Professional Documents
Culture Documents
KriukBoned
Proposal Bisnis
LEZAT
BERGI
ZI
PRAKTI
S
MURA
H
Pendiri Usaha :
Nielam Vioni
(230110130061)
Nawang Nila Ririsanti
(230110130109)
Moch Iqbal Fernanda
(230110130132)
2.1
Visi
Membantu masyarakat yang ada di wilayah Kota Bandung dan Jatinangor
untuk memenuhi kebutuhan (cemilan) serta memberi manfaat lain (lowongan kerja)
bagi masyarakat sekitar
Misi
3.
ASPEK PEMASARAN
3.1
1.
a)
Segmentasi Geografis
Daerah
c)
bersifat
4.
digemari
masyarakat.
Segmentasi psikografis
a)
Gaya hidup
sebagai
makanan
pelengkap
5.
a)
b)
6.
a)
b)
c) Lokasi
B. Targeting
Setelah memetakan pasar (segmentation), tahap targeting seperti namanya
adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Targeting
merupakan tindakan untuk memilih satu atau lebih Segmentasi Pasar yang telah
ditetapkan yang akan digarap/dimasuki sesuai dengan kemampuan, potensi dan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (Kotler 2000).
Teknik-teknik yang dipergunakan ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar
sasaran, sehingga pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan yang bakal
terjadi, atau paling tidak menguranginya sekecil mungkin dalam prakteknya. Maka
untuk tujuan tersebut perusahaan harus membagi-bagi pasar menjadi segmen-segmen
pasar utama, setiap segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen
tertentu sebagai sasaran. Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu
diantara lima strategi peliputan pasar, yaitu:
a. Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatkan
kegiatannya dalam satu bagian daripada pasar.
b. Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat
segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.
c. Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan usaha
yang tidak ada hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap kegiatan
usaha itu mengandung peluang yang menarik.
d. Peliputan keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih besar
untuk mengungguli pasar.
Pada dasarnya, Kerupuk tulang lele dapat dikonsumsi oleh semua kalangan usia
tanpa batasan tertentu. Hal ini dikarenakan kerupuk tulang merupakan makanan
pelengkap serta bersifat siap saji yang sudah dikenal di masyarakat. Bahan utama
yang digunakan dalam pembuatan Kerupuk tulang lele, yakni tulang lele, sirip dan
kepala lele yang merupakan limbah yang dibuat dengan menyampurkan bahan baku
pembuatan kerupuk, sehingga memiliki nilai gizi yang tinggi, hal tersebut
mengakibatkan kerupuk tulang lele banyak disukai oleh masyarakat.
Target pasar Kerupuk tulang lele KriukBoned terlihat dari visual seperti
brosur yang menarik serta kemasan yang menarik sehingga dapat menarik hati
konsumen. Berdasarkan pendidikan ataupun pekerjaan, targetnya adalah semua
golongan masyarakat baik yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan
rendah, baik yang memiliki pekerjaan yang tetap maupun tidak tetap. Begitu juga dari
segi lifestyle, targetnya adalah semua kalangan masyarakat baik yang aktif, dinamis,
dan memiliki mobilitas yang tinggi dan membutuhkan kepraktisan dalam
mengkonsumsi makanan yang baik dan sehat untuk tubuh ataupun sebaliknya, sebab
produk ini dapat bersifat sebagai cemilan yang sehat.
Meskipun semua kalangan berpotensi sebagai konsumen Kerupuk tulang lele
KriukBoned, target pasarnya adalah ibu rumah tangga, anak-anak dan remaja yang
sering mengkonsumsi sebagai camilan.
C. Positioning
Positioning merupakan suatu bentuk tindakan perusahaan untuk merancang
produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.
Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang
dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan
tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk
mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam
pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu
harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaanperbedaan tersendiri.
Menurut Kotler (1997: 262): Positioning is the act of designing the companys
offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind.
Maknanya, mencari posisi di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah
menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah
suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan
dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa
yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Sedangkan menurut Cravens (1991:255), keputusan pemilihan target pasar
merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam
menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning. Oleh karena itu, strategi
positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar
perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas
terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi
konsumen. Jadi positioning merupakan sutu bentu usaha untuk menemukan suatu
celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap
produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.
Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran yang sangat
besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing
dalam suatu analisis internal perusahaan (total situation analysis). Alasannya dunia
sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang, media, maupun iklan.
Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran.
Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini
dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi
product positioning sebagai berikut: The positioning process should begin with the
product themselves. To gain a strong product positioning, a company must
differentiate its product from all other products on the market. The goal is to give
theproduct a unique position in the market place. Dari definisi diatas mengandung
pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk
mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan
diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi
atau sasaran konsumennya.
produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya,
dan seterusnya. Misalnya
inovasi bentuk yang menarik seperti berbentuk ikan, sehingga cocok untuk
dikonsumsi dan dipasarkan kepada anak-anak. Selain bentuknya yang unik, juga
menyajikan ukuran yang pas bagi porsi anak-anak. Selain itu juga terdapat beragam
bentuk lainnya seperti bentuk kerupuk seperti pada umumnya sehingga bukan hanya
untuk anak-anak, pemasarn juga dapat dilakukan kepada orang dewasa.
2.
manfaat tertentu. Misalnya bahan baku kerupuk tulang lele KriukBoned merupakan
tulang lele, kepala lele sirip lele yang banayk mengandung kalsium, sehingga
memiliki nilai gizi yang baik, hal tersebut menjadi salah satu point utama dalam segi
pemasaran.
3.
sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: kerupuk tulang lele
KriukBoned ditargetkan pemasarannya kepada anak-aseluruh kalangan masyarakat
sebab kerupuk sangat digemari selain itu juga kerupuk tulang ini mengandung gizi
yang baik. Hal yang membedakan dengan produk lainnya lebih ditojolkan pada
inovasi bahan baku. Desain produk yang bagus juga merupakan salah satu
keunggulan utama dalam penjualan kerupuk tulang lele ini.
4.
kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau
lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya kerupuk
tulang lele KriukBoned lebih ditargetkan pemasarannya kepada seluruh komponen
masyarakat sebab memiliki gizi yang baik.
5.
Penentuan posisi menurut pesaing
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan inovasi bahan bakunya yang
merupakan limbah ikan berupa tulang ikan yang memiliki kandungan kalsiun yang
tinggi, sehingga produk ini secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing.
Misalnya: kerupuk tulang lele KriukBoned sangat digemari dikalangan masyarakat
dibanding produk kerupuk lainnya dikarenakan kandungan gizinya yang baik,
sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu keuntungan dalam kegiatan pemasaran
kerupuk tulang lele tersebut.
6.
Penentuan posisi menurut kategori produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk.
Misalnya: Kerupuk tulang lele KriukBoned selain dapat dikonsumsi bagi semua
kalangan masyarakat, kandungan giziny yang baik akan menjadikan produk ini lebih
digemari bibandingkan produk lainnya.
7.
Penentuan posisi harga atau kualitas
Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya kerupuk
tulang lele KriukBoned memiliki harga cukup terjangkau bagi masyarakat namun
memiliki kualitas yang sangat baik dalam segi gizi maupun inovasi.
3.2
Permintaan
Prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Prediksi Jumlah Permintaan Konsumen
Tahun
2016
2017
2018
2019
Jumlah
3.3
Penawaran
Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Penawaran Produk Pesaing Sejenis
3.4
Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 1
tahun disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran.
Pangsa Pasar adalah bagian dari penjualan produk kita dibandingkan dengan
penjualan total produk sejenis dalam industri
Tabel 4. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
Tahun
2016
Permintaan
(A)
130.000
Penawaran
(B)
34.900
Peluang
(C=A-B)
95.100
Rencana
Penjualan (D)
96410
Pangsa Pasar
(E = DX100% / C)
1,013775
2017
132.600
35.598
97.002
98488
1,015319
2018
135.200
36.296
98.904
100349
1,01461
2019
137.800
36.994
100.806
102430
1,01611
Jumlah
535.600
143.788
391.812
397.677
4,059815
3.5
3.5.1 Product
Salah satu komponen bauran pemasaran yang penting adalah produk. Dimana
produk ini merupakan hasil dari produksi sebuah perusahaan. Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Produk yang kami jual adalah kerupuk berbahan dasar tulang ikan lele.
Kerupuk yang ditawarkan terdiri dari 4 varian rasa dan dua varian bentuk. Varian
rasa yang ditawarkan terdiri Kerupuk Tulang Lele KriukBoned rasa pedas, asin,
sambal ijo dan balado. Sedangkan untuk varian bentuk, Kerupuk tulang lele
KriukBoned terdiri dari bentuk ikan dan bentuk biasa.
3.5.2 Price
Dalam bauran pemasaran (marketing mix) harga merupakan faktor penting
dalalm menentukan ranah pemasaran yang dialokasikan oleh sebuah perusahaan. Dari
keempat faktor yang menentukan marketing mix, harga merupakan satu-satunya
unsur yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.
Untuk harga yang ditawarkan didasarkan pada ukuran dari Kerupuk Tulang
Lele KriukBoned adalah Rp 5 000,00 per kemasan dan ada yang dijual curah
dengan harga 25 000 per kg dimana satu kemasan memiliki bobot 100 gram.
Penetapan harga didasarkan pada besarnya biaya operasional produksi, harga yang
ditetapkan pun cukup terjangkau dengan harga kerupuk di pasaran. Sehingga
Kerupuk tulang lele KriukBoned yang kami tawarkan berani untuk bersaing di
pasar.
3.5.3 Promotion
Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting
yang dilakukan untuk membuka pangsa pasar yang baru atau memperluas jaringan
pemasaran. Promosi yang dilakukan dalam pemasaran kerupuk tulang lele
KriukBoned bertujuan untuk memperkenalkan kepada konsumen mengenai produk
yang kami tawarkan. Promosi dilakukan melalui media promosi lisan, media cetak,
dan media sosial. Promosi lisan dilakukan melalui word of mouth sedangakan untuk
media cetak melalui pembuatan pamflet, x-banner, kartu nama. Sedangkan media
sosial penjualan melalui online melalui facebook, instagram, dan line. Upaya
pengenalan produk pun dilakukan melalui kegiatan bazar di kampus UNPAD.
3.5.4 Placement
Placement merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke
tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke
konsumen atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau
retailer (pedagang kecil).
Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran saat ini masih
dilakukan secara langsung oleh tim kepada konsumen ataupun secara online. Untuk
tempat produksi dilakukan di salah satu kediaman tim di wilayah Bandung,
sedangkan untuk pemasaran dilakukan secara langsung kepada konsumen ataupun
secara online di wilayah Jatinangor. Sistem pemasaran yang dilakukan adalah direct
selling serta penerimaan terhadap pesanan yang diminta konsumen. Saat ini kami
belum memiliki tempat yang menetap untuk melakukan pemasaran kepada
konsumen. Namun kita mencoba untuk memasukan produk-produk yang kami
ciptakan ke tempat potensial, seperti warung, kantin, dan toko yang kami lakukan
kerjasama.
4.
4.1
Aspek Organisasi
Dibawah ini merupakan struktur organisasi perusahaan KriukBoned, pada
Ketua
bagan tersebbut jumlah staf yang dibutuhkan untuk tiap jobdesknya hanya satu
orang, karena ukuran kedai yang masih kecil dan bisa di handle oleh satu orang tiap
Sekretaris
pekerjaannya.
Staff
Produksi
Staff Desain
dan
Kemasan
Bendahara
Staff Humas
Staff
Marketing
Sekretaris
Bendahara
Staff
Jumlah (B)
Gaji / Bulan
(C)
Total
(BxC)
Bertanggung
jawab
dalam
kegiatan
pengolahan
kerupuk
tulang lele.
Mencatat
seluruh
kegiatan
administrasi
serta membuat laporan
selama kegiatan produksi
dan pemasaran kerupuk
tulang lele serta menulis
laporan
pertanggungjawaban.
Bertugas dalam mencatat
kas, pengeluaran dan
pendapatan
selama
kegiatan produksi dan
pemasaran
kerupuk
tulang lele berlangsung.
900.000
900.000
700.000
700.000
700.000
700.000
600.000
1.200.000
Jabatan
Jumlah (B)
Gaji / Bulan
(C)
Total
(BxC)
600.000
600.000
Staff humas
600.000
600.000
Staff
Marketing
600.000
600.000
produksi
4.2
kerupuk
Perijinan
Nomor
: ____________
Kepada
Yth. Bupati Bandung Barat
cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bandung
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Alamat
Pekerjaan : Wiraswasta
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Tempat Usaha dengan
identitas usaha sebagai berikut :
Jenis Usaha
Nama Perusahaan
: KriukBoned
Kelurahan
: ________
Kecamatan
: ________
Demikian permohonan kami, atas perhatian dan izin yang diberikan kami ucapkan
terima kasih.
Pemohon,
Moch. Iqbal
4.3
diatur berdasarkan periode tertentu (mingguan atau bulanan) adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan
1
September
2
3
Oktober
2
3
Survey Pasar
Menyusun Rencana Usaha
Perijinanan
Survey Tempat Usaha
Survey Mesin/Peralatan
Pemasangan Sarana Penunjang
Mencari Tempat Kerja
Uji Coba Produksi
Operasional
4.4
sebagai berikut:
Tabel 7. Inventaris Kantor dan Supply Kantor
Inventaris /
Perangkat Kerja
Laptop
Meja
Merk
Toshiba
Olimpic
Jumlah Unit
Harga
Jumlah Harga
1
1
4.570.000
700.000
4.570.000
700.000
Printer
Kursi
Epson L220
Olimpic
Jumlah
1
2
1.950.000
300.000
1.950.000
600.000
7.820.000
5.
ASPEK PRODUKSI
5.1
Produk
lele menjadi tepung yang memiliki kandungan kalsium sebagai bahan pengsubsitusi
pada pembuatan kerupuk.
5.2
Proses Produksi
Proses produksi Kerupuk Tulang Lele KriukBoned dilakukan 4 kali dalam
satu bulan. Produksi Kerupuk Tulang Lele meliputi beberapa tahapan. Tahapantahapan berikut terdiri dari persiapan alat dan bahan, penanganan bahan baku, serta
pembuatan kerupuk tulang lele (Clarias sp.)
5.2.1 Persiapan Alat dan Bahan
Kegiatan yang paling awal dilakukan dalam proses pengolahan kerupuk tulang
lele adalah persiapan alat dan bahan. Proses juga diartikan sebagai cara, metode
ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Proses
produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu
barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Tahapan persiapan
alat dan bahan ini merupakan tahapan yang paling mendasar dalam proses
pengolahan, tahapan ini juga merupakan tahapan penentu sebab persiapan alat dan
bahan yang baik akan mempercepat produksi yang dilakukan sehingga produksi dapat
berjalan dengan baik.
Proses pelaksanaan pembuatan kerupuk tulang lele KriukBoned merupakan
suatu proses yang dilakukan dalam suatu bentuk tahapan. Tahapan- tahapan tersebut
meliputi proses persiapan, proses pembuatan, proses pencetakan, proses penjemuran,
proses penggorengan, dan proses pengemasan. Proses pembuatan kerupuk tulang lele
membutuhkan waktu untuk menghasilkan kerupuk mentah kering yang berkualitas,
waktu tersebut bersifat relatif sebab waktu tersebut dipengaruhi oleh intensitas
penyinaran cahaya matahari.
5.2.2 Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan merupakan peralatan yang umumnya digunakan
dalam produksi pembuatan kerupuk pada umumnya, namun yang membedakan
pembuatan kerupuk tulang lele KriukBoned adalah adanya panci presto yang
digunakan untuk melunakan tulang, sirip dan kepala lele (Clarias sp.). Peralatan yang
digunakan dalam proses pembuatan kerupuk tulang lele dapat dilihat pada Gambar 2.
cba
d
hgef
jk
li
Gambar 2. Peralatan Produksi Pengolahan : (a) Kompor Gas, (b) Panci Presto,(c)
Pisau, Gunting, tang, (d) Timbangan Jarum, (e) Continous Sealer, (f) Silent Cutter, (g)
Spinner, (h) Chest Freezer, (i) Panci Kukus, (J) Wajan atau Penggorengan, (k) Piring,
(l) Blender
Tabel 9. Alat Produksi dan Fungsinya
No
1
2
3
4
5
6
7
Nama Alat
Meja Kerja
Talenan Vinyl
Ember
Pisau
Tabung Gas
Kompor Gas
Penggorengan
Spinner
Continous Sealer
Fungsinya
Alas pada kegiatan produksi pengolahan kerupuk tulang lele.
Alas pemotongan produksi
Tempat penyimpanan air
Alat pemotong bahan baku dan bahan tambahan
Bahan bakar
Menggoreng dan memasak produk olahan
Menggoreng kerupuk tulang lele
Memisahkan minyak dari roduk pada pembuatan kerupuk
tulang lele
Menempelkan plastik pada kegiatan pengemasan produk tulang
No
Nama Alat
10
Vaccum Sealler
11
Sillent Cutter
12
13
14
15
16
17
Blender
Frezzer
Chezt Freezer
Baskom
Timbangan Digital
Timbangan Jarum
18
Panci Presto
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
31
33
Panci Kukus
Tampah
Piring
Alat Pemotong Kerupuk
Tang
Gunting
Pompa Air
Tas
Keranjang
Toples
Rol
Spatula
Gilingan Daging
Sendok
Cobek
Fungsinya
lele
Menempelkan plastik pada kegiatan pengemasan produk tulang
lele
Melumatkan tulang yang telah dipresto dan mencampurkan
tulang lele dengan bahan pada proses pembuatan kerupuk
tulang lele
Menghaluskan bahan rempah
Alat bersuhu dingin sebagai penyimpanan produk
Menyimpan Pasta tulang lele
Wadah penyimpanan dan pencampuran bahan
Menimbang bahan-bahan produksi
Menimbang bahan-bahan produksi
Melunakan tulang dan kepala lele pada pembuatan kerupuk
tulang
Mengukus adonan kerupuk tulang
Menjemur kerupuk tulang lele
Mencampur bahan pembuatan kerupuk tulang lele
Alat untuk memotong kerupuk tulang lele
Alat untuk mencabuti sirip pada ikan
Alat untuk menggunting sirip pada ikan dan pemotong label
Alat untuk memompa air
Penyimpanan kerupuk tulang yang telah dikemas
Penyimpanan kerupuk tulang yang telah dikemas
Penyimpanan kerupuk tulang lele
Alat untuk meratakan adonan kerupuk tulang
Alat untuk meratakan adonan
Alat penggiling tulang lele
Alat untuk mengaduk adonan
Alat untuk menghaluskan bahan rempah
ditangani (Mahyudin 2010). Ikan juga diberi jeruk nipis sebanyak tiga buah per 10 kg
ian. Pemberian jeruk nipis bertujuan agar bau amis pada ikan akan hilang. Bau amis
yang hilang tersebut dikarenakan adanya kandungan asam yang dimiliki jeruk nipis.
cd
fe
hg
Gambar 5. Proses Penyiangan : (a) Pengguntungan sirip, (b) Pengulitan, (c) Kepala
lele, (d) Kulit lele, (e) Pemfilletan, (f) Pemfilletan, (g) Daging lele, (h) Tulang lele
5.2.6 Pengolahan Kerupuk Tulang Lele
Pengolahan kerupuk tulang lele merupakan suatu kegiatan pengolahan zero
waste dengan memanfaatkan limbah pengolahan lele dalam bentuk tulang, kepala,
dan sirip untuk dijadikan produk yang dapat bernilai ekonomi. Tulang, kepala, dan
sirip lele yang telah dipresto sehingga menjadi lunak, kemudian perlakuan dilanjutkan
dengan pelumatam, pencampuran bengan rempah-rempah, pengadoan, pencetakan,
pengukusan, pengulenan, pemotongan, penggorengan, pengemasan, dan terakhir
yaitu pemberian label serta penyimpanan yang kemudian akan dipasarkan.
5.2.6.1 Pelumatan Tulang Lele
Tulang, kepala, dan sirip lele yang telah dipresto menjadi lunak kemudian
dilumatkan menggunakan bantuan alat yang berupa silent cutter sehingga
dihasilkannya pasta tulang lele. Pelumatan harus dilakukan secara homogen, hal
tersebut dilakukan agar perlakuan selanjutnya dapat dilakukan lebih mudah. Jumlah
pasta tulang lele yang digunakan adalah sebanyak 2 kg. Pasta tulang lele yang
digunakan bobotnya tidak boleh lebih dari 10% dari jumlah keseluruhan bahan baku.
Kegiatan pengadonan ini merupakan suatu bentuk kegiatan dasar pembuatan kerupuk
tulang lele. Kegiatan pengadonan kerupuk tulang lele ini dilakukan sebagai bahan
dasar yang mencampurkan pasta tulang lele dengan bumbu dasar, kemudian akan
dicampurkan dengan tepung tapioka.
5.2.6.2 Pencampuran Pasta Tulang Lele
Pencampuran pasta tulang lele deengan bumbu dilakukan untuk membuat
bahan dasar pembuatan kerupuk tulang lele. Pencampuran diartikan sebagai suatu
proses
menghimpun
memerlukan
gaya
dan
mekanik
membaurkan
untuk
bahan-bahan.
menggerakkan
alat
Proses
pencampuran
pencampur
supaya
Bumbu yang disiapkan per 200 gram pasta tulang lele terdiri dari 20 gram
ketumbar, 10 gram lada bubuk, 30 gram bubuk bawang putih, 300 gram garam dapur,
5 butir telur, dan 10 kg tepung tapioka. Pencampuran pasta tersebut dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 7. Pengadonan
5.2.6.4 Pencetakan
Adonan yang telah diaduk menggunakan silent cutter kemudian dicetak hingga
membentuk balok menggunakan cetakan kaca. Adonan dicetak menggunakan plastik
bening dan dicetak menggunakan cetakan kaca terbuka yang berbentuk balok. Hasil
cetakan dapat terlihat pada Gambar 8.
5.3
Kapasitas Produksi
2017
98488
2018
100349
2019
102430
Jumlah
397.677
Lokasi kantor bertmpat di daerah kota Bandung yaitu di daerah komplek Cibiru
Indah 1 No. 19 C. Lokasi tersebut merupakan lokasi kesekertariatan dan lokasi
administratif dalam pengolahan kerupuk tulang lele KriukBoned. Lokasi produksi
akan dilaksanakan di daerah jatinangor yang merupakan kediaman mahasiswa
(kosan). Kegiatan pemasaran akan dilakukan disekitar kawasan jatinangor dan kota
Bandung. Jumlah sewa bangunan merupakan sebanding dengan tarif sewa kosan
dikawasan jatinangor selama 1 tahun.
5.5
5.6
Merk
Jumlah Unit
Harga
4
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
25
200
150
250
200
5000
3000
2000
6000
400
2000
Jumlah
Harga
100
200
300
500
400
5000
3000
2000
6000
400
2000
3000
3000
4
1
1
1
2
10
1
25
1000
700
500
700
20
200
100
1000
700
500
1400
200
200
300
300
1
2
1
3
4
4
3
5
1
1
1
50
25
900
30
50
25
5
1
100
40
50
50
50
900
90
200
100
15
5
100
40
50
289000
Lion Star
DOS
Elpiji 3kg
Quantum
Almasindo
Agrowindo
Maksipack
Besser
Maksindo
Philips
Sanken
Frigigate
Chest
Lion Star
Camry
Nhon Hua
Almasindo
Almasindo
Lion Star
Luminark
Maksindo
Baskom
Timbangan Digital
Timbangan Jarum
Panci Presto
Panci Kukus
Tampah
Piring
Alat Pemotong
Kerupuk
Tang
Plato
Gunting
Kenko
Pompa Air
Shimitzu
Tas
Flashy
Keranjang
Lion Star
Toples
Lion Star
Rol
Lion Star
Spatula
Maksindo
Gilingan Daging
Sakura
Sendok
Doll
Cobek
Total PembelianMesin/Peralatan:
5.7
meliputi bahan utama yang merupakan bahan baku, bahan pembantu dan bahan
tambahan atau bahan pelengkap. Bahan utama yang digunakan pada proses produksi
adalah tulang lele yang didapatkan dari lele yang dagingnya dimanfaatkan untuk
pengolahan produk lainnya, sehingga tulang, sirip dan kepala lele yang tidak
digunakan dapat berfungsi sebagai bahan utama pembuatan kerupuk. Tulang lele juga
ada yang diperjual belikan sehingga kita dapat membeli bahan baku tersebut.
Bahan pembantu yang digunakan adalah bahan yang diperlukan agar proses
produksi berjalan lancar dan tidak berpengaruh pada komponen sifa khas produk
akhir tersebut. Bahan pembantu yang digunakan pada pembuatan kerupuk tulang lele
ini antara lain air dan es. Air yang digunakan untuk pencucian dan pengolahan,
sedangkan es digunakan pada proses penyiangan bahan baku dan penyiangan tulang
ikan sebelum diolah. Bahan-bahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 13.
2. Bawang putih
Bawang puting merupakan bahan alami penyedap rasa dan aroma serta
berfungsi sebagai pengawet karena dapat menghambat pertumbuahn bakteri
dan khamir karena adanya zat allicin yang sangat efektif terhadap bakteri
positif dan gram negatif. Bawang putih mengandung air, kalori, protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfat, zat besi, natrium, kalium, thiamin,
riboflavin, niasin, asam askorbat, dan beta karoten (Saparinto dan Diana
2006). Bawang putih digunakan untuk produksi pengolahan kerupuk tulanh
lele.
3. Lada
Lada merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai penyedap rasa dan
memberi wangi yang khas pada adonan. Lada digunakan sebagai bahan
tambahan pengolahan kerupuk tulang lele.
4. Ketumbar
Ketumbar memiliki nama latin Coriandum sativum. Ketumbar termasuk
tanaman semusim semak tinggi mencapai satu meter. Berkayu lunak, beralur
dan berwarna hijau. Ketumbar mengandung sapovin, flavonoid dan tannin.
Bagian tanaman yang biasa diamanfaatkan yaitu biji yang berkhasiat untuk
mengobati sariawan dan radang lambung (Saparinto dan Diana 2006).
Ketumbar digunakan untuk pembuatan kerupuk tulang lele sebagai penambah
cita rasagurih pada produk.
5. Garam
Garam dapur digunakan sebagai pemberi rasa asin pada produk kerupuk
tulang lele. Garam yang digunakan adalah garam beriodium. Garam dapur
dapat berfungsi sebagai bahan pengawet makanan sebab dapat menumbuhkan
mikroba menguntungkan, dan dapat menekan mikroba pembusuk sehingga
produk dapat tahan lama (Saparinto dan Diana 2006).
6. Telur
Telur digunakan pada pembuatan kerupuk tulang lele. Telur merupakan bahan
bergizi dan memiliki kandungan protein yang tinggi yang bermanfaat bagi
Merk
Jumlah Unit
Harga
Jumlah Harga
Ladaku
-
2
20
10
30
3000
20
90
17
6000
400
900
500
Cap Kapal
Rosebrand
Jumlah
300
5
10
4
1 500
9 000
1200
7500
90.000
106.500
A. Sistem Harian
Tabel 14. Upah Tenaga Produksi Harian
Jenis Kegiatan
Tarif/Upah
Perhari
Jumlah
Tenaga
Kerja
2
Jumlah Hari
Kerja/Tahun
Jumlah (Rp)
dalam Hari
Penanganan
dan
15.000
pengolahan kerupuk
tulang lele
Pengemasan kerupuk
15.000
1
144
tulang ikan lele
Pemasaran kerupuk
15.000
1
tulang ikan lele
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Harian
30.000
15.000
15.000
60.0000
B. Sistem Borongan
Tabel 15. Upah Tenaga Produksi Borongan
Jenis Kegiatan
Tarif/Unit
Jumlah Produksi
Pertahun
Penanganan
dan 240.000
pengolahan kerupuk
tulang lele
Pengemasan kerupuk 120.000
96.410
tulang ikan lele
Pemasaran kerupuk 120.000
tulang ikan lele
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Borongan:
5.9
Jumlah Harga
Beli
240.000
120.000
120.000
480.000
6.
ASPEK KEUANGAN
6.1
Jumlah Biaya/Tahun
300.000
500.000
1.000.000
500.000
2.300.000
Terdapat dua sumber utama pendanaan usaha, yaitu ekuitas dan utang. Ekuitas
yaitu pemilik mengiventasikan laba perusahaannya untuk ditempatkan dalam
perusahaan guna memperkecil resiko pengembalian dalam tingkat yang rendah,
sedangkan utang adalah mengandung resiko, pemberi pinjaman pertama kali menarik
laba dan harus dibayar sekalipun perusahaan tidak ada laba atau dalam kondisi
merugi. Kedua sumber pendanaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendanaan ekuitas (modal sendiri). Dapat diperoleh dari tabungan individu, teman
dan atau saudara, investor perorangan lain, perusahaan-perusahaan besar,
perusahaan modal ventura, dan penjualan saham.
2. Pendanaan dari utang (pinjaman). Dapat diperoleh dari teman atau saudara,
investor perorangan lainnya, para pemasok bahan baku pemberi pinjaman
berbentuk asset, bank-bank komersial, program-program yang didukung oleh
pemerintah, lembaga-lembaga keuangan swadaya masyarakat, perusahaanperusahaan besar dan perusahaan modal ventura.
Sumber pendanaan yang dilakukan dalam kegiatan produksi Kerupuk Tulang
Lele kriukBoned berasal dari dana pribadi hasil patungan dari 3 mahasiswa
pelopor. Sumber pendanaan juga didapatkan dari hasil pinjaman Bank berdasarkan
beberapa pertimbangan beberapa faktor produksi yang akan dilakukan selama
beberapa tahun ke depan. Dana pinjaman juga didapatkan berdasarkan jumlah
permintaan dan penawaran yang akan dicanangkan.
6.2
Proyeksi Keuangan
Persentse (%)
70
30
100%
Jumlah
10.500.000
4.500.000
15.000.000
Uraian
Pajak Bumi dan
Bangunan(PBB)
Listrik
Air
Sewa lahan
satuan
Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Harga
Total (Rp)
Tahun
1000
1000
Bulan
Bulan
Tahun
Jumlah
12
12
12
100
50
100
1200
600
1200
4.000
6.3
Tahun
2
15.100.000
13.120.080
1.979.920
3
15.300.000
13.420.080
1.879.920
4
15.500.000
13.720.080
1.779.920
380.000
1.599.920
400.000
1.479.920
420.000
1.359.920
usaha dibidang perikanan maupun usaha dibidang lainnya. Pada pelaksanaan usaha
pengolahan hasil perikanan ini dilakukan analisa usaha sehingga kita dapat
menghitung kelayakan usaha pengolahan kerupuk tulang lele KriukBoned. Analisis
usaha merupakan sebuah cara untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu jenis usaha
yang akan kita lakukan, menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari
suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat keuntungan yang dihasilkan dan berapa lamakah
waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi maupun titik impasnya.
6.3.1 Biaya Investasi dan Penyusutan
1
2
3
4
5
Perizinan
Lahan
Bangunan
Meja Kerja
Talenan Vinyl
Paket
m2
m2
unit
buah
1
100
60
1
4
Harga
(Rp
dalam
ribuan)
1000
80
50
700
50
6
7
8
9
10
11
Ember
Pisau
Tabung Gas
Kompor Gas
Penggorengan
Spinner
Continous
Sealer
Vaccum
Sealler
Sillent Cutter
Blender
Frezzer
Chezt Freezer
Baskom
Timbangan
Digital
Timbangan
Jarum
Panci Presto
buah
set
unit
unit
set
unit
4
1
2
2
2
1
25
200
150
250
200
5000
unit
unit
No
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Komponen
biaya
10
10
10
Nilai
Residu
(Rp dalam
ribuan)
70
20
100
200
300
500
400
5000
10
10
10
10
5
10
10
20
30
50
40
500
9
18
27
45
72
450
3000
3000
10
300
270
2000
2000
10
200
180
unit
unit
unit
unit
buah
1
1
1
1
4
6000
400
2000
3000
25
6000
400
2000
3000
100
10
5
10
10
5
600
40
200
300
10
540
72
180
270
18
unit
1000
1000
100
180
unit
700
700
70
126
unit
500
500
50
90
Satuan Jumlah
Jumlah
Harga (Rp
dalam
Ribuan)
1000
8000
3000
700
200
Umur
Teknis
(Th)
Nilai Susut
(Rp dalam
ribuan)
300
63
18
Harga
(Rp
dalam
ribuan)
Jumlah
Harga (Rp
dalam
Ribuan)
Umur
Teknis
(Th)
Nilai
Residu
(Rp dalam
ribuan)
Nilai Susut
(Rp dalam
ribuan)
No
Komponen
biaya
22
23
24
Panci Kukus
Tampah
Piring
unit
buah
lusin
2
10
1
700
20
200
1400
200
200
5
3
5
140
20
20
252
60
36
25
Alat Pemotong
Kerupuk
unit
300
300
30
90
26
27
28
29
30
31
Tang
Gunting
Pompa Air
Tas
Keranjang
Toples
unit
unit
unit
unit
unit
unit
1
2
1
3
4
4
50
25
900
30
50
25
50
50
900
90
200
100
5
3
3
5
5
5
5
5
90
9
20
10
9
15
270
16,2
36
18
32
Rol
Buah
15
1,5
2,7
33
Spatula
buah
0,5
4,5
34
Gilingan
Daging
Unit
100
100
10
18
35
Sendok
lusin
40
40
7,2
36
Cobek
unit
50
50
45
Satuan Jumlah
41800
3807,6
seluruhnya. Apabila proceeds setiap tahunnya sama jumlahnya, maka payback dari
suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan
proceeds tahunan. Payback periods diketahui dari perhitungan biaya investasi dibagi
keuntungan setiap tahun. payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama
(periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point
(jumlah arus kas masuk sama dengan jumlah arus kas keluar). Analisis payback
period dihitung dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus
kas masuk sama dengan total arus kas keluar. Dari hasil dari analisis payback periods
ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah alternatif dengan periode
pengembalian lebih singkat. Penggunaan analisis ini hanya disarankan untuk
mendapatkan informasi tambahan guna mengukur seberapa cepat pengembalian
modal yang diinvestasikan (Munawir 2001).
Perhitungan PP pada kegiatan pengolahan kerupuk tulang lele dapat dilihat
sebagai berikut:
PP
di
PI = 5.799.920
15.000.000
= 0,39
Biaya Variabel
Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya
berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Contoh dari biaya variabel adalah, biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya
variabel.Biaya variabel merupakan suatu biaya yang selalu berubah-ubah setiap
waktunya. Biaya variabel dalam kegiatan pengolahan kerupuk tulang lele ini
merupakan penggunaan biaya pada saat produksi (Simamora 1999).
Biaya variabel merupakan jenis biaya yang difungsikan untuk melengkapi biaya
tetap dan bersifat dinamis. Biaya Variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubahubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah produk
yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah biaya variabelnya. Contohnya, biaya
bahan baku dan upah tenaga kerja yang dibayar berdasarkan jumlah produk yang
dihasilkannya. Biaya variabel dalam pengoalan kerupuk tulang lele berupa biaya
pembelian bahan baku serta bahan tambahan lainnya. Biaya yang dikeluarkan dalam
1 kali produksi kerupuk tulang lele adalah sebesar Rp 106.510,00. Rician biaya
variabel dapat dilihat pada tabel 21.
Bahan
Tulang lele
Ketumbar
Lada
Bubuk bawang putih
Garam
Telur
Tepung tapioca
Satuan
Jumlah
Kg
G
G
G
G
Butir
Kg
2
20
10
30
300
5
10
Harga (Rp)
3000
20
90
17
4
1 500
9 000
Total Harga
(Rp)
6000
400
900
510
1 200
7 500
90 000
106.510
426.040
5.112.480
Biaya Tetap
Biaya tetap atau juga disebut fixed cost adalah biaya yang umumnya selalu
konstan, bahkan di masa sulit. biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu
perusahaan agar dapat memproduksi barang atau jasa. Fixed cost (biaya tetap) adalah
biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.
Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang,
teknologi dan metode serta strategi manajemen. Biaya tetap merupakan jenis biaya
yang bersifat statis (tidak berubah) dalam ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap kita
keluarkan meskipun kita tidak melakukan aktivitas apapun atau bahkan ketika kita
melakukan aktivitas yang sangat banyak sekalipun.
Biaya tetap juga merupakan biaya yang dalam periode waktu tertentu
jumlahnya tidak berubah, tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.
Contohnya, penyusutan peralatan tetap. Biaya tetap tidak dipengaruhi oleh jumlah
produk atau jasa yang dihasilkan, nilainya tetap dan tidak berubah. Biaya tetap tidak
terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi
tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Biaya produksi yang
Uraian
Pajak Bumi dan
Bangunan(PBB)
Listrik
Air
Sewa lahan
Penyusutan
satuan
Jumlah
Harga
Satuan
Harga
Total
Tahun
1000
1000
Bulan
Bulan
Tahun
Tahun
12
12
12
0
100
50
100
0
1200
600
1200
3807,6
7807,6
Total
Biaya Total
Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang
atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang
bagi organisasi. Biaya total setara dengan kas (cash equivalent) karena sumber
sumber non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki.
Sedangkan beban (expense) adalah biaya terpakai (expired cost). Biaya total
merupakan jumlah biaya keseluruhan atau jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel
(Simamora 1999).
Biaya total merupakan jumlah keseluruh biaya tetap dan biaya variabel yang
dikeluarkan oleh suatu kelompok usaha untuk menghasilkan sejumlah produk dalam
suatu periode tertentu. Biaya total/total cost (TC) adalah jumlah seluruh biaya tetap
dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah
produk dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut biaya total
dapat dirumuskan sebagai berikut. Berdasarkan pengertian tersebut, biaya total dapat
dirumuskan sebagai berikut:
TC=FC+VC
Keterangan:
TC= biaya total (total cost)
FC= biaya tetap (fixed cost)
VC= biaya variabel (variable cost)
Perhitungan biaya total pada pengolahan kerupuk tulang lele yang dikeluarkan
selama satu tahun adalah sebagai berikut:
Biaya total = Biaya tetap (TC) + Biaya variabel (VC)
Biaya total = Rp 7.807.600 + Rp 5.112.480
Biaya total = Rp 1.2920.080,00
Jadi, keuntungan yang diperoleh pada kegiatan pengolahan kerupuk tulang lele
KriukBoned adalah Rp 5.799.920,00. Keuntungan tersebut merupakan keuntungan
kotor, sebab keuntungan tersebut belum dikurangi dengan pembagian upah kerja pada
karyawan. Perhitungan keuntungan kotor dapat dilihat sebagai berikut:
Keuntungan
= Rp 360.000,00 x 12
= Rp 4.320.000,00
Keuntungan bersih
Keuntungan upah tenaga kerja
= Rp 5.799.920,00 - Rp 4.320.000,00
= Rp 1.479.920,00
BEP =
7.807.600
x 100%
18.720.000 - 5.112.480
= 57%
Jadi, Break Even Point (BEP) dari hasil keuntungannya adalah 57%
6.4.2
Kontribusi Margin
Minimal Penjualan =
7.807.600 + 1.479.920
1- (5.112.480/18.720.000)
6.4.3 Pendapatan
Kegiatan produksi pengolahan kerupuk tulang lele dilakukan sebanyak 4 kali
dalam 1 bulan. Produksi memiliki beberapa pengertian yaitu pada setiap proses/
usaha yang menciptakan nilai atau memperbesar nilai suatu barang, serta pengubahan
bahan-bahan dari sumber menjadi hasil yang diinginkan konsumen dan hasilnya
dapat berupa barang atau jasa. Sedangkan pendapatan diperoleh dari hasil penjualan
hasil produksi tersebut.
Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan
yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian pendapatan
menurut Ilmu Ekonomi menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap
konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pengertian pendapatan menurut
Ilmu Ekonomi adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan
hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih
dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada
jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara sederhana, pengertian pendapatan
menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah
perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.
Pendapatan menurut Ilmu Ekonomi dapat ditelusuri dari dua sudut pandang,
yaitu:
1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva
sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang
dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan
ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services
Hasil kegiatan pengolan ikan lele dari 20 kg lele hidup didapatkan kerupuk
tulang lele sebanyak 12,8 kg. Harga jual kerupuk tulang lele adalah Rp 5 000,00 per
kemasan dan ada yang dijual curah dengan harga 25 000 per kg, dimana satu kemasan
memiliki bobot 100 gram. Rincian pendapatan produksi dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 23. pendapatan pengolahan kerupuk tulang lele
No.
Produk
Bobot per
kemasan
(g)
Kg
Kemasan
Harga per
kemasan
(Rp)
Harga Total
(Rp)
5 000
140 000
25 000/kg
250 000
Jumlahproduk
1.
Kerupuk tulang
(dalam kemasan)
100
2,8
28
2.
Kerupuk tulang
(dalam curah)
10
Curah
390 000
1.560.000
18.720.000
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Gramedia Pustaka
Utama Buletin Studi Ekonomi V.6 No. 10 '01.2016. Positioning. Jakarta.
Hariadi, B. 2002. Akuntansi Manajemen. BPFE: Yogyakarta
Kotler. 2007 . Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian Prentice
hall. Jakarta: Penrbar Swadaya.
Kotler, Philip dan Kevin L. Keller, 2012. Marketing Management Edisi 14, Global
Edition.Pearson Prentice. Hall.
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.
Saparinto dan Diana. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius.
Simamora, H. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. BP STIE YKPN:
Yogyakarta.
Suryaningrum Dkk. 2012. Aneka Produk Olahan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suyanti. 2009. Membuat Mie Sehat Bergizidan Bebas Pengawet. Depok: Penebar
Swadaya.
Wibowo dan Handayani. 2014. Koleksi Resep Kue Kering. Jakarta : Kawan Pustaka.