You are on page 1of 14

ASKEP RETARDASI MENTAL

19.28

Alamsyah Aris

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

.
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang
besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi
mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hamper 3% mempunyai IQ
dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias
dimanfaatkan

karena

0.1%

dari

anak-anak

ini

memerlukan

perawatan,

bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya. Sehingga retardasi mental


masih

merupakan

dilema,

sumber

kecemasan

bagi

keluarga

dan

masyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya


masih merupakan masalah yang tidak kecil.

Hal inilah yang melatar belakangi kami untuk mengangkat masalah


Retardasi mental dalam makalah kami. Selain itu, makalah ini juga merupakan
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan untuk
melengkapi nilai di semester genap ini.

B.

TUJUAN

Adapun tujuan umum yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini antara lain
:
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai retardasi mental.
2. Menjadikan masyarakat lebih mewaspadai dan menanggulangi adanya
retardasi mental terhadap anak dan anggota keluarga mereka.
3. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai penanggulangan dan
pengobatan serta perawatan terhadap para penderita retardasi mental.

BAB II
PEMBAHASAN
RETARDASI MENTAL
A. Definisi
Terdapat berbagai macam definisi mengenai retardasi mental,menurut:
WHO
Retardasi mental yaitu kemampuan mental yang tidak mencukupi.
Carter CH
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah
yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.
Crocker AC
Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi

yang

rendah,yang di sertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya


timbul pada masa perkembangan.
Melly Budhiman
Seseorang di katakan retardasi mental bila memenuhi criteria sebagai berikut:
a. Fungsi intelektual umum di bawah normal
b. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif social
c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu di bawah usia 18 tahun.

Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan atau IQ


(Intelegence Quotient).
IQ adalah MA/CA x 100%
M.A =Mental Age,umur mental yang di dapat dari hasil tets
C.A =Chronological Age,umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.
Yang dimaksud dengan intulektual di bawah normal,yaitu apabila IQ
dibawah 70.Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara
berpikirnya

yang

terlalu

sederhana,daya

tangkap

dan

daya

ingatnya

lemah,demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat


lemah.

Sedangkan

yang

dimaksud

dengan

perilaku

adaptif

sosial

adalah

kemampuan seseorang untuk mandiri,menyesuaikan diri dan mempunyai


tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya.Pada
penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol
adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya
tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuia denagn umurnya.
Gejala harus tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu
dibawah umur 18 tahun. Karena kalau gejala tersebut timbul setelah umur 18
tahun,bukan lagi disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan
gejala klinisnya.
B.

Klasifikasi
Menurut nilai IQ-nya,maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai
berikut:

Nilai IQ

Sangat Superior
130 atau lebih
Superior

120 - 129

Diatas rata-rata

110 - 119

Rata-rata
Dibawah rata-rata

Retardasi mental borderline

90 - 110
80 - 89

70 - 79

Retardasi mental ringan (mampu didik)

52 - 69

Retardasi mental sedang (mampu latih)

36 - 51

Retardasi mental berat

20 - 35

Retardasi mental sangat berat

dibawah 20

Yang sisebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70,retardasi mental tipe


ringan masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang mampuh latih,
sedangkan

retardasi

mental

tipe

berat

dan

sangat

berat

memerlukan

pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya. Bila ditinjau dari gejalanya,maka


Melly Budhiman membagi:
1)
2)

Tipe klinik
Tipe sosio budaya
1 Tipe klinik
Pada retardasi mental tipe klinik ini mudah di deteksi sejak dini, karena
kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebabnya sering kelainan
organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan kelainan
ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun yang rendah. Orang tua dari
anak yang menderita retardasi mental tipe klinik ini cepat mencari pertolongan
oleh karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.
2 Tipe sosio budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak
dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga
disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka
dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan
berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Para orang tua dari anak tipe ini
tidak melihat adanya kelainan pada anaknya,mereka mengetahui kalau anaknya
gagal beberapa tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf
IQ golongan borderline dan retardasi mental ringan.

C. Etiologi
Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial.
Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial berperanan dalam
terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT dan Shonkoff JP
dibawah ini.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental :

1.
Non-organik
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
Faktor sosiokultural
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
Penelantaran anak

2.
Organik
Faktor prakonsepsi

Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan

neurocutaneos, dll.)
Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X) syndrome polygenic
familial.
Faktor prenatal
Ganguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom (trisomi,mosaik,dll)
Infeksi intrauterin,misalnya TORCH,HIV (Human immunodeficiency virus)
Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi dll)
Disfungsi plasenta
Kelainan congenital dari otak (idiopatik)
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi intrauterin, misalnya TORCH,HIV
Zat-zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat, dll)
Ibu: diabetes militus,PKU (Phenylketonuria)
Toksemia gravidarum
Disfungsi plasenta
Ibu malnutrisi
Faktor perinatal
Sangat premature
Asfiksia neonatorum
Trauma lahir: pendarahan intra cranial
Meningitis
Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia
Faktor post natal
Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
Neuro toksin, misalnya logam berat
CVA (Cerebrovascular accident)
Anoksia, misalnya tenggelam
Metabolik
Gizi buruk
Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipoparatiroid
Aminoaciduria, misalnya PKU (Phenyl ketonuria)
Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia, dll
Infeksi
Kebanyakan anak yang menderita retardasi mental ini berasal dari
golongan social ekonomi rendah, akibat kurangnya stimulasi dari lingkungannya
sehingga secara bertahap menurunkan IQ yang bersamaan dengan terjadinya
mutasi. Demikian pula pada keadaan social ekonomi yang rendah dapat sebagai
penyebab organik dari retardasi mental,

D. Diagnosis dan Gejala klinis


Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunankan
DDST (Denver Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera
dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau
gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur
6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan
tidak dapat diambl kesimpulan. Pada kasusu seperti ini, apabila tidak ada
kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu, anamnesis yang teliti apakah
ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/factor nonorganic lainnya
dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak.
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai
beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenita, yang kadangkadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu.
Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi
mental, yaitu :
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kelainan pada mata :


Katarak
Bintik cherry-merah pada daerah macula
Kornea keruh
Kejang :
Kejang umum tonik klonik
Kejang pada masa neonatal
Kelainan pada kulit :
Bintik-caf-au-lait
Kelainan rambut :
Rambut rontok
Rambut cepat memutih
Rambut halus
Kepala :
Mikrosefali
Makrosefali
Perawakan pendek :
Kretin
Sindrom prader-willi
Distonia :
Sindrom hallervorden
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai
berikut :

1.

Retardasi mental ringan


Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari
kelompok ini termasuk dalam tipe social budaya, dan diagnosis dibuat setelah

anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya
selain dapat diajar baca tulis bahkan sampai kelas 4-6 SD, juga bias silatih
keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti
orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu
2.

menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.


Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini
mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya
dapat sampai kelas 2 SD saja, tetapai dapat dilatih menguasai suatu
keterampilan tertentu misalnya pertukangan,pertanian dll. Dan apabila bekerja
nanti mereka ini perlu pengawasan.Mereka juga perlu dilatih bagaimana
mengurus diri sendiri.Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan

kurang dapat mandiri,sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan.


3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini.Diagnosis
mudah ditegakkan secara dini,karena selain adanya gejala fisik yang menyertai
juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah tedapat
keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.Kelompok ini termasuk tipe
klinik.Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang
sederhana,tidak dapat dilatih keterampilan kerja,dan memerlukan pengawasan
4.

dan bimbingan sepanjang hidupnya.


Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik.Diagnosa ini mudah
dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas.Kemampuan
berbahasanya sangat minimal.Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada
orang di sekitarnya

E.

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang
menderita retardasi mental,yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kromosom kariotipe
EEG (Elektro Ensefalogram)
CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Titer virus untuk infeksi congenital
Serum asam urat (Uric acid serum)
Laktat dan piruvat
Plasma asam lemak rantai sangat panjang
Serum seng (Zn)
Logam berat dalam darah
Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Serum asam amino atau asam organik


Plasma ammonia
Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
Urin mukopolisakarida
Urin reducing substance
Urin ketoacid
Urin asam vanililmandelik

F.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan
sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua anak penanganan
multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu
strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan
potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatakn psikolog
untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan
kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik anak,menganalisis penyebab,dan
mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran pekerja
social kadang-kadanng diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar
itu maka buatlah strategi terapi. Seringkali melibatkan lebih banyak ahli
lagi,misalnya ahli saraf bila anka juga menderita epilepsi,palsiserebral,dll.
Psikiater,bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya
membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi,bila diperlukan untuk
merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara,untuk
memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan
bicarnya. Serta diperlukan buruh pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang
retardasi mental ini.
Pada orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan
anaknya, dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. kadangkadang diperlukan waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai
keadaan anaknya, maka perlu konsultasi pula dengan psikolog dan psikiater.
Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dengan orang
tuanya,agar tidak terjadi kesimpang siurandalam strategi penanganan anak
disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian.
Disamping itu masyarakat perlu diberikan penerangan tenteng retardasi
mental,agar mereka dapat menerima anak

Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di sekolah
ini diajarkan keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri
dikemudian hari. Diajarkan pula tentang baik buruknya suatu tindakan
tertentu,sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan yang tidak
terpuji,seperti mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll.
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh
kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai dengan kelainan fisik yang
memerlukan penanganan khusus.

G. Pencegahan
Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang
potensial dapat mengakibatkan retardasi mental, misalnya melalui imunisasi.
Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik
selama kehamilan, dan bersaling pada tenaga kesehatan yang berwenang maka
dapat membantu menurunkan angka kejadian rfetardasi mental. Demikian pula
dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja,
memberikan pendidikan yang baik, memperbaiki senitasi lingkungan,
meningkatkan gizi keluarga, akan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
Dengan adanya program BKB (Bina Keluarga dan Balita)yang merupakan
stimulasi mental dini dan bisa dikembangkan dan juga deteksi dini, maka dapat
mengoptimalkan perkembangan anak.
Diagnosis ini sangat penting, dengan melakukan skrining sedini mungkin,
terutama pada tahun pertama, maka dapat dilakukan intervensi yang dini pula.
Misalnya diagnosis dini dan terapi dini hipotiroid, dapat memperkecil
kemungkinan retardasi mnetal. Detaksi dan intervensi dini pada retardasi mental
sangat membantu memperkecil retardasi yang terjadi.

BAB III
KONSEP ASKEP

A.Pengakajian.

Pengakjian dapat dilakukan melalui:


1. Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur kranium, misalnya
klasifikasi atau peningkatan tekanan intrakranial.
2. Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan hamatoma.
3. Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak retardasii mental. Juga tidak
mudah bagi orang tua untuk menerima pengambilan jaringan otak dalan jumlah
kecil sekalipun karena dianggap menambah kerusakan otak yang memang tidak
adekuat.
4. Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai bahan metabolik yang
diketahui mempengaruhi jaringan otak jika tidak ditemukan dalam jumlah besar
atau kecil, misalnya hipeglekimia pada neonatus prematur, penumpukan
glikogen pada otot dan neuron, deposit lemak dalam otak dan kadar fenilalanin
yang tinggi.
Atau dapat melakukan pengkajian sebagai berikut:

Lakukan pengkajian fisik.

Lakukan pengkajian perkembangan.

Dapatkan riwayat keluarga, teruma mengenai retardasi mental dan gangguan


herediter dimana retardasi mental adalah salah satu jenisnya yang utama.

Dapatkan riwayat kesehatan unutk mendapatkan bukti-bukti adanya trauma


prenatal, perinatal, pascanatal, atau cedera fisik.

Infeksi maternal prenatal (misalnya, rubella), alkoholisme, konsumsi obat.

Nutrisi tidak adekuat.

Penyimpangan lingkungan.

Gangguan psikiatrik (misalnya, Autisme).

Infeksi, teruma yang melibatkan otak (misalnya, meningitis, ensefalitis,


campak) atau

suhu tubuh tinggi.


Abnormalitas kromosom.
Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis kromosom, disfungsimetabolik,
radiografi, tomografi, elektro ersafalografi.

Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia. Stanford, binet, Wechsler


Intellence, Scale, American Assiciation of Mental Retardation Adaptif Behavior
Scale.

Observasi adanya manifestasi dini dari retardasi mental:


- Tidak responsive terhadap kontak.
- Kontak mata buruk selama menyusui.
- Penurunan aktivitas spontan.
- Penurunan kesadaran terhadap suara getaran.
- Peka rangsang.
- Menyusui lambat.

B. Diagnosa
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan
fungsi kognitf.
2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita retardasi mental.

C. Intervensi
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan
fungsi kognitf.
hasil yang ingin dicapai

Anak dan keluarga aktif terlibat dalam program stimulai bayi.

Keluarga menerapkan konsep-konsep dan melanjutkan aktivitas perawatan


anak di rumah.

Anak melakukan aktivitas hidup sehari-hari pada kapasitas optimal.


Keluarga mencari tahu tentang program pendidikan.

Intervensi keperawatan.

Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayii
Rasional : untuk membantu memaksimalkan perkembangan anak.

Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval regular, buat catatan yang
terperinci untuk membedakan perubahan fungsi samar
Rasional : sehingga rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan.

Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas untuk anak,


Rasional : untuk mendorong keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri.

Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus untuk perilaku anak


Rasional : karena hal ini dapat memperbaiki motivasi dan pembelajaran.

Berikan pada remaja informasi praktik sosial dan kode prilaku yang kongkrit
dan terdefinisi dengan baik,
Rasional : karena kemudahan persuasi anak dan kurangnya penilaian dapat
membuat anak nerada pada resiko berbahaya.

2.. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang


menderita retardasi mental.
Hasil yang diharapkan

Keluarga mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai kelahiran


anak dengan retardasi mental dan impikasinya.

Anggota keluarga membuat keputusan yang realistik berdasarkan kebutuhan


dan kemampuan mereka.

Anggota keluarga menunjukan penerimaan terhadap anak.

Intervensi Keperawatan

Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah
kelahiran.
Rasional ; Agar keluarga mampu menerima keadaan yang sesungguhnya.

Ajak kedua orang tua untuk hadir pada konferensi pemberian informasi.
Rasional : Agar orang tua mendapatkan banyak informasi tentang retardasi
mental.

Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan


dirumah, beri kesempatan pada mereka untuk menyelidiki semua alternatif
residensial sebelum membuat keputusan.
Rasional : Agar mereka dapat mengambil keputusan yang terbaik bagi mereka
dan anaknya.
Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai
masalah yang sama
Rasional : sehingga mereka dapat menerima dukungan tambahan..

D. Evaluasi
Pasien mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Keluarga mampu menerima keadaan yang anaknya yang retardasi mental.
BAB IV
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau
kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme
adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus eksteren dan keteganganketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari
suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaanmental.
Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena adanya
faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada

penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut, halusinasi serta delusi
yang besar.
B.

Saran
a) Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti
memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi
kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan merokok.
b) Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah
prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan
kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan
tentang retardasi mental kepada masyarakat.

You might also like