Professional Documents
Culture Documents
1.
Lapisan epitel
1
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong
kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi
sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya
dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula
okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa
yang merupakan barrier.
memiliki
daya
regenerasi.
b.
Membran Bowman
Lapisan ini memiliki daya tahan yang tinggi terhadap trauma, tetapi
lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
c.
Jaringan Stroma
d.
Membran Descement
e.
Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 2040 m. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidosom dan zonula okluden.
karena
tidak
membran
semipermeabel,
kedua
lapisan
ini
2.
Fisiologi Kornea
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui
berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh susunan
filamen-filamen kolagen pada stroma yang uniform, avaskular, dan komposisi air
yang konstan di dalam stroma atau keadaan dehidrasi relatif (deturgesens). Air di
dalam stroma dipertahankan sebanyak 70%.2,5
Deturgesens atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan
oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan
endotel. Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada
epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah
daripada kerusakan pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema
kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya
menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel
epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal
menghasilkan hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut, yang mungkin
merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan
membantu mempertahankan keadaan dehidrasi.4
a.
Kapsul lensa
Lensa dibungkus oleh simpai tebal (10-20 m), homogen, refraktil, dan
kaya akan karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel epithel.
Kapsul ini merupakan suatu membran basal yang sangat tebal dan
terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan glikoprotein. Kapsul lensa paling
tebal berada di ekuator (14 m) dan paling tipis pada kutub posterior (3
m). Kapsul lensa bersifat semipermeabel, artinya sebagian zat dapat
b.
serat lensa.
Nukleus dan korteks lensa
Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga
mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga
membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa
yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul
lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal, infantile,
dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih
muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah
depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan
dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi
lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda.5
Fisiologi Lensa
Lensa merupakan struktur yang berperan dalam pemfokusan pada mekanisme
2)
1.
Uvea disebut juga sebagai lapis uvea , traktus uvea, tunika vaskulosa. Uvea
merupakan lapis berpigmen dilapis kedua dari tiga lapis pembungkus bola mata.
Uvea terdiri atas 3 bagian :
a.
Iris
b.
c.
Koroid.
Secara klinik Uvea terbagi dua yaitu Uvea anterior (iris dan badan siliar) dan
Uvea posterior (koroid) .
Uvea mempunyai fungsi :
a. Memberi
10
Fisiologi Uvea
a. Iris
Iris merupakan suatu membran datar sebagai lanjutan dari badan siliar ke
depan (anterior). Di bagian tengah iris terdapat lubang yang disebut pupil yang
berfungsi untuk mengatur besarnya sinar yang masuk mata.
11
12
Gambar 9. Iris
Pendarahan iris didapat dari circulus major iris. Kapiler- kapiler iris
mempunyai lapisan endotel yang tak berlubang (nonfenestrated) sehingga
normalnya tidak membocorkan fluoresin yang disuntikan secara intravena.
Persarafan sensoris iris melalui serabut-serabut dalam nervi ciliares.
Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata. Ukuran
pupil pada prinsipnya ditemtukan oleh keseimbangan antara konstriksi aktivitas
parasimpatis yang dihantarkan melaui nervus kranialis III dan dilatasi yang
ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.
Fungsi iris :
1.
ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary
constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang
terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel
tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells.8
Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan
melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata.
Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya
berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau
objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya
memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada
kemampuan refraksi mata.8
Setiap orang memiliki iris yang unik dalam hal pola dan tekstur dan
karena itu mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang
3.
b. Badan Siliar
Korpus siliaris (badan siliar) merupakan susunan otot melingkar dan
mempunyai sistem eksresi dibelakang limbus. Badan siliar dimulai dari pangkal
iris ke belakang sampai koroid terdiri atas otot-otot siliar dan prosesus siliaris.
Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi.
Badan siliar berbentuk cincin yang terdapat di sebelah dalam dari tempat tepi
kornea melekat di sklera. Badan siliar merupakan bagian uvea yang terletak antara
iris dan koroid. Badan siliar menghasilkan humor akuos. Humor akuos ini sangat
menentukan tekanan bola mata (tekanan intraokular = TIO).
Humor akuos mengalir melalui kamera okuli posterior ke kamera okuli
anterior melalui pupil, kemudian ke angulus iridokornealis, kemudian melewait
trabekulum meshwork menuju canalis Schlemm, selanjutnya menuju kanalis
kolektor masuk ke dalam vena episklera untuk kembali ke jantung.
Corpus ciliare terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak, pars plicata (2
mm), dan zona posterior yang datar, pars plana (4 mm). Processus ciliaris berasal
dari pars plicata. Processus ciliaris ini terutama terbentuk dari kapiler dan vena
yang bermuara ke vena-vena verticosa. Kapiler kapilernya besar dan berlubanglubang sehingga membocorkan fluoresin yang disuntikkan secara intravena.
Ada dua lapisan epitel ciliaris: satu lapisan tanpa pigmen disebelah dalam,
yang merupakan perluasan neuroretina ke anterior; dan satu lapisan berpigmen
disebelah luar, yang merupakan perluasan epitel pigmen retina. Processus ciliaris
dan epitel ciliares pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk aqueous humor.8
15
16
menyokongnya.
17
Gambar 13.
Choroid
3.
Perdarahan
Pendarahan
Uvea
uvea
dibedakan
antara
bagian
anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk
menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7
buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot rektus superior, medial,
inferior dan satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini
bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkulus major pada badan siliar. Uvea
posterior mendapat perdarahan dari 15- 20 buah arteri siliar posterior brevis yang
menembus sklera disekitar tempat masuk saraf optik.
Vaskularisasi uvea berasal dari arteri siliaris anterior dan posterior yang
berasal dari arteri oftalmika. Vaskularisasi iris dan badan siliaris berasal dari
sirkulus arteri mayoris iris yang terletak di badan siliaris yang merupakan
anastomosis arteri siliaris anterior dan arteri siliaris posterior longus. Vaskularisasi
koroid berasal dari arteri siliaris posterior longus dan brevis.8
18
Persarafan Uvea
Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola
mata dengan otot rektus lateral, 1 cm didepan foramen optik, yang menerima 3
akar saraf dibagian posterior yaitu :
a) Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliaris mengandung serabut
saraf sensoris untuk kornea, iris, dan badan siliar.
b) Saraf simpatis membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf
simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah
uvea dan untuk dilatasi pupil.
c) Akar saraf motor akan memberikan saraf parasimpatis untuk
mengecilkan pupil. Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang
melakukan sinaps.8
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: FKUI.
Ilyas S. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Saladin, K.S. 2003. Anatomy & Physiology. The Unity of Form and Function.
3rd ed. New York: Mc-Graw-Hill.
21