You are on page 1of 18

RANGKUMAN UTS

CORPORATE GOVERNANCE

BAB I: Corporate Governance, A Subject Whose Time Has Come


Material Outline #1: All Corporate Entities Need Governing

Corporate Governance ditentukan untuk fokus di abad ke 21


Krisis keuangan global yang mulai di tahun 2007 menyebabkan kebijakan dan praktik

corporate governance semakin runtuh


Macam-macam badan perusahaan termasuk:
- Perusahaan yang berorientasi profit
- Perusahaan BUMN
- Perusahaan Swasta
- Corporative
- Perusahaan Partnership
- Organisasi non profit
- Institusi pendidikan
Corporate Governance adalah bagaimana kekuatan dijalankan di badan perusahaan
Corporate Governance meliputi aktivitas dewan dan hubungannya terhadap pemegang

saham, atau anggota dan juga dengan mereka yang mengurus perusahaan
Corporate Governance berbeda dengan manajemen
Executive Management bertanggung jawab menjalankan perusahaan, tapi badan

pemerintahan (governing body) memastikan menjalankan perusahaan itu berjalan ke


arah yang tepat dan dilakukan dengan baik
Material Outline #2: Corporate Governance is Old, only The Phrase is new

Ide pemerintahan di level pemerintah itu dianggap kuno


Istilah Corporate Governance tidak digunakan sampai tahun 1980an
Sampai sekarang, Google mempunyai 12 juta refrensi terhadap Corporate Governance
Jurnal penelitian Corporate Governance an international review di dirikan di tahun

1992
Walaupun penjelasan teoritis masih relatif baru, praktiknya sudah dilakukan dari

jaman baheula
Di perusahaan keluarga kecil atau orang barteram, jarang ada batasan antara
manajemen dan governance

Material Outline #3: The early days, merchants and monopolist

Di abad 17, persaingan ekonomi, politik, dan militer bertumbuh di kerajaan inggris,

belanda, portugal, dan spanyol


Ratu Elizabeth I dijamin hak istimewa di perusahaan india timur, memberikan

monopoli perdagangan diantara inggris dan asia


Perusahaannya adalah perusahaan saham gabungan dengan 1000 pemegang saham

yang memilih 24 direktur di dewan pemerintahan setiap tahun


Perusahaan berdagang kapas, sutra, teh, dan opium dengan india dan cina.

Material Outline #4: The Invention of Limited Liability Company

Di awal abad 19, terlepas dari perusahaan diciptakan oleh negara atau kerajaan, ada 3

cara dimana orang dapat terlibat dalam bisnis sebagai:


- Pedagang tunggal
- Partnership
- Usaha tanpa badan hukum
Orang prancis adalah yang pertama yang menciptakan perusahaan tanpa badan hukum

yang membatasi kewajiban para pemegang saham


Dari 1807, Socidtd en commanditd par actions (???) membatasi kewajiban investor

eksternal tapi direktur eksekutif masih bertanggung jawab menjalankan perusahaan


Di abad ke 19, beberapa negara bagian di amerika serikat menyampaikan perundang-

undangan yang membolehkan penggabungan dan kontrol di perusahaan


Konsep perusahaan berkewajiban terbatas menyebar di inggris di akhir abad 19
Gagasan perusahaan berkewajiban terbatas sangat simpel, elegan dan sangat sukses
dan membantu pertumbuhan industri yang besar di seluruh dunia dan menciptakan
kekayaan

Material Outline #4: The separation of ownership and operations

Di awal abad 20, banyak perusahaan menjadi besar dan rumit


Pemegang saham banyak, dan tersebar luas secara geografis dan berbeda harapan

tentang dividend dan pertumbuhan kapital


Saham di perusahaan umum di daftarkan di bursa efek
Rantai institusi keuangan dan perantara lainnya berdiri diantara perusahaan dan hak

suara pemegang saham di rapat perusahaan


Hubungan antara manajemen dan investor di perusahaan menjadi jauh

Material Outline #5: Developments in 21st century

Dewan harus terdiri dari direktur independen


Dewan harus mempunyai komite audit, kompensasi, dan pemerintahan yang terdiri

dari direktur independen dan bebas untuk menyewa advisor


Setiap komite harus mempunyai hak istimewa yang berisi tentang rincian kewajiban

yang di approve oleh dewan


Dewan harus mempertimbangkan mendesain direktur independen sebagai ketua

sebagai ketua atau direktur pemimpin


Dewan harus meng-evaluasi kinerja CEO, senior manager, dewan secara keseluruhan,
dan direktur individual. Direktur indpenden harus mengendalikan metode dan kriteria

untuk evaluasi
Dewan harus menilai kelayakan dari compliance perusahaan dan laporan sistem,

setidaknya tahunan
Dewan harus mengambil kebijakan mengadakan rapat berkala dengan direkur

independen
Dewan harus bekerjasama dengan manajemen untuk memastikan pengembangan yang

layak, eksekusi, monitoring, dan modifikasi strategi perusahaan


Komite audit harus bertemu dengan auditor internal dan indepen
Dewan harus menyediakan program orientasi direktur untuk direktur baru untuk
membuat mereka terbiasa dengan bisnis perusahaan, trend industri, dan praktik
pemerintahan

Material Outcome #6: New Frontiers in Corporate Governance

Kompleksitas perusahaan yang makin berkembang


Perubahan di pola kepemilikan perusahaan
Tanggung jawab dewan untuk resiko manajemen perusahaan dan kelanjutan bisnis
Apakah corporate governance harus dijalankan oleh peraturan atau prinsip
Dewan membuat kertas ujian mereka sendiri
Direktur independen yang tidak begitu mengenal bisnis
Perubahan ekspektasi anggota terhadap direktur dan dewan
Perubahan ekspektasi masyarakat terhadap direktur dan dewan
Pertimbangan kebudayaan mempengatuhi corporate governance

BAB II: Governance and Management

Material Outline #1: Definitions of Corporate Governence

Operational Perspective: perspektif yang fokus di pemegang saham, dewan, dan

manajemen itu sendiri


Relationship Perspective: melibatkan hubungan diantara CEO, manajemen, pemegang

saham, dan pegawai


Stakeholder Perspective: menurut perspektif ini, corporate governance adalah

aktivitas dewan dan hubungannyan dengan pemangku kepentingan


Financial Economics Perspective: corporate governance berurusan dengan cara
supplier keuangan meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka akan mendapatkan

return atas investasi mereka


Societal Perspective: adalah suatu susunan hukum, kebudayaan, dan institusional
yang menentukan apa yang dapat dilakukan perusahaan publik, siapa yang
mengendalikannya, bagaimana mengelola kontrolnya, dan bagaimana cara
mengalokasikan resiko dan return dari aktivitas perusahaan

Material Outline #2: Scope of Corporate Governance

Material Outline #3: The Significance of Constitutions for Corporate Entities

Setiap perusahaan butuh konstitusi


Mempersatukan perusahaan berkewajban terbatas
Memorandum dan artikel asosiasi
Bentuk lain penggabungan (incorporation)

Material Outline #4: The Difference Between Governance and Management

Contoh susunan pemerintahan di badan-badan perusahaan yang berbeda

Dewan dan Manajemen

Governance adalah pekerjaan dewan direktur dan badan pemerintahan lainnya, sedangkan
manajemen adalah pekerjaan dari tim manajemen eksekutif

Material Outline #5: The Performance and Conformance Aspects of Governance

BAB III: Theories and Philosopies of Corporate Governance


Material Outline #1: The Agency Dillema

Agency Problem: ketika seorang manajer yang diangkat untuk mengelola perusahaan
untuk kepentingan para pemegang saham, dan pemangku kepentingan malah
bertindak demi keuntungan dirinya sendiri atas beban yang ditanggung oleh

perusahaan.
Untuk memastikan bahwa agen bertindak seorang diri demi kepentingan pemegang

saham adalah suatu tantangan


Kedatangan perusahaan berkewajiban terbatas di pertengahan abad ke 19

meningkatkan jumlah pemegang saham dan agen mereka (direktur)


Masa kini, hubungan agensi bisa menjadi sangat rumit
Potensi agency dillema dapat terjadi di seluruh rantai perusahaan
Agency problem itu terbatas di hubungan diantara investor di perusahaan terdaftar

dan agen mereka


Agency dillema bisa terjadi di perusahaan swasta, joint ventures, organisasi nonprofit, institusi professional dan badan pemerintahan

Material Outline #2: Agency Theory


Agency Theory melihat praktik corporate governance melalui pandangan agency
dillema

Agency Theory mempersepsikan hubungan pemerintahan sebagai kontrak diantara


pemegang saham dan direktur

Material Outline #3: Stewardship Theory

Stewardship theory melihat corporate governance melalui pendangan hukum di dalam

perusahaan
Stewardship theory me-refleksikan ide klasik corporate governance

Material Outline #4: Resource Dependency


Teori ini mengambil pandangan strategis corporate governance
Badan pemerintahan adalah landasan diantara perusahaan dan sumberdaya yang

diperlukan untuk mencapai tujuan


Direktur dipandang sebagai jaringan untuk menghubungkan bisnis ke lingkungan
strategisnya

Perspektif ini fokus ke ketergantungan antar perusahaan di pasar dan bisa mengurangi
ketidakpastian di keputusan korporat

BAB IV: The Governance Partnership. Investors, Companies, and Directors


Material Outline #1: Share Holder Rights, Stewardship, Activism, and Information

Hak pemegang saham ditentukan oleh hukum dan artikel asosiasi perusahaan dan juga

tindakan perusahaan
Dengan kepemilikan saham, adapun hak untuk: menerima pemberitahuan informasi,
menghadiri pertemuan pemegang saham dan memberi suara, hak untuk inspeksi

pendaftaran pemegang saham dan pendaftaran direktur.


Pemegang saham tidak punya hak untuk terlibat dalam kegiatan keseharian

manajemen perusahaan ataupun inspeksi catatan perusahaan dan akun manajemen


Pemegang saham mempunyai hak untuk menominasikan dan memilih direktur

perusahaan
Di perusahaan umum yang terdaftar, adanya keragaman pemegang saham berarti

susah untuk mendapatkan hak hak tersebut


Hukum perusahaan di banyak yurisdiksi telah membuat peraturan mengenai

pemilihan direktur, dan bisa berbeda diantara yurisdiksi lainnya


Advokat demokrasi pemegang saham percaya bahwa dengan hak kepemilikan saham

datanglah kewajiban corporate governance


Pemegang saham mempunyai tugas sebagai pengawas aktivitas perusahaan

Material Outline #2: Different Types of Director

Shadow director: direktur yang bukan anggota dari dewan tapi dapat memberi tekanan

dalam pengambilan keputusan rapat dewan


Alternate director: adalah direktur pengganti jikalau direktur yang merupakan anggota

dewan tidak dapat menghadiri rapat


Nominee director: adalah direktur yang di masukkan ke anggota dewan oleh
pemegang saham besar, atau pemangku kepentingan kontraktual

Governing director: gelar yang digunakan di australia untuk mendeskripsikan direktur

dengan kekuatan dominan di perusahaan swasta


Corporate director: direktur yang tidak berbentuk manusia tapi merupakan badan

perusahaan lain yang mengontrol perusahaan tersebut.


Worker director: adalah pegawai perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam aktivitas

dewan dan corporate governance


Associate director: adalah seseorang yang mempunyai gelar direktur tapi bukan
anggota dewan. Biasanya direktur dari anak perusahaan.

Material Outline #3: Directors legal duties and rights

Tugas kepercayaan membutuhkan direktur untuk bertindak dengan integritas,


berperilaku jujur dan adil untuk keuntungan merata pemegang saham, dan mengenali

kepentingan pemegang saham minor manapun


Tugas kepedulian membutuhkan direktur untuk melatih penilaian independen dengan
keahlian, kerajinan, dan kepedulian

Material outline #4: The Board Leadership Role of Chairman

Di masa lalu dan di beberapa perusahaan sekarang, ketua hanya mengadakan

pertemuan direktur
Di masa kini, peran ketua perusahaan menjadi lebih luas ketika ketua perusahaan

menjadi pemimpin tim dewan


Di banyak perusahaan, ketua adalah ketua non eksekutif independen, dan melayani

part-time
Peran ketua dan chief executive terus berlanjut menjadi dillema yang tak terpecahkan

di dalam corporate governance


Pertanyaan kuncinya adalah, apakah peran ketua dan chief executive harus dipisahkan

atau di jalankan hanya 1 orang


Disamping rekomendasi di seluruh dunia bahwa ketua dan chief executive harus
terpisah. Banyak perusahaan di amerika yang menggabungkan 2 peran tersebut

Material outline #5: The Corporate Officer

Petugas perusahaan didefinisikan oleh hukum perusahaan di setiap jurisdiksi


Mereka termasuk semua direktur dan sekretaris perusahaan yang mungkin juga

seorang direktur
Sekretaris perusahaan mempunyai peran formal di corporate governance

BAB V: Models of Corporate Governance


Learning Outline #1: USA Model of Corporate Governance

Model corporate governance amerika merefleksikan praktik corporate governance di

seluruh negara bagian amerika serikat


Perusahaan di amerika terhubung di negara bagian individual dan terikat hukum

negara bagian
Walaupun begitu, perlindungan investor, syarat auditing, dan pembukaan keuangan
perusahaan publik adalah tanggung jawab federal yang diawasi oleh US securities and

Exchange Commission (SEC)


Model dasar corporate governance di amerika adalah dewan persatuan, yang

kebanyakan isinya adalah direktur luar independen


SEC dan bursa efek juga memanggil komite audit dewan wajib, nominasi, dan

remunerasi (penggajian)
Di amerika, pemegang saham mempunyai pengaruh kecil di peranggotaan dewan
Di amerika, pemerintahan di atur oleh hukum dan peraturan wajib yang mana kondisi

tersebut tidak flexible


Proses pengadilan tinggi
Direktur menghadapi sanksi hukum untuk ketidakpatuhan

Learning Outline #2: UK/Commonwealth Principles Based Model

Perusahaan di model corporate governance inggris di dasari oleh hukum umum, dan

berakar di perundang-undangan yang di tingkatkan oleh hukum kasus


Di inggris, corporate governance itu didasari oleh prinsip
Kode prinsip corporate governance atau praktik yang bagus menentukan tanggung

jawab dewan, bukan peraturan hukum


Perusahaan diwajibkan untuk melapor apakah mereka telah mengikuti prinsip
governance yang ada di kode atau memberi penjelasan mengapa mereka tidak
mengikutinya

Learning Outline #3: Continental European Two Tier Model

Hukum perusahaan di kontinental eropa biasanya berdasarkan peraturan


Di negara eropa ini, pasar uang biasanya lebih kecil dan likuiditas lebih sedikit

Pasar untuk kontrol perusahaan lemah. Bank dan loan sering digunakan untuk
mendanai perusahaan, dan bank mempunyai pengaruh yang besar di urusan

perusahaan, terutama di jerman


Investor cenderung lebih konsentrasi dengan pemegangan saham keluarga, terutama

di prancis dan italy


Sejalan dengan kontrak sosial yang ditemukan di masyarakat eropa, praktik corporate

governance sering memiliki komponen sosial


Banyak negara di uni eropa juga membutuhkan dewan pekerjaan dimana setiap

perwakilan pegawai memiliki kekuatan


Perusahaan eropa (the societas europaea) berjalan dengan peraturan uni eropa baik
untuk pendekatan anglo-american atau kontinental eropa

Learning Outline #4: Japanese Business Network Model

Keiretsu adalag jaringan perusahaan di jepang yang terhubung melalui kepemimpinan

yang saling mengikat


Anggota perusahaan sering melakukan perdagangan
Jaringan keiretsu juga termasuk institusi keuangan
Model klasik keiretsu me-refleksikan kohesi sosial dengan masyarakat jepang,
menekankan kesatuan ke seluruh organisasi, hubungan non-adversarial, pekerjaan

seumur hidup, syarikat perusahaan, dll.


Di model klasik keiretsu juga board of directors berkekuatan besar dan mempunyai
pengaruh besar di lapisan atas piramida top management. Orang orang berbicara
mengenai di naikkan jabatan ke direktur. Kecenderungan bagi manager untuk
melanjutkan karir di organisasi dengan masa bakti dibanding kinerja berarti hal hal

yang kurang baik bisa terjadi di board of directors.


Ketua dan direktur senior dalam perusahaan yang terkait dalam sistem keiretsu
bertemu secara teratur dan mempunyai hubungan yang dekat dan informal. Rapat
antara managing directors dan direktur dalam tim juga penting karena kekuatan utama

terletak di top management,terutama ketua perusahaan dan presiden direktur.


Pendekatan jepang terhadap komunikasi yang bernama ringi mendorong dialog atas
dan bawah di hierarki manajemen, yang berujung kepada posisi yang disetujui.
Berarti board of directors lebih cenderung menjadi badan pengesahan keputusan
dibanding pengambilan dan pembuatan keputusan, seperti di organisasi negara barat.

Learning Outline #5: Corporate Governance. Convergence or differentiation?

Forces for Gonvergence:

- Corporate governance mengandung praktik yang bagus di seluruh dunia


- Peraturan sekuritas
- Standar akuntansi internasional
- Konsentrasi global praktik audit
- Globalisasi perusahaan
- Menaikkan modal di bursa efek internasional
- Pendanaan modal swasta
- Investor institusional internasional
- Merger pasar saham antar negara
- Publikasi penelitian, konfrensi internasional, jurnal professional
Forces for Differentiation:
- Perbedaan hukum
- Standar di proses hukum
- Perbedaan pasar saham
- Kepemilikan struktur
- Sejarah, budaya, dan pengelompokan etnis

BAB VI: Functions of The Board


Learning Outline #1: What The Board Does

Learning Outline #2: Balancing The Boards Performance and Conformance Roles

Setiap dewan menghadapi tantangan untuk menciptakan keseimbangan antara peran kinerja
pembentukan strategi dan pembuatan kebijakan, dan di sisi lain peran pengawasan eksekutif
dan akuntabilitas
Learning Outline #3: Boards Committees. Functions and Authority

Komite dewan yang menyediakan gambaran besar manajemen


Komite audit
Komite remunerasi (penggajian)
Komite nominasi
Komite dewan yang mengurangi beban yang ada di dewan secara menyeluruh

Learning Outline #4: Delegating Board Functions to Management

Keseimbangan normative fungsi dewan: bagaimana direktur menyarankan bagaimana


dewan harus menyeimbangkan aktivitas mereka

Keseimbangan aktivitas dewan yang dilaporkan: bagaimana direktur mempercayai


bagaimana dewan menyeimbangkan aktivitas mereka

BAB VII: The Governance of Corporate Risk

Learning Outline #1: Identifying The Types Of Risk


Corporate Risk: adalah resiko yang muncul di semua tingkat organisasi baik
operasional, manajerial, dan strategis. Biasanya perusahaan mempunyai resiko ter-

expose ancaman dari luar perusahaan


Management Risk: adalah bahaya yang muncul dari aktivitas organisasi/manajemen.

Misalnya resiko pihak ke 3, kewajiban produk, dan polusi lokal


Operational Risk: Resiko/bahaya yang terjadi di dalam perusahaan. Contohnya
kebakaran, ada maling, dan lain-lain

Learning Outline #2: Responsibility for Risk Profiling, Strategy, Policy, and Supervision

Menjalankan perusahaan pasti melibatkan resiko. Resiko hanya bisa dihindari dengan

tidak melakukan apapun. Tapi gitupun juga hal yang tak terduga dapat terjadi
Di dalam hukum alam, lebih besar resikonya, lebih besar returnnya ke perusahaan.

Tidak ada istilah resiko kecil, pengembalian besar.


Setiap dewan harus memastikan:
- Resiko besar yang dihadapi perusahaan dikenali
- Sistem penilaian resiko berjalan dan efektif di seluruh organisasi
- Prosedur penilaian resiko berkembang dan operasional
- Sistem monitoring resiko ketat, efisien, dan efektif
- Strategi sustainability dan kebijakan manajemen resiko ada dan di update berkala,
dan di terapkan di penelitian

Learning Outline #3: Risk Analysis, Recognition, Assesment, and Evaluation


Analisa resiko dan proses manajemen

Risk Mapping

You might also like