Professional Documents
Culture Documents
KELUARGA BERENCANA
METODE KONTRASEPSI ALAMIAH
Koordinator :
Suryati Romauli, S.ST, M.Kes
Oleh :
Nama
: Mirna Wigunarti
NIM
: PO.71.24.4.13.056
Kelas
: Reguler B
Semester
: IV (Empat)
SAP
( SATUAN ACARA PENYULUHAN )
Judul
Waktu
Tempat
: Rumah Ny. S
Sasaran
: Ny. S
Pengorganisasian
a. Pemateri
: Mirna Wigunarti
1. Tujuan Intruksional
a. Tujuan umum
diberikan
penyuluhan
selama
30
menit
Ibu
mampu
diberikan
penyuluhan
selama
30
menit
Ibu
mampu
diberikan
penyuluhan
selama
30
menit
Ibu
mampu
diberikan
penyuluhan
selama
30
menit
Ibu
mampu
diberikan
penyuluhan
selama
30
menit
Ibu
mampu
2. Bahasan
a. Pokok Bahasan
1.
Tahapan
Pembukaan
Waktu
5 menit
Kegiatan penyuluhan
a. Memberi salam
Kegiatan sasaran
a. Menjawab salam
b. Perkenalan diri
b. Mendengarkan
c. Tujuan penyuluhan
c. Menyimak
d. Pengabdian
d. Mendengarkan
e. Pembagian Leaflet
a. Menjelaskan tentang :
e. Menerima leaflet
a. Menyimak
1. Pengertian
b. Mendengarkan
Keluarga
c. Mencatat
Berencana
2. Metode
point-point
Berkala/Metode
Kalender
2.
Pelaksanaan (Inti
penyuluhan )
Tubuh
4. Metode
Mukosa
Serviks
5. Metode
Simpto
Thermal
b. Memberikan
kesempatan
d. Bertanya
pada
pada
penyuluh
aktif
bertanya
dalam
a. Memberikan
balik
memberikan
pertanyaan
3.
Penutup
5 menit
yang diberikan
b. Menyimak kesimpulan
pada
peserta.
yang diberikan
c. Menjawab salam
b. Membacakan
kesimpulan dari materi
yang dijelaskan
c. Salam
MATERI TERLAMPIR
4
2. Pengertian
Metode
kalender
atau
pantang
berkala
adalah
metode
resiko
kesehatan
yang
berhubungan
dengan
kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak ada efek samping sistemik
h. Tidak memerlukan tempat pelayanankontrasepsi.
5. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau
pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
6. Efektifitas
Metode kalenderakan lebih efektif bila dilakukan dengan baik
dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan
suami istri harus mengetahui masa subur.Diperlukan pengamatan
minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan
lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain.
Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney,
metode kalenderakan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan
metode simptothermal.Angka kegagalan penggunaan metode kalender
adalah 14 per 100 wanita per tahun.
bahwa
berakhirnya
hari
pertama
perdarahanmenstruasi.
menstruasi
Hal
ini
dihitung
dari
menyebabkan
1. Dasar
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu
ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat
itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian
akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu
tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi
progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak
terjadi kenaikan suhu tubuh.Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya
korpus luteum yang memproduksi progesteron.Begitu sebaliknya, jika
terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum
berhasil
dibuahi,
maka
korpus
luteumakan
terus
memproduksi
2. Pengertian
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur).Pengukuran suhu
basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas lainnya.
3. Tujuan
Pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi.Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per
vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit.
10
4. Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun
kontrasepsi.
a.Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
kehamilan.
b.Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
menghindari atau mencegah kehamilan.
5. Efektifitas
Metode suhu basal tubuhakan efektif bila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan
berturut-turut
dan
dianggap
akurat
bila
terdeteksi
pada
saat
11
7. Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami
istri tentang masa subur/ovulasi.
b. Membantu
wanita
yang
mengalami
siklus haid
tidak teratur
digunakan
sebagai
kontrasepsi
ataupun
meningkatkan
Bagi
Pengguna
Metode
Suhu
Basal
Tubuh
12
menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan taat
agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern.
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode
keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur
dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan
rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
adalah
pelepasan
sel
telur/ovum
yang
matang
dari
14
adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur
adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti
hormon
yang
mengontrol
kelangsungan
hidup
sperma
dan
3. Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu
dengan berpantang senggama pada masa subur.Selain itu, metode ini
juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
4. Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billingsini tergantung pada instruksi yang
tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan
pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan
15
16
f. Spermisida.
g. Infeksipenyakit menular seksual.
h. Terkena vaginitis.
8. Instruksi Kepada Pengguna/Klien
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
a. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang
keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat
pada malam harinya.
b. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan
perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk
periksa ke dalam vagina.
c. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola
dasar ketidaksuburan.
d. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak
selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir
normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
e. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi,
senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
f. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur
(pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan
lengket menunjukkan masa tidak subur.
g. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan
elastis. Ini merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling
subur).
h. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur.
Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
i. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah
puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga
datang haid berikutnya.
9. Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
17
18
19
pemahaman
tentang
MetodeOvulasi
Billingssangat
Gambar 5.Menstruasi dicatat dengan stiker merah atau simbol lingkaran berwarna
hitam
Menstruasi dan Hari Berikutnya
Serviks akan tertutup oleh gumpalan lendir kental dan pekat setelah
menstruasi. Gumpalan tersebut berfungsi mencegah perjalanan sel sperma
memasuki leher rahim dan melindungi tubuh dari infeksi. Sel sperma yang
masih berada di vaginaakan kehilangan kemampuan membuahi sel telur dan
dihancurkan oleh sel-sel di sekelilingnya. Pada tahap ini, kedua indung telur
21
beristirahat.Tidak
ada
yang
dirasakan
dan
tidak
ada
yang
tampak.Pengamatan ini dicatat dengan stiker warna hijau polos atau simbol
garis tebal vertikal berwarna hitam (lihat gambar 4).
Gambar 6.Pola Dasar Tidak Subur (PDTS).Keadaan kering pada vulva.Sel-sel sperma tidak
mungkin memasuki rahim karena leher rahim tertutup oleh gumpalan lendir yang kental dan
pekat.
1. Keadaan yang tetap kering yang tidak berubah (lihat gambar 4 pada
metode mukosa serviks part 2).
2. Vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak
berubah sama sekali setiap hari.
Gambar 5 menunjukkan PDTS berlendir. Tiga siklus berturut-turut dengan PDTS berlendir yang sama
diamati (5a, 5b, dan 5c). Hal yang sangat penting adalah kemampuan untuk mengenali dengan tepat
saat titik perubahan (i) rasa atau (ii) sifat lendir, ataupun keduanya .
23
Gambar 7.Pola Dasar Tidak Subur berlendir tetap sama, hari demi hari, siklus demi siklus. Pada awal
pengamatan (siklus pertama) dicatat dengan stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran
berwarna putih (5a), tetapi dalam siklus berikutnya dicatat dengan stiker kuning polos atau simbol =
(5b, 5c). Sel-sel sperma tidak mungkin memasuki leher rahim karena gumpalan lendir.
berwarna
putih.Kemungkinan
lendir
tampak
kental
dan
keruh.Perasaan lengket dan lendir yang keruh ini bukan berarti tidak
subur.Kenyataan munculnya lendir leher rahim pada vulva berarti bahwa
lendir sudah keluar dari leher rahim sehingga terbuka bagi sel-sel sperma.
Gambar 8.Titik perubahan rasa pada vulva dari rasa kering (stiker hijau atau simbol garis tebal
vertikal berwarna hitam) menjadi tidak kering lagi (stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran
24
berwarna putih).Perubahan ini bersamaan dengan naiknya kadarestrogen yang diproduksi oleh
indung telur (- -). Sel-sel sperma sekarang mampu memasuki leher rahim.
Sama dengan Pola Dasar Tidak Subur berlendir, indung telur telah
mulai aktif.Titik perubahan bisa diamati pada vulva yang mengalami
perubahan rasa.Hal ini menandakan bahwa sel-sel sperma dapat memasuki
leher rahim.Pencatatan perubahan ini dilakukan dengan stiker putih
bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih.(Lihat gambar 7).
Gambar 9.Titik perubahan rasa pada vulva dari Pola Dasar Tidak Subur (stiker kuning atau simbol =)
menjadi lembab karena lendir yang basah dan tampak keruh (stiker putih bergambar bayi atau simbol
lingkaran berwarna putih). Perubahan itu bersamaan dengan naiknya kadarestrogen yang diproduksi
oleh indung telur. Sekarang sel-sel sperma dapat memasuki leher rahim.
25
Gambar 10.HARI PUNCAK, yaitu hari terakhir rasa licin ditandai dengan tanda silang pada stiker
putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih. Tetapi hal ini hanya bisa diketahui dengan
melihat hari sebelumnya (retrospek) lihat gambar 9.Produksi hormonprogesteron ditunjukkan dengan
garis utuh (-).
26
sel
telur
ke
dalam
saluran
telur.Progesteron
sedang
mengaktifkan bagian bawah dari leher rahim untuk memproduksi lendir yang
kental dan lengket selama tiga hari berikutnya. Lendir tersebut secara
berangsur-angsur akan menutup saluran leher rahim. Meskipun demikian,
selama 3 hari ini masih ada celah kecil di mana sel-sel sperma bisa masuk.
Sel-sel sperma itu akan dengan cepat tiba di bagian yang paling jauh dalam
saluran telur di mana sel telur menunggu untuk dibuahi .
Sel telur sekarang bisa dilihat dalam saluran telur (gambar 9).Leher
rahim mulai tertutup dengan lendir yang kental di bawah pengaruh
progesteron, digambarkan dengan garis utuh (-), yang diproduksi oleh sisa
folikel (corpus luteum).Progesteron mempengaruhi lendir sedemikian rupa
sehingga seorang perempuan mengalami perubahan rasa pada vulva dan
merasa kering dan lengket.
27
Gambar 11.Hari pertama sesudah Puncak.Ovulasi telah terjadi (atau segera akan terjadi) dan
perasaan pada vulva sekarang dicatat dengan stiker hijau atau kuning yang keduanya bergambar
bayi tambahan angka atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam atau =.
Vulva tidak lagi terasa licin.Hal ini disebabkan oleh perubahan di dalam
leher rahim maupun vagina bagian bawah, yang keduanya dikendalikan oleh
hormon.Lendir
menjadi
kering
ketika
melewati
vagina,
berdasarkan
aktivitaskantong Shaw.
Fase Luteal
Fase luteal terjadi sejak hari ke-4 sesudah puncak (hari terakhir rasa
licin pada vulva), leher rahim tertutup dengan gumpalan lendir kental yang
mencegah sel sperma masuk ke rongga rahim. Korpus luteum dalam indung
telur memproduksi estrogen dan progesteron. Bila tidak ada segala bentuk
kontak alat kelamin sejak awal titik perubahan hingga awal harl ke-4 sesudah
Puncak, maka sel telur tidak mungkin dibuahi dan akan hancur dalam saluran
telur (lihat gambar 10).
28
Gambar 12.Pada hari ke-4 sesudah Puncak, sel telur sudah hancur.Sel-sel sperma tidak dapat
memasuki leher rahim. Sekarang stiker-stiker kuning polos atau hijau polos atau simbol = untuk lendir
atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam untuk kering dipakai untuk pencatatan. Sel telur tidak
ada lagi; perempuan menjadi tidak subur pada masa itu.
29
Ovulasi Tertunda
Ovulasi tertunda disebabkan adanya perpanjangan Fase Pra Ovulasi
dan Pola Dasar Tidak Subur.Ovulasi tertunda dapat terjadi pada waktu stres,
laktasi (menyusui), atau masa pre menopause.Pola dasar tidak subur
merupakan unsur penting Metode Ovulasi Billings. Pengenalan mengenai
pola tidak subur tidak berubahnya pada fase pra-ovulasi memberi kebebasan
kepada suami-istri untuk melakukan hubungan seksual tanpa menjadi hamil
dalam fase pra-ovulasi, panjang ataupun pendek.
Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah
dan diamati dalam waktu paling sedikit dua minggu, contohnya:
1. Tidak ada lendir (vulva kering).
2. Munculnya lendir yang tetap sama pada vulva yang disertai kadar
estrogen yang tetap rendah.
3. Kombinasi dari butir 1) dan 2), bila munculnya lendir tetap tidak berubah
dalam pengamatan selama 2 minggu dan diselingi dengan hari-hari
kering.
Pola Dasar Tidak Subur berdasarkan pengeluarancairan berasal dari
vagina (contoh 2 dan 3). Bila naiknya kadarestrogen cukup tinggi untuk
menimbulkan reaksi pada leher rahim, maka pola berubah dan menunjukkan
kemungkinan kesuburan. Naik turunnya kadarestrogen bisa menimbulkan
reaksi
endometrium
(selaput
dinding
rahim)
dengan
pendarahan
30
32
Daftar Pustaka
1. Affandi Biran, dkk. 2011, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi
3. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluaarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
4. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,
1980. Teknik Keluarga Berencana (Perawatan Kesuburan). Elstar Offset,
Bandung.
5. Soedarto, 1994. Diktat Keluarga Berencana. Disampaikan pada: Kursus
Demografi yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kependudukan dan
Pembangunan Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.
6. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 1980. Atlas Pendidikan Sex,
Informasi Biologis Tentang Sexualitas Manusia. FK - Universitas Airlangga
33