Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini istilah evidence-based practice (EBP),
evidence-based medicine (EBM), dan evidence-based yursing (EBN) telah,
banyak didengar. EBP mengkombinasikan informasi yang dipetoleh dari hasil
penelitian yang didesain dengan baik, keahlian klinis, perhatian pasien, dan
pilihan pasien (Hllomean G, et aL,2013). Dilain pihak, setidaknya terdapat
tiga perbedaan antara. EBM dan EBN, yaitu terkait fokuspenelitian, desain
penelitian yang digunakan,. dan bahwa kedua profesi, yaitu kedokteran dan
keperawatan,menggunakan istilah diagriosis yang berbeda Pada literature
lama EBN ditulis sebagai hasil penelitian.EBN sudah diperkenalkan dan
diterapkan dalam sistem pendidikan keperawatan maupun dalam praktek
pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Pada tahun 1987, Leininger
menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh perawat dewasa ini adalah
tentang bagaimana menggunakan metode peneiitian'yang dapat'menerangkah
secara jelas tentang sifat penting, makna dan komponen keperawatan
sehingga perawat dapat menggunakan pengetahuan ini dengan cara yang
bermakna. Diketahui bahwa'pasien yang menerima asuhan keperawatan yang
berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan
hasil'yang
lebih
baik
2.
1.3 Tujuan
Dalam pembelajaran ini bertujuan untuk menembah ilmu pengetahuan
mengenain evidence base nursing terhadap penyembuhan luka menggunakan
madu.
1.4 Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini, manfaat yang didapatkan dan diharapakan
agar tercapai kompetensi pengetahuan tentang manfaat madu terhadap
penyembuhan luka.
BAB II
ISI
2. Dalam jurnal ini penulis masih kurang meneliti tentang manfaat madu
terhadap Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap
Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureus pada Luka Diabetik Pasien
Diabetes Mellitus.
3. Dalam jurnal ini penulis juga belum meneliti terkait tingkat
kepercayaan pasien atau klien mengenai perawatan luka dengan
mengunakan madu dikarenakan masih belum banyaknya perawatan
luka dengan menggunakan madu.
J. Implikasi keperawatan
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Kepada tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan agar dapat
melakukan terapi topical pada klien ulkus diabetik dan diabetis mellitus
dengan menggunakan madu.
2. Bagi rumah sakit
Diharapakan institusi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan
pelayanan dengan kolaborasi dengan pengobatan non farmakologi yaitu
pengobatan dengan madu.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian ini dengan mengali faktor kekuranagan dan kelebihan dari
pengobatan madu.
K. Kesimpulan
Terdapat pengaruh perawatan luka menggunakan madu terhadap
kolonisasi bakteri Staphylococcus aureus pada luka diabetik pasien
Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten
Jember dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) dan rata-rata penurunan jumlah
kolonisasi bakteri Staphylococcus aureus sebesar 127,286 cfu/ml.
L. Saran
Saran yang dapat diberikan pada instansi kesehatan adalah dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan dengan
memberikan program terapi nonfarmakologi misalnya perawatan luka
Potensi manfaat madu medis kelas dalam pengobatan luka bakar atau
luka
akibat
nya
berbagai
antibakteri
dan
anti-inflamasi,
yang
luka.
Hipertrofik
pembentukan
bekas
luka
selama
penyembuhan luka juga dapat dikurangi atau diatasi dengan madu. 2016
review dan meta-analisis mencatat bahwa dibandingkan dengan agen
topikal seperti hydrofiber perak atau perak sulfadiazin, madu lebih efektif
dalam penghapusan kontaminasi mikroba, pengurangan daerah luka, dan
promosi kembali epitelisasi. Selain itu, madu meningkatkan hasil
penyembuhan luka dengan mengurangi pembentukan bekas luka yang
berlebihan. Berdasarkan pada efek sebuah 2013 review sistematis, madu
pada vena, arteri, tekanan dan diabetes bisul, tidak dapat disimpulkan, tapi
telah menunjukkan pengurangan ukuran luka dalam setidaknya 50% dari
Studi. Dalam 2015 Cochrane review, madu muncul untuk menyembuhkan
luka pasca-operasi yang terinfeksi lebih cepat daripada antiseptik dan kasa.
Bukti untuk Pengobatan Burns Dalam penelitian hewan, salep madu, susu,
dan lidah buaya (HMA) salep meningkatkan tingkat penutupan luka, darah
jumlah kapal, dan kolagen kepadatan serat pada tikus dengan
seconddegree uka bakar.
Hal ini juga mengurangi sekresi luka, peradangan, dan bekas luka
pembentukan. A 2013 penelitian mengamati pengelolaan luka bakar di
model manusia dengan membandingkan penggunaan sulfadiazide perak
krim untuk senyawa dirumuskan medis yang terdiri terutama madu juga
mengandung lanolin, vitamin C, E dan polietilen glikol). Dalam penelitian
ini, senyawa madu menunjukkan peningkatan kembali epitelisasi
dibandingkan dengan perak sulfadiazin krim, meskipun diperlukan
peningkatan frekuensi aplikasi. Sebuah 2015 tinjauan sistematis dan metaanalisis dari madu untuk membakar penyembuhan luka menyimpulkan
bahwa madu secara signifikan lebih berkhasiat untuk penyembuhan luka
dari perak, yang diukur dalam jumlah hari yang dibutuhkan untuk luka
konvensional
kedua
kurang
percobaan
menunjukkan
prospektif dari 172 pasien menunjukkan bahwa dressing luka madu secara
signifikan mengurangi tingkat amputasi dan meningkatkan penyembuhan
luka ketika digunakan untuk berpakaian luka di ulkus kaki diabetik kronis.
H. Kelebihan penelitian
1. Dari jurnal tersebut kita dapat mengetahui isi jurnal dengan melihat
judulnya.
2. Jurnal tersebut menggunakan literature yang updeat.
3. Penelitian yang valid.
4. Memiliki manfaat bagi dunia kesehatan terutama bagi perawat untuk
meningkatkan praktik keperawatan.
I. Kekurangan penelitian
1. Dari jurnal tersebut terdapat kekurangan karena menggunakan bahasa
inggris sehingga sulit untuk dipahami.
2. Kurangnya minat dalam mencari jurnal sehingga banyak yang belum
mengetahui manfaat dari jurnal tersebut.
3. Pembublikasian pada jurnal untuk masyarakat umum kurang sehingga
banyak yang belum menegtahui apa manfaat dari jurnal.
J. Implikasi keperawatan
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan skill keperawatan
sehubung dengan manfaat madu bagi praktik keperawatan.
2. Bagi rumah sakit
Diharapakan institusi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan
pelayanan dengan kolaborasi dengan pengobatan non farmakologi yaitu
pengobatan dengan madu.
3. Bagi penelitian
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
ini dengan menggali faktor kekuranagan dan kelebihan dari pengobatan
madu.
K. Kesimpulan
I.
Saran
Saran yang dapat diberikan pada instansi kesehatan adalah dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat dengan memberikan program terapi nonfarmakologi seperti
perawatan luka menggunakan madu sebagai bentuk penatalaksanaan
luka. Responden diharapkan
mengetahui
manfaat perawatan
luka
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evidance based nursing merupakan suatu penggunaan teori dan
informasi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan
bijaksana dalam pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan
kepada individu atau sekelompok klien dan dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan pilihan dari klien tersebut.
Terdapat pengaruh perawatan luka menggunakan madu terhadap
kolonisasi bakteri Staphylococcus aureus pada luka diabetik pasien Diabetes
Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember dengan
nilai p = 0,000 (p<0,05) dan rata-rata penurunan jumlah kolonisasi bakteri
Staphylococcus aureus sebesar 127,286 cfu/ml.
Madu sangat berguna pada penyembuhan
11
DAFTAR PUSTAKA
Hllomean G, et aL,2013.
Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi Bakteri
Staphylococcus Aureus pada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas. Rambipuji Kabupaten Jember. e-Jurnal Pustaka
Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014
Wound healing with Apitherapy: A Review of the Effects of Honey. Published: July
09, 2016
12