Professional Documents
Culture Documents
Tatap Muka 1 :
(Pengantar)
Materi
Ttp. Muka
1
2
3
4
5
6
7
8
Bahasan
12
13
Resume
9
10
11
Buku Ajar
1. ELECTRIC POWER TRANSMISSION SYSTEM ENGINEERING,
Turan Gonen
2. TRANSMISI DAYA LISTRIK, Prof. Ir. T.S. Hutauruk, M.Sc.
Pengertian umum
Perencanaan Sistem Tenaga Listrik
Perencanaan Sistem Transmisi
Sistem tegangan transmisi
Komponen utama SUTT
Pembangkit
Trafo TT
Pusat Pembangkit
Listrik :
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTP
PLTA
PLTD
Trafo TM
Saluran Transmisi
SUTET 500 kV
SUTT 150 kV
SKTT 150 kV
SUTT 70 kV
Trafo TR
Saluran Distribusi
SUTM 30 kV
SUTM 20 kV
SKTM 20 kV
SUTT 6 kV
SUTR 230 Volts
Pemakai :
Konsumen
KTR
KTM
KTT
Pengertian umum
Secara etimologis yang dimaksud transmisi adalah pengiriman;
jaringan atau penyaluran. Sedangkan penyaluran dapat diartikan :
proses; perbuatan; cara menyalurkan.
Dalam sistem tenaga listrik, yang dimaksud transmisi (penyaluran)
adalah penyaluran energi listrik, yaitu : proses/ cara menyalurkan
energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, misalnya :
Pengertian umum
Sistem transmisi tegangan tinggi, adalah sistem penyaluran
yang:
Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang
(tower) melalui isolator-isolator, dengan sistem tegangan tinggi.
Standar tegangan tinggi yang berlaku di Indonesia adalah : 70 KV
dan 150 KV.
Transmisi 70 KV dan 150 KV ada di Pulau Jawa dan Pulau lainnya
di Indonesia.
Transmisi tegangan ekstra tinggi 275 KV dikembangkan di
Sumatera. Sedangkan yang 500 KV dikembangkan di Pulau Jawa.
Load shape
Reliability
Production Cost
Investment Cost
Generation Expansion
Planning
Transmission Planning
Distribution Planning
Data
Hasil studi
Dapat diterima
PERENCANAAN TRANSMISI
Keputusan
Penambahan
transmisi baru
ROW
Tegangan Transmisi
Untuk daya yang sama, apabila tegangan transmisi ditinggikan, maka daya
guna penyaluran akan naik oleh karena rugi-rugi transmisi turun.
Rugi-rugi tansmisi berbanding lurus dengan kuadrat arus saluran.
P rugi rugi = I 2 x R
(watt)
24
25
Pin insulator
Suspension
Line-post insulator
Strain
Rantai Isolator
Isolator piring dirangakai di bagian
pengait tengahnya membentuk suatu
rantai.
Jumlah isolator piring ditentukan oleh
sistem tegangan yg digunakan,
amplitudo tegangan lebih petir dan
Singgle string
Double string
o
o
o
o
o
o
(a) High
(b) High tensile
Conductivity
Strength
(d) Low
cost
33
34
Kawat Tanah
Kawat tanah berada diatas kawat konduktor phasa sepanjang
saluran dan ditanahkan pada setiap tiang.
Melindungi kawat konduktor phasa dari sambaran petir langsung
Mengurangi tegangan tinggi sepanjang isolator sewaktu terjadinya sambaran
langsung
Design criterion:
Sudut perlindungan
Kawat tanah harus mampu tahan terhadap arus surja petir singkat
hingga 100 kA tanpa mengakibatkan pemanasan berlebih
Konstruksi OPGW
OPGW
Resistansi
Resistansi atus searah (DC) dari suatu konduktor (kawat penghantar)
dinyatakan oleh
Resistansi
Nilai resistivitas naik secara linier dengan temperatur dalam daerah temperatur
normal. Bila resistivitas pada suatu temperatur diketahui, nilai resistivitas pada
temperatur lain dpat diketahui dari persamaan berikut
Resistivity at 20oC [
m]
Annealed copper
1.7210-8
234.5
Hard-drawn copper
1.7710-8
241.5
Aluminum
2.8310-8
228.1
Iron
10.0010-8
180.0
Silver
1.5910-8
243.0
Resistansi
Diketahui bahwa perak dan tembaga merupakan material konductor
terbaik. Namun, aluminum, jauh lebih murah dan ringan, sehingga
umumnya saluran transmisi menggunakan konductor jenis ini. Konductor
dengan bahan aluminum harus memiliki diameter lebih besar
dibandingkan tembaga sebagai solusi untuk mengatasi resistivitas
aluminum yg lebih tinggi dr pada tembaga, sehingga almunium dpt
dibebani dengan arus yg sama.
Resistansi arus bolak balik (AC) dr suatu konductor selalu lebih tinggi
dari pada resistansi DC karena pengaruh dari skin effect yang memaksa
lebih banyak arus yang mengalir dipermukaan konduktor. Semakin tinggi
frekwensi arus semakin besar pengaruh skin effect .
Pada frekuensi listrik (50 Hz), pengaruh skin effect tidak terlalu besar.
Nilai resistansi A C dan DC biasanya dapat diketahui dari tabel konduktor.
Resistansi
Dalam tabel sering kita jumpai penampang kawat diberikan dalam satuan
CircularMil (CM). CM adalah penampang kawat yg mempunyai
diameter 1 mil = 1/1000 inch.
CM=1973 x (Penampang dalam mm2)
Atau:
Penampang dalam mm2 =5,067x10-4 x (Penampang dalam CM)
Umumnya kawat penghantar terdiri-dari kawat pilin (Stranded conductor),
maka sebagai faktor koreksi pengaruh dari kawat pilin, panjang kawat
dikalikan 1,02 (2% faktor koreksi)
1. Induktansi Internal:
Pada suatu konduktor dengan radius r yang membawa
arus I. Pada jarak x dari titik pusat konduktor, Intentitas
kuat medan magnit Hx dapat diperoleh dari hukum
Ampere sbb :
Turunan deferensial dari fluksi magnetik yang terdapat pada pipa lingkaran
dengan ketebalan dx dan pda jarak x dari titik pusat konduktor adalah
Fluksi lingkup per meter panjang karena fluksi yang terdapat pada pipa adalah
perkalian antara turunan deferensial fluksi dengan sebagian arus yang
terlingkupi adalah
Induktansi Eksternal
antara 2 titik diluar saluran
Guna mencari induktansi eksternal terhadap suatu
konduktor, perlu dihitung fluksi lingkup dari konduktor
yang disebabkan oleh hanya dari bagian fluksi antara
dua titik P1 and P2 yang berjarak D1 dan D2 dari titik
pusat konduktor.
Diluar konduktor intensitas magnetik pada jarak x dari
titik pusat konduktor adalah
(9.16.1)
Induktansi Eksternal
antara 2 titik diluar saluran
Turunan deferensial dari fluksi magnetik yang terdapat pada pipa lingkaran
dengan ketebalan dx dan pada jarak x dri titik pusat konduktor adalah
Fluksi yang terlingkup seluruhnya pada arus yang dibawa konduktor menjadi :
Total fluksi lingkup eksternal per meter dapat diperoleh melalui integral dari
Induktansi
saluran transmisi satu-phasa 2 kawat
Menentukan induktansi seri dari saluran satuphasa 2 konduktor dengan radius masing-masing
r dan jarak antar konduktor D dimana keduanya
mengalirkan arus sebesar I dengan arah yang
berlawanan.
Mempertimbangkan dua jalur integrasi lingkaran,
maka integral garis sepanjang x1 menghasilkan
suatu intensitas magnetik , karena arus yang
dilingkupi oleh x1. nilainya tidak nol, sehingga :
Karena jalur radius x2 melingkupi kedua konduktor , dan besar arusnya sama
namun berlawanan arah, total arus yang dilingkupi sama dengan 0 dan , sehingga
tidak ada kontribusi ke induktansi total dari medan magnit pada jarak lebih besar
dari D.
Induktansi
saluran transmisi satu-phasa 2 kawat
Total induktansi dari kawat per unit panjang dari saluran transmisi ini adalah
jumlah dari induktansi internal dan induktansi eksternal antara permukaan
konduktor dengan radius (r) dan jarak antar konduktor (D):
Secara simetris , total induktansi dari kawat lain yang kedua adalah sama,
sehingga total induktansi dari saluran transmisi 2 kawat adalah :
Induktansi eksternal
Dengan mensubstitusikan r
= re-r/4, maka :
Jika persamaan (9) dan persamaan (7) saling dibandingkan, maka nilai r dapat
dikatakan sebagai jari-jari fiktif konduktor berketebalan nol, sehingga tidak
mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai induktansi yang sama
dengan konduktor berjari-jari r.
Pada saluran transmisi tiga fasa, untuk mendapatkan induktansi yang seimbang
(sama pada tiap phasa), saluran transmisi perlu ditransposisikan sebanyak tiga
kali
Berkas konduktor
2 kawat
Berkas konduktor
4 kawat
Dimana f adalah frekwensi sistem. Sehingga total induktansi seri dari saluran
transmisi adalah
Contoh soal
No.1.
Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing satu fasa terdiri dari empat
kawat dengan konfigurasi sebagai berikut:
r = 30 mm = 0.03 m
D = 500 mm = 0.5 m
Durat = 7000 mm = 7 m
Dengan nilai permeabilitas r = 1, maka:
Contoh soal
Mencari GMR : (Persamaan 17)
Contoh soal
Mencari GMD :
Asumsi :
500 mm < 7000mm, maka 500mm bisa diabaikan dengan dianggap kecil.
Dab = 7 m
Dbc = 7 m
Dac = 14 m
Induktansi saluran transmisi :
Contoh soal
No. 2.
Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing fasa terdiri dari empat
kawat dengan konfigurasi seperti gambar dibawah :
Ditanyakan : GMR, GMD, Induktansi (L) dan Reaktansi induktif (XL)
Jawaban :
Mencara GMR :
Contoh soal
Mencari GMR : (Persamaan 17)
Contoh soal
Mencari GMD :
Mencari induktansi L
Dengan cara yang sama, perbedaan potential karena muatan pada konduktor b
adalah
atau
Merupakan kapasitansi per unit panjang dari suatu saluran transmisi satu fasa
dua kawat.
Perbedaan potential antara masing-masing konduktor dan tanah (neutral)
adalah setengah dari perbedaan potential antara kedua konduktor. Sehingga
kapasitansi ke tanah dari saluran transmisi satu fasa dua kawat adalah
Contoh soal
No.1:
Suatu saluran transmisi satu-fasa 8000 V, 60 Hz, terdiri dari dua aluminum
konduktor dengan radius 2 cm jarak antara kawat 1.2 m. Bila panjang saluran 30
km dan temperatur konduktor 200C,
a. Berapa resistansi seri per kilometer dari saluran ini?
b. Berapa induktansi seri per kilometer dari saluran ini?
c. Berapa kapasitansi shunt per kilometer dari saluran ini?
d. Berapa total reaktansi seri dari saluran ini?
e. Berapa total admitansi seri dari saluran ini?
Jawaban :
a. Resisitansi seri saluran transmissi adalah
Dengan mengabaikan skin effect, resisitivitas saluran pada 200 adalah 2.8310-8
-m dan resistansi per kilometer adalah
Contoh soal
b. Induktansi seri per kilometer dari saluran transmisi adalah
Contoh soal
e. Admitansi shunt per kilometer dari saluran transmisi adalah
Tugas - 1
1. Tentukan resistansi DC dari konduktor tembaga (97,5%) dipilin dengan 3 lapis
berukuran 253 mm2 (500.000 CM) dalam Ohm per km pada suhu 25 oC, bila
diketahui 25 = 1,8 mikro-Ohm-cm.
2. Suatu penghantar aluminium terdiri dari 37 kawat masing-masing dengan
diameter 0.333 cm. Hitunglah tahanan dc dalam ohm per kilometer pada 75C.
Bila diketahui aluminium 20C = 2.83 x 10 8 -m
3. Suatu SUTT 345 kV, MVA base 100 MVA , 3 fasa dengan berkas konduktor per
fasa dan setiap fasa terdiri dari 2 konduktor, seperti gambar dibawah.
Konduktor yang digunakan ACSR 1113 kcmil. Jarak antar kedua konduktor (d)
dalam setiap berkas 12 inch, bila diasumsikan D12, D23 dan D31 masing-masing
adalah 26 feet, 26 feet dan 52 feet , tentukan :
a. Induktansi rata-rata per fasa dalam Henri/ meter
b. Reaktansi induktif per fasa dalam Ohm per km
c. Reaktansi seri dari saluran dalam per unit
d. Kapasitansi line-ke-netral dari saluran dalam Farad per meter
e. Reaktansi kapasitif ke netral dari saluran dalam Ohm per km
Tugas terstruktur
Baca dan pelajari buku Transmisi Daya Listrik
(TS. Hutauruk) Bab 2
1 1
L = = 2.10 h ln + + ln d12
i
r1 4
Henri
L = La + Ld
La : komponen pertama dan kedua adalah komponen kawat,
tergantung dari sifat kawat
Ld : komponen ketiga adalah komponen jarak-jarak kawat
bila : ln digantikan dengan log, ln = 2,3026 log
dan panjang kawat (h) adalah 1 km = 1000 m, serta frekuensi f = 50
Hz, maka :
1
L = 0,4605.10 3 log + 0,10857 + log d12 Henri / km
r1
1
X L = 0,14467 log + 0,10857 + log d12 Ohm / km
r1
GMD = r n 1 n
GMD suatu titik thd lingkaran adalah jarak titik tsb thd pusat
lingkaran
GMD dari dua lingkaran dengan jarak titik pusat d12 adalah d12
n = 3 p2 + 3 p +1
GMD = 2r 5 6
Karena jarak tiap kawat berurutan adalah 2 r
GMR = 2,1767 r
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 1- fasa , 50 Hz, menggunakan konduktor tembaga keras
97,5%; 107,2 mm2 (4/0 atau 211.600CM), jumlah elemen kawat 19, radius efektif
0,6706 cm. Jarak antara kedua kawat 1,5 meter.
Tentukan Reaktansi induktif per kawat per fasa dalam Ohm/km.
Jawaban :
X L = 0,14467 log
+ 0,10857 + 0,14467 log 1,5 = 0,3556 Ohm / km
0,006706
D
b
1
L = 0,4605.10 3 log + 0,10857 + log d12
r1
Henri / km
1
X L = 0,14467 log + 0,10857 + log d12 Ohm / km
r1
1
L = 0,4605.10 log + 0,10857 + log GMD
r1
1
X L = 0,14467 log + 0,10857 + log GMD Ohm / km
r1
Dimana :
Henri / km
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 3-fasa , 50 Hz, 150 kV menggunakan konduktor ACSR
282 mm2 (556.500CM), 30/7, konfigurasi horizontal datar dengan jarak antar
kawat 5,33 meter. Radius efektif kawat 1,21 cm = 0,0121 meter.
Tentukan (a). Jarak ekivalen kawat; (b). Reaktansi induktif per kawat per fasa
dalam Ohm/km.
Jawaban : (a). Jarak ekivalen kawat = GMD
X L = 0,14467 log
+ 0,10857 + 0,14467 log 6,715 = 0,29307 + 0,11965 = 0,4127 Ohm / km
0,0121
XC = j
X a ' = 0,1317 log
1
r1
MegaOhm / km
1
= X a '+ X d '
2 . f .C
X d ' = 0,1317 log d12
MegaOhm / km
b. Reaktansi Kapasitif saluran 3 fasa dengan jarak antar fasa tidak sama
1
GMD
XC = j
= X a '+ X d ' = 0,1317 log
2 . f .C
r1
MegaOhm / km
GMD = 3 D12 .D23 .D31
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 3-fasa menggunakan konduktor ACSR 456 mm2
(900.000CM), konfigurasi horizontal datar dengan jarak antar kawat 4,2672 meter
(14 feet).
Frekuensi sistem 50 Hz. Diamater kawat 2,9515 cm.
Tentukan kapasitansi dan reaktansi kapasitif dari saluran tsb
Jawaban :
GMD
5,3763
C=
1
1
6
=
=
0
,
0094
x
10
2 . f . X C
2 .50.(0,3373x106 )
Farad / km
DB
d AB
lilitan-Weber
1 1
1
1
ln + + ln
+ ... + ln
r 4
d12
d1n
LA = A = K 1
+ ln GMD
iA
n
Konduktor berkas
Pendekatan :
Reaktansi induktif konduktor berkas per fasa :
XL = 0,14467 log
Dimana :
GMD
GMR
Ohm/km
GMD = 3 d AB .d BC .d AC
Konduktor berkas
GMR dari konduktor berkas dimana sub konduktor mempunyai jarak-jarak
yang sama dan terletak pada suatu lingkaran dengan radius R adalah :
Bila jumlah sub konduktor 2, maka n = 2
R
r1 '
R
Konduktor berkas
Bila jumlah sub konduktor 3, maka n = 3
S
R=
3
R
r1 '
R
S
2
GMR = R
r1 '
R
n.
r1 '
R
Konduktor berkas
Kapasitansi dan reaktansi kapasitif untuk konduktor berkas
QA
2h
CA =
=
eA 1
Mega Ohm-km
1
X a '( eq ) = j 0,1317 log
R n n r1
R
Farad
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 3-fasa menggunakan konduktor berkas dengan 2 subkonduktor per fasa. Jarak sub konduktor S = 0,4 meter dan jarak-jarak kawat
berkas sbb :
dAB = dBC = 7 meter
dAC = 14 meter
Radius sub konduktor = 1,725 cm
Tentukan reaktansi induktif dan kapasitif dari saluran tsb
Jawaban :
GMR = R 2
Dimana : R = . S
= 0,2 m
r1 ' =
Jadi :
r1 '
R
1,725 1/ 4
e
100
meter
r1 '
1, 725 .e 1 / 4
GMR = R 2
= 0,2 2
= 0 , 0733
R
100 x 0 , 2
meter
Contoh soal
Jawaban :
Jadi :
X L = 0,14467 log
1
X a '( eq ) = j 0,1317 log
R n n r1
R
GMD
8,82
= 0,14467 log
= 0,301 Ohm / km
GMR
0,0733
= 0,1317 log
0,01725
0,2 2
0,2
= 0,1423 MegaOhm km
XC = Xa(eq) + Xd
= - (0,1423+0,1245)
= - 0,2668 Mega-Ohm-km
1=a
6=f
d12
d25
2=b
5=e
d13
d23
d36
3=c
4=d
Saluran 1
Saluran 2
Reaktansi induktif =
X L = 0,14467 log
GMD
GMR
Ohm/km/konduktor
GMD
X C = j 0,1317 log
GMR
Contoh soal
Suatu saluran transmisi ganda 3-fasa menggunakan konduktor dengan ukuran
sbb :
r1 = 0,00698 m
r1 = 0,008626 m
Jarak antar konduktor sbb :
d12 = d23 = d45 = d56 = 3,0785 m
d13 = d46 = 6,096 m
d14 = d36 = 8,2013 m
d15 = d24 = d26 = d35 = 6,6751 m
d25 = 6,4008 m
d16 = d34 = 5,4864 m
Tentukan reaktansi induktif dan kapasitif dari saluran tsb
Jawaban :
Contoh soal
Jawaban :
X L = 0,14467 log
4,9165
= 0,1925 Ohm / km / konduktor
0,2296
GMR = 6 r1 .d14 .d 25 .d 36
3
X C = j 0,1317 log
4,9165
= j 0,1692 MegaOhm km / konduktor
0,2552
Namun, pendekatan ini tidak praktis, karena harus menghitung arus dan tegangan di
setiap titik sepanjang saluran. Dapat juga diselesaikan melalui persamaan deferensial
untuk saluran, namun juga tdk praktis, untuk sistem yang besar dengan banyak saluran
transmisi.
Saluran medium
Untuk SUTT dengan panjang > 250 km dikategorikan sebagai slauran transmisi panjang.
R = rd
X = xd
Y = yd
Dimana r, x, dan y adalah resistansi, reaktansi, dan admitansi shunt per unit panjang
dan d adalah panjang dari saluran transmisi. Nilai r, x, dan y dapat du dari tabel
referensi konduktor saluran transmisi.
VS = AVR + BI R
I S = CVR + DI R
Disini konstanta A dan D tanpa dimensi, konstanta B dengan unit , dan konstanta C
diukur dalam Siemens (Mho). Konstnata-2 ini sering kali disebut sebagai konstanta umum
rangkaian, atau konstanta ABCD.
IS = IR
Berdasarkan Hk. Kirchhoff terdapat hubungan untuk tegangan sbb
VS = VR + ZI = VR + RI + jX L I
VR = VS RI jX L I
A =1
B=Z
C =0
D =1
1) Apabila bebannya bertambah dengan faktor daya lagging yang sama, besaran arus di
saluran akan naik tetapi masih dengan sudut yang sama terhadap VR seperti
sebelumnya.
VS = VR + jX L I
Jatuh tegangan pada reaktansi jXLI akan berkisar antara
VR and VS.
Sehingga , bila beban lagging naik, tegangan sisi terima akan berkurang cukup besar
Ringkasan :
1. Bila beban lagging (inductive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan turun cukup besar nilai pengaturan tegangan (VR) akan
besar dan positif.
2. Bila beban unity-PF (resistive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan turun sedikit nilai pengaturan tegangan (VR) akan kecil dan
positif..
3. Bila beban leading (capacitive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan naik nilai pengaturan tegangan (VR) akan negatif..
VR =
VRnl VRfl
VRfl
.100%
Dimana VRnl dan VRfl adalah tegangan no-load dan full-load pada sisi terima saluran.
VS VR
VR =
.100%
VR
VS = VR + I R
Z
Z
+ IS
2
2
I S = I R + VPY = I R + VR + I R Y
2
ZY
I S = YVR + 1 +
2
I R
ZY
VS = 1 +
2
Z 2Y
I R
VR + Z +
4
ZY
I S = YVR + 1 +
I R
2
Tetapi
VS = VR + I P Z
I P = I R + VR
Y
2
VS =V R+ I R + VR Z
2
ZY
VS = 1 +
VR + ZI R
2
Jadi :
I S = I P + VS
Y
Y ZY
Y
= I R + VR + 1 +
V
+
ZI
R
R
2
2
2
2
ZY 2
ZY
VR + 1 +
I S = Y +
I R
4
2
VR =
VRnl VRfl
VRfl
.100%
atau
VS
VR
ZY
1+
2
VR =
.100%
VR
IC 2
Y
= VR
2
I ser
Y
= VR + I R
2
VS = ZI ser
ZY
+ VR = Z ( I C 2+ I R ) + VR =
+ 1VR + ZI R
2
Y
Y
I S = I C1 + I ser = I C1 + I C 2 + I R = VS + VR + I R
2
2
ZY
ZY
IS = Y
+ 1VR +
+ 1 I R
4
ZY
+1
A=
2
B=Z
ZY
C = Y
+ 1
4
ZY
D=
+1
2
Dimana VS adalah besaran tegangan sumber (input) line-to-neutral dan VLL,S adalah
besaran tegangan sumber (input) line-to-line. Disini diasusmsikan untuk hubungan- Y!
Dengan cara yang sama , daya aktif output dari saluran transmisi adalah
S in = 3VS I S = 3VLL , S I S
Dana daya nyata output adalah
VS sin
I cos =
XL
Sehingga daya outputnya sbb:
3VSVR sin
P=
XL
Sehingga , daya yang disuplai oleh saluran transmisi tergantung pada sudut fasor antara
tegangan input dan output.
Pmax
3VSVR
=
XL
Daya maksimum ini disebut steady-state stability limit dari saluran transmisi. Dalam
kenyataannya resistansi saluran transmisi adalah tidak = 0, sehingga, sebelum mencapai nilai
transfer daya maksimum sudah mengalami pemanasan pada Saluran transmisi . Secara tipikal
sudut daya pada beban penuh adalah 250 .
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari persamaan daya diatas adalah:
1. Kemampuan transfer daya maksimum dari suatu saluran transmisi adalah fungsi dari
kwadrat tegangan nominalnya. Misalnya apabila semua parameter saluran sama, suatu
saluran transmisi 220 kV akan memiliki 4 kali kemampuan transfer daya dibandingkan
dengan saluran transmisi 110 kV .
Hal ini merupakan salah satu keuntungan menaikkan tegangan saluran transmisi Namun
tegangan yang sangat tinggi akan menghasilkan medan elektromagnetik yang kuat, yang
menyebabkan interferensi dengan komunikasi dan menghasilkan efek corona menyalanya
ion-ion udara yang akan meningkatkan losses.
3. Transmission
lineadalah
efficiency
Effisiensi
saluran transmisi
Pout
=
.100%
Pin
1. Arus steady-state maksimum harus dibatasi untuk menghindari pemanasan berlebih pada
saluran transmisi . Rugi-rugi daya pada saluran dihitung dengan pendekatan sbb :
Ploss = 3I L R
2
Semakin besar arus yang mengalir semakin besar rugi-rugi panas pada resistansi.
VR
VS
0,95
Contoh soal - 1
1. Suatu saluran transmisi 3 fasa , 50 km, 70 kV, mempunyai konstanta
saluran sbb : R = 0,20 Ohm per km, X = 0,608 Ohm per km, Y = j4,0 x10-6 Mho
per km. Saluran transmisi tsb mensuplai beban 30 MW dengan faktor daya 0,9
lagging. Tegangan pada ujung beban 70 kV.
Tentukan :
a. Tegangan pada ujung kirim
I
b. Daya pada ujung kirim
Z
c. Efisiensi transmisi
d. Pengaturan tegangan
Jawaban :
(a). Saluran transmisi ini termasuk saluran pendek IS = IR = I dan VS = VR + I.Z
PR = 30 MW, pf. 0,9 lagging
VR(LL) = 70 kV
VR(LN) = 70 / 3 kV = 40,4 kV
30.000 kW 25,84o
IR =
=
= 274,94 Amp 25,84o
3.VR ( LL ) . pf
3 x 70 kV x 0,9
PR
Contoh soal - 1
Z = (0,2 + j 0,608) x 50 = 10 + j 30,4 = 3271,8o
Ohm
VS = VR + IZ
VS = 40,416 + 274,94 25,84 x 3271,8 = 40,416 + 8,79845,96 Volt
VS = 40,416 + 6,116 + j 6,324 = 46,532 + j 6,324 = 46,937,49 kV ( L N )
atau
VS = 46,93 kV x 3 = 81,28 kV ( L L)
(b). Daya pada ujung kirim :
PS = 3 VS I cos S
Contoh soal - 1
(b). Efisiensi transmisi :
PR
30
.100% =
.100% = 92,6%
PS
32,34
VS VR
81,28 70
VR =
.100% =
.100% = 16,11%
VR
70
sinh d
Z'= Z
d
tanh(d / 2)
Y '= Y
d / 2
Model pendekatan
= yz
Dimana y adalah admitansi shunt per kilometer dan z adalah impedansi seri per km.
Apabila d semakin kecil, maka ekspresi ratio pada Z dan Y mendekati 1.0 dan model
tersebut menjadi model saluran transmisi menengah. Konstanta ABCD untuk saluran
transmisi panjang adalah
Z 'Y '
A=
+1
2
B = Z'
Z 'Y '
C = Y
+ 1
4
Z 'Y '
D=
+1
2
dVx
= z Ix
dx
d 2Vx
dI x
=
z
dx 2
dx
dI x
= y Vx
dx
d 2Ix
dVx
=
y
dx 2
dx
(1)
(2)
d 2Vx
= yz Vx
2
dx
d 2Ix
= yz I x
2
dx
y
V ( x) = (cosh yz x)VR + (
sinh yz x) I R = A .VR + B . I R
z
y
I ( x) = (
sinh yz x)VR + (cosh yz x) I R = C .VR + D . I R
z
2 Persamaan diatas dapat dituliskan sbb :
z
= impedansi karakteristik per satuan panjang
y
Yc =
y
= admitansi karakteristik per satuan panjang
z
= + j
=
cosh l = 12 (el + el )
sinh l = 12 (el el )
Sehingga :
VS =
IS =
l
j l
1 (V I Z )e l e j l
(
V
+
I
Z
)
e
e
+
2
2
R
R c
R
R c
l
j l
1 (V Y I )e l e jl
(
V
Y
+
I
)
e
e
2
2
R c
R
R c
R
Suku pertama dari VS dan IS disebut gelombang datang (incident wave) dan suku kedua
disebut gelombang refelksi/ pantulan (reflected wave). Keduanya merupakan gelombang
berjalan.
Gelombang datang semakin berkurang nilai dan sudut fasanya menuju sisi terima,
sebaliknya gelombang pantul semakin membesar nilai dan sudut fasanya menuju sisi kirim.
Disetiap titik sepanjang saluran, terjadi superposisi antara gelombang datang dan
gelombang pantul.
Kondisi khusus :
1. Bila kedua suku berbeda sudut fasa 180o ,maka kedua suku diatas akan saling
menghilangkan, sehingga : IR = 0 dan = 0. kondisi ini terjadi pada saluran terbuka atau
tanpa beban
2. Bila saluran ditutup dengan inpedansi karakteristik Zc, yang merupakan impedansi
saluran yang panjangnya tak terhingga. pada kondisi ini tidak terdapat gelombang
pantul, sehingga : VR = IR Zc
Nilai Zc, untuk saluran transmisi tunggal sekitar 400 dan untuk saluran ganda 200 ,
dengan sudut fasa antara 0 sampai dengan -15o
Panjang Gelombang
Untuk jarak x1 disepanjang saluran dimana x1 = 2 , maka vektor tegangan / arus akan
sefasa, maka jarak x1 disebut satu panjang gelombang (), dimana :
dan v = . f
atau v =
2 . f
atau =
R = G = 0, maka :
2 . f
v
Daya karakteritik.
Daya karakteristik adalah daya maksimum yang dapat ditransmisikan bila tegangan sisi
terima (VR) adalah sama dengan tegangan sisi kirim (VS) dan dibebani dengan beban
yang sama dengan impedansi karakteristik saluran.
Bila rugi-rugi saluran diabaikan, R = 0 dan G = 0, maka daya karakteristik disebut daya
natural atau Surge Impedance Loading (SIL) = PN
Untuk saluran panjang :
l = ( + j ) l dan = 0
Zo =
L
C
= impedansi surja
dan = LC = 2 . f LC
VR = VR 0o
Apabila
VS = VS
Maka :
PR =
VR VS sin
Z o sin l
Harga maksimum PR diperoleh bila |VR| = |VS| = |V| dan ujung beban ditutup
dengan suatu beban yang sama dengan impedansi karaktersitik atau impedansi
surja saluran.
Harga |V2|/Zo disebut Daya Natural atau Pembebanan Impedansi Surja (Surge
Impedans Loading, disingkat SIL)
Jadi
PR = PN =
Zo
= SIL
Untuk SUTT :
Zo 400 Ohm
Sehingga :
kW
Harga maksimum .l :
Dalam keadaan steady state, harga maksimum teoritis dari .l = 90o.
Tetapi dalam praktek .l harus dibatasi antara 20o sampai 30o, untuk menjaga
stabilitas saluran.
l = 2 f LC l
v=
1
= 300.000 km / det
LC
Harga .l disebut panjang elektrik saluran, jadi jika .l = 90o = 1,57 radian, maka
1,57 x 300.000
l=
2 f
Untuk f = 50 Hz l = 1.500 km
Untuk f = 0 (DC) l = ~ (tak terhingga)
l=
0,523 x 300.000
2 f
Untuk f = 50 Hz l = 500 km
Untuk f = 0 (DC) l = ~ (tak terhingga)
L
Zo =
C
kV 2
PN =
= 2,5 kV 2
Zo
kV = 5,5 l +
PN
(kW ) atau kV =
2,5
kWmaks
100
Rangkaian ekivalen
Untuk saluran transmisi panjang, menjadi kurang teliti apabila memodelkan admitansi
shunt dengan dua capacitor disetiap ujung saluran. Akan Lebih tepat dan teliti apabila baik
kapasitansi shunt dan impedansi seri dinyatakan dalam besaran yang terdistribusi
sepanjang saluran. Tegangan dan arus di saluran dihitung melalui persamaan deferensial
dari saluran.
Namun sebenarnya kita tetap bisa memodelkan saluran transmisi panjang sebagai
model nominal , yaitu dengan impedansi seri yang dimodifikasi Z dan admitansi
shunt yang dimodifikasi Y . Selanjutnya melakukan perhitungan tegangan dan arus
menggunakan model konstanta ABCD . Nilai impedansi seri dan admitansi shunt yg
dimodifikasi adalah sbb:
sinh d
Z'= Z
d
tanh(d / 2)
Y '= Y
d / 2
Rangkaian ekivalen
Model ideal
Model pendekatan
Rangkaian ekivalen
Disini Z adalah impedansi seri saluran; Y adalah admitansi shunt saluran; d adalah
panjang saluran; adalah konstanta propagasi saluran:
= yz
Dimana y adalah admitansi shunt per kilometer dan z adalah impedansi seri per km.
Apabila d semakin kecil, maka ekspresi ratio pada Z dan Y mendekati 1.0 dan model
tersebut menjadi model saluran transmisi menengah. Konstanta ABCD untuk saluran
transmisi panjang adalah
Z 'Y '
A=
+1
2
B = Z'
Z 'Y '
C = Y
+ 1
4
Z 'Y '
D=
+1
2
Contoh soal
1. Suatu saluran transmisi 3-fasa , tunggal, 300 km, 220 kV. Konstanta
saluran transmisi adalah
Z = 0 + j 0,48 Ohm/km ;
X = 0,30 Mega Ohm/km
Tentukan : (a) Impedansi karakteristik; (b) konstanta propagasi;
(c) Daya Natural ; (d ) panjang elektrik saluran
Jawaban :
X = 0,48 Ohm/km
dan X = 0,3 x 106 Ohm-km
Zo =
Z
= X . X ' = (0,48)(0,3x10 6 ) = 380 Ohm
Y
= + j = ZY = ( j 0,48)( j 3,333x10 6
= 0 + j1,265 x10 3 radian / km
kV 2 220 2
PN =
=
= 127,4 MW
Zo
380
Contoh soal
2. Suatu saluran transmisi 3-fasa , tunggal, 200 km, 220 kV. Konstanta
saluran transmisi adalah
Z = 0,64 71,8o Ohm/km ;
Y = 4,0 x 10-6 90o Mho/km
Tentukan : (a) Impedansi karakteristik; (b) impedansi surja; (c) konstanta
propagasi; (d) Daya Natural ; (e ) konstanta panjang gelombang; (f)
panjang elektrik saluran
Jawaban :
Z
0,6471,8o
Zc =
=
= 400 9,1o
6
o
Y
4 x10 90
Zo =
L
=
C
Ohm
jX
0,608
=
= 390 Ohm
Y
4 x10 6
kV 2 220 2
PN =
=
= 124,1 MW
Zo
390
VS = AVR + BI R
I S = C VR + DI R
Dan :
VR = DVS BI S
I R = CVS + AI S
(1)
(2)
VS = VR + ZI R
IS = 0 + IR
B=Z;
C=0;
D=1
Z 2Y
ZY
I R
VS = 1 +
VR + Z +
2
4
ZY
I S = YVR + 1 +
I R
2
ZY
Z 2Y
A = 1+
; B=Z+
; C =Y ; D = A
2
4
ZY
VS = 1 +
2
VR + ZI R
ZY
I S = YVR + 1 +
I R
2
ZY
Y 2Z
A = D = 1+
; B = Z ; C =Y +
2
4
sinh l
IS = (
)VR + (cosh l ) I R
Zc
Sehingga konstanta umum saluran :
sinh l
A = D = cosh l ; B = Z c sinh l ; C =
Zc
Diagram lingkaran
Dalam sistem tenaga listrik, khususnya dalam saluran transmisi, tegangan, arus dan
daya selalu berubah-ubah dari saat ke saat. Seperti telah dilihat bahwa dalam
perhitungan yang menyangkut tegangan, arus dan daya sangat panjang dan memakan
waktu. Oleh karena itu untuk menghemat waktu sangat menolong bila pemecahan
dilakukan secara grafik dengan pertolongan diagram lingkaran.
Diagram lingkaran juga sangat menolong dalam perencanaan dan dalam bidang
operasi. Disamping itu dengan pertolongan diagram lingkaran dapat diterangkan hasil
yang diperoleh
Dalam teknik tenaga listrik dikenal berbagai diagram lingkaran, salah satunya adalah
diagram lingkaran daya saluran transmisi.
S = V I = P + jQ
dengan pengertian: + Q = daya reaktif induktif; - Q = daya reaktif kapasitif
Diagram lingkaran
Persamaan tegangan dan arus :
VS = AVR + BI R
V
A
atau I R = S VR
B B
VS A
dan I R =
VR
B B
S R = VR IR = PR + jQR
Atau
VSVR
A
2
S R = VR +
B
B
Daya pada ujung kirim:
VR = DVS BI S
Maka :
VR D
atau I S = + VS
B B
VSVR
D
2
S S = VS
B
B
dan S S = VS IS = PS + jQS
Diagram lingkaran
Diagram lingkaran daya pada ujung beban :
Misalkan :
VR = VR 0o
dan VS = VS o
VS VR
A
2
S R = VR +
o
B
B
Pusat lingkaran :
Radius lingkaran :
A
H R = VR
B
RR =
VS VR
B
atau VS = VS o
Diagram lingkaran
Diagram lingkaran daya pada ujung beban :
A = A
Bila :
SR =
A
B
dan B = B
VR ( ) +
2
VS VR
B
( )
b. Vertikal :
c. Radius :
=
=
=
A
B
A
B
VR cos( ) Watt
2
VR sin( ) Var
VS VR
B
Volt Amp
dan D = D
Diagram lingkaran
Diagram lingkaran daya pada ujung kirim :
Misalkan :
VS = VS 0o
dan VR = VR o
atau VR = VR o
SS =
D
B
VS ( )
2
VS VR
b. Vertikal :
c. Radius :
VS cos( ) Watt
2
VS sin( ) Var
VS VR
B
Volt Amp
( + )
Diagram lingkaran
Aliran daya pada saluran transmisi :
SR =
S R = VR IR = PR + jQR
VS VR
B
( )
A
B
VR ( )
2
Bila VS dan VR tegangan jala-jala dalam kV, maka daya tiga fasa adalah :
PR =
VS VR
QR =
VS VR
cos( )
sin( )
A
B
A
B
VR cos( ) MW
2
VR sin( ) MVAR
2
Daya PR maksimum terjadi bila = , jadi daya maksimum pada ujung beban :
PR ( maks ) =
VS VR
B
A
B
VR cos( ) MW
2
QR =
A
B
VR sin( ) MVAR
2
Jadi supaya diperoleh daya maksimum, maka beban harus dengan faktor daya negatif
(leading). Titik untuk PR(max), sudah digambarkan pada diagram lingkaran pada ujung
beban.
Pada rangkaian ekivalen PHI, nilai B = Z dan bila saluran pendek A = 1 dan sudut = 0
PR ( maks ) =
VS VR
PR ( maks ) =
VS VR
Z
VR
cos( ) MW
VR
Z
2
2
x R MW
Untuk SUTT, nilai R biasanya jauh lebih kecil dari pada reaktansi X, sehingga :
= arctan
PR ( maks ) =
VS VR
X
sin
X
= 90o
R
MW
QR =
VS VR
X
cos
VR
X
MVAR
PR ( maks ) =
QR =
VS VR
X
VS VR
X
VR
X
cos = 1
MW
2
VR
X
[V
VR ] =
VR
X
.V
Contoh soal
1. Suatu saluran transmisi fasa tiga 60 Hertz, panjang 100 km. Impedansi seri
0,2+j0,667 ohm/km, dan admintansi shunt 4,42x10-6 mho/km , tegangan pada
ujung beban 220 kV(L L), dan beban 40 MW pada faktor daya 0,9
terbelakang. Dengan menggunakan representasi nominal PI tentukanlah:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim;
b. Faktor daya dan daya pada ujung kirim;
c. rugi transmisi dan efisiensi transmisi;
d. Pengaturan tegangan;
e. Konstanta umum ABCD;
f. Titik pusat dan radius dari diagram lingkaran daya ujung beban.
Solusi:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim.
Z = 0,2 + j 0,667 ohm/km = 20 + j66,7 Ohm untuk 100 km = 69,6 73,3o
Y = j 4,42 x 10-6 mho/km = j 4,42 x 10-4 mho untuk 100 km
VR = 220 kV(L L) = 127 kV (L-N)
PR = 40 MV, pf = 0,9 tebelakang
IR =
40.000
= 116,6 25,8o Amp
3 x 220 x0,9
ZY
VS = 1 +
VR + ZI R
2
ZY
I S = 1 +
4
ZY
YV
+
R 1 +
I R
2
PS =
VR % =
VR ( NL )
VR ( NL ) VR ( FL )
VR ( FL )
x100% ; VR ( FL ) = 127kV ( L N )
VS
130,58
132,53 127
=
=
= 132,53 kV ( L N ) ; VR(%) =
x100% = 4,35%
ZY
0,9853
127
1+
2
A = 1+
ZY
= 0,9853 + j 0,0044 = 0,98530 o ; B = Z = 20 + j 66,6 = 69,773,3o
2
ZY
)Y = 4,38 x10 4 90o Ohm ; D = A
4
C = (1 +
e. Tentukanlah titik pusat dan radius dari diagram lingkaran daya ujung beban.
Persamaan diagram lingkaran daya pada ujung beban :
SR =
A
B
VR ( ) +
2
VS VR
B
( )
Dimana :
|A| = 0,9853 ; |B| = 69,7 Ohm ; |C| = 4,38 x 10-4 Mho ; = 0o ; |VR| = 220 kV(L-L) ;
= 73,3o ; |VS| = 226,2 kV (L-L)
Jadi :
SR =
0,9853
220 x 226,2
x 220 2 73,3o +
(73,3 )
69,7
69,7
= 684,273,3o + 714,073,3
MVA
f.
Vertikal
Radius lingkaran
= 714 MVA