You are on page 1of 13

Weton Mempengaruhi Jodoh Rejeki dan Jalan Hidup

Manusia dalam Keyakinan Orang Jawa

Suhanto Kastaredja

Menyalin dari sumber di bawah ini

(Sumber: http://webmistik.blogspot.co.id/2016/06/weton-mempengaruhi-jodoh-rejekikehidupan-manusia.html)

Pendahuluan
Weton selalu diperhatikan dan selalu dijadikan bahan pertimbangan ketika hendak melakukan
sesuatu semisal mau mencari jodoh ( menikah) ataupun mau mendirikan rumah,karena
kepercayaan orang jawa, ramalan jumlah weton berdasarkan tanggal lahir mempunyai efek
samping dan berakibat terhadap kehidupan manusia. ramalan jodoh berdasarkan weton
sangatlah luas, ada yang diterima dan ada yang ditolak, yang diterima itu akan membawa
kebahagiaan samawa dalam menjalani kehidupan berumah tangga, dan yang ditolak itu
sebaliknya.
Perhitungan weton berdasarkan nama atau berdasarkan tanggal lahir bukanlah hal yang pasti,
karena ramalan tersebut buatan dari manusia yang mempunyai salah dan lupa, nah dengan
kedho'ifan tersebutlah ramalan manusia tidaklah 100% benar.
Bagi masyarakat Jawa "Weton" merupakan suatu hal yang tidak asing lagi. Weton berasal dari
kata wetu yang berarti lahir atau keluar yang mendapat akhiran "an" sehingga berubah
menjadi kata benda. Selain itu weton dapat diartikan sebagai gabungan antara hari dan
pasaran saat bayi dilahirkan kedunia. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat Legi atau
lainnya. Weton sering kali dihubungkan dengan ramalan mengenai karakter dan kepribadian
seseorang.
Hubungan Nasib Dengan Weton
Weton ternyata sangat berpengaruh terhadap nasib manusia, setidaknya itu keyakinan orangf
Jawa dan entah benar atau tidak weton sangat dipercaya bisa mengubah nasib
seseorang.Nasib manusia cuma ada dua yaitu baik atau buruk, yang menurut kepercayaan
orang Jawa hal tersebut sangat dipengaruhi oleh WETON, yaitu hari dan pasaran pada saat
manusia dilahirkan kealam dunia. Jadi garis kehidupan manusia sudah ditentukan sejak lahir
dan tidak ada yang bisa merubahnya.Nah bagaimana dengan nasib anda, apakah anda
termasuk golongan orang yang bernasib baik atau sebaliknya ?
Yang menjadi persoalan tentunya jika kita selama ini merasa  kurang beruntung karena
mungkin sulit dalam mencari rejeki atau sering tertimpa kesialan.Anda ingin tahu kenapa ?
Baca sampai tuntas.

Cara Menghitung Weton


Dalam kebudayaan jawa ada istilah weton. Kalau di orang umu hanya mengenal tanggal lahir
yang terdiri dari hari, bulan, dan tahun. Akan tetapi di kebudayaan jawa ada yang namanya
weton, yaitu kombinasi hari lahir dan pasaran jawa yang kemudian menghasilkan angka
tertentu. Nah dari angka inilah kemudian bisa dipakai untuk meramal berbagai hal termasuk
meramal jodoh. Bagaimana cara menghitung weton adat jawa?

Tabel Hari
HARI ANGKA
Senin
4
Selasa
3
Rabu
7
Kamis
8
Jumat
6
Sabru
9
Minggu
5
Table Pasaran Jawa
PASARAN

ANGKA

Pahing 9
Pon
7
Wage 4
Legi
5
Kliwon 8

Cara Menghitung Wetonnya :


Cukup Menjumlahkan Angka yang di dapat di tabel angka hari dan angka pasaran. Contoh :
Anda lahir Jumat Kliwon maka
Jumat = 6
Kliwon = 8
+
Jumlah = 14
Angka 11 yang anda temukan merupakan weton anda. Angka 11 inilah yang biasanya
dijadikan dasar dalam perhitungan atau peramalan adat jawa, entah itu jodoh, watak, dan lain
sebagainya. Mudah kan cara menghitung wetonnya.
Bira tidak repot menghitung weton anda, berikut tabel lengkap nilai dari hari dan pasaran
anda.

Perhitungan Jodoh Berdasarkan Weton


Nama hari = Neptu ( nilai )

1. Ahad = 5
2. Senen = 4
3. Selasa = 3
4. Rabu = 7
5. Kamis = 8
6. Jumat = 6
7. Sabtu = 9
Nama Pasaran Neptu (nilai )
1. Legi = 5
2. Paing = 9
3. Pon = 7
4. Wage = 4
5. Kliwon = 8

perhitungan weton

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan


Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki
masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9
sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
1 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh

1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah
neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian
dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati
2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah
kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :

1 = Getho, jarang anaknya,


2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati
Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :
Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selama
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik
Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik

Memilih Saat Ijab, Ijab kabul yang unik


Dalam perkawinan Dra. Pharmasi Endang Ontorini Udaya dengan Sutrisno Sukro di Sala,
ayah penggantin putri Bpk. Samsuharya Udaya telah memilih saat ijab kabul secara unik,
yaitu pada malam
Ahad Legi (27 Mei 73) jam 2.30 pagi.
Ketetapan itu didasarkan saat lahirnya temanten putri. Segala waktunya berjalan baik, lancar
dan selamat.
Mungkin hal tersebut suatu ajaran : kalau tidak memakai perhitungan, pakailah hari kelahiran
untuk hal-hal yang penting pindah rumah dsb.

Hari yang membawa kelahirannya selamat, demikian pulalah untuk hal lain-lain dalam
hidupnya.

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN


(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)
2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Jw. Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan
dipakai)
12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH


Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan
masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang
bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya
(selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris
dalam majemur wayang.
Bulan bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja
yang diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah,
berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Kerentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :

1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki
mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36
pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam
13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam
13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam
15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 1312 selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN


Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses
atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah.
Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam kitab primbon (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turuntemurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan.
Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa
berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari
kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko
MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia
dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak
sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari
dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis
menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu,

masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya
adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan
penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu
adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Menurut Ki Djoko, suatu karya yang terjadi pada hari yang karakternya tidak baik,
diperkirakakan karakter itu akan mengganggu usaha yang dilakukan. Akibatnya usaha
dagangnya juga banyak kendala, bahkan mengalami kegagalan.
Aura pencemar tersebut dalam primbon disebut naas, sangar tahun, sangar sasi dan sangar
dina. Sedangkan anasir pencemar tersebut dikenal sebagai naga dina, naga tahun dan
sebagainya. Menurut Ki Djoko sampai kapan pun kebiasaan atau tradisi memilih dina becik
(hari baik) seyogyanya dilakukan. Tentunya kalau tidak ingin berspekulasi dengan resiko
kegagalan.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang
netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan
untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya
dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi
kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari
sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan
mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya,
yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca
silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam
sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan
menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan
sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Menurut Dosen Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra UNS Drs. Usman Arif Mpd, peluang
merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia
merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam,
sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena
disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal
hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen
kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa
dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan
petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan
waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika
menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih

mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis


dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar
waktu kelahiran yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri
untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil
keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya
orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan
besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga
berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari
memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu
menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau
tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian
belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan
mekanismenya sendiri
Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan
Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15

- Tahun Jawa = 29 Rejeb 1905 TAhun WAWU Windu ADI


- Tahun Hijriah = 30 Rajab 1393 H
2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
- Tahun Jawa = 28 Besar 1908 Tahun EHE Windu KUNTARA
- Tahun Hijriah = 29 Dzulhijah 1396 H
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya
3, 2, atau 1
itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) +
wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali

11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi
pasangan suamiistri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan
Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)

D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud,
Bulan
Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,
yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)

Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan
mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu
menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas
dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati
dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal
bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga
harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
simak juga jodoh terbaik berdasarkan tanggal lahir
4. Bulan Besar. Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota
keluarga
yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan
ketentraman lair batin, serta dihormati.
Ramalan weton yang telah berlaku dimasyarakat Jawa pada khususnya mempunyai bobot
masing-masing tergantung orang dan cara yang dilakukan, meskipun ilmu dan buku yang
dipelajarinya sama, maka kesimpulan tiap orang bisa berbeda-beda. baiklah sobat,
terimakasih telah berkunjung di blog webmistik kali ini dalam pembahasan weton, dan
jumlah weton. semoga bisa bermanfaat bagi kita semua termasuk dalam menentukan sebuah
keputusan hendaklah berusaha dan berdo'a kepada Tuhan supaya nantinya usaha yang kita
lakukan itu berhasil dan berbuah.

You might also like