Professional Documents
Culture Documents
Vena porta membawa darah ke hati dari lambung, usus, limpa, pankreas dan kandung
empedu. Vena mesenterika superior dibentuk dari vena-vena yang berasal dari usus halus,
kaput pankreas, kolon bagian kiri, rektum dan lambung. Vena porta tidak mempunyai
katup dan membawa sekitar tujuh puluh lima persen sirkulasi hati dan sisanya oleh arteri
hepatika. Keduanya mempunyai saluran keluar ke vena hepatika yang selanjutnya ke vena
kava inferior (Surif & Roma, 2000).6. Vena porta memasuki hati pada porta hepatis dalam
2 cabang utama, satu bagi tiap lobus, ia tanpa katub dalam salurannya yang besar.
Vena porta dibentuk oleh penyatuan vena mesenterica superior dan vena splenica,
tepat posterior terhadap caput pankreas. Ia meluas sedikit ke arah kanan garis tengah bagi
jarak 5,5 - 8cm terhadap porta hepatis. Vena porta mempunyai distribusi intra hepatik
segmental.Vena mesenterika superior dibentuk oleh cabang dari usus halus , colon, dan
caput pankreatis dari lambung melalui vena gastroepiploica dextra. Vena mesenterica
inferior membawa darah dari bagian kiri colon dan rectum biasanya memasuki sepertiga
medialnya tetapi kadang-kadang ia memasuki sambungan vena splenica dan mesenterica
superior.
Vena splenica (5 - 15 saluran ) dimulai pada hilum splenica dan bersatu diikat oleh
vena gastrica breves untuk membentuk vena splenica utama. Hal ini berlangsung dalam
arah transversa dalam corpus dan caput pankreatika,yang terletak di bawah depan arteri.
Darah dari usus, pankreas, dan limpa mengalir melalui vena porta ke hati dan dari
hati melalui vena hepatika ke kava inferior. Visera dan hati menerima sekitar 30% darah
yang dicurahkan oleh jantung melalui arteri seliaka, mesenterika superior, dan mesentrika
inferior. Hati menerima darah kurang lebih 1000 mL/mnt dari vena porta dan 500 mL/mnt
dari arteri hepatika.
Terdapat banyak celah besar di antara sel-sel endotel dalam dinding sinusoid hati,
dan sinusoid-sinusoid sangat permeabel. Cabang-cabang intrahapetik arteri hepatika dan
vena porta menyatu pada sinusoid-sinoid dan mengalir ke vena lobularis di hati. Unit
fungsional hati adalah asinus. Setiap asinus terletak di akhir suatu tangkai vaskular yang
mengandung cabang-cabang terminal porta, arteri hepatika, dan duktus biliaris. Darah
mengalir dari bagian tengah unit fungsional ini ke cabang-cabang terminal vena hepatika
di perifer. Hal ini merupakan penyebab mengapa bagian sentral asinus, yang kadangkadang disebut zona 1, mendapatkan oksigenasi baik, zona intermedia (zona 2)
mendapatkan oksigenasi yang sedang, dan zona perifer (zona 3) kurang mendapat oksigen
dan paling rentan terhadap cedera anoksik. Vena-vena hepatik mengalir menuju ke vena
kava inferior. Asinus sering disebut dengan anggur atau arbei, yang masing-masing terletak
pada tangkai vaskular. Di dalam hati manusia terdapat sekitar 100.000 asinus.
Pada manusia, tekanan vena porta pada keadaan normal adalah sekitar 10 mmHg,
dan tekanan vena hepatika adalah sekitar 5 mmHg. Tekanan rerata di dalam cabang arteri
hepatika yang menyatu ke dalam sinusoid adalah sekitar 90 mmHg, tetapi tekanan di
dalam sinusoid telah lebih rendah daripada tekanan vena porta, sehingga dapat terjadi
termasuk darah di dalam vena hepatika dan sinus hati, kira-kira 500 ml, atau 10 persen dari
volume darah total. Tetapi bila tekanan tinggi di dalam atrium kanan menyebabkan
tekanan ke belakang kepada hati, hati tersebut membesar, dan kadang-kadang sekitar 1
liter darah ekstra di simpan di dalam ven hepatika dan sinus hati tersebut. Ini terjadi
terutama pada payah jantung bendungan perifer.
Kira-kira empat perlima aliran darah portal berasal dari usus dan lambung (kira-kira
850 ml per menit), dan satu perlima sisanya berasal dari lien dan pankreas. Lebih dari dua
pertiga aliran darah usus menuju ke mukosa untuk memberikan energi yang dibutuhkan
bagi pembentukan sekresi usus dan untuk mengabsorbsi makanan yang telah dicerna.
Sering, jaringan fibrosa dalam jumlah yang sangat banyak timbul di dalam struktur
hati, yang merusak banyak sel parenkim dan akhirnya berkontraksi disekitar pembuluh
darah, dengan demikian sangat menghalangi aliran darah porta melauli hati tersebut.
Proses penyakit ini dikenal sebagai sirosis heptis. Ia paling sering disebabkan oleh
alkoholisme, tetapi ia juga dapat terjadi setelah penelanan racun seperti karbon
tetraklorida, penyakit virus seperti hepatitis infeksiosa, atau proses infeksi dalam duktus
biliaris.
Sistem porta juga kadang-kadang tersumbat oleh suatu bekuan besar yang timbul di
dalam vena porta atau di dalam cabang-cabang utamanya. Bila sistem porta tiba-tiba
tersumbat, kembalinya darah dari usus dan lien ke sirkulasi sistemik sangat terhalang,
tekanan kapiler meningkat sebesar 15 sampai 20 mmHg, dan penderita tersebut sering
meninggal dalam beberapa jam saja. Karena hilangnya cairan yang berlebihan dari kapiler
tersebut ke dalam lumen dan dinding usus.
Asites adalah cairan bebas di dalam cavitas peritonealis. Ia disebabkan oleh eksudasi
cairan baik dari permukaan hati maupun dari permukaan usus dan mesenteriumnya. Asites
biasanya akan timbul bila aliran keluar darah dari hati ke dalam vena kava inferior
tersumbat. Ini menyebabkan tekanan darah sangat tinggi di dalam sinusoid hati, yang
sebaliknya menyebabkan cairan keluar dari permukaan hati tersebut. Cairan yang keluar
hampir merupakan plasma murni, yang mengandung protein dalam jumlah sangat besar.
Protein tersebut, karena ia menyebabkan suatu tekanan osmotik koloid yang tinggi di
dalam cairan abdomen, secara osmosis kemudian menarik cairan tambahan dari
permukaan usus dan mesenterium.