Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Permasalahan
energi
di
harus
segera
diatasi.
tidak
sesuai
ketersediaan
energi.
energi
semakin
yang
dengan
Salah
satu
meningkat
tidak
dapat
diperbaharui.
minyak
bumi
secara
terus
sesuai
bahan
dengan
keperluan
Bahan
bakar
alternatif
yang
transesterifikasi
akan
terjadi
dinilai
juga
dapat
menggantikan
ester.
bahan
dari
katalis
ester
bakar
yang
(Hambali,
Berdasarkan
hal
berasal
dkk.,
2007).
tersebut
maka
Reaksi
transesterifikasi
untuk
transesterifikasi
dibantu
katalis
ester.
alkohol
ester
merupakan
diperoleh
dari
reaksi
minyak
diesel
yang
Metil
digunakan
ester
untuk
sangat
bahan
baik
bakar
transesterifikasi.
ester.
menghasilkan
Pada
yang
proses
ester
dihasilkan
esterifikasi
transesterifikasi
dan
lemak
melalui
atau
mempunyai
reaksi
alkohol
dengan
yang
trigliserida.
terkandung
Reaksi
dalam
esterifkasi
yang
Metil
dengan
Metil
basa.
mempercepat
reaksi
asam.
2000;
(Darnoko
dan
Groggins,
1958;
percobaan
ini
menggunakan
beberapa
tahapan
pencampuran
metode
yaitu
larutan
refluks
pemisahan
tahap
melalui
dan
campuran
tahap
melalui
boleh
magnetic
diatas
stirrer
65C.
Hasil
menghasilkan
metil
ester
dan
II.
METODOLOGI
dengan
pengaduk,
refluks.
dalam
alat
kondensor
percobaan
pemanas,
beaker
yang
glass,
ini
sawit
dimasukkan
sedikit
demi
batang
disertai
botol
Setelah
dengan
minyak
pengadukan.
kelapa
dimasukkan,
Setelah
campuran
sawit
campuran
direfluks
selesai
Prosedur Kerja
dan
didiamkan
hingga
menit
kemudian
dimasukkan
0,4
gram
dan
didiamkan
hingga
refluks
20 mL minyak
Rangkaian Alat
5.
Dimasukkan
kelapa sawit
minyak kelapa
hingga minyak
sawit sedikit
kelapa sawit
demi sedikit
tercampur
disertai
pengadukan
Diperoleh
senyawa baru
Campuran
6.
direfluks dengan
suhu 65C
selama 1 jam
Gambar
1.
Rangkaian
alat
dipindahkan
transesterifikasi
III.
7.
Data Pengamatan
No.
1.
Perlakuan
Dimasukkan
Hasil refluks
kedalam corong
dimasukkan ke
pisah
dalam corong
pisah
Ditambah
akuades 30 mL
Pengamatan
40 mL metanol
Ditambahkan
metanol ke
dalam labu leher
Campuran
akuades
1 mL HCl
Ditambahkan
Campuran
HCl 5 M
didiamkan
8.
tiga
0,4 gram
2.
Ditambahkan
padatan KOH
KOH
9.
Pengadukan
3.
Diaduk dengan
dilakukan
magnetic stirer
hingga KOH
hingga KOH
larut, dihasilkan
larut
k-metanolat
10.
4.
dirangkai
rangkaian alat
Campuran
pemisahan
dikocok dan
Terbentuk 2
didiamkan
lapisan. Lapisan
atas merupakan
Alat refluks
Disiapkan
hingga terjadi
Lapisan atas
lapisan metil
diambil
ester
11.
10 mL dietil eter
Sintesis Metil Ester melalui
Reaksi Transesterifikasi
bahan
bakar
Ditambahkan
dietil eter
12.
Campuran
13.
sebagai
Na2SO4
sama
dengan
ditambahkan
Keunggulan
secukupnya
alternatif
minyak
dari
ini
diesel.
bahan
yaitu
bakar
berasal
dari
dikocok dan
didiamkan
14.
Diambil lapisan
Dihasilkan metil
atasnya dan
ester murni
adalah
ditambahkan
Na2SO4
minyak
nabati
dan
lemak
Larutan disaring
15.
lemak
Pembahasan
Metil
hewani
bereaksi
dengan
merupakan
bantuan
katalis
(biasanya
basa)
lemak
rantai
panjang
yang
dkk., 2005).
yang
antara
akan
dihasilkan
dari
reaksi
terjadi
adalah
mengubah
transesterifikasi
dan
dan
esterifikasi,
(sehingga
hanya
yang
bagaimanapun
dikatalisis
oleh
asam
(Nourredine, 2010).
reaktifitasnya
reaksinya
tinggi
disebut
asam
bisa
ester/FAME)
terjadi
paling
jika
bahan
baku
lemak
(fatty
acid
daripada
methyl
biodiesel
etanol
reaktan,
merekomendasikan
baku
berat
dkk.,
bahan
asam
lemak
saat
yang
digunakan
maka
2010).
akan
Dengan
sebagai
diperoleh
minyak
untuk
menghindari
pembentukan
sabun.
dengan
katalis
basa
trigliserida
homogen
alkohol
berlebih
pada
dalam
transesterifikasi
alkoksida
reaksi
alkohol
yang
terbentuk
dan
kimia
untuk
bereaksi.
reaktif
suatu
sehingga
paling
Alkoksida
metanol
katalis
ketika
reaksi
yang
asam
umum
dan
sangat
lemak
digunakan
etanol,
adalah
terutama
2005).
3.
Katalis
dihasilkan
pada
reaksi
Katalis
berfungsi
mempercepat
reaksi
untuk
dengan
namun
kandungan
pada
asam
lemak
bebas.
tidak
menggeser
suhu
sekitar
letak
250C.
mempercepat
2003) :
1.
Suhu
Kecepatan
dan
secara
sedangkan katalis.
4.
atmosfer.
reaksi
reaksi
Kecepatan
reksi
akan
Pengadukan
Pada
suatu
reaksi
transesterifikasi,
temperatur
tinggi
fase
2.
Waktu reaksi
dihasilkan
semakin
karena
yang
reaktan-reaktan
berlangsung
lambat.
ini
akan
kesempatan
rektan
Namun
setelah
selama reaksi.
tercapai
tambahan
memberikan
kesetimbangan
waktu
reaksi
5.
Perbandingan reaktan
H2C
R1
C
O
HC
R2 + 3
C
O
H2 C
O
H
R3
H2C
Cheryan,
OH
H3C
2000).
Reaksi
Basa
bolak
balik yang
O
C
+ H3C Untuk
OH lambat.
HC relatif
mempercepat jalannya reaksi dan O
meningkatkan
hasil,
proses
metanol baik,
penambahan
gliserol
katalis
danmetil ester
campuran
yang
rasio
dan
akan
banyak
membentuk
molar
lain
antara
alkohol
alkohol
yang
dipakai
bereaksi
dengan
senyawa
alkohol
alkil
ester
(Bondioli,
viskositas
solar
juga
akan
dkk.,
2002).
Reaksi
alkohol
yang
terbakar.
Perbandingan
mudah
alkohol
metode
transesterifikasi,
yaitu
suatu
yang
alkohol
yaitu
metanol
metode
refluks
yang
senyawa
dan
reaksi
trigliserida
kimia
dan
migrasi
menggunakan
metode
didasarkan
didasarkan
ekstraksi
pada
yang
pemisahan
bantuan
dengan
R1
O
C
H3C yang
H2C OH
dilakukan dengan
pengadukan
trigliserida
Variabel
R2
R3
perbedaan kepolaran.
metil
ester
dengan
kemurniannya
(Daintith,
gambar
potassium metanolat :
sebagai
sumber
alkohol
1994).
lebih
Berikut
proses
tinggi
adalah
pembuatan
karena
lebih
ikatannya
mudah
dan
memutus
mereaksikannya
metanolat
Pada
pembuatan
larutan
disiapkan,
dimasukkan
Kalium
ke
hidroksida
berperan
mL.
pula
magnetic
untuk
Kemudian
dimasukkan
stirer
agar
laju
sebagai
katalis
(KOH)
mempercepat
basa.
reaksi
reaksi
Dalam
(Darnoko
perdagangan
KOH
transesterifikasi
dan
cenderung
Cheryan,
2000;
B. Reaksi Transesterifikasi
Pada
tahap
reaksi
transesterifikasi,
pertama
setelah
yang
KOH
dilakukan
larut
adalah
metanol
yang
larutan
k-metanolat
yang
telah
didasarkan
bentuk
asam
golongan
Tatang
bangun
rantai
minyak
asam
oleat-
pada
(2008)
beberapa
juga
membuktikan
perbandingan
karotenoid
(terutama
-karoten)
rendemen
suhu
77,99%
2003).
kamar
Berikut
(Mangoensoekarjo,
adalah
gambar
proses refluks :
bahwa
telah
minyak
metil
dengan
:
ester
(Sumangat
dan
metanol
sebesar
Tatang,
2008).
Ketika minyak kelapa sawit
dimasukkan ke dalam labu leher
tiga, pengadukan tetap dilakukan
agar minyak kelapa sawit cepat
bereaksi
dengan
K-metanolat.
digunakan
yang murni.
yaitu
sebesar
65C
C. Pemisahan Hasil
Setelah
refluks
selesai,
sesuai
Metanol
corong
proses
(Basri, 2003).
untuk
Refluks
metanol.
dilakukan
pisah
untuk
melakukan
pemisahan.
Tahapan
dengan
secara
pada
terjadi
yang
untuk
dan
larutan
metil ester :
sempurna,
pencampuran
ini
dimana
akan
digunakan
ketika
dipanaskan
pada
Underwood,
2002).
Berikut
ini
kemudian
akan
mengalami
pendinginan
dan
kondensasi
pada
kondensor
wadah
reaksi
sehingga
(Khopkar,
Gambar 4.
Proses pemisahan metil ester
2003).
Campuran
pada
pengadukan
menggunakan
Pengadukan
ester
stirer.
dari
refluks
dihasilkan
proses
yang
zat-zat
ini
sudah
pengotornya.
Selanjutnya ditambahkan 30 mL
dalam
corong
pisah.
Campuran
membentuk gliserol.
Lapisan
lapisan.
atas
(metil
ester)
Akuades
adalah
air
yang
kemudian
ditambahkan
n-heksan
perlakuan
dengan
menggunakan
didiamkan
metil
senyawa-senyawa
yang
bersifat
polar
terpisah
dari
sehingga
HCl
dalam
air,
ester
terbentuk
dengan
dua
sisa-sisa
murni.
hingga
ditambahkan
anhidrat
korosif
menyengat.
termasukbahan
1994).
stabil
HCl
berbau
Berdasarkan
percobaan,
pada
dalamnya.
sulfat
ke
natrium
temperatur
Natrium
normal.
dan
merupakan
terbakar.
metil
garam
lapisan
ester
bawah
(Daintith,
1994).
Selain
melalui
natrium
(pertambangan)
atau
proses
sulfat
sebagai
D. Mekanisme reaksi
rayon.
bereaksi
dalam
natrium
sulfat
yang
dari
(Khopkar, 2003) :
Natrium
bisulfat.
bentuk
sulfat
Natrium
terhidrasi
oleh
rantai
yang
utama
dipergunakan,
akan
reaksi
1. Reaksi
Substitusi
Bebas
terjadi
sehingga
ester
yang
didapatkan
dihasilkan
metil
setelah
proses
apabila
Radikal
sebuah
berpasangan.
gugus
elektron
yang
Pereaksi
yang
tidak
radikal
yang
menyebabkan
ini
dimulai
dengan
bebas
meneruskan
reaksi
baru
yang
berikutnya.
pasangan
elektron
yang
R-H + Cl . RCl + H .
bebas
dengan
transesterifikasi
ini
metode
terjadi
reaksi
Bila
suatu
reaksi
substitusi
substitusi
elektrofilik
reaksi
pergantian
disebut
Elektrofil
merupakan
muatan
elektrofil
umumnya
substitusi
(Arita,dkk., 2008).
merupakan
elektrofil.
negatif.
Jadi
reaksi
reaksi
Secara
3. Reaksi Substitusi Nukleofilik
Reaksi
terjadi
substitusi
apabila
mengganti
merupakan
umum,
(SN),
mekanisme
nukleofilik
gugus
nukleofilik
berikut:
yang
pereaksi
adalah
dengan
reaksi
asam
antara
bromida
IV.
karbon
hibrida-sp3
yang
KESIMPULAN
reaksi
transesterifikasi.
dengan
bantuan
katalis
basa.
2002.
dihasilkan
produk
utama
berupa
Analisis
Kimia
1995.
Kimia
Organik.
Erlangga. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Arita, S., Meta, B,D., dan Jaya, I.
2008. Pembuatan Metil Ester
Asam Lemak dari CPO off
Grade
dengan
Metode
Esterifikasi
dan
Sriwijaya.
I.
2006.
Kinetika
Transesterifikasi
Reaksi
Minyak
Syarif
Hidayatullah.
Jakarta
Basri,
S.
2003.
Kamus
Kimia.
Tagliabue,
S.
2002.
of
Palm
Transesterification
in
Oil
Batch
Biodiesel
Fuel
Production
by
Transesterification of Oils. J
Bioscie. Bioeng. 405
Groggins, P.H. 1958. Unit Processes
in
Organic
5th
Synthesis.
E.,
Mujdalipah,
S.,
Hendroko,
Menimba
R.
2008.
dari
Pakar
Bioenergi.
Agro
Ilmu
Teknologi
2012.
Kinetika
Reaksi
Transesterifikasi
Minyak
Analitik.
Erlangga.
Jakarta
Knothe,
Handbook.
AOCS
2010.
The
Homogeneous,
Catalysis
for
Transesterification
of
High
review,
Biotechnology
Minyak
Metil
Jarak
Ester
Pagar
Hasil
dan
Catalysis,
Industrial
Engineering
Chemistry
Production.
Bioresources
Belajar.
Yogyakarta.
Noureddine.
2010.
Teknik
&
Biodiesel
Kates,
M.,
2003,
Production
from
of
Design
and
Technological
Transesterification of Soybean
Assessment,
Bioresource
Jayaraj,
Performance
Kimia
Tahap.
&
Dua
S.,
and
2005.
emission