Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Disusun Oleh :
Irene Nathasia Devi
Irvan Ali Mustofa
2015271099
2015271100
A. Teori Agensi
Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut
dengan Agency Theory (teori keagenan). Teori ini merupakan salah satu teori yang
muncul dalam
melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak
dilakukan.
Pemilik atau pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan managemen sebagai
agen. Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam
perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan
pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh principal untuk
menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa
yang telah diamanahkan oleh prinsipal kepadanya. Aplikasi agency theory dapat
terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur
teori
dan
penentu
keputusan
dengan
wewenang yang tak terbatas, maka kemudian yang terjadi adalah pertentangan
yang semakin tajam yang akan menyebabkan konflik yang berkepanjangan yang
pada akhirnya merugikan semua pihak. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan
sebagai orang ekonomik (homo economicsus)yang berperilaku ingin memaksimalkan
kepentingannya masing-masing.
B. Teori Game (Game Theory )
Game Theory berusaha untuk membuat model dan memprediksi outcome konflik
antara individu secara rasional. Pentingnya konsekuensi ekonomi dikarakteristikkan sebagai
konflik. Ada 2 kontrak penting yaitu : kontrak pegawai (antara perusahaan dengan
manajemen) dan leading kontrak (antara perusahaan dengan lenders) kedua tipe kontrak
tersebut sering tergantung pada net income yang dilaporkan. Kontrak pegawai sering
memberikan bonus dengan berdasarkan pada net income.
Game theory dapat membantu mereka memahami bagaimana manajer, investor dan
lainnya yang dipengaruhi oleh konsekuensi ekonomi dari pelaporan keuangan. Game theory
membantu mereka untuk melihat mengapa kontrak sering bergantung pada laporan keuangan.
Game theory ini, seorang pemain selain memperhitungkan ketidakpastian situasi yang akan
terjadi juga akan memperhitungkan tindakan yang dilakukan oleh pemain lainnya.
Ada banyak tipe teori game, antara lain:
a. A noncooperative game model of managerinvestor conflict (teori game model
non cooperative konflik antara manajer investor )
Non-kooperatif : jika persetujuan tidak mungkin diberdayakan atas setiap anggota,
Konflik antara constituencies (kelompok user laporan keuangan) dapat di modelkan
dalam sebuah permainan,ketika keputusan dari masing masing constituencies tidak
dapat disatukan.
Investor menginginkan informasi yang relevan dan reliable dalam laporan keuangan
untuk membantu menilai resiko dan expected value dari investasinya sedangkan
manajer tidak ingin mengungkapkan semua informasi yang diinginkan investor, manager
menyajikan laporan keuangan yang bisa atau bahkan memanipulasi laporan keuangan
dengan tujuan oportunistik maupun memperoleh kontrak yang efisien. Investor tentunya
akan waspada terhadap kemungkinan manajer akan menyajikan laporan keuangan yang
bias sehingga hal ini akan diperhitungkan ketika membuat keputusan investasi. Dan
begitu pula manajer ketika menyusun laporan keuangan akan memperhitungkan tindakan
yang akan dilakukan oleh investor. Situasi ini merupakan bentuk dari non cooperative
game karena sulit untuk mewujudkan suatu kesepakatan yang mengikat antara
manajemen dari investor.
b. Some models of cooperative game theory (beberapa model teori game cooperative)
Substansi dari cooperative adalah adanya kesepakatan yang mengikat para pemain.
Kesepakatan tersebut seing kali disebut kontrak. Agency theory merupakan cabang dari
game theory yang mempelajari desain kontrak untuk memotivasi rational agent agar
bertindak
dengan principal.
Agency Theory: An Employment Contract Between Firm Owner and Manager
Dalam employment contract, pemilik perusahaan sebagai principal dan top manajer
sebagai agent yang direkrut untuk menjalankan perusahaan berdasarkan kepentingan
pemilik. Manajer memiliki dua pilihan yaitu: bekerja keras (work hard) dan melalaikan
tugas (shirk). Apabila manajer bekerja keras maka hasil usaha ( payoff), yang dalam hal ini
adalah laba, akan lebih tinggi. Pemilik perusahaan tentunya menginnginkan agar manajer
bekerja keras karena laba yang akan diperoleh lebih besar. Namun di sisi lain, manajer
belum tentu akan begitu saja menuruti keinginan pemilik. Tindakan manajer untuk
melakukan tugas sangat mungkin terjadi terutama apabila manajer adalah seseorang yang
effort-overse. Pemilik perusahaan tentunya harus mengendalikan moral hazard manajer.
Pemilik hendaknya mempertimbangkan alternatif lain seperti:
Tetap memperkerjakan manajer bersangkutan dan puas dengan laba yang tidak
maksimal. Alternatif ini mungkin sebaiknya tidak dipilih karena masih ada alternatif
Pengawasan tidak langsung. Karena pekerjaan manajer tidak dapat diawasi secara
langsung, maka pekerjaan manajer dapat diatributkan dengan hal lain. Misalnya
apabila laba perusahaan lebih rendah daripada yang diharapkan pemilik, maka
pemilik dapat menganggap manajer telah melalaikan tugas, sehingga pemilik akan
memberikan gaji yang lebih rendah kepada manajer. Dengan demikian manajer
tentunya akan memilih untuk bekerja keras. Namun demikian, pengawasan tidak
langsung tidak akan menghasilkan first-best contract, karena: 1) apabila perusahaan
mengalami kerugian (laba negatif), maka tidak jelas apakah kerugian ini disebabkan
oleh manajer yang lalai ataukah situasi yang buruk, 2) pemerintah mungkin
perusahaan. Bunga yang terlalu tinggi tentunya akan menyebabkan expected utility bagi
manajer akan lebih rendah sehingga manajer berusaha untuk memperoleh kesepakatan
kontraktual yang dapat menurunkan tingkat bunga. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memasukkan perjanjian (covenant) ke dalam kontrak, misalnya manajer berjanji bahwa
perusahaan tidak akan membagikan deviden apabila interest coverage ratio lebih rendah
dari tingkat tertentu. Contoh lainnya adalah perusahaan tidak akan mencari pinjaman lain
sebelum pinjaman saat ini dilunasi. Dengan cara ini maka perusahaan akan dapat
memperoleh pinjaman dengan bunga yang lebih rendah.
C. Impikasi Teori Agensi terhadap Akuntansi
1. Model Agency Holmstrom
Holmstrom mengansumsikan
bahwa
usaha
dari
agen
tidak
dapat
diamati oleh principal tetapi informasinya dapat diamati pada akhir periode tertentu
. Di lain pihak menunjukan bahwa model holmstrom atas kasus payoff tidak dapat
diamati, jika sekumpulan manajer mungkin melakukan aksi konstan. Holmstrom
menunjukkan secara formal bahwa
sebuah
sebuah
kontrak
yang
didasarkan
pada
pengukuran performa seperti net income yang kurang efisien. Sumber dari
kerugian
efisiensi
adalah
kebutuhan
agen
yang
risk
averse
untuk
ini
mengakibatkan
menculnya
sebuah
pertanyaan
apakah secondbest
juga
dapat
di
observasi,
dan
memberikan
beberapa informasi
pada
hanya
dari
analisa holmstrom
menunjukkan
kompensasi yang di dasarkan pada net income, didasarkan pada harga saham ,
dalam
compensation
holmstrom adalah bahwa seiring dengan net income yang bersaing dengan sumber
informasi
lainnya
income juga bersaing dengan sumber informasi lainnya untuk memotivasi manajer
dalam agency theory.
Hal
ini
memunculkan
pertanyaan
mengenai
apa
krateristik
yang
pada
efficient
manajer
menghasilkan
net
income
yang
pengendalian internal yang telah diaudit yang mendasari sistem akuntansi perusahaan
sehingga kemungkinan kecurangan atau kesalahan laba bersih rendah. Kedua, auditor
akan memastikan bahwa GAAP dipatuhi, sehingga laba bersih ditentukan sesuai
dengan seperangkat aturan yang diketahui publik. Ketiga, status profesional auditor
meyakinkan pemilik bahwa auditor independen dan tidak mungkin dipengaruhi oleh
manajer. Tentu saja, teori keagenan menunjukkan bahwa profesi audit yang kuat dan
aktif, yang memaksa perilaku yang kompeten dan etis oleh para anggotanya, adalah
kunci untuk proses pelaporan keuangan.
2. Rigidity of contracts
kembali
negosiasi
kembali
tersebut adalah
baik
untuk
manajer, prospek
dari
adalah
biaya
atas
beruntungan manajer
peraturan akuntansi
realisasi
yang
perusahaan
tidak
atau
kelihatan
manajer
sebelumnya
tersebut. Ketidak
mungkin
ditekan
untuk
menghilangkan
yang lebih
ini
memiliki efek
cashflow
Kesimpulan
Agency theory merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset
akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan
dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Dalam Agency
Theory mengenal adanya Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak
seimbang yang
prinsipal,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh principal untuk
menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa
yang telah diamanat oleh prinsipal kepadanya.
Inti dari Agency Theory ( Teori Keagenan) adalah pendesainan kotrak yang tepat
untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik
kepentingan. Inti dari Game Theory itu sendiri lebih kepaada 2 hal yaitu Cooperative &
NonCoperative. Implikasi dari Teori Agensi terhadap Akuntansi (1) Model Egency
Holmstrom, (2) Rigidity
of contracts