You are on page 1of 9

JURNAL READING

FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

BPH Update : Medical Versus Interventional Management


Udi Blankstein, MD,1 Brandon Van Asseldonk, BASc,2 Dean S. Elterman, MD2
1

Departement of Urology, McMaster University, Hamilton, Ontario, Canada

Division of Urology, Departement of Surgery, University of Toronto, Toronto, Ontario, Canada

The Canadian Journal of UrologyTM; 23(Supplement 1); Februari 2016


Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah kondisi yang sering terjadi pada sebagian besar kalangan
pria berusia lanjut. Dokter layanan primer memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan melakukan
terapi awal pada beberapa gejala saluran kemih yang disebabkan oleh BPH. Hal ini meliputi anamnesis dan
pemeriksaan fisik, serta inisiasi medikasi seperti alpha-blokers, 5-alpha reduktase inhibitors dan
phosphodiesterase-5 Inhibitors. Hal ini juga sangat penting untuk dokter layanan primer untuk
mendeterminasi ketika evaluasi tambahan dan perlu merujuk ke spesialis urologi, terutama ketika intervensi
pembedahan diperlukan. Review ini akan merangkum manajemen pada gangguan ini dan didesign untuk
membantu dokter umum dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk memberikan pelayanan yang
maksimal.
Kata kunci : BPH; Benign Prostatic Hyperplasia

LATAR BELAKANG
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah penyakit yang sering terjadi pada pria dengan insidens
yang meningkat seiring bertambahnya umur. Diestimasikan bahwa 50% pada pria berusia 60 tahun atau
lebih tua dan 80% pada pria berusia 80 tahun atau lebih tua, berdasarkan dengan suatu penelitian pada
penyakit ini. BPH melibatkan pertumbuhan prostat sehingga aliran urin tersumbat, menyebabkan Bladder
Outlet Obstruction (BOO), dan Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS). Secara fisik, BPH dapat
menyumbat uretra yang menyebabkan peningkatan tonus otot yang dimana menyebabkan BOO. Kombinasi
BPH dengan LUTS sering disebut sebagai BPH-LUTS. LUTS dapat dibagi menjadi gejala storage dan
voiding. LUTS dengan gejala storage meliputi frekuensi, urgensi dan nokturia. LUTS voiding meliputi
pancaran melemah, menunggu saat kemih pertama, mengedan, dan rasa tidak puas. Progresifitas pada BPH
dapat mengarahkan pada penurunan signifikan pada Quality of Life (QoL) dan berhubungan dengan ansietas
dan depresi pada pria usia lanjut. Selain itu, jika tidak diobati akan menyebabkan retensi urin, infeksi saluran
kemih berulang dan hidronefrosis. Kondisi ini sebenarnya merupakan hal yang diingat, dipantau dan diobati
dengan sebaik-baiknya. Dokter umur harus menangani pria dengan masalah peningkatan frekuensi kemih.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
Page 1
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

Tujuan artikel ini adalah untuk memudahkan dokter umum dalam mendiagnosa dan menentukan pilihan
terapi pada BPH.

DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN FISIK


Anamnesis secara mendetail adalah alat utama dan paling penting yang harus digunakan oleh dokter
umum dalam membuat diagnosis BPH-LUTS. Mendeterminasi gejala LUTS, riwayat penyakit adalah untuk
menentukan penyebab potensial dan komorbiditas yang dapat membantu menegakkan diagnosa. Penting
untuk mengingat penyakit dahulu dari pasien, seperti DM, sindrom metabolik, penggunaan obat, kebiasaan
(kebiasaan minum air putih, kopi atau alkohol) dan riwayat penyakit BPH pada keluarga. Hal ini merupakan
faktor penting yang berkontribusi pada perkembangan dan progresifitas penyakit. Terdapat sebuah kuisioner
yang dikembangkan oleh AUA adalah International Prostate Symptoms Score (IPSS), sebuah kuisioner yang
terdiri dari 8 gejala dengan nilai total antara 0 hingga 35. 5 Interpretasi hasil kuisioner adalah gejala ringan
<8, gejala sedang 8-19 dan gejala berat >20. Gambar 1. QoL dievaluasi dengan nilai antara 0 sampai 5,
dengan nilai tertinggi mengindikasikan level gejala paling mengganggu dan QoL terburuk.
Spektrum BPH dan gejala yang berhubungan sangat luas dengan beberapa pasien dengan gejala berat
yang mengganggu tidur, menghambat aktifitas, dan berpengaruh terhadap QoL secara signifikan. Hal lain
kurang berpengaruh dengan gejala yang mereka alami. Derajat yang mengganggu akan mempengaruhi
motivasi pasien untuk mencari terapi yang meregulasikan penerimaan efek samping positif.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Page 2
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

Langkah penting kedua untuk menegakkan diagnosa adalah pemeriksaan fisik. Digital rectal
examination (DRE) digunakan untuk mengestimasi ukuran prostat. Volume prostat (cc) adalah panduan
terapi penting untuk membedakan modalitas terapi dapat bekerja dalam membedakan ukuran prostat. DRE
juga membantu dalam menganalisa resiko kanker prostat seperti nodul atau prostat asimetris dapat
mengindikasikan kemungkinan malignansi. The Canadian Urology Association merekomendasikan untuk
memeriksa Prostatic Spesifik Antigen (PSA) ketika meragukan diagnosa BPH-LUTS untuk semua pria yang
meragukan terapi obat atau pembedahan yang memiliki ekspektasi hidup 10 tahun kedepan. 6 ini dapat juga
berperan sebagai menentukan volume prostat ketika tidak terdapat kanker prostat, dengan PSA 1,5 ng/mL
berhubungan dengan volume prostat 30 cc atau lebih dan dapat digunakan untuk menentukan resiko kanker
prostat.7 CUA juga merekomendasikan urinalisis (R+M dan C+S) sebagai bagian dalam pemeriksaan,
menyingkirkan infeksi saluran kemihdan penyebab lain LUTS.
Ini berkaitan dengan penilaian dokter dalam menginvestigasi masalah dengan test lain seperti serum
creatinin, sitologi urin, voiding diary dan penilaian post void residual dengan ladder scanner.

PENATALAKSANAAN
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
Page 3
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

Terapi BPH dapat berlangsung tahunan dan terdapat modalitas baru dan menarik yang dapat
membantu dokter umum. Tujuan utama dari terapi adalah meningkatkan gejala pasien dan QoL dan untuk
menghindari progresifitas penyakit dan sekuel retensi urin.
TERAPI KONSERVATIF
Pasien dengan gejala ringan meliputi nilai IPSS harus dikaitkan dengan modifikasi lifestyle. Hal ini
meliputi mengurangan total minum air dan cairan diuretik seperti kopi, alkohol dan soft drink. Pasien akan
disarankan untuk berlatih timed voiding, rutinitas dinding pelvis dan untuk mempertahankan regimen usus
untuk menghindari konstipasi.
Penting untuk diingat bahwa sebagian pria mengalami peningkatan gejala.
FARMAKOTERAPI
Keputusan untuk mengobati BPH dengan farmakoterapi harus mengevaluasi keuntungan redanya
gejala, tetapi efek samping obat mungkin muncul.
ALPHA-BLOKERS
Alpha-blokers adalah kelas obat yang bekerja dengan membloking alpha-1 reseptor, dengan
merelaksasikan otot pada bladder neck dan prostat.
Hal ini menyebabkan pembukaan urin yang tersumbat dan mengurangi pancaran lemah. 10 Penelitian
menunjukkan bahwa alpha-bloker mengurangi gejala yang mengganggu sebanyak 30-40%, tetapi terapi obat
ini lebih optimal pada pasien dengan prostat kecil (< 30 mL). 11 Terdapat lima alpha-blokers : dua obat
generasi kedua terazosin (Hytrin) dan doxazosin (cardura) dan tiga obat generasi tiga Tamsulosin
(Flomax), alfuzosin (xatral) dan silodosin (Rapaflo). Terazosin dan doxazosin adalah preparat antihipertensi
yang menggunakan dosis titrasi. Tamsulosin, alfuzosin dan silodosin biasanya tidak menggunakan dosis
titrasi dan biasanya efek samping minimal.
Alpha blokers memulai kerja selama jam sampai hari. Meskipun maksimal level pada efikasi beberapa
minggu. Ketika alpha bloker lebih aman, tetapi ada efek samping seperti kepala berputar, sakit kepala,
hidung tersumbat, dan ejakulasi retrogard. Cara kerja generasi 3 lebih uro selektif. Alpha bloker harus
dihentikan pada pasien bedah katarak dan dokter spesialis mata harus meninformasikan kepada pasien.

5-ALPHA REDUCTASE INHIBITORS


Konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT) melalui enzim 5-alpha reduktase
mengakibatkan pertumbuhan ukuran prostat. 5-alpha reduktase inhibitor menghambat konversi testosteron
menjadi dihidrotestosteron sehingga menghambat pertumbuhan jaringan prostat dan mengakibatkan
apoptosis sel prostat.15,16 Hal ini mengakibatkan ukuran prostat berkurang dan meningkatnya gejala berkaitan
dengan BPH. Finasteride (Proscar) dan dutasteride (Avodart) adalah jenis obat ini. Onset obat untuk

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Page 4
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

mengurangi gejala sekitar 6 bulan. Efek samping obat ini menimbulkan gejala yang berkaitan dengan
defisiensi testosteron sehingga disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi dan penurunan libido.

TERAPI KOMBINASI
Pasien dengan gejala berat, terutama prostat besar atau pada orang yang gagal monoterapi dengan
alpha-bloker dapat berhasil dengan terapi kombinasi dengan alpha-bloker dan 5-ARI.
Mekanisme sinergis antara 5- ARI (yang mengecilkan ukuran prostat) dengan alpha-bloker (yang
merelaksasikan otot prostat).
Dua penelitian seminar, penelitian MTOPS 18 dan penelitian CombAT13 menunjukkan efek superior
pada terapi kombinasi melawan monoterapi atau plasebo. Penelitian MTOPS mengambil 3047 pria secara
acak menjadi 4 bagian yang mana 1 grup plasebo, 1 grup finasteride, 1 grup doxazosin dan 1 grup terapi
kombinasi antara finasteride dan doxazosin. 18 Penelitian diikuti selama tahunan dan hasil didemonstrasikan
bahwa terapi kombinasi menunjukkan hasil baik utnuk meningkatkan gejala dan menurunkan progresifitas.
Penelitian CombAT mengambil 4000 pria secara acak yang menerima tamsulosin atau dutasteride atau
terapi kombinasi. Terapi kombinasi didemonstrasikan efek lebih baik daripada monoterapi.
PDE5 INHIBITORS
Telah dikembangkan obat untuk disfungsi ereksi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa PDE5
inhibitor (PDE5i) meningkatkan interselular siklik guanosin monophosphat yang berubah mengakibatkan
nitrit oxide dimediasi mengurangi tonus otot prostat, muskulus detrusor dan uretra. Walaupun meminum obat
ini tidak akan mengakibatkan pengecilan ukuran prostat, tetapi memiliki efek menguntungkan pada LUTS.
Tadalafil (Cialis) telah menjadi obat pilihan terpopuler dan satu-satunya obat yang dikembangkan oleh
panduan urological di Kanada, US dan Eropa.
Satu penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tadalafil efektif seperti alpha bloker dan memiliki
keuntungan untuk mengurangi efek disfungsi ereksi. Terdapat insidens untuk terapi kombinasi antara PDE5i
dengan 5-ARI. Satu penelitian menemukan bahwa terapi kombinasi antara tadalafil dengan finasteride
menjadi berhubungan dengan peningkatan gejala BPH-LUTS.
Efek samping tadalafil adalah sakit kepala, sakit pinggang, muka kemerahan dan dispepsia. Terapi ini
dikontraindikasikan kepada pasien yang mengkonsumsi nitrat, akan timbul hipotensi.

INDIKASI MERUJUK
Pada kasus trauma atau pembedahan genitourinaria, dengan penyakit mendasari seperti meatal
stenosis dan diagnosis tidak pasti, rujukan ke spesialis urologi dapat dilakukan. Dokter umum menggunakan
pengukuran konservatif dan farmakoterapi sesuai guideline. Rujukan ke urologis dilakukan ketika pasien
datang dengan gejala dan tanda pasti yang mengindikasikan perburukan atau perubahan kondisi pasien.

TERAPI INTERVENSI
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
Page 5
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

Indikasi absolut untuk intervensi invasif atau pembedahan biasanya meliputi pasien dengan retensi
urin refrakter dan evidence insufisiensi renal. Pasien dengan pengalaman gejala saluran kemih yang
mengganggu walaupun telah diobati seperti infeksi berulang, tanda batu buli atau infeksi ginjal atau
hematuria berkelanjutan. Pilihan untuk pembedahan telah meningkat sejak beberapa dekade lalu. Dokter
umum harusb memberikan informasi tentang perbedaan tipe pembedahan yang ada sehingga saat pasien
datang ke urologis telah mengetahui informasi tersebut.
TRANSURETHRAL RESECTION OF PROSTATE (TURP) DAN TERAPI LASER
TURP telah menjadi gold standar pada pengobatan BPH sejak bertahun-tahun. Prosedur ini
dikonduksikan langsung dengan penglihatan dan mereseksi bagian dari jaringan prostat sehingga dapat
mengalirkan urin. Prosedur dilakukan 60 menit dan pasien biasanya tinggal di rumah sakit selama 24 jam
untuk observasi dan monitoring.
Jenis energi yang digunakan pada prosedur ini adalah terpopuler bipolar elektrocauter. Laser yang
lebih baru adalah Green Light Photovaporation (PVP) dan Holmium Laser Enucleation (HoLEP).
Resiko pada pembedahan ini bergantung pada modalitas alat. TURP tradisional memiliki resiko tinggi
perdarahan, efek samping seksual permanen (ejakulasi retrograde dan jarang, disfungsi ereksi), infeksi
saluran kemih dan inkontinensia urin. Metode terbaru seperti PVP berhubungan dengan kehilangan darah
sedikt, dan pasien tinggal di rumah sakit lebih sebentar.
Berdasarkan beberapa penelitian telah ditunjukkan bahwa pasien yang melakukan prosedure TURP,
akan terjadi pengurangan nilai, episode retensi urin dan resiko kerusakan ginjal.

UROLIFT
Teknik terbaru yang populer dikenal sebagai Prostatic Uretral Lift (PUL), yang menghasilkan invasi
minimal yang bekerja dengan menarik lobus lateral prostat menggunakan anchored suture. 24 Keuntungan
teknik ini adalah telah menunjukkan peningkatan LUTS dengan mempertahankan fungsi ereksi dan
merendahkan resiko operasi dan komplikasi post operasi.
Studi terbaru dari Roehrborn diikuti 200 pasien di sisi dunia silang multipel selama 3 tahun. 25
Dibandingkan dengan sham prosedur (meliputi sistoskopi dan inisiasi suara untuk mengimitasi prosedur).
PUL telah ditemukan memiliki keuntungan signifikan di nilai gejala dan QoL dengan re-treatment relatif
rendah.

KESIMPULAN
Review ini bertujuan untuk mengenalkan BPH dan pilihan pengobatan untuk dokter umum. Dokter
umum memiliki peran yang signifikan untuk menegakkan diagnosis dan memulai terapi awal untuk pasien
BPH-LUTS.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Page 6
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Page 7
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

DAFTAR PUSTAKA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Page 8
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

JURNAL READING
FRI EKAWATI/ 406148059

The Canadian Journal of UrologyTM;


23(Supplement 1); Februari 2016

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Page 9
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Februari 2016 30 April 2016

You might also like