You are on page 1of 10

Vol.

II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

ISSN : 2088 - 8872

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI LANSIA WANITA YANG


TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN
WIROGUNAN DENGAN TINGGAL DI PANTI
WREDHA HANNA YOGYAKARTA
Juliantika1, Prabowo2, Amigo3
INTISARI
Latar Belakang: Peningkatan UHH menyebabkan populasi lansia meningkat. Masalah kesehatan
berupa gangguan mental yang sering terjadi pada lansia adalah depresi. Depresi lebih sering
terjadi pada wanita dan di daerah perkotaan. Angka depresi meningkat pada lansia yang berada
di institusi seperti panti wredha. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu provinsi di
Indonesia mempunyai masalah depresi pada lansia. Hasil studi pendahuluan di Panti Wreda
Hanna Yogyakarta menunjukkan bahwa 57,14% memiliki gejala depresi dan 14,29% lansia
wanita yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan Wirogunan juga memiliki gejala depresi.
Tujuan: Mengetahui perbedaan tingkat depresi lansia wanita yang tinggal bersama keluarga di
Kelurahan Wirogunan dengan tinggal di Panti Wredha Hanna Yogyakarta.
Metode Penelitian: Jenis penelitian deskriptif komparatif. Penelitian dilaksanakan di Panti
Wredha Hanna Yogyakarta dan di Kelurahan Wirogunan. Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling pada lansia yang tinggal di panti dan simple random sampling pada
lansia yang tinggal bersama keluarga dengan jumlah sampel 44 orang. Analisis data
menggunakan uji statistik U Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil: Depresi pada lansia wanita yang tinggal di Panti Wredha Hanna dialami sebanyak 50%
lansia dengan tingkat depresi 13,6% depresi ringan, 22,7% depresi sedang, dan 13,6% depresi
berat, sedangkan depresi pada lansia wanita yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan
Wirogunan dialami sebanyak 27,3% lansia yang keseluruhan mengalami depresi ringan.
Kesimpulan: Ada perbedaan tingkat depresi lansia wanita yang tinggal bersama keluarga di
Kelurahan Wirogunan dengan tinggal di Panti Wredha Hanna Yogyakarta, p-value = 0,033
(<0,05).
Kata Kunci: Tingkat Depresi, Lansia Wanita, Keluarga, Panti Wredha, Yogyakarta.
1
2
3

Alumni Mahasiswa S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta


Dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Dosen Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

ISSN : 2088 - 8872

DIFFERENCE IN DEPRESSION LEVELS BETWEEN


ELDERLY WOMEN LIVING WITH FAMILY IN WIROGUNAN
VILLAGE AND LIVING AT HANNA NURSING HOME OF
YOGYAKARTA
Juliantika1, Prabowo2, Amigo3
ABSTRACT
Background: The increase in life expectancy increases the elderly population. Health problems
such as mental disorders which often occur in the elderly is depression. Depression more
commonly occurs in women and in urban areas. The rate of depression increase in the elderly
living in institutions like nursing home. Daerah Istimewa Yogyakarta is one of the provinces in
Indonesia which has depression problem in the elderly. The results of a preliminary study at
Hanna Nursing Home of Yogyakarta indicated that 57,14% of the elderly had symptoms of
depression and 14,29% of elderly women who lived with their family in Wirogunan Village also
had symptoms of depression.
Objective: This research is aimed at identifying in the difference in depression levels between
elderly women living with family in Wirogunan Village and living at Hanna Nursing Home of
Yogyakarta.
Methods: The research belongs to a descriptive comparative research. It was conducted at Hanna
Nursing Home of Yogyakarta and in Wirogunan Village. Sampling employed total sampling on the
elderly living at the nursing home and simple random sampling on the elderly living with family
with a total sample of 44 people. Data were analyzed using the statistical test of U Mann-Whitney
Test with confidence level of 95%.
Result: The depression in the elderly women living at Hanna Nursing Home of Yogyakarta was
experienced by 50% of elderly with mild depression of 13,6%, moderate depression of 22,7%, and
severe depression of 13,6%. Meanwhile, the depression in the elderly woman living with family in
Wirogunan village was experienced by 27,3% of the elderly, all of whom experienced mild
depression.
Conclusion: There are differences in depression levels between elderly women living with family
in Wirogunan Village and living at Panti Wredha Hanna Yogyakarta, with p-value = 0,033
(<0,05).
Keywords: Depression Levels, Elderly Women, Family, Nursing Home, Yogyakarta.
1

Researcher: Student, Department of Nursing Science, Respati University of Yogyakarta


Consultant 1: Faculty Member, Department of Nursing Science, Poltekkes Kemenkes of Yogyakarta
3
Consultant 2: Faculty Member, Department of Nursing Science, Respati University of Yogyakarta
2

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

ISSN : 2088 - 8872

terdeteksi dan tidak tertangani karena tersamarkan

PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

oleh gangguan fisik lainnya(9).

kesehatan

Gejala-gejala depresi terjadi pada orang yang

menyebabkan penurunan angka kematian bayi dan

berusia lebih dari 65 tahun (10-15%) yang berada

anak, meningkatnya pengawasan terhadap penyakit

di masyarakat ataupun lingkungan keluarga. Angka

infeksi, memperlambat kematian, perbaikan gizi

depresi meningkat secara drastis pada lansia yang

dan sanitasi sehingga terjadi peningkatan kualitas

berada di institusi yang ditunjukkan dengan

hidup dan umur harapan hidup (UHH)(1). World

sebanyak 50%-70% penghuni perawatan jangka

Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa

panjang memiliki gejala depresi ringan sampai

UHH di dunia pada tahun 2011 adalah 70 tahun,

sedang(9).

meningkat sebanyak 6 tahun sejak tahun 1990(2).

penelitian yang dilakukan pada lansia di institusi

Peningkatan UHH di dunia, nasional, dan lokal

menunjukkan bahwa prevalensi depresi sebesar

berdampak pada peningkatan jumlah penduduk

27,1% dan yang tinggal di rumah sendiri sebesar

lanjut usia (lansia)(3).

9,3%(11).

(IPTEK)

terutama

dalam

bidang

Hal

tersebut

didukung

oleh

hasil

Hasil Susenas tahun 2012 menunjukkan bahwa

Sebanyak 95% lansia tinggal di rumah atau di

jumlah lansia wanita sebanyak 8,2% dan pria

fasilitas kehidupan berbasis komunitas dan hanya

sebanyak 6,9% di Indonesia(4). Jumlah lansia

sebanyak 5% lansia yang tinggal di institusi seperti

wanita

panti

yang

lebih

banyak

menyebabkan

wredha(12).

Lansia

di

Indonesia

pada

permasalahan yang terjadi pada lansia lebih

umumnya tinggal bersama keluarga. Keluarga

didominasi oleh lansia wanita(5). Permasalahan

merupakan wadah penanganan lansia yang paling

tersebut diakibatkan karena kurangnya kemampuan

layak dan sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya

lansia untuk beradaptasi secara psikologis terhadap

dan agama yang mengandung arti mempererat

perubahan-perubahan yang terjadi(6). Perubahan

hubungan kekeluargaan. Lansia yang tinggal di

yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik,

panti wredha biasanya adalah lansia yang tidak

mental, dan sosial(7). Penurunan kemampuan lansia

memiliki sanak saudara ataupun keluarga, memiliki

dalam beradaptasi terhadap berbagai perubahan

masalah

dengan

keluarga

atau

tidak

ingin

(13)

yang terjadi dapat menimbulkan keluhan-keluhan

membebani keluarganya

kejiwaan seperti cemas dan depresi(8).

seperti panti wredha merupakan faktor predisposisi

Depresi merupakan masalah kesehatan dan

. Tinggal di institusi

terjadinya depresi pada lansia(14).

gangguan mental yang paling banyak terjadi pada

DIY sebagai salah satu provinsi di Indonesia

lansia(9). Prevalensi depresi pada lansia berkisar

juga mempunyai masalah depresi pada lansia. Hasil

antara 12-36% pada lansia yang menjalani rawat

penelitian menunjukkan angka kejadian depresi di

jalan dan meningkat menjadi 30-50% pada lansia

Kota Yogyakarta terbilang tinggi yaitu sebanyak

yang menderita penyakit kronis yang mendapatkan

46,1% dari 128 lansia(15). Hasil studi pendahuluan

perawatan dalam waktu lama(6). Angka kejadian

yang dilakukan dengan wawancara pada tanggal 16

depresi lebih tinggi pada wanita dibandingkan

dan 20 November 2013 di Panti Wreda Hanna

dengan pria (1,5:1). Depresi lebih sering ditemukan

Yogyakarta, didapatkan data bahwa 57,14% dari

pada daerah perkotaan dibandingkan pedesaan dan

tujuh lansia memiliki gejala-gejala depresi seperti

terutama pada wanita dari kelas sosio-ekonomi

perasaan sedih yang berkepanjangan, putus asa, dan

rendah(10).

perasaan tidak

Depresi pada

lansia

sering tidak

berharga,

bahkan salah

satu

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

diantaranya

menunjukkan

tanda-tanda

waham

ISSN : 2088 - 8872

a. Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian

sebagai tanda depresi tingkat berat. Wawancara

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

yang dilakukan tanggal 19 dan 20 November 2013

1) Lansia wanita yang berusia 60 tahun

pada tujuh lansia wanita yang tinggal bersama

2) Mampu berkomunikasi dengan baik, tidak

keluarga

di

Kelurahan

Wirogunan,

Kota

Yogyakarta didapatkan hasil bahwa sebanyak


14,29% dari tujuh lansia memiliki gejala-gejala

harus bisa membaca dan menulis


3) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria

ekslusi

dalam

penelitian

yang

depresi seperti sedih berkepanjangan, putus asa,

dilakukan adalah sebagai berikut:

dan perasaan tidak berguna karena suami lansia

1) Lansia yang dalam keadaan sakit (fisik)

tersebut menderita stroke ringan.

sehingga

Angka kejadian depresi yang tinggi di Kota

tidak

memungkinkan

untuk

dilakukan penelitian

Yogyakarta dan hasil studi pendahuluan yang

2) Mengalami gangguan pendengaran berat

didapatkan

gejala-gejala

Jumlah sampel disamakan untuk lansia yang

depresi pada lansia yang tinggal bersama keluarga

tinggal bersama keluarga maupun yang tinggal di

di Kelurahan Wirogunan maupun di Panti Wredha

panti, yaitu masing-masing 22 orang untuk. Total

Hanna, maka peneliti tertarik untuk melakukan

sampel seluruhnya adalah 44 orang. Teknik

penelitian tentang perbedaan tingkat depresi lansia

sampling yang digunakan pada penelitian yang

wanita yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan

dilakukan adalah total sampling pada kelompok

Wirogunan dengan tinggal di Panti Wreda Hanna

lansia di panti wredha dan simple random sampling

Yogyakarta.

pada kelompok lansia wanita yang tinggal bersama

menunjukkan

adanya

keluarga.

Variabel

dalam

penelitian

yang

dilakukan, yaitu:

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
jenis penelitian deskriptif komparatif. Penelitian
mengukur tingkat depresi lansia wanita yang
tinggal bersama keluarga dan tingkat depresi lansia

a) Tingkat depresi lansia wanita yang tinggal


bersama keluarga
b) Tingkat depresi lansia wanita yang tinggal di
panti wredha

wanita yang tinggal di panti wredha secara

Skala data variabel-variabel tersebut adalah ordinal

bersamaan yang kemudian dilakukan perbandingan

dengan kategorinormal atau tidak tidak depresi

antara

(jika skor 0-4), ringan (jika skor 5-8), sedang (jika

keduanya

untuk

mencari

perbedaan.

Penelitian dilakukan pada tanggal 8 April - 7 Mei

skor 9-11), dan berat (jika skor 12-15).

2014. Penelitian dilakukan pada dua tempat di satu

Data diperoleh dari data primer dan sekunder.

wilayah di Kelurahan Wirogunan, yaitu di Panti

Data primer didapatkan dengan menggunakan

Werdha Hanna Yogyakarta dan di Kelurahan

metode kuesioner berupa Geriatric Depression

Wirogunan sendiri. Populasi dalam penelitian yang

Scale (GDS) versi pendek yang telah diterjemahkan

dilakukan adalah semua lansia wanita yang tinggal

dalam

bersama keluarga di Kelurahan Wirogunan yang

digunakan dalam penelitian lain, sedangkan data

berjumlah 547 orang dan semua lansia wanita di

sekunder didapatkan dengan cara mendatangi kader

Panti Werdha Hanna yang berjumlah 34 orang.

posyandu lansia atau yang berwenang dimasing-

Sampel diambil dengan memenuhi kriteria inklusi

masing RW di Kelurahan Wirogunan dan petugas

dan eksklusi.

Panti Wredha Hanna. Peneliti tidak melakukan uji

Bahasa

Indonesia

dan

telah

banyak

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

ISSN : 2088 - 8872

validitas dan reliabilitas pada alat ukur yang

keluarga

digunakan karena GDS merupakan alat ukur yang

menggunakan Mann Whitney Test atau U-Test

sudah baku untuk mengukur depresi pada lansia.

dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Mann

Seikh dan Yesavage menyebutkan bahwa GDS

Whitney Test digunakan untuk menguji hipotesis

memiliki sensitivitas sebesar 92% dan spesifisitas

komparatif

sebesar 89%(16).

berpasangan) bila datanya ordinal(18, 19).

Pengolahan

data

meliputi

proses

coding, processing, dan cleaning


univariat

menghasilkan

tinggal

sampel

di

panti

independen

wredha

(tidak

editing,

. Analisis

HASIL

frekuensi

Hasil

(17)

distribusi

dengan

penelitian

yang

diperoleh

dalam

responden berdasarkan karakteristik dan frekuensi

penelitian perbedaan tingkat depresi lansia wanita

tingkat depresi lansia wanita yang tinggal bersama

yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan

keluarga dan di panti wredha, dilanjutkan dengan

Wirogunan dengan tinggal di Panti Wredha Hanna

analisis bivariat untuk menguji perbedaan tingkat

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

depresi lansia wanita yang tinggal bersama


Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik tahun 2014 (n = 44)
Tempat Tinggal
Panti
Keluarga
Karakteristik
n=22
n=22
Frekuensi (f)
Persentase (%) Frekuensi (f)
Persentase (%)
Usia (tahun)
60-74
7
31,8
17
77,3
75-90
13
59,1
5
22,7
>90
2
9,1
Jumlah
22
100,0
22
100,0
Pendidikan
Tidak sekolah
8
36,4
2
9,1
SD
6
27,3
8
36,4
SMP
1
4,5
7
31,8
SMA
5
22,7
4
18,2
PT
2
9,1
1
4,5
Jumlah
22
100,0
22
100,0
Pekerjaan
Tidak bekerja
22
100,0
16
72,7
Bekerja
6
27,3
Jumlah
22
100,0
22
100,0
Status pernikahan
Tidak menikah
5
22,7
2
9,1
Menikah
2
9,1
6
27,3
Janda
15
68,2
14
63,6
Jumlah
22
100,0
22
100,0
Riwayat penyakit
0-2 penyakit
18
81,8
20
90,9
>2 penyakit
4
18,2
2
9,1
Jumlah
22
100,0
22
100,0
Sumber: Data primer, 2014
Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat depresi
lansia wanita yang tinggal di Panti Wredha
Hanna Yogyakarta tahun 2014 (n = 22)
Tingkat
Frekuensi
Persentase
Depresi
(f)
(%)
Normal (tidak 11
50,0
depresi)
3
13,6

Depresi ringan 5
Depresi
3
sedang
Depresi berat
Total
22
Sumber: Data primer, 2014

22,7
13,6

100,0

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

ISSN : 2088 - 8872

Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat depresi


lansia wanita yang tinggal bersama keluarga di
Kelurahan Wirogunan tahun 2014 (n = 22)
Tingkat
Frekuensi
Persentase
Depresi
(f)
(%)
Normal (tidak 16
72,7
depresi)
6
27,3
Depresi ringan Depresi
sedang
Depresi berat
Total
22
100,0
Sumber: Data primer, 2014

berdampak buruk untuk lansia. Individu sering

Tabel 4. Perbedaan tingkat depresi lansia wanita


yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan
Wirogunan dengan tinggal di Panti Wredha
Hanna Yogyakarta tahun 2014 (n = 44)
Tempat Tinggal
pTingkat
value
Keluarga
Panti
Depresi
(f) (%)
(f) (%)
Tidak
16 72,7 11 50,0 0,033
depresi
6
27,3 3
13,6
Depresi
5
22,7
ringan
3
13,6
Depresi
sedang
Depresi
berat
Total
22 100, 22 100,
0
0
Sumber: Data primer, 2014

depresi

PEMBAHASAN

yaitu dapat memberikan kesenangan pada lansia

Hasil penelitian yang dilakukan pada 22 orang


lansia wanita di panti wredha menunjukkan bahwa
sebagian lansia wanita mengalami depresi, yaitu
13,6%

mengalami

depresi

ringan,

22,7%

mengalami depresi sedang, dan 13,6% mengalami


depresi berat. Hasil penelitian tersebut berbeda
dengan teori dari yang menyebutkan bahwa lansia
yang tinggal di institusi seperti panti wredha
memiliki gejala depresi ringan sampai sedang(17),
sedangkan pada hasil penelitian, tingkat depresi
yang diderita oleh lansia wanita di panti wredha
mencapai tingkat depresi berat.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa keadaan
depresi lansia wanita di panti wredha cukup
memprihatikan dengan adanya lansia wanita yang
menderita depresi berat. Depresi berat merupakan
tingkat depresi yang paling tinggi yang dapat

memilih

untuk

mengakhiri

hidupnya

apabila

depresi yang dialami sudah sangat berat, sehingga


dengan adanya lansia wanita yang mengalami
depresi hingga depresi berat di panti wredha,
diperlukan penanganan terhadap masalah depresi
tersebut.
Panti wredha perlu melakukan pemeriksaan dan
penanganan pada lansia terkait dengan masalah
ataupun

memperoleh

memfasilitasi

pengobatan.

lansia

Hasil

untuk

penelitian

terdahuluyang dilakukan pada lansia di panti


wredha di Semarang dan Jakarta Timur juga
menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di panti
wredha tidak hanya menderita depresi normal,
ringan, dan sedang, tetapi juga depresi tingkat
berat(20, 21).
Hasil

penelitian

di

panti

wredha

juga

menunjukkan bahwa sebanyak 50% lansia wanita


tidak mengalami depresi (normal). Hasil penelitian
tersebut didukung oleh teori yang menyebutkan
bahwa lingkungan panti juga memiliki sisi positif,

sehingga membuat lansia tidak mengalami depresi


karena lansia berkumpul dengan orang-orang
dengan usia sebaya sehingga kebersamaan tersebut
dapat mengurangi kesepian yang dialami lansia(22).
Berdasarkan hasil penelitian dan teori tersebut
dapat disimpulkan bahwa lansia mampu terhindar
dari depresi meskipun berada di lingkungan yang
berbeda dari tempat alami para lansia menjalani
kehidupan, yaitu di keluarga. Kondisi di panti yang
terdiri

dari

kelompok

umur

yang

sama

memungkinkan para lansia untuk mempunyai cerita


yang sama yang akan didiskusikan bersama,
sehingga dengan berdiskusi, melakukan kegiatan
bersama, dan saling bercerita dapat menumbuhkan
kebersamaan antara para lansia di panti yang dapat
mengalihkan dan mengurangi kesepian akibat jauh
dari keluarga.

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

Gejala-gejala depresi yang dialami oleh lansia

ISSN : 2088 - 8872

Berada

di

lingkungan

keluarga

dapat

wanita di panti menyangkut semua sub aspek yang

memberikan kesenangan karena dekat dengan

dinilai berdasarkan kuesioner, yaitu minat aktifitas,

orang-orang yang disayangi, dengan demikian akan

perasaan sedih, perasaan sepi dan bosan, perasaan

adanya kepuasan yang dirasakan oleh lansia

tidak berdaya, perasaan bersalah, konsentrasi atau

sehingga

perhatian, dan semangat atau harapan terhadap

mempertahankan

masa depan. Gejala yang paling banyak dialami

memuaskan dapat tercapai. Tugas perkembangan

oleh lansia wanita di panti adalah gejala mengenai

lain

minat aktifitas, perasaan tidak berdaya, dan

mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi

semangat atau harapan terhadap masa depan,

karena di lingkungan keluargalah generasi-generasi

sedangkan gejala yang paling sedikit adalah

yang berbeda akan membaur menjadi satu. Adanya

mengenai perasaan bersalah. Hasil penelitian

kepuasan tersebut dan hubungan yang dibina

tersebut didukung oleh teori yang menyebutkan

dengan baik oleh lansia dengan anggota keluarga

bahwa

lain

lain dapat menurunkan risiko untuk mengalami

anhedonisme atau perhatian dan kenikmatan yang

depresi yang berat. Keadaan yang ditunjukkan oleh

berkurang terhadap minat dan aktivitas yang

hasil penelitian dikatakan sebagai kondisi yang

menyenangkan

yang

baik untuk wilayah perkotaan yang dikatakan

ditandai dengan merasa tidak ada harapan lagi, dan

memiliki kejadian depresi yang lebih banyak

gejala

utama

sebelumnya,

tidak berdaya

(23)

wanita

panti

di

depresi

antara

putus

asa

. Gejala-gejala yang dialami lansia


memiliki

kontribusi

tugas

yang

perkembangan
penataan

juga

akan

untuk

kehidupan

yang

tercapai

adalah

dibandingkan dengan pedesaan karena sebagian

dalam

besar lansia tidak mengalami depresi, meskipun

penentuan tingkat depresi yang dialami yang

ada yang mengalami depresi, depresi yang dialami

ditandai dengan semakin banyak gejala yang

hanya depresi ringan.

dialami, semakin tinggi tingkat depresi.

Hasil

penelitian

tersebut

berbeda

dengan

Hasil penelitian yang dilakukan pada 22 orang

penelitian sebelumnya yang dilakukan pada lansia

lansia wanita yang tinggal bersama keluarga

di Kota Semarang yang menunjukkan bahwa

menunjukkan bahwa sebagian besar lansia tidak

sebanyak 20% lansia memiliki tingkat depresi

mengalami depresi (72,7%) dan hanya sebagian

sedang di komunitas(20). Kondisi tersebut dapat

kecil yang mengalami depresi (27,3%). Tingkat

diakibatkan karena berbedanya keadaan lokasi

depresi lansia wanita yang tinggal di keluarga

penelitian. Lokasi penelitian terdahulu didominasi

seluruhnya merupakan depresi ringan. Kondisi

oleh penduduk dengan ekonomi menengah ke

tersebut sejalan dengan teori yang menyebutkan

bawah

bahwa lingkungan keluarga merupakan tempat

permasalahan sanitasi, dan kebersihan lingkungan,

alamiah dan damai bagi lansia apabila keluarga

sehingga kondisi tersebut dapat menjadi ancaman

(24)

tersebut harmonis

yang

sering

mengalami

banjir

rob,

. Teori tersebut diperkuat

yang mampu menyebabkan stres dan berlanjut pada

dengan teori yang menyebutkan bahwa keluarga

masalah depresi, sedangkan lokasi penelitian yang

(6)

merupakan sumber kepuasan bagi lansia . Salah

dilakukan sekarang merupakan tempat yang cukup

satu tugas perkembangan keluarga lansia adalah

aman bagi lansia dan jarang terjadi bencana alam.

mempertahankan

Bencana alam yang sering dikaitkan dengan lokasi

(12)

memuaskan

penataan

kehidupan

yang

penelitian adalah erupsi Gunung Merapi yang


siklusnya hanya terjadi 4 tahun sekali.

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

Gejala-gejala depresi yang dialami oleh lansia

ISSN : 2088 - 8872

berdasarkan

data

karakteristik

faktor-faktor

wanita yang tinggal bersama keluarga juga

penyebab depresi pada lansia lebih banyak terjadi

menyangkut

semua

dinilai

pada lansia wanita yang tinggal di panti wredha.

berdasarkan

kuesioner,

aktifitas,

Gejala-gejala depresi yang ditunjukkan oleh lansia

perasaan sedih, perasaan sepi dan bosan, perasaan

di panti juga lebih banyak sehingga tingkat depresi

tidak berdaya, perasaan bersalah, konsentrasi atau

lebih berat ditunjukkan oleh lansia yang tinggal di

perhatian, dan semangat atau harapan terhadap

panti.

sub

aspek
yaitu

yang

minat

masa depan. Gejala yang banyak dialami oleh

Perpindahan

lansia

ke

panti

wredha

lansia wanita yang tinggal bersama keluarga adalah

menyebabkan lansia harus beradaptasi kembali

gejala mengenai minat aktifitas yaitu lebih suka

dengan suasana baru yang berbeda dengan tempat

diam di rumah daripada keluar dan mengerjakan

tinggal sebelumnya. Hal tersebut berarti bahwa

sesuatu yang baru, mengenai perasaan sepi dan

selain menyesuaikan diri dengan perubahan yang

bosan yaitu sering merasa bosan, dan perasaan

dialami oleh lansia karena proses menua dan

bersalah yaitu berpikir bahwa orang lain lebih baik

masalah psikososial lain, lansia di panti juga harus

dari lansia tersebut, sedangkan gejala yang paling

menyesuaikan diri dengan berbagai hal baru yang

sedikit adalah mengenai perasaan tidak berdaya

diakibatkan dari perpindahan lansia ke panti

yaitu merasa tidak berharga dengan keadaan

wredha.

sekarang dan mengenai semangat atau harapan

karakteristik penelitian, yaitu sebanyak 31,8% yang

terhadap masa depan yaitu tidak sering memiliki

merasa tidak nyaman, sebanyak 36,4% lansia

semangat yang baik.

merasa tidak bebas, 40,9% tidak merasakan

Hasil penelitian (uji bivariat) menunjukkan


bahwa adanya perbedaan tingkat depresi antara
lansia wanita yang tinggal bersama keluarga dan di

Hal

tersebut

didukung

oleh

data

kebersamaan, dan 45,5% merasa kesepian berada di


panti.
Keadaan tersebut dapat menjadi hal yang

panti wredha (p-value = 0,033). Hasil penelitian

menimbulkan

juga menunjukkan bahwa lansia yang menderita

didukung oleh teori yang menyebutkan bahwa

depresi di panti lebih banyak dibandingkan dengan

lingkungan

lansia yang tinggal bersama keluarga. Hasil

kejadian depresi apabila pilihan dibatasi dan

penelitian didukung oleh teori yang menyebutkan

adanya keterbatasan kesempatan untuk interaksi

bahwa angka depresi meningkat pada lansia yang

dan beraktivitas yang bermakna bagi lansia(14). Data

berada di institusi seperti panti wredha(9). Hal

karakteristik mengenai kenyamanan, kebebasan,

tersebut

yang

kebersamaan, dan kesepian tersebut menunjukkan

menyebutkan bahwa tinggal di panti merupakan

bahwa ada beberapa lansia di panti yang tidak

salah satu faktor terjadinya depresi pada lansia

menyukai situasi dan keadaan di panti untuk

juga

diperkuat

dengan

selain berbagai faktor lainnya

(3, 14)

teori

. Lansia yang

tinggal di panti berarti menghadapi satu faktor lain

depresi

psikososial

di

panti

wredha

berpengaruh

dan

terhadap

menjadi tempat tinggal lansia.


Apabila dibandingkan dengan lansia yang

penyebab depresi yang tidak dialami oleh lansia

tinggal

yang tinggal bersama keluarga. Kondisi di panti

kebebasan bahkan dirasakan oleh semua lansia,

lebih memungkinkan lansia untuk mengalami

hanya 18,2% yang tidak merasakan kebersamaan

depresi

dan 13,6% yang merasa kesepian. Hal tersebut

dengan

tingkat

yang

lebih

berat

dibandingkan dengan lansia di keluarga karena

bersama

menunjukkan

keluarga,

bahwa

kenyamanan

suasana

di

dan

lingkungan

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

ISSN : 2088 - 8872

keluarga memberikan andil yang lebih sedikit

psikiater untuk mengatasi masalah depresi yang

untuk

dialami jika depresi masih terus berlanjut.

menyebabkan adanya

masalah depresi

dibandingkan dengan suasana di panti, sehingga

2. Bagi Panti Wredha Hanna

keadaan tersebut dapat menyebabkan lansia di panti

Kegiatan-kegiatan

yang

memberikan

wredha mengalami depresi dengan tingkat depresi

kesenangan pada lansia di panti agar lebih

yang beragam.

diperbanyak lagi dan dilakukan pemeriksaan

Hasil penelitian didukung oleh hasil penelitian

untuk menilai tingkat depresi lansia di panti

terdahulu yang menunjukkan bahwa ada perbedaan

agar pihak panti mengetahui masalah depresi

tingkat depresi pada lansia yang tinggal bersama

yang dialami oleh lansia. Panti juga sebaiknya

keluarga di Dusun Diro dengan lansia di Panti

menyediakan fasilitas seperti psikolog maupun

Sosial Tresna Wredha Unit Budi Luhur

(25)

. Hasil

psikiater, atau merujuk langsung pada fasilitas

penelitian lain juga menyebutkan bahwa ada

kesehatan tersebut yang menangani masalah

perbedaan tingkat depresi lansia di panti dan

depresi.

komunitas dengan tingkat depresi mencapai tingkat

3. Bagi Keluarga

depresi berat pada lansia di panti dan tingkat


depresi sedang pada lansia di komunitas

Keluarga hendaknya terus menciptakan keadaan

(20)

yang akan memberikan kesenangan pada lansia


dan tetap memberikan dukungan pada lansia
dengan berbagai keterbatasan yang dialami.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

disimpulkan:

Disarankan untuk melakukan penelitian dengan

1. Depresi pada lansia wanita yang tinggal di Panti

pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi

Wredha Hanna dialami sebanyak 50% lansia

kondisi depresi yang terjadi pada lansia wanita

dengan kategori ringan, sedang, dan berat

di keluarga maupun di panti wredha.

2. Depresi pada lansia wanita yang tinggal


bersama keluarga di Kelurahan Wirogunan

DAFTAR PUSTAKA

dialami sebanyak 27,3% lansia dengan kategori

1.

tingkat depresi ringan

2.

3. Ada perbedaan tingkat depresi lansia wanita


yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan
Wirogunan dengan tinggal di Panti Wredha

3.

Hanna Yogyakarta (p = 0,033)

4.

SARAN

5.

1. Bagi Para Lansia


Lansia yang mengalami depresi sebaiknya
melakukan

hal-hal

yang

memberikan

6.

kesenangan, kebahagiaan, dan semangat bagi


lansia tersebut ataupun memanfaatkan fasilitas

7.

kesehatan seperti mendatangi psikolog atau


8.

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik


dan Geriatrik ed. 3. Jakarta: EGC.
WHO. 2013a. Internet. Life Expectancy.
http://www.who.int/gho/mortality_burden_dis
ease/life_tables/situation_trends_text/en/.
Diakses tanggal 24 Desember 2013.
Miller, C.A. 2012. Nursing for Wellness in
Older Adults. China: Wolters Klower Health.
Kemenkes RI. 2013a. Gambaran Kesehatan
Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Kemenkes
RI.
Bustan, E. 2012. Internet. Penduduk Lanjut
Usia.
http://ernabustan.wordpress.com/2012/08/11/
penduduk-lanjut-usia/. Diakses tanggal 1
Januari 2014.
Azizah, L. M. 2011. Keperawatan Lanjut
Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Depkes RI. 2003. Buku Pedoman Kesehatan
Jiwa (Pegangan Bagi Kader Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI.
Yosep, I. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung:
PT. Refika Aditama.

Vol. II Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Keperawatan Respati

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.
18.

19.
20.

21.

Stanley, M. & Patricia G. Beare. 2006. Buku


Ajar Keperawatan Gerontik ed. 2. Jakarta:
EGC.
Katona, et al. 2008. At a Glance Psikiatri.
Alih bahasa Cut Noviyanti & Vidya
Hartiansyah. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
McDougall, F. A., F. E. Matthews, K. Kvaal,
M. E. Dewey, & C. Brayne. 2007. Prevalence
and Symtomatology of Depression in Older
People Living in Institution in England and
Wales, Age and Ageing 36: 562-568.
http://ageing.oxfordjournals.org/content/36/5/
562.full. Diakses tanggal 26 November 2013.
Friedman, et al. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan
Praktik ed. 5. Alih bahasa AchirYani S.
Ahmad, dkk. Jakarta: EGC.
Azwar, M. 2012. Peningkatan Kualitas
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Melalui
Pelayanan Berbasiskan Keluarga, Masyarakat
& Pemerintah Majalah Lansia. Edisi 10
Tahun 06 2012. Jakarta: Komnas Lansia.
Hughes, C. 2005. Internet. Depression in
Older
People.
https://www.us.elseiverhealth.com/media/us/s
amplechapter/9780443074592/978044307459
2.pdf. Diakses tanggal 27 Nopember 2013.
Marchira, C. R., Ronny T. Wirasto, &
Sumarni DW. 2007. Pengaruh Faktor-faktor
Psikosial dan Insomnia terhadap Depresi pada
Lansia di Kota Yogyakarta. Berita Kesehatan
Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007, pp.
1-5.
Greenberg, S. A. 2012. Internet. The Geriatric
Depression
Scale.
http://www.stanford.edu/~yesavage/GDS.html
. Diakses tanggal 1 Januari 2014.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dharma, K. K. 2011. Metodologi Penelitian
Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans
Info Media.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Wulandari, Ayu F.S. & Rejeki A. Rahayu.
2011. Kejadian dan Tingkat Depresi Pada
Lanjut Usia : Studi Perbandingan Di Panti
Wreda dan Komunitas. Skripsi, Universitas
Diponegoro.
Tersedia
dalam:
http://eprints.undip.ac.id/32877/1/Ayu_Fitri.p
df. Diakses tanggal 8 Nopember 2013.
Sari, K. & D. Nurviyandari. 2012. Gambaran
Tingkat Depresi pada Lanjut Usia (Lansia) di
Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulya 01
dan 03 Jakarta Timur. Skripsi, Universitas
Indonesia.
Tersedia
dalam:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2030871
3-S%2043105-Gambaran%20tingkat-

ISSN : 2088 - 8872

22.

23.

24.

25.

full%20text.pdf. Diakses tanggal 4 Desember


2013.
Maryam, R. S, dkk. 2008. Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Alih bahasa Renata
Komalasari & Afrina Hany. Jakarta: EGC.
Mubarak, W. I, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Komunitas 2: Teori & Aplikasi
dalam Praktek dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan Komunitas, Gerontik, dan
Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Nurcahya, D.B, Suparman & L. Wijayanti.
2012. Perbedaan Tingkat Depresi antara
Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga di
Dusun Diro dengan Lansia di Panti Sosial
Tresna Wredha Yogyakarta Unit Budi
Luhur. Skripsi, Universitas Sebelas Maret.
Tersedia
dalam:
http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=show
view&id=30320.
Diakses
tanggal
24
Nopember 2013.

You might also like