You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah negara Indonesia sebagian besar berupa lautan, yang memiliki peran
sebagai prasarana penumpang maupun barang. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal
sandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta berbagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. 1 Pelabuhan
mempunyai peran penting untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta
merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan
nasional.2 Aktivitas perdagangan mempengaruhi perkembangan pelabuhan, jenis
kapal, dan lalu lintas kapal yang melewati wilayah pelabuhan. Berkembangnya lalu
lintas angkutan laut, teknologi bongkar muat, serta meningkatnya perdagangan antar
pulau dan luar negeri, menuntut pelabuhan dalam meningkatkan kualitas peran dan
fungsinya sebagai terminal point bagi barang dan kapal.3
Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran yang telah mengubah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai
Terminal Operasi dituntut untuk menyediakan sebuah pelayanan yang prima dan
optimal kepada setiap pelanggan.4 PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk
selanjutnya disebut PT. Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam sektor perhubungan. Sampai saat ini PT. Pelindo III (Persero)
mengelola 18 (delapan belas) cabang dengan 38 (tiga puluh delapan) pelabuhan yang
diusahakan dan 3 (tiga) anak perusahaan, yaitu: PT. Terminal Petikemas Surabaya
(TPS), PT. Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya (RSPS), PT. Berlian Jasa Terminal
1 Arsyah, Ardi. Optimalisasi Handling Curah Air Khususnya CPU di Terminal
Operasi I Cabang Pelabuhan Tanjung Priuk.
2 Djeffri. Analisis Pengaruh Produktivitas Bongkar Muat Barang Terhadap Kinerja
Pelabuhan Sunda Kelapa. STMT Trisikati Angkatan X
3 Op. Cit
4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

Indonesia (BJTI), dan 3 (tiga) perusahaan patungan yaitu: PT. Portek Indonesia, PT.
Lamin Aspalindo Tiga, PT. Ambang Barito Persada serta 2 (dua) Unit Pengusahaan
Perusahaan (UPP), yaitu Terminal Petikemas Semarang (TPKS) dan unit baru yaitu
Unit Perkapalan (UP).5
Perkembangan kepariwisataan dunia terus bergerak dinamis, para wisatawan
sering melakukan perjalanan menggunakan cruise line (kapal pesiar). Pulau Bali
memiliki potensi menjadi tempat persinggahan dan tujuan dari pelayaran pariwisata
internasional.6 Salah satu cabang yang ada di kota Bali adalah PT Pelindo III Cabang
Benoa. PT Pelindo III Cabang Benoa mencatat kedatangan kapal pesiar hingga akhir
Februari 2016, sebanyak 13 kapal pesiar dari berbagai negara yang membawa total
15.132 orang, sudah bersandar di pelabuhan terbesar di Bali ini. Berdasarkan data
Pelindo III Cabang Benoa, durasi kunjungan kapal tersebut rata-rata selama 3 hari,
lebih lama jika dibandingkan dengan tahun lalu. Lama bersadar kapal memberi
dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar. Pelindo III Cabang Benoa
memprediksi jumlah kapal pesiar yang datang akan terus bertambah seiring kebijakan
pemerintah berpromosi di luar negeri. Namun, pada kenyataannya Pelindo III Cabang
Benoa kewalahan dalam melayani permintaan agen kapal pesiar, dikarenakan
terbatasnya dermaga dan personil. Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami ingin
mengetahui tentang Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan PT Pelindo III Cabang
Benoa Bali.

5 Hidayat, Faruq. Sosialisasi Perbaikan Kemudahan Berusaha. Layanan Jasa


Kepelabuhan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Surabaya, 8 April 2016
6 Menurut Sekretaris Jendral Departemen Budaya dan Pariwisata Republik
Indonesia, Sapta Nirwandar, menjelaskan kepada Bisnis Indonesia (2005), saat
ini terdapat tiga perusahaan internasional yang menyatakan berminat untuk
menjadikan Bali sebagai turnaround port, yang artinya Bali tidak lagi hanya
sekedar cruise stop, tapi menjadi titik awal dan akhir dari pelayaran. Sumber :
http://www.balidiscovery.com/

B. Tujuan Kunjungan
Adapun tujuan kunjungan ke PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung
Benoa Bali, antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui pembangunan dan pengelolaan PT. Pelindo III Cabang Benoa
Bali
2. Menambah wawasan mahasiswa tentang PT Pelindo III Cabang Benoa
Bali
C. Manfaat Kunjungan
Kunjungan ke PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Benoa Bali, diharapkan
dapat menambah pengetahuan tentang Pembangunan dan Pengelolaan PT Pelindo III
Cabang Benoa Bali.
D. Waktu dan Lokasi Kunjungan
Waktu pelaksanaan kunjungan pada tanggal 24 Mei 2016 di PT. Pelabuhan
Indonesia III Cabang Benoa Bali.
E. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembangunan dan pengelolaan PT Pelindo III Cabang Benoa
Bali?

BAB II
PEMBAHASAN
PT. Pelindo III ini salah satu Badan Usaha Milik Negara yang mengelola
terminal di 43 Pelabuhan Umum di 7 Propinsi, Memiliki 17 Cabang dan 6 Anak
Perusahaan. PT. Pelindo III memiliki 7 wilayah pelabuhan yaitu antara lain7 :
a. Kalimantan

Tengah:

Bumiharjo,Sampit,

Kuala

Kumai,

Pangkalan

Pembuang,

Samuda,

Bun,

Sukamara,

Pagatan-Mendawai,

Bagendang; Pulang Pisau, Kuala Kapuas, dan Bahaur


b. Kalimantan Selatan : Banjarmasin, Basirih, Kotabaru, Pagatan, Gunung
Batu Besar, Batulicin, Satui, Stagen, dan Mekar Putih.
c. Jawa Tengah : Tanjung Emas,Tanjung Intan, dan Tegal.
d. Jawa Timur : Tanjung Perak, Gresik, Kalianget, Tanjungwangi, Tanjung
Tembaga, Pasuruan, dan Panarukan.
e. Nusa Tenggara Barat : Lembar, Bima, dan Badas.
f. Nusa Tenggara Timur : Tenau/Kupang, Kalabahi,

Waingapu, dan

Maumere.
g. Bali : Benoa, dan Clk Bawang
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Pelindo III (Persero) Nomor
724/KPTS.BL.382/PIII-92 tanggal 23 Desember 1992, pelabuhan Benoa termasuk
peringkat pelabuhan kelas 2 (dua) dan di klasifikasikan sebagai pelabuhan andalan. 8
Pelindo III Cabang Benoa memiliki banyak bidang usaha di pelabuhan, antara lain,
labuh, tambat, pemanduan, penundaan, air kapal, pelayanan terminal, dermaga,
bongkar muat curah, dan terminal penumpang.9 Pelindo III Cabang Benoa
mengembangkan layanan petikemas internasional untuk ekspor-impor dari dan ke
7 Annual Report 2012. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).
8 I Made Suprana Wibawa. Pelabuhan Pariwisata Internasional. Studi Kasus
Perancangan Turnaround Cruise Port pada Pelabuhan Benoa, Bali. Sekolah
Arsitektur, Perancangan & Pengembangan Kebijakan. ITB. 2007
9 Noerhudha, Joko. Pelindo III Planning & Progress Development Along Madura
Street. Building a Global Maritime Nexus. Next Steps in Indonesian Dutch
Partnerships. Jakarta, 5 November 2014.

Bali. Selama ini sudah dilakukan tapi masih transit di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya. Tujuannya memberikan kemudahan kepada eksportir Bali, selain itu biaya
operasional akan lebih murah dan menekan biaya logistik. 10 Hal ini tentu membuat
pelabuhan Benoa semakin strategis untuk di kunjungi dari berbagai negara.
Disamping sebagai pelabuhan umum, Pelabuhan Benoa juga merupakan
pelabuhan Perikanan Samudera Besar.11 Menurut Perda Bali No 16 Tahun 2009,
Pelabuhan Benoa berfungsi pula sebagai pelabuhan perikanan khusus ekspor.12
Pelabuhan ini berfungsi sebagai pangkalan pendaratan ikan penangkapan ikan tuna
yang beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif dengan tujuan utama untuk menunjang
ekspor komoditi perikanan.13
Pelindo III Cabang Benoa juga melakukan pembaharuan dengan pengadaan
LNG (Liquiefied Natural Gas) yang dikelola PT Pelindo Energi Logistik (PT PEL),
anak perusahaan dari PT Pelindo III. Hal ini di dukung pemerintah karena
memberikan dampak positif bagi negara. Penyaluran gas untuk wilayah Denpasar dan
sekitarnya akan berjalan lancar dan kedepannya dapat membangun hub storage di
Pelabuhan Celukan Bawang Bali.14 Selain itu, penggunaan bahan bakar gas juga
menurunkan tingkat kebisingan, getaran, dan pelepasan emisi gas buang. 15 Sehingga
sejalan dengan pengoperasian Terminal LNG, Pelindo III mendukung Program Bali
Clean and Green Province.16

10 Loc.cit
11 Laporan Akhir Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir Peta dan Laut
Teluk Benoa Bali. Surabaya, Desember 2015.
12 Peraturan Daerah Bali Nomor 16 Tahun 2009
13 Op.cit
14 Majalah Dermaga (Derap Maju Pelindo III). Edisi 197. April 2015
15 www.ina.or.id
16 Orasi Ilmiah Strategi Mewujudkan Bali Green Province. Universitas
Warmadewa. 17 September 2010.

Pengelolaan managemen perusahaan, termasuk dalam hal pengambilan


keputusan, telah dilaksanakan sesuai dengan kaidah Good Corporate Governance
(GCG), hal ini sesuai dengan hasil assessment internal tahun 2011 yang dilakukan
oleh Tim Assessor Internal Pelindo III (Self Assessment) yang menggandeng Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur sebagai nasarumber
pendamping dengan nilai akhir 85,21.17 Dalam pengelolaannya juga, Pelindo III
Cabang Benoa bekerja sama dengan perusahaan lainnya yang ada di pelabuhan, baik
pada saat penerimaan kapal ataupun penumpang. Hal ini untuk menjaga keamanan,
karena tidak sedikit kejahatan yang terjadi di pelabuhan. Adanya komunikasi yang
baik membantu operasional pelabuhan Benoa itu sendiri.18
Pihak Pelindo III Cabang Benoa juga melakukan peningkatan dan
pembenahan manajemen pengelolaan lingkungan dan limbah, bekerjasama dengan
Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan LPPM Universitas Udayana (Unud)
mengadakan lokakarya (workshop) pengelolaan perusahaan bersih di kantor Pelindo
III Cabang Benoa.19 Hal ini karena Pelindo III Cabang Benoa ingin menjaga
kelestarian lingkungan serta pengelolaan limbah, baik cair maupun padat sesuai
dengan visi misi agar Pelindo III Cabang Benoa menjadi pelabuhan bersih (clean
port). Karena, jika lingkungan terganggu kegiatan operasional pelabuhan juga akan
terganggu.
Meningkatnya turis yang berkunjung ke pelabuhan Benoa sesuai dengan
rencana pengembangan pelabuhan Benoa yaitu Benoa Port as Maritime Tourism Hub.
Pelindo III Cabang Benoa merencanakan pengembangan menjadi Pusat Pelabuhan
Wisata dan Marina terbesar di Indonesia, karena pelabuhan Benoa diharapkan
menjadi jalur utama untuk membuka jalan bagi para wisatawan asing yang
berkunjung.

17 Annual Rport 2011. PT Pelabuhan Indoensia III (Persero)


18 Loc.cit
19 Loc.cit

Sedangkan, Pelindo III Cabang Benoa sendiri masih memiliki beberapa


kekurangan, seperti, fasilitas pelabuhan Benoa yang kurang memadai, kedalaman
pelabuhan atau deep see port tidak bisa menjaga tingkat kedalaman lautanya sampai
14 meter atau lebih sehingga tidak dapat memenuhi kriteria deep sea port, dan
dermaga di pelabuhan tidak dapat mencakup kapal pesiar yang ingin bersandar.20
Masalah-masalah tersebut menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak efektif.
Hal ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal-kapal untuk bersandar di
pelabuhan Benoa dan membuat para investor dan atau turis enggan mengunjungi
Indonesia, yang akhirnya akan berpindah ke negara tetangga. 21 Pemerintah saat ini
dituntut untuk segera memperbaiki masalah ini. Karena pelabuhan mempunyai peran
dan fungsi yang sangat penting dalam pergerakan dan pertumbuhan perekonomian
suatu negara.
Pada kenyataannya, pemasukan Pelindo III Cabang Benoa terbesar adalah dari
kunjungan dari kapal pesiar. Dilihat dari setiap tahunnnya selalu ada peningkatan
kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan Benoa. Dengan kondisi pelabuhan yang
belum maksimal membuat sejumlah kapal terpaksa berlabuh akibat panjang
dimensinya melebihi panjang dermaga serta penuhnya tambatan di dermaga sehingga
tidak bisa bersandar. Berdasarkan data Pelindo III Cabang Benoa, durasi kunjungan
kapal tersebut rata-rata selama 3 hari, lebih lama jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Adapun kapal pesiar yang berlabuh tersebut berbendera Belanda, Malta, Bahama,
Bermuda, dan Hamilton. Kapal pesiar yang paling lama bersandar adalah MV Crystal
Serenity berbendera Bahama, selama 5 hari. Semakin lama kapal berkunjung di suatu
tempat, maka semakin besar pula dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Menurut
data dihimpun Kemenpar pada 2015, wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia
dalam sehari dapat membelanjakan minimal US$100-US$150.22

20 Muhaner, Muhammad. Manajemen Strategi PT Pelindo III. Studi Kasus Unit


Perkapalan. Fakultas Ekonomi, Universitas Narotama, Surabaya 2011
21 Prasetya, Ricky. Terminal Penumpang Kapal Pesiar di Benoa Bali. Program
Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra. Surabaya, 2013. Jurnal Dimensi
Arsitektur. Vol.1, No.2. Hlm 217-224
22 www.kemenpar.go.id

Untuk meningkatkan layanan tersebut, Kantor Kesyahbandaran Otoritas


Pelabuhan (KSOP) Benoa tahun ini memperdalam alur kapal masuk pelabuhan.
Kepala Seksi KSOP Benoa I Wayan Suarta menjelaskan pendalaman alur sudah mulai
dilakukan sejak 2011. Khusus tahun ini Benoa mendapatkan jatah dari pusat senilai
Rp 65 miliar untuk melakukan pendalaman dari 10 meter menjadi 12 meter di
sejumlah titik. Khususnya, di buih III yang berada di deket pintu masuk alur Benoa.
Dengan pendalaman itu, kapal dengan panjang maksimal 300 meter dapat masuk alur
dan bersandar di pelabuhan. Sebenarnya, rencana pengembangan pelabuhan atau yang
disebut Rencana Induk Pelabuhan (RIP) sudah disiapkan secara matang, agar fasilitas
di Benoa dapat lebih baik dan meningkat, namun Pemerintah Kota Denpasar belum
memberikan rekomendasi sehingga rencana pengembangan tersebut belum bisa
dieksekusi. Belum keluarnya surat rekomendasi membuat rencana pembangunan di
pelabuhan Benoa terhambat, dan akibatnya beberapa kapal pesiar yang tidak bisa
sandar di pelabuhan Benoa, akhirnya berpindah ke negara tetangga. Tentu hal ini tidak
sesuai dengan visi dan misi Pelindo III yang ingin menjadikan pelabuhan Benoa
sebagai pusat wisata dan marina di Indonesia.
Padahal menurut English Partnership dalam Urban Design Compendium
tahun 2000, sebuah kawasan urban yang baik harus memenuhi kriteria berupa:
integrasi dengan kawasan sekitar, efisiensi fungsi, lingkungan yang harmonis, sense
of place, dan kelayakan secara komersial.23 Perancangan pelabuhan pariwisata pada
kawasan Teluk Benoa juga berhubungan dengan kriteria perancangan tersebut,
yaitu :24
1. Integrasi berbagai fungsi eksisting dengan fungsi baru yang ditunjukkan
pada pengaturan tata guna lahan serta keterhubungan antar berbagai fungsi
dan fasilitas pendukung pada kawasan
2. Efisiensi fungsi dengan menyediakan fungsi-fungsi pnunjang yang
dibutuhkan oleh pelabuhan pariwisata internasional
3. Lingkungan yang harmonis dan sensitif terhadap kondisi ekologi kawasan
Teluk Benoa
23 Llewelyn Davies Yeang. Urban Design Copendium.
24 Loc.cit

4. Karakter kawasan yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas


lingkungan dari kawasan pergudangan menjadi kawasan tujuan wisata
yang memiliki sense of place di Bali

BAB III
PENUTUP
Pembangunan dan pengelolaan PT Pelindo III Cabang Benoa pada tiap tahunnya mengalami
peningkatan. Karena, pelabuhan Benoa memiliki potensi pengembangan yang relatif cepat
dan kritis lingkungan. PT Pelindo III Cabang Benoa juga memperhatikan kelestarian
lingkungan, dan bersinergi dengan seluruh kawasan teluk Benoa. Tujuan PT Pelindo III
Cabang Benoa menjadikan pelabuhan Benoa menjadi Pusat Pelabuhan Wisata dan Marina
terbesar di Indonesia juga didasari dari kondisi pelabuhan Benoa yang strategis dan dapat
dikembangkan. Rencana pembangunan yang telah dibuat juga telah dibicarakan dengan
perusahaan-perusahaan di pelabuhan Benoa dan masyarakat sekitar yang bermukim di sekitar
pelabuhan Benoa juga. Karena, rencana tersebut juga akan berdampak positif tidak hanya
untuk masyarakat di Bali tapi juga berkaitan dengan perekonomian dan pariwisata di
Indonesia. Semakin bertambah baiknya sarana dan prasarana di pelabuhan Benoa maka para
eksportir dan atau turis yang berkunjung ke Bali akan semakin meningkat pula. Hal ini tentu
membantu perekonomian negara.
Rencana pembangunan pelabuhan Benoa sebenarnya juga sejalan dengan program
daerah kota Bali, yaitu pengembangan kawasan pariwisata di Bali. Hanya saja proses untuk
keluarnya surat rekomendasi memerlukan banyak pertimbangan yang dilakukan Pemerintah
Daerah Bali.

You might also like