Professional Documents
Culture Documents
Masalah
Pengupasan
dan pencucian
ubi kayu
Limbah
Alternatif
Kulit, kotoran,
serta air cucian
kebutuhan
Pencemaran akibat
limbah padat
Memanfaatkan
limbah (kult ubi
kayu) sebagai pupuk
kompos atau pakan
ternak
Pencemaran karena
limbah cair
Memanfaatkan
limbah cair sebagai
Pipa paralon
Air yang
digunakan
pada proses
biasa
Air yang
digunakan saat
alternatif
proses
Kulit/kotoran
= 600 Kg/hari
EM4 1
liter/hari
Air 10 liter X
0,001 = 0,01
M3
Perhitungan biaya
Pemarutan
Penyaringan
Pemcemaran
karena limbah
padat
Pengendapan
pati
Penjemuran
dan
pengemasan
Pemcemaran
karena limbah cair
Loss akibat proses
pengendapan pati
Tepung kering
yang berterbangan
mengganggu
pernapasan
Loss sebanyak
15 Kg
biogas
Mengumpulkan
kembal hasil parutan
yang tercecer
Ampas
sebanyak 155
Kg
Memanfaatkan
limbah ampas
(onggok)
Serok dan
Sapu lidi
Pengeringan
dengan
matahari
Harga onggok
= Rp.600/Kg
Serok dan sapu
lidi
Mengumpulkan
kembali pati yang
tertinggal pada bak
pengendapan
Penggunaan masker
Mengumpulkan
kembali tepungtepung kasar
Masker
Penghisap
debu
Rp.45.000
Penjualan = 15 Kg./hari X
Rp.400/Kg X 30 =
Rp.180.000/ bulan
Payback period : 0,25 bulan
Keuntungan =
Rp.600/Kg X 155 Kg X 30 = Rp.
2.790.000/ bulan
Rp.45.000
Harga masker =
Rp.16.000/box
1 box = 1 bulan
Penghisap debu =
Rp.2.500.000
Penjualan = Rp.2500/ Kg
tepung kasar X 25 Kg X 30 =
Rp1875000/bulan
Payback period :
( Rp1875000/(Rp.16.000 +
Rp.2.500.000) = 0,74 bulan
Dalam rangka melakukan implementasi produksi bersih di pabrik tapioka, managemen harus mengeluarkan sedikit biaya untuk menunjang
terlaksananya produksi bersih di lingkungan kerja. Biaya yang dikeluarkan oleh managemen tersebut dapat memberikan feedback berupa
keuntungan yang lebih tinggi, karena dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi.