Professional Documents
Culture Documents
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan
suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam
bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang
membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan Berdasarkan
ketelitian pengukurannya, ilmu Geodesi terbagi atas dua macam, yaitu :
1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi
atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran
daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung
(bola/ellipsoid).
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk
pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang
datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying) . Ilmu Ukur
tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua metoda
untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi dan
lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar, sehingga dapat
ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang telah didapatkan
tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih melakukan
pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat
dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan
mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas.
Dengan praktikum ini diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan pemetaan
situasi teritris. Hal ini ditempuh mengingat bahwa peta situasi pada umumnya
diperlukan untuk berbagai keperluan perencanaan teknis atau keperluan-keperluan
lainnya yang menggunakan peta sebagai acuan. Pengukuran sipat datar profil banyak
digunakan dalam perencanaan suatu wilayah. Pengukuran ini terbagi menjadi dua
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
macam, yaitu profil memanjang dan profil melintang. Dengan pengukuran profil ini,
banyak manfaat yang bisa diperoleh dari data yang dihasilkan karena beda tinggi di
setiap bagian di wilayah tersebut dapat diketahui. Informasi mengenai beda tinggi
sangat berguna dalam cut dan fill suatu permukaan tanah yang tidak rata,
1.3.1 ALAT
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum waterpass adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Penyipat datar
Statip (kaki tiga)
Unting-unting
Rambu ukur
Payung
Kompas
Roll meter
Patok
Alat penunjang lain, seperti kertas A4, papan standar, kalkulator, alat tulis
menulis.
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Pengukuran
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi
antara dua titik atau lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk
mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk
pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan
jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan
atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap
saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu:
A.
Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama
dengan garis unting-unting.
B.
Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik.
Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
C.
Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian,
misalnya permukaan laut rata-rata.
D.
Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
E.
Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap
datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
Garis
Benang
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
Fungsi utama.
a. Memperoleh pandangan mendatar atau mendapat garis bidikan yang sama tinggi,
sehingga titik titik yang tepat garis bidikan/ bidik memiliki ketinggian yang sama.
b. Dengan pandangan mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik yang dapat
dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik-titik tertentu, maka akan
diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian dari titik-titik tersebut.
Tambahan alat.
Alat ini dapat ditambah fungsi atau kegunaannya dengan menambah bagian alat
lainnya. Umumnya alat ukur waterpass ditambah bagian alat lain, seperti :
a. Benang stadia, yaitu dua buah benag yang berada di atas dan dibawah serta sejajar
dan dengan jarak yang sama dari benang diafragma mendatar. Dengan adanya
benang stadia dan bantuan alat ukur waterpass berupa rambu atau bak ukur alat ini
dapat digunakan sebagai alat ukur jarak horizontal atau mendatar. Pengukuran jarak
dengan cara seperti ini dikenal dengan jarak optik.
b. Lingkaran berskala, yaitu lingkaran di badan alat yang dilengkapi dengan skala
ukuran sudut. Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang dinyatakan dengan
bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma tegak dapat
diketahui, sehingga bila dibidikkan ke dua buah titik, sudut antara ke dua titik
tersebut dengan alat dapat ditentukan atau dengan kata lain dapat difungsikan sebagai
alat pengukur sudut horizontal.
2.3 Teori poligon
Poligon adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak
di permukaan bumi. Garis-garis lurus membentuk sudut-sudut pada titik-titik
perpotongannya. Dengan menggunakan poligon dapat ditentukan secara sekaligus
koordinat beberapa titik yang letaknya berurutan dan memanjang.
Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui koordinat dan
sudut jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat titik yang lain diperlukan
sudut mendatar dan jarak mendatar, maka pada pengukuran di lapangan data yang
diambil adalah data sudut mendatar dan jarak mendatar di samping itu diperlukan
juga penentuan sudut jurusan dan satu titik yang telah diketahui koordinatnya.
Pengukuran poligon sebagai barikut :
A. Pengukuran jarak mendatar
Pengukuran jarak mendatar pada poligon dapat ditentukan dengan cara :
mekanis (dengan menggunakan pita ukur) dan optis (seperti pada pengukuran sipat
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
datar). pada bagian ini dijelaskan metode pengukuran jarak dengan menggunakan
pita
ukur.
Pengukuran
jarak
dengan
menggunakan
pita
ukur
harus
skala nol pita ukur diletakkan tepat berimpit di atas pusat anda titik A
pita ukur ditarik dengan kuat agar keadaannya benar-benar lurus, tidak melengkung
himpitkan skala pita ukur lainnya di atas pusat tanda titik B, maka bacaan skala
jika permukaan tanahnya relatif miring, maka pengukuran jarak dibagi dalam
diperoleh d1
dengan cara yang sama, jarak diukur dari titik 1 sampai titik B, hingga didapat d2
maka : dAB = d1 + d2
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
Y1 = YA + YA1
Y1 = YA + dA1 Cos A1
Jika koordinat titik 1 diketahui, maka koordinat titik 2 dapat dihitung menggunakan
koordinat titik 1, apabila d12 dan A1diketahui. d12 dapat diukur dan biasanya sudut
yang diukur dilapangan adalah sudut mendatar 1. 12 dapat dihitung dari A1 dan 1
12
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
BAB III
PROSEDUR KERJA
pada tahap praktikum ini ada beberapa tahap yang akan di lakukan dalam
praktikum ini pertama pengenalan alat apa dasar teoripada alat yang akan di gunakan
apa saja jeis jenis-jenis alat yang akan di gunakan praktikan menuentukan titik
kordiana dan menetukan kemiringan lereng. Tahap kedua persiapan alat dan bahan
yang telah di sediakan kemudian menyiapkan kertas A4 tabel pengamatan lalu
memulai pengukuran dengan mengunakan waterpas setelah data terkumpul selanjut
nya data di olah dan di sajaiakn dalam bentuk laporan dan gambar peta topografi
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Patok
Jarak
BA
BT
BB
TA
lapanga
(cm)
(cm)
(cm)
(cm) H
1-2
n (cm)
1193
71
65
59
1-6
1357
209
202,
45
5
39
2-3
12,65
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
ARA
SUDUT
DALA
140
N....E
N 350
M
0
195,
140
N 250
130
5
32,5
135
N 360
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
2-A
2-1
3-4
3-2
3-A
4-5
4-B
4-3
5-6
820
151,
147,
143,
135
N 71
67
1193
5
213,
5
207,
5
207,
135
N 30
28
1592
5
210
5
201
5
193,
135
N 76
135
N 176
105
1265
232,
226
5
220
1210
5
245,
239,
234,
135
N 143
39
1150
5
252
5
240,
5
240,
135
N 130
183
5
177,
5
172,
135
N 200
71
210
5
201,
5
193,
135
N 268
134
189
5
184,
5
175,
132
N 210
5
55,5
132
N 250
53
1042
1592
1208
5-B
1235
60,5
5
61,5
5-A
1150
24,5
17,5
12
132
N 310
166
6-1
1350
63,5
56,5
122
N 240
6-C
857
61,5
57
53,5
12,2 N
6-B
1093
27
17
10
138
12,2
N 138
34
73
4.2 PEMBAHASAN
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
Tn = TAn BTn
T1 = 140 65 =75 cm
T2 = 135 - 39 = 96 cm
T3 = 135 201 = - 66 cm
T4 = 135 240,5 = - 105,5 cm
T5 = 132 184,5 = -52,5 cm
T6 = 122 56,5 = 65,5 cm
Tn = T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6
= 75 + (96) + (- 66 ) + (- 105,5 ) + (-52,5 ) + 65,5 = 12,5 cm
|Tn| = 75 + (96) + (- 66 ) + (- 105,5 ) + (-52,5 ) + 65,5 = 460,5 cm
75
12,5=2.0358 cm
460,5
KT2 =
96
12,5=2.6058 cm
460,5
KT3 =
66
12,5=1.7915 cm
460,5
KT4 =
105.5
12,5=2.8637 cm
460,5
525
12,5=1.4250 cm
KT5 = 460,5
KT6 =
65.5
12,5=1.7775 cm
460,5
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
JH2 =
67.7915
2
JH3 =
cm
2
( 1592 )
108.3637
2
JH4 =
2
( 1150 )
cm
53.925
2
JH5 =
2
( 1705 )
63.7221
2
JH6 =
cm
2
( 1350 )
Menentukan Koordinat
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
Koreksi Koordinat
FKX1 =
206.7170
1181.2614 =4.7595
5136.3432
FKX2 =
844.101
1181.2614=19.4349
5136.3432
FKX3 =
1429.4325
1181.2614=32.9118
5136.3432
FKX4 =
353.7688
1181.2614=8.1453
5136.3432
FKX5 =
988.485
1181.2614=22.7593
5136.3432
FKX6 =
1313.8389
1181.2614=30.2503
5136.3432
Koordinat
x Terkoreksi
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
Menentukan Koordinat
Koreksi Koordinat
Y1-2 = - 1172.6669
Y2-3 = 2110.1229 1172.6669= 937.4539
Y3-4 = 1412.9823 (2110.1229) = - 695.1406
Y4-5 = 324.1992 (1412.9823 ) = -1088.7831
Y5-6 = = 324.1992 1412.9823 = -692.0972
Y6-7 = 64.6215 -367.8981 = 303.2765
KKYn= Y1-2 + Y2-3 +Y3-4+ Y4-5 +Y5-6 +Y6-7
= 1172.6669 + 937.4539 + (- 695.1406 ) + (-1088.7831 ) + (692.0972 ) + (303.2765 ) + = -62.6236
|KKY| == 1172.6669 + 937.4539 + (- 695.1406 ) + (-1088.7831 ) + (692.0972 ) + (303.2765 | = 4889.3182
FKKY1 =
1172.6669
62.6236=15.0195
4889.3182
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
FKKY2 =
937.4539
62.6236=12.0068
4889.3182
FKKY3 =
695.1406
119,989=89033
7387,229
FKKY4 =
1088.7831
119,989=62.6236
7387,229
FKKY5 =
692.0972
62.6236=8.86.43
4889.3182
303.2765
119,989=3.8843
FKKY6 = 7387,229
Koordinat
Terkoreksi
Patok Detail A
Beda Tinggi
Jarak Horizontal
(820)2(12.5)2
Koordinat
Koordinat
= 819.9047 cm
XA = JHA sin/cos
= 819.9047 0.9455 = 775.1298
YA = JHA sin/cos
= - 819.9047 0.3255 = -266.8789
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
Patok Detail B
Beda Tinggi
Jarak Horizontal
(1042)2 (14.5)2
Koordinat
Koordinat
= 1041.7329 cm
XB = JHB sin/cos
= 1014.1329 0.7986 = -831.4487
YB = JHB sin/cos
= 1014.1329 0.6018 =-626.5694
Patok Detail C
Beda Tinggi
Jarak Horizontal
Koordinat
Koordinat
Koordinat ( x , y
( X1 , Y1 ) = (0,0)
( X2 , Y2 ) = ( 238,41 ; -1729,375 )
( X3 , Y3 ) = ( -628,939 ; -3130,823 )
( X4 , Y4 ) = ( -2306,945 ; -3692,641 )
( X5 , Y5 ) = ( -2993,01 ; -1841,822 )
( X6 , Y6 ) = ( -1850,347 ; -595,71 )
Penggambaran Poligon
Skala 1 : 100
Koordinat patok utama
(X1, Y1)= (0, 0)
(X2, Y2)= (2,38 ; -17,29 )
(X3, Y3)= (-6,82 ; 31,30 )
(X4, Y4)= (-23,06 ; -36,92 )
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
= (14,93 ; 0,26 )
(X\B, YB)
= (21,68 ; 7,89 )
(XC, YC)
= (-13,67 ; -6,37 )
Penggabaran Kontur
Kontur (1 2)
Dik ; DTOT = 24.1 cm
BTTOT = BT2 - BT1
= 188,9642 116 = 72.9642 cm
BT1 = 120 116 = 4 cm
BT2 = 188,9642 180 = 8.9642 cm
D tot . BT 1
24,1 4
d1
=
= 72.9642
BTtot
d2
D tot . BT 2
BT tot
JTK
180120
=
1K
JAK
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
19.8
6
60
10
= 1.3 cm
24.1 8.9642
72.6942
= 2.96 cm
= 6 cm
= 3.3 cm
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
Kontur (2 3)
Dik ; DTOT = 25.1 cm
BTTOT = BT2 - BT3
= 282.3584 188.9642 = 93.3946 cm
BT1 = 190 188.962 = 1 cm
BT2 = 282.3584 280 = 2.3584 cm
D tot . BT 1
25.1 x 1
d1
=
= 93.3946
BTtot
D TOT . BT 2
BT TOT
d2
JTK
280190
1K
JAK
19.6
= 9
90
10
= 0.3 cm
2.3584 25.1
93.3946
= 6.3 cm
= 9 cm
= 2.17 cm
Kontur( 3 4 )
Dik ; DTOT = 31.2 cm
BTTOT = BT3 - BT4
= 214.5669 282.3584 = 67.7888 cm
BT1 = 280 282.3584 = 2.3584 cm
BT2 =214.5669 220 = 4.5669 cm
D TOT . BT 1
31.2 2.3584
d1
=
=
= 1.085 cm
BT TOT
67.7888
d2
D TOT . BT 2
BT TOT
JTK
280220
1K
JAK
27.1
= 6
=
60
10
31.2 4.5669
67.7888
= 2.10 cm
=6 cm
= 4.51 cm
Kontur( 4 5 )
Dik ; DTOT =22.7 cm
BTTOT = BT4 - BT5
= 214.5669 106.2032 = 108.3637 cm
BT1
BT2
d1
d2
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
D TOT . BT 2
BT TOT
22.7 3.7986
108.3637
= 0.9 cm
= 07.95cm
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
210110
1K
JTK
JAK
21.1
= 10
100
10
= 10 cm
= 2.11 cm
Kontur (5 6)
Dik ; DTOT = 25.1 cm
BTTOT = BT6 - BT5
= 106.2032 52.7782 = 52.4249 cm
BT1 = 100 106.2032 = 6.2032 cm
BT2 =52.7782 60 = 7.2218 cm
D TOT . BT 1
25.1 6.2032
d1
=
=
BT TOT
52.4249
D TOT . IK
BT TOT
d3
JTK
11060
=
1K
JAK
20.2
10
25.1 7.2218
52.4249
=
=
60
10
= 1.67 cm
= 6 cm
= 5.05 cm
Kontur( 6 1 )
Dik DTOT = 27.1 cm
IBTTOT = BT1- BT6
= 60 52.3782 = 63.6218 cm
BT1 = 116 - 52.3782 = 76.218 cm
BT2 = 116-110 = 4 cm
D TOT . BT 1
27.1 76.218
d1
=
=
BT TOT
63.6218
D TOT . BT 2
BT TOT
d2
JTK
11060
=
1K
JAK
22.1
5
= 2.9 cm
27.1 4
63.6218
50
10
= 5 cm
= 3.2 cm
=1.7 cm
= 4.21 cm
Kontur( 1-A )
Dik DTOT = 21.1 cm
BTTOT = BTB - BT 1
=201.2642 116 = 85.4542 cm
BT1 = 120 116 = 4 cm
BT2 = 200 - 201.2642 = 1.4642 cm
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
D TOT . BT 1
BT TOT
21.1 4
85.4542 = 0.98 cm
D TOT . BT 2
BT TOT
21.1 1.4642
= 1.3 cm
85.4542
d2
JTK
200120
1K
80
10
JAK
18.7
8
d1
= 8 cm
= 2.33 cm
Kontur( 2 A )
Dik DTOT = 16.5 cm
BTTOT = BTB - BT2
= 201.2642 188.9642 = 12.5 cm
BT1 = 190 201.2642= 1.0358 cm
BT2 = 188.9642 200 = 1.4642 cm
D TOT . BT 1
12,6 1.0358
d1
=
=
BT TOT
12.5
d2
D TOT . BT 2
=
BT TOT
JTK
200190
1K
JAK
13.1
1
=
10
10
12,6 1.4642
12.5
= 1.367 cm
= 1.932 cm
= 1 cm
= 13.1 cm
Kontur( 3 A)
Dik DTOT = 29.1 cm
BTTOT = BTB - BT6
= 257.0669 282.3584 = 25.2915 cm
BT1 = 280 282.3584 = 2.3584 cm
BT2 = 257.0669 260 =2.9331 cm
D TOT . BT 1
29.1 2.3584
d1
=
=
= 2.71 cm
BT TOT
25.2915
d2
D TOT . BT 2
=
BT TOT
JTK
280260
1K
JAK
23.1
1
=
20
10
29.1 2.9331
25.2915
= 2.9331 cm
= 2 cm
= 11.1 cm
Kontur(4 B)
Dik ; DTOT = 20.1 cm
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
D TOT . BT 2
=
BT TOT
JTK
JAK
14.4
= 5
260210
1K
20.1 2.9331
42.5
50
10
= 2.15 cm
= 3.38 cm
= 5 cm
= 2.8 cm
Kontur( 5 - B )
Dik DTOT = 24.4 cm
BTTOT = BT2 - BT1
= 257.0669 106.2032 = 151 cm
BT1 = 110 106.2032 = 24.4 cm
BT2 = 257.0669 250 = 7.0669 cm
D TOT . BT 1
24.4 24.4
d1
=
=
= 0.64 cm
BT TOT
151
d2
D TOT . BT 2
=
BT TOT
JTK
JAK
22.1
= 14
250110
1K
24.4 7.0669
= 1.14 cm
151
140
10
= 14 cm
= 1.6 cm
Kontur( 6 - B)
Dik ; DTOT = 22.6 cm
BTTOT = BT2 - BT1
= 257.0669 52.7752 = 204 cm
BT1
= 60 52.7752 = 7.2282cm
BT2
d1
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
D TOT . BT 1
BT TOT
22.6 7.2282
204
= 0.8 cm
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
d2
D TOT . BT 2
BT TOT
22.6 7.0669
204
JTK
25060
1K
190
10
= 19 cm
JAK
23.1
19
= 0.8 cm
= 1.21 cm
Kontur( 6 - C )
Dik ; DTOT = 17,1 cm
BTTOT = BT2 - BT1
= 117.3792 52.7752 = 64 cm
BT1 = 60 52.7752 = 1.1 cm
BT2 = 117.3792 110 = 7.37 cm
D TOT . BT 1
1 7,1 1.1
d1
=
=
BT TOT
64
d2
D TOT . BT 2
BT TOT
JTK
11060
1K
50
10
JAK
14.6
5
1 7,1 7.37
64
= 0.2 cm
= 1.96 cm
= 5 cm
= 2.9 cm
Kontur( C - A )
Dik DTOT = 12.1 cm
BTTOT = BT2 - BT1
= 201.4642 117.7551 = 83.7 cm
BT1 = 120 117.7551 = 2.2248 cm
BT2 = 201.4642 200 = 1.4642 cm
D TOT . BT 1
12.1 2.2248
d1
=
=
BT TOT
83.7
d2
D TOT . BT 2
BT TOT
JTK
200120
1K
80
10
JAK
11.2
8
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059
= 0.3 cm
12.1 1.4642
= 0.2 cm
83.7
= 8 cm
=1.4 cm
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
WATERPASS
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di kutipkan pada praktikum ialah pada peta topografi
adalah peta yang menerangkan tempat permukaan yang ketinggian sama dengan
mengunakan titik bantu dan garis kontursedatngkan peta geologi berbentuk
lingkaran
5.2 SARAN
Saran praktikan kusus nya untuk asisten ialah tetap semangat dalam membina
praktikan karena praktikan mempunyai sifat dan ego yang berbeda- beda
MUH.IDHAM FARID
093 2015 0059