You are on page 1of 17

Makalah Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat

(Tawuran)
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Sosiologi
Semester I

Disusun oleh :
Sari Ratih Kusuma
Ardani

2016-0701-064
Universitas Esa Unggul
Fakultas Psikologi
2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

Latar Belakang...................................................................................................................................3
Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
Tujuan Peenulisan..............................................................................................................................5
Manfaat..............................................................................................................................................5
Sasaran...............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................7
Pengertian Tawuran............................................................................................................................7
Faktor faktor penyebab tawuran antar warga.....................................................................................7
Contoh kasus......................................................................................................................................9
Dampak tawuran antar warga...........................................................................................................10
Solusi................................................................................................................................................11
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI................................................................................13
BAB IV DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
BAB V LAMPIRAN.............................................................................................................................15

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya ,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah sosiologi tentang pelanggaran terhadap norma-norma
masyar.akat (Tawuran antar warga)
2

Makalahini disusun dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Jakarta, November 2016
Penulis

Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terjadinya tawura antar warga di daerah Johar
Baru (Jakarta Pusat). Dimana dilingkungan ini tawuran sudah menjadi tradisi sendiri. Menjadikan
hal tersebut sebagai budaya mereka yang kemudian mengakar dalam diri individu diperkuat dengan
kondisi lingkungan yang tidak memadai sehingga mempengaruhi perilaku setiap warga yang
bermukim di daerah johar baru. Dari prilaku kebiasaan tersebut diketahui, bahwa lingkungan Johar
Baru memerlukan penataan, serta sosialisasi yang melibatkan tokoh masyarakat setempat dan pihak
3

keamanan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif.


BAB I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat
mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik,
kesehatan mental, serta penyesuaian diri indvidu atau kelompok sosial. Penyimpanganpenyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah
sosial. Sesuai dengan sumber-sumbernya tersebut, maka masalah sosial dapat diklasifikasikan dalam
empat kategori seperti diatas. Problema-problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain
kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Penyakit, misalnya bersumber pada faktor biologis. Dari
faktor psikologis timbul persoalana seperti bunuh diri, penyakit syaraf (neurosis), disorganisasi jiwa,
dan seterusnya. Sedangkan persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak,
konflik bersumber pada faktor kebudayaan.
Tawuran dapat bersumber dari konfik pribadi yang berubah menjadi konflik antar kelompok dan
dapat meluas menjadi konflik antar wilayah.
Tawuran antara warga saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan
keamanan lingkungan di sekitarnya. Penyimpangan ini menyebabkan pihak terutama masyarakat
yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk melerainya, sampai akhirnya
melibatkan pihak kepolisian.
Hal ini tampak beralasan karena senjata yang biasa dibawa oleh warga yang dipakai pada saat
tawuran bukan senjata biasa. Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu lawan satu.
Sekarang, tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang ada di sekeliling (batu dan
kayu) mereka juga memakai senjata tajam layaknya film action di layar lebar dengan senjata yang
bisa merenggut nyawa seseorang. Contohnya, samurai, besi bergerigi yang sengaja dipasang di
sabuk, pisau, besi.
Penyimpangan seperti tawuran antar warga menjadi kerusuhan yang dapat menghilangkan nyawa
seseorang, yang termasuk dalam tindakan kriminal. Yang menjadi pertanyaan, adalah bagaimana
4

bisa seorang warga tega melakukan tindakan yang sadis sampai menyebabkan hilangnya nyawa
orang lain hanya karena masalah-masalah kecil.
Tawuran bisa terjadi antar warga sesama satu wilayah, ini biasanya dipicu permasalahan yang spele
dan tidak jelas, seperti saling mengejek atau melempar batu.
Tawuran dalam jenisnya terbagi menjadi tiga:
1. Tawuran antar pelajar;
Dalam kamus bahasa Indonesia tawurandapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak
orang. Sedangkan pelajar adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran
pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut
dilakukan oleh orang yang sedang belajar. Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar
usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency).
2. Tawuran antar waga;
Yaitu perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok.Agresi itu sendiri diartikan sebagai suatu
cara untuk melawan dengan sangat kuat,menyerang,membunuh atau menghukum orang lain,dengan
kata lain agresi secara singkat didefinisikan sebagai tindakan yang dimaksudkan untuk melukai
orang lain atau merusak milik orang lain
3. Tawuran antar suku
masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat
maupun negara yang dilakukan oleh antar berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau
kebudayaan yang terjadi di Indonesia

1.2.

Rumusan Masalah

Apa pengertian tawuran antar warga?


Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya tawuran antar warga?
Dampak apa saja yang di timbulkan saat terjadi tawuran antar warga?
Solusi apa saja yang dapat mengurangi terjadinya tawuran antar warga?
1.3.

Tujuan penulisan

Untuk mengetahui pengertian tawuran


5

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tawuran antar warga


Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan oleh tawuran antar warga
Untuk mengetahui solusi apa saja yang dapat mencegah atau mengurangi tindakan tawuran antar
warga
1.4.

Manfaat

Untuk dapat mengetahui secara detail baik dari pengertian,faktor-faktor penyebab,dan solusi pada
tawuran antar warga
1.5.

Sasaran

1. Warga
Pelaku utama yang melakukan dalam permasalahan ini adalah warga itu sendiri.
2. Orang tua/Masyarakat
Sebagai Pedoman pemberi arah sikap dan tingkah laku yang diterapkan kepada anak, dilaksanakan
oleh anak itu sendiri sebagai landasan dalam kehidupan.
3. Lembaga Pendidikan
Lembaga yang memberikan pendidikan dasar yang baik untuk dilakukan dalam kegiatan kehidupan
agar membentuk pribadi yang berpikir terbuka dan saling menghargai.
4. Pihak Kepolisian
Kepolisian yang menertibkan keamanan dan kenyamanan untuk selalu memberikan peraturan yang
baik untuk semua pihak terutama kepada pelajar.
5. Pemerintah
Ikut sertanya pemerintahan dalam permasalahan yang dihadapi oleh para pelajar saat ini dalam
mengurangi masalah tawuran antar pelajar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Tawuran
Tawuran adalah perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok.Agresi itu sendiri diartikan

sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat,menyerang,membunuh atau menghukum orang
lain,dengan kata lain agresi secara singkat didefinisikan sebagai tindakan yang dimaksudkan untuk
melukai orang lain atau merusak milik orang lain.
Tawuran dapat bersumber dari konfik pribadi yang berubah menjadi konflik antar kelompok dan
dapat meluas menjadi konflik antar wilayah.
7

Menurut stephen P.Robbins (1996:122), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang berlaku
dalam berbagai keadaan akibat adanya ketidak setujua, kontroversi, pertentangan diantara dua pihak
atau lebih, yang salah satunya tidak memiliki kesadaran mengalah. Begitupun tawuran bagi beberapa
daerah di jakarta seperti kalibaru dan cilincing di (Jakarta Utara), Menteng tenggulun dan Johar baru
(Jakarta Pusat), serta Manggarai, Pasar rumput dan Tebet (Jakarta Selatan) yang menganggap bahwa
tawuran sudah menjadi tradisi dilingkungan mereka. Tawuran biasa terjadi karena banyak hal,dimulai
dari hal yang sepele hingga hal yang paling besar
2.2.

Faktor-Faktor Penyebab Tawuran antar warga


Tawuran tidak terjadi dengan sendirinya. Setiap tawuran yang terjadi selalu ada factor atau modus

dibelakangnya.
Jakarta adalah kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat, dengan banyaknya
perkembangan bisnis, industri, dan juga pembangunan. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km
(lautan: 6.977,5 km), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011). Wilayah metropolitan
Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia
Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Banyak orang di dunia yang mulai mengetahui kota Jakarta. Namun di mata orang-orang Jakarta
sendiri, mereka menggangap Jakarta sebagai kota yang sangat sempit, rusuh, dan menjijikkan.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3 juta jiwa
yang terdiri dari orang Jawa sebanyak 35,16%, Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%),
Batak (3,61%), Minangkabau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten
(0,25%), dan Banjar (0,1%).
penduduk kota Jakarta mayoritas adalah para urban
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta 2010 mengatakan bahwa jumlah penduduk Jakarta bertambah
sebanyak 134.234 jiwa per tahun (Wikipedia; Daerah Khusus Ibu Kota Jarta)
Kesesakan yang diakibatkan oleh berlebihannya pendduduk Jakarta mengakibatkan; Sifat
Konsumtif, Kekumuhan kota, Kemacetan lalu lintas, Kriminalitas yang tinggi, Struktur kota yang
berantakan, pelebaran kota dengan tata kota yang tidak baik, melonjaknya sector informal, terjadinya
kemerosotan kota, dan pengembangan industry yang menghasilkan limbah.
Pada data tersebut bebarpa faktor seperti kekumuhan kota, kriminalitas yang tinggi serta tata kota yang
tidak baik dapat berdampak pada konflik antar kelompok yaitu tawuran antar warga.
Fenomena tawuran dapat dilihat dari peristiwanya. banyak contoh khasus tawuran yang ada diJakarta
8

,contohnya tawuran antara warga di wilayah johar baru,Jakarta Pusat,warga kampung Baladewa dan
kampung Rawa , daerah rawa sawah dan keramat sentiong yang telah dipisahkan oleh satu gang masih
tetap saling serang.
Factor yang mempengaruhi terjadinya tawuran berasal dari individu / kelompok dapat dibagi menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
a. Faktor Internal
Faktor internal terjadi di dalam diri individu itu sendiri. Faktor internal berlangsung melalui proses
internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh
yang datang dari luar. Warga yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi
dengan lingkungan yang kompleks. rasa putus asa, menyalahkan orang lain dan memilih cara instan
untuk memecahkan persoalan
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. keluarga yang tidak
harmonis bisa menjadi faktor eksternal terjadinya tawuran, sebagai contoh apabila dalam suatu
keluarga terdapat konflik antara suami dan istri akan berdampak pada anak. Anak akan sulit diatur,
menjadi bengal yaitu akan melawan apabila dinasehati. Hal tersebut akan membentuk prilaku dan sifat
baru pada anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mengalami konflik akan lebih
keras kepala dan suka melawan orang tua. Hal itu erjadi karena orang tua tidak dapat menjadi contoh
teladan dalam hidup berumah tangga. Akibatnya anak-anak akan suka membuat gara-gara dirumah,
ditetangga, dan dilingkungan. Sifat anak yang seperti ini akan mengakar hingga dia tumbuh dewasa dan
mempengaruhi prilaku, sehingga menjadi pemicu tindakan anarkis pada lingkungan, yaitu tawuran.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi perilaku. Sebagai contoh kawasan Johar Baru
(Jakarta Pusat), daerah tersebut terkenal dengan langganan terjadinya tawauran antar warga, padatnya
jumlah penduduk didaerah tersebut dimana satu rumah dikawasan johar baru dapat dihuni oleh dua
hingga tiga kepala keluarga, tingkat pendidikan yang rendah dibarengi dengan tingkat pengangguran
yang tinggi membentuk pola asuh yang salah, Dan tak jarang tawuran disebabkan oleh saling mengejek
atau bahkan hanya saling menatap antar sesama warga yang berbeda gang. Perilaku iseng melempar
9

petasan Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi.
2.3.

Contoh Kasus Tawuran Antar Warga


Tawuran di wilayah Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, kembali terjadi, Kamis dini hari. Tak

hanya itu, satu orang tewas dikabarkan akibat perang antar warga di pemukiman dengan padat
penduduk tersebut. Menurut keterangan saksi mata, tawuran berlangsung tepat di Jalan Tanah Tinggi,
RW03, Johar Baru, sekitar pukul.01:00 wib. Sedangkan korban tewas, sambungnya diduga karena
terkena tembak senjata angin. Seorang saksi mata, kejadian yang bermula dengan saling melempar batu
saat kedua belah pihak bertemu, pada hari Rabu sekitar jam 13.00. Warga yang melarikan diri ke arah
tanah tinggi. Kemudian Warga dikejar warga laiinya dari rawa sawah. Salah seorang tersangka
menembakan senapan angin ke arah korban, Kemudiaan korban langsung terjatuh di tengah jalan
menuju arah kramat sentiong, dengan keadaan luka yang cukup parah di bagian rusuk dan
pinggangnya, ia pun meninggal sebelum dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo yang berada di Jakarta
Pusat.
Dengan saksi mata lainnya, menuturkan korban yang sering di panggil dengan nama panggilan
Yadut. Bernama lengkap sebagai Deny Yanuar berumur 25 tahun, seorang warga yang bertempat
tinggal di Jalan Rawa Sawah 3, kampung rawa, Jakata Pusat. Ia juga tercatat sebagai warga asli daerah
tersebut.

2.4.

Dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya tawuran antar warga

Analisis Tawuran Menggunakan SWOT


Analisis permasalahan Dampak Sosial Tawuran Antar Warga di Jakarta dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek

10

Kekuatan (Strenght)

Point-point yang dianggap sebagai nilai positif dari apa yang akan mereka lakukan. Berikut pointpointnya.
1. Merasa jantan dan terkesan hebat
2. Membela Nama Baik wilayahnya supaya tidak dilecehkan oleh wilayah lain atau membela
teman untuk membalaskan dendamnya
3. Keberadaan atau eksistensi dirinya maupun nama wilayah akan diakui kehebatannya.

Kelemahan (Weakness)

Pada point ini lebih kepada keberadaan atau eksistensi sebelumnya dari warga di wilayah itu sendiri.
Berikut analisisnya.
1. Dianggap sebagai pengecut dan tidak dianggap
2. Masalah sepele yang tidak dipecahkan dengan akal sehat
3. Mereka menganggap kesendirian adalah suatu kelemahan, sehingga bergabung menjadi satu
dalam suatu geng atau kelompok akan menjadi kuat

Peluang (Opportunity)

Pada point ini dijabarkan peluang tawuran antar warga dapat terjadi di wilayah itu sendiri. Berikut
analisisnya
1. Kurangnya komunikasi yang baik antara sesame warga disekitar mereka.
2. Kurangnya pengawasan dari pihak RT/RW setempat untuk memantau kegiatan para warganya.
11

3. Ketidakdisiplinan atau ketidaktegasan pihak RT/RW setempat dalam memberi sanksi kepada
para warga yang bermasalah.
4. Kurangnya kegiatan-kegiatan positif di dalam maupun di luar lingkungan.

Tantangan/Hambatan (Threats)

Ancaman yang akan mereka terima apabila mereka melakukan tawuran . Berikut penjelasannya.
1. Di tangkap polisi / dipenjarakan
2. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga, warga lain bisa juga
menjadi terkena korban akibat tawuran tersebut
3. Terganggunya proses belajar mengajar
4. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
5. Senjata dari lawan yang dapat melukai diri para warga dan orang lain.
6. Kehilangan nyawa
2.5.

Solusi dari tawuran antar warga

Tawuran antar warga bukanlah peristiwa yang dengan mudah dapat disembuhkan. Pemasangan pagar
pembatas yang tinggi sebagaimana dilakukan di Matraman, spanduk larangan di daerah johar baru
tidak juga membawa hasil. Ikrar perdamaian sudah tidak bisa dihitung lagi jumlahnya saking sering
dilakukan. Oleh karena itu tawuran warga sudah menjadi tradisi, maka salah satu cara mengatasi
masalah ini adalah melakukan rehabilitasi sosial atau perubahan budaya.
Penyelesaian dengan cara ini tidak hanya dengan melakukan sosialisasi belaka, namun harus
ditindaklanjuti oleh sebuah program yang terintegrasi. Para warga harus disadarkan tentang kondisi
mereka sekarang yang tidak normal itu dan menanyakan kondisi apa yang mereka inginkan. Dari
sanalah kita dapat mengetahui apa saja kesenjangan yang terjadi. Kesenjangan itulah yang harus
dipenuhi dan hal ini akan menjadi budaya baru mereka. budaya baru tersebut dambaan semua warga
yang bertikai, namun budaya tersebut tidak pernah muncul karena pewarisan dendam dan perasaan
was-was akan diserang oleh pihak musuh.
Walaupun demikian perubahan budaya yang dimaksud tidak dapat dicapai hasilnya dalam jangka
waktu yang pendek. Sebagai program jangka pendek harus dilakukan penindakan secara tegas siapasiapa saja otak tawuran dan pihak keamanan harus memberikan perhatian yang serius terhadap
beberapa tempat yang memiliki potensi tawuran yang besar. tidak boleh dilupakan bahwa perbaikan
12

kehidupan ekonomi warga setempat terutama para pemuda adalah langkah yang dapat dilakukan dan
hal ini adalah kewajiban pemerintah terhadap rakyatnya

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1.

Kesimpulan

Tawuran dapat menghancurkan keharmonisan sosial karena bersimpangan dengan prinsip integrasi
yang membangun kesadaram persamaan kemanusiaan dan kesadaran manusia sebagai sesama makhluk
tuhan sebagai saudara. Tawuran warga dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain;
Polam asuh yang salah, tingkat pendidikan yang rendah, tata lingkungan yang kurang baik sehingga
terkesan kumuh serta tinggat pengangguran yang terus meningkat mempengaruhi pola pikir dan prilaku
13

penduduknya
Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga sebagai manusia harus saling membantu terutama hal
yang positif. Mengingatkan orang lain dan peka terhadap hal-hal yang terjadi pada lingkungan sekitar
sehingga dapat mencari solusi untuk mencegahnya. Dampak yang terjadi akibat tawuran harus dapat
disadari. Dampak tersebut sangat besar pengaruhnya dan sangat buruk bukan hanya materi, tetapi
moral juga. Pereratlah persatuan dan kesatuan dan ciptakanlah perdamaian untuk hidup yang aman dan
nyaman
3.2.

Rekomendasi

1. Memberikan Sosialisasi mengenai damapak yang di timbulakn dari tawuran antar warga
2. Memberikan pelatihan keterampilan kepada warga yang bermukim di daerah rawan tawuran.
3. Keluarga memberikan dukungan dan contoh perilaku nilai dan norma yang baik kepada anak
anaknya dalam kegiataan bersosialisasi dan penerapan unsur agama sejak kecil
4. Media massa memberikan informasi yang bersifat kependidikan.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sorjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Asep Seful Muhbadu. 2016. Perspektif Perubahan Sosial. Bandung: Pustaka Setia
Jacobus Ranjabar. 2014. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta
14

https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta
https://mardatasatria.wordpress.com

BAB V
LAMPIRAN

15

Gambar I
Suasana Tawuran di
jl.keramat sentiong,
Johar Baru

Gambar II
Jl.Rawa Sawah,
kampung rawa
(Lokasi tawuran
antar warga)

16

Gambar III
Warga dan anak-anak di pemukiman Johar Baru

Gambar IV
Pemukiman di kramat sentiong, johar baru

17

You might also like