Professional Documents
Culture Documents
Traktus Uvea terdiri dari iris, korpus siliare dan khoroid. Bagian ini adalah lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan
sklera. Struktur ini ikut memperdarahi retina.
1. IRIS
Iris adalah perpanjangan korpus siliare ke anterior. Iris berupa suatu permukaan pipih dengan apertura bulat yang terletak di tengah
pupil. Iris terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, yang memisahkan kamera anterior dari kamera posterior, yang
masing-masing berisi aqueus humor. Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat pada
permukaan posterior iris merupakan perluasan neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina ke arah anterior. Pasok darah ke iris adalah
dari sirkulus major iris. Kapiler-kapiler iris mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang sehingga normalnya tidak membocorkan
fluoresein yang disuntikkan secara intravena. Persarafan iris adalah melalui serat-serat di dalam nervus siliares. Iris mengendalikan
banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat
aktivitas parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.
2. KORPUS SILIARIS
Korpus siliaris yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior
khoroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris terdiri dari suatu zona anterior yang berombak- ombak, pars plikata (2 mm) dan zona
posterior yang datar, pars plana (4 mm). Prosesus siliaris berasal dari pars plikata. Prosesus siliaris ini terutama terbentuk dari kapilerkapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena vorticosa. Kapiler-kapilernya besar dan berlobang-lobang sehingga membocorkan
floresein yang disuntikkan secara intravena. Ada 2 lapisan epitel siliaris, satu lapisan tanpa pigmen di sebelah dalam, yang
merupakan perluasan neuroretina ke anterior, dan lapisan berpigmen di sebelah luar, yang merupakan perluasan dari lapisan epitel
pigmen retina. Prosesus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk aqueous humor.
3. KHOROID
Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Khoroid tersusun dari tiga lapisan pembuluh darah khoroid;
besar, sedang dan kecil. Semakin dalam pembuluh terletak di dalam khoroid, semakin lebar lumennya. Bagian dalam pembuluh
darah khoroid dikenal sebagai khoriokapilaris. Darah dari pembuluh darah khoroid dialirkan melalui empat vena vorticosa, satu di masingmasing kuadran posterior. Khoroid di sebelah dalam dibatasi oleh membran Bruch dan di sebelah luar oleh sklera. Ruang
suprakoroid terletak di antara khoroid dan sklera. Khoroid melekat erat ke posterior ke tepi-tepi nervus optikus. Ke anterior, khoroid
bersambung dengan korpus siliare. Kumpulan pembuluh darah koroid mendarahi bagian luar retina yang menyokongnya.
Histologi mata
Mata
Mikroskopik mata terdiri dari
tunika fibrosa : kornea dan sclera
tunika vaskullosa : koroid, korpus siliaris dan iris
tunika interna : retina
Kornea
Merupakan membrane transparan avaskuler, terdapat pada bagian depan mata, bagian tepinya disebut limbus kornea, bagian tengah
tebalnya 0,5 mm dan tepinya 0,7 mm.
Mikroskopik terdiri dari 5 lapis yaitu:
1.
Episklera
Jar ikat jarang a serat kolagen & elastin
2. Stroma Sklera (Subst Propria Sklera)
Jar ikat padat kolagen a serat kolagen
tebal, sedikit sel fibroblast dg inti kecil
& cab sitoplasma yg panjang
3. Lamina Fuska
Serat kolagen; khas : melanosit & makrofag yg berisi melanin
4. Fungsi sklera :
o Proteksi bola mata
o Bersama kornea pertahankan ukuran & btk b. mata
Koroid
Merupakan lapisan tipis yang warnanya gelap terletak antara sclera dan retina dan kesebelah depan melanjutkan diri sebgai ora serata dan
kemudian menadi korpus siliaris
mikroskopik :
-
Tebal 30 m
Ruang antar p. darah jar. ikat jarang berisi serat kolagen & elastis
Koriokapiler:
Dinding tipis
Membrane Bruch:
Memisahkan epitel pigmen retina dgn koriokapiler, dikelilingi oleh membran elastis
Korpus Siliaris
Btk segitiga (pot. melintang)
Menghub. segmen ant & post b. mata
Fungsi utama :
Produksi humor akuos
Proses akomodasi
Terdiri dari 2 bagian :
Pars plana
Pars plikata
Teridiri dari beberapa lapisan yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lamina suprasiliaris
Banyak kapiler
Sel-sel kubis
Nukleus besar
Iris
Bagian terdepan dr tunika vaskulosa, fungsi sbg diafragma, permukaan ant dibagi 2 o/ kolaret zona dalam & zona luar
1.
Jar. ikat longgar & serat kolagen halus, fibroblast, melanosit, mast sel, p. drh
M. dilatator pupillae neuroektoderm, otot polos berjln radier, miofilamen & melanosom
4. Epitel posterior
7.
8.
2. M. Orbicularis oculi
- Mengedipkan mata di lakukan oleh Pars palpebralis
- Menutup mata di lakukan oleh pars orbitalis
Mikroskopik terdiri dari lapisan-lapisan:
-
Lamina propria
Lap adenoid (superf) " jar limfoid
Lap fibrosa (prof) " jar penyambung longgar
Fisiologi penglihatan
Cahaya masuk ke mata dan dibelokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata (kornea,humour aqueous, lensa,
dan korpus vitreus) yang mempunyai kepadatan yang berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut kesalahan refraksi.
Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan melepaskan lensa.
Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan siliari, yang bias memendekkan jarak antara kedua sisi badan siliari yang diikuti dengan relaksasi
ligament pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina. Penglihatan yang terus menerus dapat menimbulkan
ketengangan mata karena kontraksi yang menetap (konstan) dari otot-otot siliaris. Hal ini dapat dikurangi dengan seringnya mengganti jarak antara
objek dengan mata. Akomodasi juga dibantu dengan perubahan ukuran pupil. Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat
melalui lensa yang tebal.
Cahaya diterima oleh fotoreseptor pada retina dan dirubah menjadi aktivitas listrik diteruskan ke korteks. Serabut-serabut saraf optikus
terbagi di optik chiasma (persilangan mata kanan dan kiri), bagian medial dari masing-masing saraf bersilangan pada sisi yang berlawanan dan
impuls diteruskan ke korteks visual.
Proses Fototransduksi
Fototransduksi adalah pengubahan rangsangan cahaya menjadi sinyal listrik , pada dasarnya sama untuk semua fotoreseptor.
Aktifitas fotoreseptor dalam gelap
Membran plasma segmen luar fotoreseptor mengandung saluran Na bergerbang kimia. Tidak seperti semua salaruran bergerbang
kimiawi lainnya yang berespon terhadap pembawa pesan kedua internal GMP siklik atau cGMP (guanosin monofosfat siklik). Pengikatan cGMP ke
saluran Na membuat saluran ini tetap terbuka. Tanpa cahaya, konsentrasi cGMP tinggi. Karena itu, saluran Na fotoreseptor tidak seperti kebanyakan
fotoreseptor, terbuka jika tidak terdapat rangsangan, yaitu dalam keadaan gelap. Kebocoran pasif Na masuk ke sel menyebabkan depolarisasi
fotoreseptor. Penyebaran pasif depolarisasi ini dari segmen luar (tempat lokasi saluran Na) ke ujung sinaps (tempat penyimpanan neurotransmitter
fotoreseptor) membuat saluran Ca berpintu voltase diujung sinaps tetap terbuka. Masuknya kalsium memicu pelepasan neurotransmitter dari ujung
sinaps selama dalam keadaan gelap.
Aktifitas fotoreseptor dalam keadaan terang
Pada pajanan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun melalui serangkaian reaksi biokimia yang dipicu pengaktifan fotopigmen.
Retinen berubah bentuk ketika menyerap sinar. Perubahan konformasi ini menyebabkan pengaktifan fotopigmen. Sel batang dan sel kerucut
mengandung suatu protein G yang dinamai fototransdusin. Fotopigmen yang telah aktif mengaktifkan transdusin yang sebaliknya akan mengaktifkan
enzim intrasel fosfodiesterase. Enzim ini menguraikan cGMP sehingga konsentrasi pembawa pesan kedua ini di fotoreseptor berkurang. Selama
proses eksitasi cahaya, penurunan cGMP memungkinkan saluran Na berpintu kimiawi tertutup. Penutupan saluran ini menghentikan kebocoran Na
penyebab depolarisasi dan menyebabkan hiperpolarisasi membrane. Hiperpolarisasi ini, yang merupakan potensial reseptor, secara pasif menyebar
dari segmen luar ke ujung sinaps fotoreseptor. Di sini perubahan potensial menyebabkan penutupan saluran Ca berpintu voltase dan karenanya,
penurunan pelepasan neurotransmitter dari ujung sinaps.Sehingga terjadi aksi potensial di jalur penglihatan.
sementara sebut saraf c untuk rangsangan nyeri tipe lambat. Rangsangan ini diperantarai oleh substantia P. Adkanya zat ini, membuat rangsangan
sampai ke korda spinalin. Dari sini akan dilanjutkan ke thalamus kemudian ke bagian somatosensorik untuk dipresepsikan sebagai rasa nyeri
Tabel Perbandingan
Kata Kunci
Konjungtivitis
Episkleritis
Keratitis
Skleritis
Iridoskleritis
Akut
Glaukoma
Akut
Wanita, 33 thn
+/-
+/-
Mata Merah
Nyeri
+ (nyeri
tekan)
+/-
(4-5
minggu
setelah episkleritis)
sakit/nyeri mata,
bengkak,
kemerahan, dan
suatu jumlah kotoran yang sedang sampai besar, biasanya berwarna kuning atau kehijauan.
Kotoran umumnya berakumulasi setelah tidur. Anak-anak yang terpengaruh mungkin terbangun paling tidak senang bahwa mata mereka
lengket tertutup, memerlukan suatu handuk yang hangat untuk mengangkat kotorannya. Mata merah yang disebabkan bakteri dirawat dengan
berulangkali penggunaan handuk-handuk hangat pada mata-mata (coba terapkan ini pada satu mata anak anda setiap waktu selama suatu video yang
ia senangi) dan memerlukan obat-obat tetes antibiotik atau obat salep yang diresepkan oleh dokter.
Hati-hati untuk tidak menggunakan obat yang diresepkan untuk orang lain, atau dari suatu infeksi lama, karena mungkin ini tidak memadai
untuk infeksi anda yang sekarang atau mungkin telah tercemar dari infeksi-infeksi lain dengan secara kebetulan menyentuhkan botol obat pada areaarea yang terinfeksi. Suatu metode yang aman, efektif, dan kurang menakutkan untuk anak anda, untuk meneteskan obat tetes kedalam mata-mata
melibatkan meminta anak anda untuk berbaring, dengan instruksi-instruksi untuk hanya "menutup mata-mata anda", dan menempatkan jumlahjumlah tetesan yang direkomendasikan pada pojok bagian dalam dari
Lecet kornea juga penyebab umum sakit mata. kornea adalah salah satu bagian pada mata paling transparan, sensitif dan lembut. Lecet biasanya
terjadi dikarenakan goresan ke permukaan kornea, seperti dari benda asing atau terlalu sering menggunakan lensa kontak.
Efek Kimia dan luka bakar merupakan penyebab signifikan pada sakit mata. Efek Kimia yang dimaksud berupa asam atau zat basa, seperti
pembersih rumah tangga atau pemutih.
Adapun luka bakar biasanya berasal dari sumber cahaya yang kuat, seperti percikan las api atau juga berasal dari matahari dan alat-alat
penerangan yang memiliki intensitas cahaya cukup tinggo.
Radang kelopak mata biasanya terjadi dikarenakan kelenjar minyak terpasang di tepi kelopak mata.
penyebab lainnya adalah adanya iritasi mata. ditandai dengan adanya benjolan kecil pada mata Anda, benjolan mata ini dibentuk oleh kelenjar
minyak mata yang tidak normal. sehingga menyebabkan iritasi pada mata, rasa sakitnya cukup menyakitkan
glaukoma menyebabkan nyeri orbital, walaupun sebagian besar kasus glaukoma tidak menyakitkan. Glaukoma disebabkan oleh peningkatan
tekanan intraokular, atau tekanan internal mata, yang akhirnya dapat menyebabkan cacat dalam penglihatan dan bahkan kebutaan jika tidak
diobati. Tekanan intraokular dapat meningkat dikarenakan penyumbatan cairan mata atau peningkatan produksi aqueous humor (cairan yang
menggenangi mata). Hal ini biasanya terjadi pada orang tua.
iritis adalah peradangan pada iris, atau bagian berwarna dari mata, yang menyebabkan rasa sakit mata dalam.
neuritis Optik adalah suatu peradangan pada saraf optik. Saraf optik terhubung ke bagian belakang mata. Penyebab peradangan ini biasanya
berasal dari multiple sclerosis, infeksi virus, atau infeksi bakteri.
Sinusitis, yang merupakan infeksi bakteri atau virus dari sinus, dapat menyebabkan rasa nyeri orbital atau lekuk mata.
Migran, adalah penyebab yang sangat umum nyeri orbital mata yang terkait dengan sakit kepala.
Trauma peristiwa, seperti cedera penetrasi ke mata, pukulan mata dengan benda asing, dan tabrakan kendaraan bermotor, yang menyebabkan
rasa sakit mata signifikan dan cedera. Goresan ke kornea biasanya terkait dengan peristiwa traumatis yang sangat menyakitkan. Ini adalah mata
masalah umum yang menyebabkan orang untuk mencari bantuan medis.
BAB II
PEMBAHASAN
KONJUNGTIVITIS
(konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yangdisebabkan oleh
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, daniritasi bahan-bahan kimia.
Konjungtivitis, terdiri dari:
1.Konjungtivitis alergi (keratokonjungtivits atopik, simple alergik konjungtivitis, konjungtivitis seasonal, konjungtivitis vernal, giant papillary
conjungtivitis).
2.Konjungtivitis bakterial (hiperakut, akut, kronik).
3.Konjungtivitis virus (adenovirus, herpetik).
4.Konjungtivitis klamidia.
5.Bentuk konjungtivitis lain (Contact lens-related, mekanik, trauma, toksik,neonatal, Parinauds okuloglandular syndrome, phlyctenular, sekunder).
Boleh dikatakan masyarakat sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh
mikro-organisme (terutama virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. Dalam waktu 12 sampai 48 jam setelah
infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi
konjungtivitis bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotic.
Definisi
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening
yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata
berwarna sangat merahdan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri,
tapi ada juga yang memerlukan pengobatan. Konjungtivitis dapat mengenai pada usia bayi maupun dewasa. Konjungtivitis pada bayi baru lahir, bisa
mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata
(biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salepantibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bias menyebabkan konjungtivitis
gonokokal. Pada usia dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yangterinfeksi masuk ke dalam
mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerangsatu mata. Dalam waktu 12 sampai 48 jam setelah infeksi mulai, matamenjadi merah dan nyeri. Jika
tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea,abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitisgonokokal bisa diberikan tablet,
suntikan maupun tetes mata yangmengandung antibiotik.
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaandalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang
membungkus permukaandepan dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea).
Membran ini berisi banyak pembuluh darah dan berubah merah saat terjadiinflamasi. Konjungtiva terdiri dari tiga bagian:1.konjungtiva
palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).2.konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).3.forniks
(bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior palpebra dan bola mata).Meskipun konjungtiva agak tebal, konjungtiva bulbar
sangat tipis.Konjungtiva bulbar juga bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan. Pembuluh darah dengan mudah dapat
dilihat di bawahnya. Di dalam konjungtiva bulbar terdapat sel goblet yang mensekresimusin, suatu komponen penting lapisan air mata pre-kornea
yangmemproteksi dan memberi nutrisi bagi kornea.
Epidemiologi
Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling seringdihubungkan dengan penyakit tuberkulosis paru. Penderita lebih banyak
padaanak-anak dengan gizi kurang atau sering mendapat radang saluran napas,serta dengan kondisi lingkungan yang tidak higiene. Pada orang
dewasa jugadapat dijumpai tetapi lebih jarang.Meskipun sering dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis paru, tapi tidak jarang penyakit paru
tersebut tidak dijumpai pada penderita dengankonjungtivitis flikten. Penyakit lain yang dihubungkan dengan konjungtivitisflikten adalah
helmintiasis. Di Indonesia umumnya, terutama anak-anak menderita helmintiasis, sehingga hubungannya dengan konjungtivitis fliktenmenjadi tidak
jelas.
Etiologi
Patogenesis
Mekanisme pasti atau mekanisme bagaimana terbentuknya flikten masih belum jelas. Secara histologis fliktenulosa mengandung limfosit,
histiosit, dansel plasma. Leukosit PMN ditemukan pada lesi nekrotik. Bentuk tersebutkelihatannya adalah hasil dari reaksi hipersensitivitas tipe
lambat terhadap protein tuberkulin, Staphylococcuc aureus, Coccidioides immitis, Chlamydia,acne rosacea, beberapa jenis parasit interstisial dan
fungus Candida albicans.Jarang kasusnya idiopatik.
Keratitis flikten dapat berkembang secara primer dari kornea meskipunseringkali biasanya menyebar ke kornea dari konjungtiva. Epitel
yangditempati oleh flikten rusak, membentuk ulkus dangkal yang mungkin hilangtanpa pembentukan jaringan parut. Flikten khas biasanya unilateral
pada atau di dekat limbus, pada konjungtiva bulbar atau kornea, dapat satu atau lebih, bulat, meninggi, abu-abu ataukuning, hiperemis, terdapat nodul
inflamasi dengan dikelilingi zonahiperemik pembuluh darah. Flikten konjungtiva tidak menimbulkan jaringan parut. Jaringan parut fibrovaskuler
kornea bilateral limbus cenderungmembesar ke bawah daripada ke atas mungkin mengindikasikan fliktensebelumnya. Flikten yang melibatkan
kornea sering rekuren, dan migrasisentripetal lesi inflamasi mungkin berkembang. Kadangkala, beberapainflamasi menimbulkan penipisan kornea
dan jarang menimbulkan perforasi.
Manifestasi Klinis
Tanda
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
a.konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
b.produksi air mata berlebihan (epifora)
c.kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis)seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel
konjungtiva bagian atas.d.pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagaireaksi nonspesifik peradangan.e.pembengkakan kelenjar
(folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.f.terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).g.dijumpai sekret dengan berbagai
bentuk (kental hingga bernanah).
Gejala
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkankotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang
kentaldan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkankotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat
gatal,terutama pada konjungtivitis karena alergi.
a.mata berair
b.mata terasa nyeri
c.mata terasa gatal
d.pandangan kabur
e.peka terhadap cahayaf.terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
Komplikasi
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisamenyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi.
Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak ertanganidiantaranya:
1.glaukoma
2.katarak
3.ablasi retina
4.komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulitdari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis
5.komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
6.komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di
korneayang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta
7.komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu penglihatan
Diagnosa
a. Gejala Subyektif Konjungtivitis flikten biasanya hanya menyebabkan iritasi dengan rasa sakit dengan mata merah dan lakrimasi. Khasnya pada
konjungtivitis flikten apabila kornea ikut terlibat akan terdapat fotofobia dan gangguan penglihatan. Keluhan lain dapat berupa rasa berpasir.
Konjungtivitis flikten biasanya dicetuskan oleh blefaritis akut dan konjungtivitis bakterialakut.
b. Gejala Obyektif Dengan Slit Lamp tampak sebagai tonjolan bulat ukuran 1-3 mm, berwarna kuning atau kelabu, jumlahnya satu atau lebih yang
disekelilingnya terdapat pelebaran pembuluh darah konjungtiva (hiperemia). Bisa unilateral atau mengenai kedua mata.
c.Histopatologi
Flikten terlihat sebagai kumpulan sel leukosit netrofil yang dikelilingi olehsel limfosit, sel makrofag dan kadang-kadang sel datia berinti
banyak.Pembuluh darah yang memperdarahi flikten mengalami proliferasi endoteldan sel epitel di atasnya mengalami degenerasi.d.
LaboratoriumDapat dilakukan pemeriksaan tinja, kemungkinan kuman dan adanyatuberkulosa paru dan pemeriksaan kultur konjungtiva.
Pemeriksaan dengan pewarnaan gram pada sekret untuk mengidentifikasi organisme penyebabmaupun adanya infeksi sekunder (Alamsyah, 2007).
Penatalaksanaan
Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontraminasi mata yang sehat atau
mata oranglain. Perawat dapat memberikan intruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang sehat,
mencuci tangansetelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap,handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah untuk
membersihkan mata yangsakit. Asuhan khusus harus dilakukan oleh personal asuhan kesehatan gunamengindari penyebaran konjungtivitis antar
pasien.Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitiskarena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15
%) atauantibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitiskarena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena virus
pengobatanterutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder,konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5
%,rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki
higienekelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisialtears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada
kasus ringan.
Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasiantibiotik-steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai
adanyairitis. Pada banyak kasus Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QIDcukup efektif, tanpa adanya kontraindikasi.Apabila etiologinya
dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea,diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama dengan pemberian
salep antibiotik topikal seperti bacitracin atauerythromycin sebelum tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan padakulit TID juga efektif.
Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini,diganti dengan
doxycycline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO.Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray
dada untuk menyingkirkan tuberkulosis (Alamsyah,2007).
Prognosis
Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang lain bersifat sekunder akibat kelainan pada sistem
organ tubuhlain, kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal dan dapatdikontrol sehingga penglihatan dapat dipertahankan.Bila
segera diatasi, konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Namun jika bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa
menyebabkankerusakan pada mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi sepertiGlaukoma, katarak maupun ablasi retina.