Professional Documents
Culture Documents
GASTRITIS
I. PENGERTIAN.
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. (Brunner dan Sudath, 2000 : 1405)
II. ETIOLOGI.
A. Gastritis Akut.
Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasanya terbatas pada mukosanya saja terjadi atas
gastritis eksogen dan endogen yang akut.
a. Gastritis eksogen akut. Disebabkan faktor dari luar yang terdiri dari beberapa bagian:
Gastritis eksogen akut yang simple, disebabkan oleh : Makanan
Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempahrempah, alkohol dan sebagainya.
Obat-obatan, seperti : Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb.
Bahan kimia dan minuman yang bersifat korosit, bahan alkali yang kuat seperti, soda,
kaustik, (non-hydroxide) korosit sublimat.
b. Gastritis endogen akut. Disebabkan kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam beberapa
bagian :
Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh toksin atau bakteri yang beredar dalam darah dan
masuk ke jantung, misalnya morbili, dipteri, variola dsb.
Gastritis egmonos akute, disebabkan oleh invasi langsung dari bakteri pirogen pada dinding
lambung, seperti streptococcus, stpilacoccus dsb.
B. Gastritis Kronis.
Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa
lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan oleh :
Bakteri, infeksi stapilococcus (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.
Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.
Alkohol dapat menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.
Faktor, psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.
III. PATOFISIOLOGI.
Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mukosa terjadi kemerahan, edema dan
meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosa saja. Apabila sering mengkonsumsi
bahan-bahan yang bersifat iritasi maka dapat menyebabkan perdarahan mukosa lambung,
juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi inflamasi. Jika hal ini terus berlanjut,
maka akan terjadi peningkatan sekresi asam lambung serta dapat meningkatkan jumlah asam
lambung. Keadaan demikian dapat menyebabnkan iritasi yang lebih parah pada mukosa
lambung akibat hipersekresi dari asam lambung.
IV. POHON MASALAH
Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
Kadang disertai melena.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Tiga cara dalam menegakkan pemeriksaan, yaitu gambaran klinis, gambaran lesi mukosa akut
di mukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada endoskopi, dan
gambaran foto atau gambaran radiologi dengan kontras tunggal yang sukar untuk melihat lesi
permukaan yang superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda secara umum
peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis
kelainan akut lambung.
VII. PENATALAKSANAAN.
A. Gastritis Akute.
a. Gastritis Eksogen Akute Simple.
Fase akute, istirahat total 1-2 hari.
Hari 1 sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah berkurang, coba
berikan teh hangat dan air minum.
Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama setelah banyak muntah.
Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya.
Kolaborasi medik :
o Pemberian cairan.
o Antimentek untuk mengurangi muntah ~ Sotatik.
o Anti spasmodik untuk memperbaiki spasme otot.
b. Gastritis Infektiosa Akute.
Pengaturan diet.
Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan muntah.
Kolaborasi medik :
o Pemberian antibiotik untuk penanganan factor penyebab.
o Pembrian anti spasmodik.
c. Gastritis Hegmonos Akute.
Pengaturan diet.
Pada abses lokal perlu dilakukan drainase.
Pada pasien dengan hegmonos dispus perlu gastriktomy.
Kolaborasi medik :
o Antibiotik untuk penanganan faktor penyebab.
B. Gastritis Kronis.
a. Gastritis Superfisialis.
Istirahat yang cukup.
Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan perdarahan sedikit.
Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.
Kolaborasi medik :
o Pemberian anti spasmodik.
b. Gastritis Atropikan.
Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan vomitus.
Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.
Kolaborasi medik :
o Pemberian anti spasmodik.
o Beri ekstrak hati, Vit. B12, dan zat besi.
c. Gastritis Hypertropikan.
Istirahat yang cukup.
Hindari merokok.
Beri makanan cair dan lembek.
Kolaborasi medik :
o Anti spasmodik.
o Anti perdarahan k/p.
VIII. KOMPLIKASI.
A. Gastritis Akute.
a. Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.
b. Ulkus pada lambung.
c. Perforasi lambung.
B. Gastritis Kronis.
a. Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi anemia
pernisiosa.
b. Gangguan penyerapan zat besi.
c. Penyempitan daearah fillorus.
d. Kanker lambung.
IX. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS
A. PENGKAJIAN.
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala : Kelemahan / kelelahan.
Tanda : Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
2. Sirkulasi.
Gejala : Hipotensi.
Takhikardi. Disritmia.
Kelemahan nadi / perifer
Pengisian kapiler lambat.
Warna kulit pucat, sianosis.
Kelembaban kulit, berkeringat.
3. Integritas Ego.
Gejala : Faktor stress akut / psikologi.
Perasaan tidak berdaya.
Tanda : Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat.
Perhatian menyempit.
4. Eliminasi.
Gejala : Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.
Pendidikan/Pekerjaan : SMA/Swasta
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Alamat : Sungai Rangas
Kiriman dari :
Tanggal Masuk RS : 2 Agustus 2011 Jam 18.45 WITA
Tanggal Pengkajian : 2 Agustus 2011 Jam 19.00 WITA
Nomor Register : 4285/11
B. Penanggung Jawab Klien
Nama : Tn. B
Hubungan dengan Klien : Teman
Umur : 36 tahun
Alamat : Sungai Rangas
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
A. Alasan Dirawat
Sejak 2 hari yang lalu klien merasakan sakit di perut disertai mual dan pusing, yang
disebabkan oleh gastritis (maag). Sebelum masuk Rumah sakit klien meminum obat maag
yang dibelinya di toko obat, tapi karena keadaan klien semakin melemah dan tak kunjung
sembuh, akhirnya klien dibawa ke RSUD H. Damanhuri Barabai.
B. Keluhan Utama
Nyeri di perut (lambung) disertai mual dan pusing.
1. Provocative/Pallitive
Dari penuturan klien, 2 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit, klien merasakan nyeri
disekitar perut, serta mual dan pusing. Penyebabnya dikarenakan kebiasaan klien yang sering
terlambat makan. Melihat keadaan klien yang merasakaan nyeri di perut tepatnya di lambung
dan keadaan klien yang semakin melemah serta sempat pingsan, maka teman klien membawa
klien ke RSUD H. Damanhuri Barabai untuk mendapatkan perawatan.
2. Qualiti/Quantity
Klien merasa nyeri di perutnya serta klien terlihat pucat.
3. Regional
Klien merasakan nyeri bagian abdomen sebelah kiri.
4. Severity Scale
Skala nyeri klien adalah skala 3 yaitu nyeri berat.
0 : tidak nyeri
1: nyeri ringan
2 : nyeri sedang
3 : nyeri berat
4 : nyeri tak tertahankan
5. Timing
Klien mengatakan bahwa sakitnya kadang-kadang timbul.
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit Ini
Dari penuturan klien, klien memang memiliki riwayat penyakit maag, tapi tidak pernah
separah ini, biasanya setelah minum obat yang dibeli di toko obat, sakit klien sembuh.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sakit perut yang terus-menerus disertai mual dan
pusing, bahkan sebelum dibawa ke rumah sakit, klien sempat pingsan. Akhirnya melihat
keadaan klien yang semakin melemah, teman klien langsung membawa klien ke RSUD H.
Damanhuri Barabai pada tanggal 2 Agustus 2011 jam 18.45 WITA untuk mendapatkan
perawatan.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dideritanya sekarang, dan di keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit keturunan
seperti Hipertensi dan DM serta penyakit menular seperti Hepatitis dan AIDS.
Genogram :
(Tn. S, 26 tahun, gastritis)
Keterangan :
: Laki-laki : Kawin
: Perempuan : Tinggal serumah
: Klien : Meninggal
IV. AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. Makan dan Minum
1. Nutrisi
Di rumah : Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, ikan dan sayur, kadang-kadang bisa sekali
saja. Jenis makanan bervariasi dan tidak ada pantangan.
Di RS : Klien makan 3 kali sehari tetapi hanya sedikit-dikit. Klien tidak dapat menghabiskan
porsi yang disediakan, hanya 2-3 sendok saja yang dapat dihabiskan. Makanan yang
disediakan adalah bubur dengan lauk, sayur dan buah (pisang).
2. Minum
Di rumah : Klien minum 5-6 gelas per hari, jenis minuman air putih dan teh.
Di RS : Klien minum 3-4 gelas air per hari.
B. Eliminasi
1. BAK
Di rumah : Klien BAK 3-6 kali sehari, warna kuning jernih dan bau pesing.
Di RS : Klien trampak susah untuk BAK.
2. BAB
Di rumah : Frekuensi BAB klien 2-3 kali sehari.
Di RS : Frekuensi BAB klien 1 kali sehari.
C. Istirahat dan Tidur
Di rumah : Klien tidur siang sekitar jam 15.00 WITA dan tidur malam sekitar jam 22.00
WITA kurang lebih 6-7 jam.
Bentuk simetris tidak terdapat kotoran atau ketombe, pergerakan tidak kaku dapat digerakkan
ke kiri dan ke kanan, tidak terdapat luka pada kulit kepala dan kulit kepala cukup bersih.
2. Rambut
Rambut klien pendek lurus, warna hitam dan rambut klien terlihat bersih.
3. Mata
Bentuk mata simetris, fungsi penglihatan baik, konjungtiva tidak anemis, pupil dan reflex
cahaya baik, klien tidak memakai alat bantu penglihatan.
4. Hidung ( Penciuman )
Bentuk dan posisi hidung simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat secret atau benda
asing yang menempel, tidak terdapat epitaksis dan rhinorrhoe dan tidak ada peradangan.
5. Telinga ( Pendengaran )
Bentuk dan posisi simetris, ketajaman pendengaran baik, tidak terdapat serumen dan cairan
pada lubang telinga, tidak terdapat perdarahan dan klien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
6. Mulut dan gigi
Bentuk bibir simetris, warna bibir tampak kehitaman, mukosa bibir tampak kering, fungsi
pengecapan baik, tidak terdapat perdarahan dan peradangan, mulut cukup bersih dank lien
tidak menggunakan gigi palsu.
7. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, tidak terdapat peradangan
dan leher dapat digerakkan secara anatomis.
8. Thorax (fungsi pernapasan )
Bentuk simetris, tidak terdengar bunyi wheezing dan tidak ada penurunan ekspansi paru kiri
dan kanan.
9. Abdomen
Bentuk simetris, abdomen terlihat bersih tidak terdapat luka. Abdomen klien kembung saat
diperkusi, nyeri tekan di ulu hati saat di palpasi, saat auskultrasi bising usus 16 kali/menit
(Normal : 8-12 kali/menit).
10. Reproduksi
Jenis kelamin klien adalah laki-laki, mempunyai seorang istri dan dua orang anak.
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas : dapat digerakkan dengan baik dan ekstremitas atas dekstra terpasang
infus.
Ekstremitas bawah : keduanya dapat digerakkan dengan baik tapi keadaan klien yang
lemah terpaksa klien istirahat total di tempat tidur.
12. Integumen
Warna kulit klien sawo matang, tidak terdapat lesi dan memar.
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM (3 Agustus 2011)
Hasil Pemeriksaan Hematologi
Jenis Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 13,7 gram% L : 12-16 gram%, P : 12-14 gram%
Lekosit 4630/mm3 L/P : 6.000-10.000 /mm3
Laju endap darah 26 mm/jam L : 0-10 mm/jam, P : 0-15 mm/jam