You are on page 1of 18

BAB I

1.1.

Latar Belakang
Bangsa yang besar dan kuat di era globalisasi bukan karena bangsa tersebut

memiliki jumlah penduduk yang besar atau banyak dengan daya saing dan
produktifitas rendah, melainkan bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Terutama dalam percaturan
dunia, seperti pada bidang ekonomi, politik dan pengembangan teknologi, mulai
dari hilir hingga hulu.
Sejarah membuktikan, tidak ada satu pun bangsa atau negara di dunia ini
yang maju, modern dan rakyatnya sejahtera karena bangsa itu memiliki kekayaan
alam yang berlimpah. Semua bangsa atau negara yang maju, sejahtera dan modern
sejak dulu, sekarang, dan yang akan datang adalah karena mereka memiliki SDM
yang unggul, berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dengan begitu akan mampu
melakukan inovasi secara kreatif dan cerdas dalam mengelola sumber daya alam
(SDA) yang bernilai tinggi bahkan mampu menciptakan Sumber Daya Buatan
(SDB) dengan nilai tambah (added value) yang sangat tinggi.
Pertambahan nilai pada SDA dan SDB yang optimal akan mampu
mereduksi bahkan menghilangkan eksploitasi SDA seperti yang banyak terjadi
khususnya pada negara-negara berkembang. Ini berarti bahwa di tangan SDM
yang berkualitas tinggi dengan daya saing tinggi maka pengelolaan dan
pemanfaatan SDA akan sustainable (berkelanjutan), kerusakan lingkungan dapat
diminimalisasi, dan kesejahteraan rakyat suatu bangsa akan tercapai. Dengan
demikian, pengembangan SDM bagi suatu negara adalah suatu keniscayaan atau
keharusan. Sebab pengembangan SDM adalah investasi negara yang akan
menentukan kemajuan bangsa tersebut, kini dan di masa depan. Pengembangan
itu dilakukan melalui kebijakan-kebijakan politik dalam sebuah negara.

1.2.

Tujuan Penulisan
3 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

1. Mengetahui hubungan kependudukan di suatu negara terhadap sistem


politik di negara tersebut.
2. Menganalisis pengaruh jumlah penduduk dengan kebijakan politik di suatu
negara.

BAB II
2.1.

Pengertian Penduduk
4 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

2.1.1. Pengertian Dasar Tentang Kependudukan


Para ahli membedakan antara ilmu kependudukan (demografi) dengan studistudi tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal dari bahasa
Yunani demos: penduduk dan Grafien: tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang
kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi
kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat
kualitatif. Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut Formal
Demography Demography Formal) lebih banyak menggunakan hitunganhitungan statistik dan matematik. Tetapi Demografi yang bersifat kualitatif lebih
banyak menerangkan aspek-aspek kependudukan secara deskriptif analitik.
Sedangkan

studi-studi

kependudukan

mempelajari

secara

sistematis

perkembangan, fenomena dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya


dengan situasi sosial di sekitarnya.
2.1.2.

Tujuan dan Kegunaan Ilmu Kependudukan


Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalu

kita perhatikan adalah cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan


migrasi. Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas
sosial dan tingkat perkawinan. Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang
kemudian digunakan sebagai variabel (pengubah) yang dapat menerangkan hal
ihwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentang
pertumbuhan masa lampau dan persebarannya. Tentang hubungan antara
perkembangan penduduk dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentang
prediksi pertumbuhan penduduk di masa mendatang dan berbagai kemungkinan
akibat-akibatnya. Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat
berguna bagi berbagai pihak di dalam masyarakat. Bagi pemerintah informasi
tentang kependudukan sangat membantu di dalam menyusun perencanaan baik
untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan, pertanian, pembuatan jalan-jalan
atau bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang kependudukan
5 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

juga tidak kalah pentingnya. Para pengusaha industri dapat menggunakan


informasi tentang kependudukan untuk perencanaan produksi dan pemasaran.
Teori Kependudukan
1. Teori Sosial
2. Teori Natural
3. Teori Transisi Demografi
Teori Sosial
1. Robert Malthus (pesimistis)
An Essay on Population :
Penduduk berkembang menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, ), sedangkan
bahan pangan berkembang menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, ).
Kelemahan :
Tidak memperhitungkan kemajuan transportasi
Tidak memperhitungkan kemajuan bidang teknologi

(terutama

pertanian)
Tidak memperhitungkan usaha pembatasan kelahiran.
2. Arsene Dumont (kapilaritas sosial)
Dimana manusia selalu ingin meningkatkan status sosialnya. Semakin
tinggi status sosialnya, semakin enggan memproduksi anak dan makin lepas
dari lingkungan natural dan keluarganya.
Teori Natural
1. Raymond S. Pearl (sudut pandang naturalistik )
Arah pertumbuhan penduduk mengikuti kurva normal, akibat pengaruh
kepadatan penduduk di ruang hidup. Semakin tinggi kepadatan penduduk,
maka tingkat fertilitas berkurang. Jika ada perubahan, misalnya sistem
ekonomi berubah, maka akan terbentuk kurva normal yang baru.
6 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

2. Corrado Gini (sudut pandang statistik biologi)


Pertumbuhan penduduk mengikuti kurva parabola matematik. Mulamula pertumbuhan cepat, mencapai kedewasaan, kemudian tua dan menurun
jumlahnya berdasarkan kondisi sel-sel tubuh manusia. Turunnya daya
reproduksi karena kelelahan psikologis akibat persaingan dalam masyarakat.

3. Michael T.Sadler dan Thomas Doubleday (sudut pandang fisiologis )


Sadler mengemukakan, bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh
jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah atau negara. Jika kepadatan
penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika
kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat.
Teori Doubleday hampir sama dengan teori Sadler, hanya titik tolaknya
berbeda. Kalau Sadler mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk
berbanding terbalik dengan tingkat kepadatan penduduk, maka Doubleday
berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan
bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan
turunnya daya reproduksi manusia. Jika suatu jenis makhluk diancam bahaya,
mereka akan mempertahankan diri dengan segala daya yang mereka miliki.
Mereka akan mengimbanginya dengan daya reproduksi yang lebih besar
(Iskandar, 1980). Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan
merupakan perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan
pangan justru merupakan faktor pengekang perkembangan penduduk. Dalam
golongan masyarakat yang berpendapatan rendah, seringkali terdiri dari
penduduk dengan keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai
kedudukan yang lebih baik biasanya jumlah keluarganya kecil.
Teori Transisi Demografi

7 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Teori ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan yang


dinyatakan menurut tahap-tahap sesuai dengan pertumbuhan dan berubahnya
keadaan penduduk.
Tahap 1: Jika Angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran,
menghasilkan angka pertumbuhan nol (zero).
Tahap 2: Jika Angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka
kelahiran, maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif
dan meningkat terus.
Tahap 3: Jika Angka kematian terus menerus dan disertai dengan menurunnya
angka kelahiran, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif
akan tetapi menurun.
Tahap 4: Jika Angka kematian dan angka kelahiran juga rendah, maka hasilnya
adalah pertumbuhan yang semakin berkurang yang pada akhir akan
mencapai nol (zero).

2.2.

Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di dunia selalu menunjukkan angka yang positif.

Artinya tingkat penduduk yang lahir (natalitas) lebih banyak daripada angka
penduduk yang mati (mortalitas) dan juga jumlah penduduk dalam tingkat migrasi
lebih mengarah pada angka dimana penduduk pendatang lebih banyak daripada
penduduk yang pergi terutama di daerah perkotaan. Pertumbuhan yang sangat
besar ini menjadikan momok tersendiri bagi masyarakat penghuni dunia dengan
segala resiko dari segi perekonomian maupun wilayah yang masih tersedia di
bumi. Terlebih dengan meningkatnya layanan kesehatan dan perkembangan
teknologi di bidang kesehatan maupun layanan masyarakat saat ini, menjadikan
salah satu indikator menurunnya tingkat kematian (mortalitas) jika dibandingkan
dengan beberapa dekade silam, terutama saat-saat setelah perang dingin.
8 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Pertumbuhan penduduk yang tinggi menuntut daya produksi yang tinggi


dalam rangka untuk menanggulangi atau memenuhi hajat hidup masyarakat
tersebut. Banyak negara-negara di dunia yang tergerus oleh inflasi maupun
kemiskinan jangka panjang dikarenakan tidak sesuai dengan pertumbuhan
penduduk yang terjadi di negara tersebut
Contohnya di bidang ekonomi Indonesia, kemiskinan dan krisis moneter
tidak bisa dielakkan lagi dengan salah satu penyebabnya adalah tidak
seimbangnya tingkat produksi dengan tingkat pertumbuhan penduduknya.
Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia pada periode 1980-1990
mencapai angka 1,98 % dan pada periode 1990-2000 mencapai 1,49 %. Angka ini
menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran negara-negara dengan kepadatan
penduduk yang relative besar. Pada tahun 2000 saja Indonesia sudah memiliki
penduduk sebesar 206.264.595 jiwa. Namun, dengan jumlah penduduk Indonesia
yang

besar

tersebut,

perekonomian

Indonesia

masih

tergolong

lambat

pertumbuhannya. Dengan artian negara ini masih dalam lembah kemiskinan atau
belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
Fenomena diatas berbeda dengan China yang juga berkependudukan tinggi.
Namun,

tidak bernasib sama seperti Indonesia. Pertumbuhan perekonomian

China relatif besar, terbukti tahun antara tahun 1980 sampai 2005, perekonomian
China tumbuh hingga angka 10% dan pada tahun 2009 mencapai 8,9%. Angka ini
merupakan angka yang lebih besar dari prediksi para ahli ekonomi negara
tersebut. Perkembangan perekonomian China terus membaik semenjak periode
1980-an. Padahal di awal tahun 1990-an, penduduk keturunan China bertambah
1% di Filipina, di Indonesia menigkat sebesar 2-3 %, di Thailand mencapai 10%
dari total penduduk Thailand, dan di Malaysia hingga sepertiga dari total
penduduk Malaysia.
Dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 miliar jiwa, China berhasil menjadi
salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Bahkan,
dipercaya akan memimpin kekuatan perekonomian dunia bersama Korea dan
9 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Jepang menggusur dominasi Amerika serikat sebagai negara super power saat ini.
Sukses negara berjuluk Tirai Bambu ini tidak lepas dari banyaknya penduduk
yang dimiliki ditambah lagi dengan keturunan penduduk China yang tersebar di
seluruh negara-negara belahan dunia.
2.2.1. Penduduk Mempengaruhi Kebijakan Politik Sebuah Negara
Penduduk mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan sebuah
negara. Penduduk adalah objek sekaligus subjek dari pembangunan dalam sebuah
negara.

Penduduk sebagai objek pembangunan artinya bahwa tujuan

pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai


subjek pembangunan, penduduk sebagai pelaku yang akan melaksanakan
pembangunan. Secanggih apapun teknologi yang digunakan, sebesar apapun
modal fisik yang tersedia, jika penduduk tidak mempunyai nilai lebih dalam
melaksanakan pembangunan (tidak berkualitas), maka dapat dikatakan bahwa
negara tersebut sulit untuk maju. Jadi penduduk di sini sebagai salah satu modal
yang terpenting dalam membangun sebuah negara. Dimana setiap individu
seharusnya mempunyai pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kemampuan
inovasi.
Dalam hal ini negara/pemerintah dapat

mengembangkan SDM

melalui berbagai macam cara, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi


dan sebagainya. Tanpa mengabaikan fungsi yang lainnya maka
pendidikan dan penguasaan teknologi adalah prasarat utama dalam
menghadapi era yang semakin canggih. Saat ini telah diakui bahwa
pengembangan sumber daya manusia (SDM) suatu negara adalah
unsur

pokok

bagi

kemakmuran

dan

pertumbuhan

serta

untuk

penggunaan yang efektif atas sumber daya modal fisiknya. Investasi


dalam bentuk modal manusia (human capital) adalah komponen
integral dari semua upaya pembangunan.

10 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

2.3. Studi Kasus: Republik Rakyat China (RRC)


2.3.1. Profil Negara Republik Rakyat China
Republik Rakyat China merupakan sebuah negara yang berfaham komunis,
terletak di Asia Timur yang beribu kota di Beijing dengan kota besar yang
terkenal, Shanghai. Negara ini adalah negara dengan kapasitas penduduk terpadat
di dunia. Sensus penduduk pada tahun 2000 sekitar 1.242.612.226 jiwa dan
diperkirakan pada tahun 2010 sebesar 1.338.612.968 jiwa. RRC merupakan salah
satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Peradaban China kuno merupakan salah satu peradaban termasyhur di tanah
Asia. Dalam sejarah, kawasan China kuno ini meliputi wilayah Zona Tionghoa
yang terdiri dari Korea, Vietnam, pulau Liu Chin. Sekarang kawasan-kawasan ini
menjadi negara-negara yang bebas terbentang dari negara RRC, Korea ( Utara dan
Selatan), Hongkong, Singapura dan Taiwan. Negara-negara bekas kawasan China
kuno ini telah bermetamorfosis menjadi negara-negara adidaya kawasan Asia,
menemani negara tetangga, Jepang. Jepang sendiri pada masa kuno menguasai
kawasan Zona Asia Dalam yang meliputi non-China, Manchu, Mongol, Uighur,
Turki, dan Tibet.
2.3.2. Penduduk China
Kuantitas Penduduk
1. Pertumbuhan penduduk negara ini adalah 0,8% setiap tahun.
2. Sebagaian besar penduduk tinggal di wilayah pedesaan.
Kualitas Penduduk
1. Pendidikan penduduknya sebagian besar sudah tamat SLTA.
2. Angka harapan hidup penduduknya adalah 71 tahun.
3. Penduduknya mempunyai pendapatan perkapita $ 7.640.

11 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

2.3.3. Kebijakan Pemerintah China Terkait Masalah Kependudukan


Pemerintah

China

telah

menggunakan

beberapa

metode

untuk

mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1979, China memulai


"kebijakan satu anak per keluarga". Kebijakan ini menyatakan bahwa warga
negara harus mendapatkan akte kelahiran sebelum kelahiran anak mereka. Warga
akan ditawarkan manfaat khusus jika mereka sepakat untuk hanya memiliki satu
anak. Warga negara yang memang memiliki lebih dari satu anak akan dikenakan
pajak sampai 50% dari pendapatan mereka, atau dihukum kehilangan pekerjaan
atau manfaat lainnya. Selain itu, kehamilan yang tidak direncanakan atau
kehamilan tanpa otorisasi yang tepat akan perlu dihentikan. Pada tahun 1980,
sistem kuota kelahiran didirikan untuk memantau pertumbuhan penduduk. Di
bawah sistem ini, pemerintah menetapkan tujuan target untuk setiap wilayah.
Pejabat lokal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa populasi total
pertumbuhan tidak melebihi target sasaran. Jika target sasaran tidak dipenuhi, para
pejabat lokal dihukum oleh hukum atau oleh hilangnya hak istimewa.
Metode pengendalian populasi. Metode lain yang telah digunakan oleh
pemerintah China untuk membatasi meningkatnya total populasi, termasuk
program pengendalian kelahiran dan perubahan ekonomi. Pada era '80-an, tujuan
sterilisasi telah ditetapkan dan diwajibkan bagi orang yang memiliki dua anak.
Pada puncaknya pada tahun 1983, tercatat legasi tubal, vasectomi dan aborsi
meningkat hingga sebesar 35% dari total kelahiran. Selain itu, perekonomian
utama berubah dari pertanian ke industri. Pemerintah menggunakan ini sebagai
keuntungan dalam menyebarkan pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi akan
menghambat pertumbuhan populasi.
Masalah yang terkait dengan kebijakan kependudukan. Ada banyak
masalah yang terkait dengan kebijakan dan program yang ditetapkan oleh pejabat
China. Pertama, program ini sulit untuk diterapkan dan hanya menghadirkan
sedikit kesuksesan. Pejabat lokal yang bertanggung jawab atas total pertumbuhan
telah memalsukan laporan untuk menghindari hukuman. Akibatnya, tidak adanya
12 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan
Politik

laporan jumlah kelahiran sebanyak 27% pada tahun 1992. Selain itu, sesuai
dengan sistem kuota kelahiran masih rendah. Dari 14.808 bayi lahir antara 19801988, hanya sekitar setengah yang memiliki izin kelahiran sesuai hukum. Mereka
yang lahir dengan legal, 88% adalah anak pertama yang kemudian diizinkan lahir.
Selanjutnya, jika anak kedua lahir, hanya 11% yang diizinkan. Terakhir, orangorang dari masyarakat pedesaan, yang ingin memiliki keluarga yang lebih besar
untuk membantu peternakan keluarga, tidak bisa mentaati sistem kuota kelahiran.
Konsekuensi sosial dan politik. Pemerintah China juga harus berurusan
dengan pergolakan politik dan sosial sebagai akibat dari kebijakan yang ketat.
Amerika Serikat, serta banyak negara lain, secara terbuka telah menyatakan
ketidaksetujuan mereka dengan para pemimpin China untuk kebijakan sterilisasi
mereka. Selain itu, warga China telah membalas dengan aksi kekerasan terkait
dengan kebijakan satu anak. Akhirnya, preferensi budaya untuk anak-anak telah
menyebabkan sejumlah besar insiden pembunuhan bayi perempuan. Akibatnya,
pemerintah China telah mengambil kebijakan "daughter only household" yang
memungkinkan pasangan pedesaan yang awalnya memiliki anak perempuan
pertama diizinkan untuk memiliki anak kedua.
Manfaat sosial dan ekonomi. Selama lima puluh tahun terakhir, China
telah meningkatkan standar hidup dengan tetap menurunkan tingkat pertumbuhan.
Akses ke sumber daya alam telah meningkat secara drastis sejak tahun 1980.
Menurut State Family Planning Commission (SFPC), cakupan air ledeng telah
meningkat dari 84% persen menjadi 94% dalam lima belas tahun terakhir. Selain
itu, cakupan gas alam telah meningkat dari 16% menjadi 73%. Selain itu, cakupan
medis telah diperluas untuk mencakup kelahiran dan asuransi kompensasi pekerja
bagi para ibu yang mengikuti kebijakan kelahiran di China. Pada tahun 1998, 19%
penduduk China menggunakan kebijakan ini. Manfaat lainnya adalah peningkatan
harapan hidup rata-rata dari 35 tahun pada tahun 1949 menjadi 70 tahun pada
tahun 1996, dan menurunkan angka kematian bayi dari 200:1000 menjadi
33:1000.
13 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Hasil di masa depan. Reformasi serius adalah yang diperlukan untuk


memastikan bahwa penduduk China tidak akan terus tumbuh. Kebijakan yang
lebih baik, pendidikan yang lebih baik, dan urbanisasi dapat membantu China
untuk mencapai target populasi. Sejak tahun 1980, China telah menyadari
pentingnya kolaborasi antar lembaga, dan itulah yang membuat SFPC terbentuk.
Lembaga ini, bersama dengan yang lain bertugas mengumpulkan informasi
tentang total populasi dan membantu pemerintah untuk melaksanakan kebijakan.
Proyeksi pertumbuhan penduduk China diperkirakan sekitar 1,5 miliar pada tahun
2025 (PRB 7). Angka ini akan terus meningkat, dan beban sosial dan ekonomi
akan terus mewabahi semua orang yang tinggal di China.
2.3.4.

Kemajuan China
Jika dilihat dari sudut perekonomian dan tatanan kenegaraan, China telah

melewati tiga fase panjang dalam sejarah perekonomian maupun kenegaraannya


setelah bangsa ini berubah menjadi negara reformasi. Pertama berkisar pada tahun
1946-1976,

merupakan

era

Mao

Zedong.

Negara

China

pada

masa

kepemerintahan Mao cenderung tetutup dari politik luar negeri maupun


perekonomian luar negeri. Segala kebijakan yang berkenaan dengan politik,
budaya, maupun pendidikan hanya diputuskan di pusat pemerintahan, yakni di
Beijing dan dilandaskan pada ajaran Mao (Maoisme). Atas ketertutupan inilah
maka China dijuluki sebagai Negara Tirai Bambu.
Fase kedua yang berkisar pada tahun 1978-2008 merupakan fase
kepemimpnan Deng Xioping. Pada masa kepemimpinannya negara China
cenderung terbuka baik dalam perekonomian maupun dalam berpolitik di kancah
domestik maupun internasional. Deng Xiaoping merupakan pemimpin yang
sangat dikagumi rakyat dalam kepemimpinannya. Kepandaiannya dalam
berpolitik dan berdiplomasi sangat hebat. Seorang negarawan Malaysia, DR.
Mahathir Muhammad dalam A Globalization With Commen Development
(Oktober 2001) mengatakan Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa salah satu pria
terhebat abada ke-20 adalah Deng Xiaoping, bapak dari empat modernisasi China.
14 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Petuah-petuahnya harus selalu ada di benak kita bila berbicara tentang isu-isu
besar dunia, bahkan untuk selamanya.
Dari pernyataan DR. Mahathir telah digambarkan betapa besarnya sosok
pemimpin Deng Xiaoping dimata kawan maupun lawan berpolitiknya. Pemimpin
China yang satu ini juga memberikan andil yang besar atas kebijakan-kebijakan
yang diambil oleh keputusan pemerintah pusat. Dalam perekonomian misalnya,
Deng berani mengambil suatu kebijakan yang krusial, yakni sedikit melenceng
dari rambu-rambu faham sosialis. Deng berkata dalam pidato kenegaraannya
Tidak penting seekor kucing itu berwarna hitam maupun putih, yang penting
adalah seekor kucing bisa menangkap tikus.
Ucapan Deng tersebut ditujukan untuk menanggapi kritikan negara-negara
sosialis yang tidak mengakui kepemilikan maupun kekayaan individu, meliputi
negara-negara bekas Uni Soviet. Pada awalnya, China merupakan negara yang
berfaham

sosialis

dalam

tatanan

perekonomian

mereka,

namun

Deng

memerintahkan orang-orang pemerintahan di bawahnya untuk mengambil


beberapa kebijakan yang baik dan bisa mendatangkan keuntungan bagi negaranya,
walaupun harus bertentangan dengan kebijakan kaum sosialis pada umumnya.
Namun China masih mengklaim dirinya sebagai negara sosialis dan kebijakan
perekonomian yang diambil juga mayoritas mencerminkan kesosialismenya.
Selain kebijakan di bidang perekonomian, Deng juga mengambil kebijakan
di dalam menanggulangi masalah over-population. Deng menerapkan kebijakan
satu anak bagi setiap keluarga di China. Kebijakan yang kemudian dijadikan
sebagai peraturan negara, diambil atas dasar kekhawatiran pemerintahan terhadap
meledaknya jumlah penduduk di China. Akan tetapi kebijakan ini tidak berjalan
sebagaimana yang diharapkan pemerintah. Peraturan satu anak hanya berjalan di
pusat-pusat perkotaan, sementara di desa dan daerah-daerh pelosok masih belum
bisa dilaksanakan oleh masyarakat. Mengingat pada waktu itu pedesaaan
cenderung membutuhkan anak laki-laki untuk menggarap tanah yang warga
miliki.
15 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Kepemerintahan Deng juga membuat revolusi dibidang pendidikan. Pada


awal mula dia memerintah Republik Rakyat China, Deng sangat memperhatikan
pendidikan di negaranya. Deng berkata dalam pidato di depan masyarakat China
(1978) : Bila China ingin memodernisasi perindustrian, pertanian, dan
pertahanan, maka yang harus dimodernisasikan dulu adalah sains dan teknologi
serta menjadikannya kekuatan produktif.
Fase ketiga adalah masa-masa generasi penerus, pada tahun 1992-2003
China diperintah oleh Jiang Zemin/ Zhu Rongji dan diteruskan lagi oleh duet Hu
Jianto/ Wen Jiabo sejak tahun 2003 sampai sekarang. Hu/ Wen tetap menjalankan
landasan-landasan dan juga cita-cita yang dirintis oleh Deng Xioping. Kebijakankebijakan yang diambil Hu/Wen mencerminkan betapa Deng sangat hidup di hati
masyarakat China. Hu/Wen juga bisa menghantarkan China hingga saat ini.
Keberhasilan China dalam perekonomian sudah terbukti kredibilitasnya.
Terbukti sejak tahun 1980 hingga saat ini China masih terus tumbuh dengan ratarata angka pertumbuhan perekonomian yang hampir mencapai dua digit setiap
tahunnya. Perindustrian China telah melakukan terobosan-terobosan baru dalam
memasuki pasar perindustrian. Semua ini didukung oleh sumber daya manusia
yang tinggi juga aliran dana yang masuk dari kalangan investor baik investor
domestik maupun luar negeri.
Besarnya FDI (Foreign Direct Investment) yang masuk ke negeri China
menjadi salah satu faktor pemicu berkembangnya perindustrian China yang
modern. Dengan kuatnya modal yang dimliki China, maka perindustrian akan
terbantu karena ada dana yang cukup besar untuk menggerakan sector produksi
China yang tentunya akan meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) sehingga
mampu meningkatkan perekonomian.
China sangat pintar dalam menarik investor asing untuk berinvestasi,
tercatat pada awal Maret 2009 China mendapatkan kurang dari 100 juta dolar
FDI yang berpengaruh 3,4% dari total keseluruhan PDB. Mayoritas dari FDI ini
datang dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Taiwan,
16 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Hongkog, maupun investor yang notebene adalah penduduk keturunan China


yang tinggal di belahan dunia. Loyalitas para keturunan China terhadap negara
asal nenek moyangnya memang tidak diragukan lagi. Sebanyak 68,3% dari FDI
berasal dari Hongkong, 9,3% berasal dari Taiwan dan sisanya dari investor negara
lain yang juga mayoritas merupakan keturunan penduduk China yang berhasil di
negara-negara lain.
Di sinilah sebenarnya kekuatan China, selain kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dalam urusan birokrasi yang sangat mudah, terutama dalam urusan
penarikan dana bantuan dari luar negeri, solidaritas dari penduduk keturunan
China yang tinggal di negara lain memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menggapai

cita-cita

pemimpin

maupun

rakyat

China,

yaitu

mencapai

kemakmuran perekonomian dan menjadi macan Asia bersama Korea dan Jepang
yang telah mendahului mereka sebelumnya.

BAB III

Kesimpulan
Suatu negara secara umum dikatakan maju apabila negara tersebut dapat
menunjukkan adanya tekhnologi dan industri yang baik, sebab secara umum juga
diakui bahwa negara yang maju dalam tekhnologi maupun industri akan dapat
bersaing dengan negara lain yang kurang atau tidak maju teknologi maupun
industrinya secara positif.
17 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Keunggulan dalam bidang teknologi dan industri ini adalah sejajar dengan
adanya kemampuan untuk menyerap ataupun untuk menemukan sesuatu yang
baru yang dapat dipakai untuk mempertinggi nilai hasil sumber daya alam yang
ada sehingga akan mendapatkan nilai tambah yang pada gilirannya akan
menambah kesejahteraan negara entah itu lewat kebijakan pajak ataupun lewat
penjualan ataupun royalty yang dibayarkan oleh pemakai jasa dan produksi yang
telah diubah lewat tekhnologi dan industri yang ada.
Adanya sumber daya manusia yang memadai tidak akan berguna jika tidak
diatur sedemikian rupa agar didapat kemanfaatan yang besar bagi masyarakat dan
negara secara keseluruhan, karena ini adalah hasil budaya dalam kehidupan
manusia.
Sumber daya manusia apabila diatur dengan baik akan dapat menentukan
kemajuan suatu negara dan sumber daya manusia yang ada adalah berkualitas atau
dengan kata lain kualitas sumber daya manusia menentukan kemajuan suatu
negara, negara dalam hal ini adalah payung tempat manusia diatur melalui
kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Contoh negara yang mampu mengoptimalkan Sumber daya manusianya
adalah China. China dengan jumlah penduduk tertinggi mampu memanfaatkan
Sumber Daya Manusia secara optimal. Hal tersebut terlihat

pada kemajuan

teknologi dan industri China. Hal ini menjadikan perekonomian China terus
meningkat ke arah yang positif.

18 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

Daftar Pustaka

aurorastevani.wordpress.com/2010/04/05/china-economys-policy-meansoffensive/
christdhawie.blogspot.com/2011/07/teori-teori-kependudukan.html
dunia.vivanews.com/news/read/206960-stabilitas-china-diancam-kebijakan-satuanak
file.upi.edu//kependdk2_%5BCCompability_Mode%5D.pdf
19 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

maps.unomaha.edu/peterson/funda/sidebar/chinapop.html
nesaci.com/teori-dan-pengertian-kependudukan/
skalanews.com/baca/news/3/0/92065/internasional/satu-anak-berhasil-pertumbuhan-penduduk-china-melambat-.html
www.nttonlinenews.com/ntt/index.php?
option=com_content&view=article&id=6673:masa-depankapitalisme&catid=42&Itemid=64

20 Pengaruh Penduduk Dalam Pembuatan Kebijakan

Politik

You might also like