system imun tubuh.
Darah agak lebih sedikit kental dan lengket dibandingakan air.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya
oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna
merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme,
yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system
peredaran darah besar dan system peredaran darah kecil.
1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung
melalui aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan
organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen
menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem
peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor
menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas
2

jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior,


sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung
dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik kanan akan
dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru
melalui

arteri

pulmonalis.

Arteri

pulmonalis

merupakan

satu

keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena merupakan


satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang
mengandung CO2).
Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri aorta
pembuluh nadi pembuluh kapiler vena cava superior dan vena
cava inferior serambi kanan.
2. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa
arteri pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam
paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2
dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan
dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah
(dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah
bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis
menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan
keunikan yang kedua dalam system peredaran darah manusia,
karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung
arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis serambi kiri
jantung.
3. Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru,
jantung dan lengan sebelah kanan, bermuara di pembuluh balik
yang letaknya di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe
dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang
selangka kiri.
3

Pembuluh

limfe

adalah

bermuaranya

pembuluh

lemak

(pembuluh kil). Peredaran limfe adalah terbuka, merupakan alat


penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi sejenis sel
darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas.
Darah

manusia

tersusun

atas

beberapa

komponen.

Adapun

komponen darah adalah :


1. Sel darah yang terdiri atas : sel darah merah (erytrosit), sel
darah putih (leukosit) dan keeping-keping darah pembeku
(trombosit).
2. Plasma darah (cairan) yang terdiri atas :
a. Air, hamper 90% berupa cairan
b. Protein : albumin (53%) berperan dalam menjaga tekanan
osmosis darah, globulin (43%) berperan dalam pembuatan
antibody, fibrinogen (4%) berperan dalam pembekuan darah.
c. Gas berupa O2, CO2 dan N2.
d. Nutrien : lemak, glukosa, asam amino, vitamin, dll.
e. Garam mineral : NaCl, KCl, fosfat, sulfat, bikarbonat, dll.
f. Zat sisa : urea, kretinin, asam urat, bilirubin.
g. Hormone dan enzim
3. Dalam plasma terdapat antigen (protein asing) yang berguna
untuk membentuk antibody; presipitin yang menggumpalkan
antigen; lisin yang mampu menguraikan antigen; antitoksin
untuk menawarkan racun.
Macam-macam sel darah pada manusia yaitu :
A. Sel darah merah (erytrosit)

Gambar : Eritrosit
Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656

Bentuk

sel

darah

merah

bulat

gepeng,

kedua

permukaannya cekung (bikonkaf), dan tidak berinti, pada pria


jumlahnya kira-kira 5 juta/mm3 sedangkan wanita kira-kira 4
juta/mm3. Mengandung hemoglobin (zat warna merah pada
darah) yang berfungsi mengikat O2, mengandung zat besi (Fe),
berwarna merah. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum
merah tulang, pada tulang pipih. Sel darah merah dapat hidup
120 hari, yang sudah tua/rusak akan dirombak dalam limfa
(kura). Hemoglobin yang terlepas akan dibawa ke hati untuk
dirombak menjadi zat warna empedu (bilirubin). Adapun zat besi
yang terlepas akan digunakan dalam membentuk sel darah
merah baru.
Jika sel-sel darah kekurangan zat besi maka akan
mengalami

penyakit

yang

disebut

anemia.

Adapun

jika

kekurangan darah O2 dinamakan sianosis.

B. Sel darah putih (leukosit)

Gambar : leukosit
Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656
Macam-macam sel darah putih :

a. Monosit, dengan ciri-ciri inti bulat, besar, bersifat fagosit dan


dapat bergerak cepat.
b. Limfosit, dengan ciri-ciri berinti satu, tidak dapat bergerak,
berfungsi untuk imunitas.
Bentuk leukosit tidak tetap (ameboid), tidak berwarna,
memiliki inti, bulat/cekung, jumlahnya pada orang normal kirakira 6.000-9.000/mm3 . Umur sel darah putih sekitar 12-13 hari.
Dibuat dalam sumsum tulang merah, limfe dan jaringan
retikuloendothelium. Fungsi sel darah putih untuk melindungi
tubuh terhadap infeksi. Jika ada kuman sel darah putih akan
memakan kuman tersebut, apabila kalah akan berubah menjadi
nanah. Selain itu leukosit juga sebagai prengangkutan zat lemak,
pembuluh chyl dan limfe serta bersifat fagosit.
C. Sel darah pembeku (trombosit)

Gambar : Trombosit
Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656
Bentuk keping darah pembeku tidak tetap. Fungsinya
untuk

pembekuan

darah,

jumlahnya

kira-kira

200.000-

400.000/mm3, dibuat dalam sumsum tulang (megakariosit). Jika


seseorang luka, keping darah mengalir bersama darah luka,
pada waktu menyentuh permukaan luka akan pecah dan
terbentuk trombokinase, dengan bantuan ion kalsium akan
mengubah protrombin (dalam plasma darah) menjadi trombin.
Trombin yang terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi
fibrin (benang-benang halus) yang akan menutup luka sehingga
perdarahan berhenti.
6

Bleeding

time(masa

pendarahan)

Terjadinya

perdarahan berkepanjangan setelah trauma superfisial yang


terkontrol, merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit.
Masa perdarahan memanjang pada kedaan trombositopenia
( <100.000/mm3 ada yang mengatakan < 75.000 mm3),
penyakit Von Willbrand, sebagian besar kelainan fungsi trombosit
dan setelah minum obat aspirin.
Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan
darah

sampai

luka

itu

tersumbat

oleh

trombosit

yang

menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka , terjadilah


pembekuan

dan

fibrin

yang

terbentuk

akan

mencegah

perdarahan yang lebih lanjut . Pada tes ini darah yang keluar
harus dihapus secara perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak trombosit. Setelah trombosit menumpuk pada
luka , perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama
makin kecil.
Koagulasi (en:coagulation, clotting) adalah suatu proses
yang rumit di dalam sistem koloid darah yang memicu partikel
koloidal

terdispersi

untuk

memulai

proses

pembekuan

(en:agglomerate) dan membentuk trombus. Koagulasi adalah


bagian penting dari hemostasis, yaitu saat penambalan dinding
pembuluh darah yang rusak oleh keping darah dan faktor
koagulasi

(yang

mengandung

fibrin)

untuk

menghentikan

pendarahan (en:hemorrhage) dan memulai proses perbaikan.


Kelainan koagulasi dapat meningkatkan risiko pendarahan atau
trombosis.
Proses koagulasi terjadi segera setelah terjadinya luka
pada

pembuluh

(en:endothelium).

darah

dengan

Langkah

awal

rusaknya

koagulasi

endotelium

adalah

dengan

pelepasan komponen fosfolipid (en:phospholipid) yang disebut


faktor jaringan (en:tissue factor) dan fibrinogen sebagai inisiasi
sebuah reaksi berantai. Segera setelah itu keping darah bereaksi
7

membentuk penyumbat pada permukaan luka, reaksi ini disebut


hemostasis

awal

(en:primary).

Hemostasis

lanjutan

(en:secondary) terjadi hampir bersamaan:protein dalam plasma


darah yang disebut faktor koagulasi merespon secara berjenjang
dan sangat rumit untuk membentuk jaring-jaring fibrin yang
memperkuat penyumbatan keping darah.
Dalam tubuh manusia itu ada 13 faktor pembekuan
darah, factor-faktor tersebut antara lain:
Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat
molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi
trombin.

Kekurangan

faktor

ini

menyebabkan

masalah

pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.


Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan
protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor
IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur
umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong
ke

bentuk

aktif

fibrin.

Kekurangan

faktor

menyebabkan

hypoprothrombinemia. Faktor III


Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal
dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak
dan

paru-paru;

Jaringan

Tromboplastin

penting

dalam

pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip


di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam
berbagai fase pembekuan darah.
Faktor V

Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan


yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi
tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik
koagulasi

jalur.

Proaccelerin

mengkatalisis

pembelahan

prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat


resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah
yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai
derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin. Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu
bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema
hemostasis.
Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan
yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam Jalur
koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan
kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor
X. Defisiensi faktor

Proconvertin, yang mungkin

herediter

(autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan


kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan.
Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan
stabil.
Faktor VIII
Antihemophilic

faktor,

sebuah

faktor

koagulasi

penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur


intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor
von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X.
Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab
hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor
antihemophilic A.
Faktor IX
9

Tromboplastin

Plasma

komponen,

sebuah

faktor

koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam


jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan
Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal
dan faktor antihemophilic B.
Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan
yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan
ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai
jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk
kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut
prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan
prothrombin

untuk

trombin.

Kekurangan

faktor

ini

dapat

menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower


Stuart-faktor.

Bentuk

yang

diaktifkan

disebut

juga

thrombokinase. Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang
stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali
diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan
faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang
diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing
lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan
mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan
kecenderungan trombosis.
Faktor XIII
Fibrin-faktor

yang

menstabilkan,

sebuah

faktor

koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga


mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang
10

memungkinkan

untuk

membentuk

pembekuan

darah.

Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang


hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase.
Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.
Proses mekanisme pembekuan darah pada manusia antara lain :
Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka
tubuh

akan

mengeluarkan

darah.

Terjadinya

pendarahan

itu

disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka


yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir.
Dalam hal ini tubuh kita memiliki keistimewaan bukan? Penghentian
pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai
ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma
darah

kontak

dengan

permukaan

yang

tidak

biasa,

seperti

pembuluh darah yang rusak atau terluka.Pada saat terjadi luka pada
permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera
berkumpul

mengerumuni

bagian

yang

terluka

dan

akan

menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka.


Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah
apabila menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah,
enzim tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur
dengan plasma darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat
protombin. Protombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim
tromboplastin. Perubahan protombin menjadi trombin dipicu oleh ion
kalsium (Ca2+). Protombin adalah suatu protein plasma yang
pembentukannya memerlukan vitamin K. Trombin akan berfungsi
sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam
plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang
tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk
akan saling bertautan sehingga sel-sel darah

11

merah beserta plasma akan terjaring dan membentuk


gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan gumpalan
tersebut dan luka akan menutup.
Ada beberapa cara untuk melakukan bleeding time yaitu:
1. Metode ivy

Gambar : Metode Ivy


Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam
metode Ivy, tekanan darahmanset ditempatkan di lengan atas
dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau
pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di
bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling
umum

digunakan

standar.Kawasan
superfisialis.

untuk

ditikam

Ini

membuat
dipilih

pembuluh

potongan

sehingga

darah,

tidak

berukuran
ada

karenaukuran

vena

mereka,

mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan


pendarahan cacat.
Waktu

dari

ketika

luka

menusuk

dibuat

sampai

pendarahan semua telah berhenti diukur dandisebut waktu


perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas
digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika
pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Nilai normal untuk
bleeding time adalah 1- 7 menit.

12

Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas


pembekuan darah danmendiagnosa masalah pendarahan. Nilai
normal untuk bleeding time adalah 1-6 menit.
2. Metode Duke

Gambar : Metode Duke


Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung
jari yang ditusuk untuk menyebabkan perdarahan. Metode Duke
menggunakan lanset steril, dengan lokasi di cuping telinga 1
lukastandar, dan memiliki waktu pendarahan normal 1-3 menit.
Dengan metode ini, pasien ditusuk dengan jarum atau pisau
bedah khusus, terutama pada cuping atau ujung jari, setelah
swabbeddengan alcohol. Tusukan adalah sekitar 3-4 milimeter.
Tiap 30 detik selanjutnya, hisap tetesandarah dengan kertas
saring.
Metode

ivy

menggunakan

lanset

steril/template

tensimeter 40mmHg, dengan lokasi di volar lengan bawah 2 luka


standar (61 mm, jarak 1 cm), dengan waktu pendarahan
normal yaitu 1-7 menit. Seperti dalam metode Ivy, tes ini
waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan benar-benar
berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan
pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil
yang dicapai kurangdapat diandalkan. Keuntungan dengan
metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelahujian.

13

Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut


kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian
besar perhatian kosmetik.Tidak ada persiapan khusus yang
dibutuhkan pasien untuk tes ini. daerah yang akan ditusuk harus
dibersihkan dengan alkohol.
Alkohol harus ditinggalkan di kulit cukup lama untuk
membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol harus dikeluarkan
sebelum menusuk lengankarena alkohol akan berdampak buruk
hasil tes oleh pembekuan menghambat. Nilai normal: 1-3 menit
dgn batas toleransi 3-6 menit.
VII.

Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.

Blood lanset
Kertas saring.
Alkohol 70%
Spignomonometer

VIII. Cara Kerja :


A. Metode Duke
1. Dibersihkan ujung daun telinga dengan alkohol 70%.
2. Tusuk dengan blood lanset
3. Hapus darah yang pertama keluar
4. Dihisap darah yang keluar dengan kertas saring setiap 30
detik (tapi jangan sampai mengenai telinganya )
5. Dihentikan sampai darah tidak keluar lagi
B. Metode Ivy
1. Dibersihkan lengan bagian bawah 3 jari dari lipatan sikut
2. Dibuat
lingkaran
dengan
diameter
5
cm
pasang
spignomonometer 40 mmhg
3. Ditusuk dengan Blood lanset pada lingkaran
4. Dihapus darah yang keluar dengan kertas saring setiap 30
detik
5. Dihentikan sampai tidak keluar lagi

14

IX.

Hasil Pengamatan :
Metode Duke

Gambar : Metode Duke


Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656
Nama pasien
Umur
Jenis kelamin
Hasil
C. Metode Ivy

:
:
:
:

M Dhean Rizky
20 Tahun
laki laki
waktu pembekuan darah 1 Menit 30 detik

Gambar : Metode Ivy


Sumber :
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?
gcid=003656
Nama pasien : M. Dhean Rizky
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
15

Hasil

X.

: Waktu pembekuan darah 1 menit

Pembahasan :
Dari data yang telah diperoleh tes bleeding time dilakukan
untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah atau waktu lamanya
berdarah atau waktu yang diperlukan untuk berhentinya darah
mengalir. Berdasarkan prinsipnya, yaitu di buat pendarahan buatan
lihat

lamanya

sampai

tidak

terjadi

pendarahan

lagi.

Dalam

pemeriksaan bleeding time terdapat dua metode yaitu metode Ivy


dan Duke. Ada beberapa yang membedakan antara metode Duke
dengan Metode Ivy.
1. Tempat pembekuan darah
2. Alat yang di gunakan
3. Dan spesimen darah.
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam
metode Ivy, tekanan darahmanset ditempatkan di lengan atas dan
meningkat sampai 40 mmHg. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat
sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dandisebut waktu
perdarahan

(Bleeding

Time).

Setiap

30

detik,

handuk

kertas

digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika


pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Nilai normal untuk bleeding
time adalah 1- 7 menit. Pada pemeriksaan kali ini di dapatkan waktu
pembekuan darah selama 1 menit atas nama pasien M. Dhean Rizky.
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari
yang

ditusuk

untuk

menyebabkan

perdarahan.

Metode

Duke

menggunakan lanset steril, dengan lokasi di cuping telinga 1


lukastandar, dan memiliki waktu pendarahan normal 1-3 menit.
Dengan metode ini, pasien ditusuk dengan jarum atau pisau bedah
khusus,

terutama

pada

cuping

atau

ujung

jari,

setelah

swabbeddengan alcohol. Tusukan adalah sekitar 3-4 milimeter. Tiap


30 detik selanjutnya, hisap tetesandarah dengan kertas saring. Pada
pemeriksaan kali ini di dapatkan hasil pembekuan darah selama 1
menit 30 detik atas nama pasien M Dhean Rizky.
16

XI.

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan Bleeding Time didapatkan
hasil pada pasien atas nama M Dhean Rizky yang berumur 20
tahun jenis kelamin laki laki dengan metode Duke adalah 1 menit
30 detik. Sedangkan hasil pemeriksaan pada pasien atas nama M.
Dhean Rizky berumur 20 tahun jenis kelamin laki-laki dengan
metode Ivy didapatkan hasil yaitu 1 menit.

17

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Surya. 2012. Pemeriksaan Clotting Time. Purwokerto.


[ONLINE]
http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx
?gcid=003656 (diakses pada : 18 Juni 2016)
Trisukmawati. Yuanita. 2000 Pemeriksaan Darah Lengkap. Jakarta.
[ONLINE]
http://analislabkes.blogspot.com/2011/03/pemeriksaan-darahlengkap.html (diakses pada : 18 Juni 2016)
Anonim. _____. Ringkasan Sistem Hemostasis. PDF :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24560/6/Abs
tract.pdf (diakses pada : 18 Juni 2016)
Anonim. _____. Bleeding Time. PDF :
http://www.austincc.edu/health/phb/documents/PHBLab8Blee
dingTimeSum03.pdf (diakses pada : 18 Juni 2016)
Anonim. 2011. Hemostasis [Online]. Tersedia : http://areg1d.blogspot.com/2011/06/hemostasis.html (diakses pada :
18 Juni 2016)
Suriantika, Cipto. 2013. Bleeding Time, Fibrin Time dan Clotting
Time. Laporan Praktikum, PDF :
https://ciptosuriantika.files.wordpress.com/2013/12/bleedingtime-fibrin-time-clotting-time.pdf (diakses pada : 18 Juni
2016)

18

You might also like