Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat Inteligensia Kesehatan mempunyai tugas dan fungsi seperti yang telah
ditetapkan dalam Permenkes No. 1144 tahun 2010, melakukan penataan yang lebih baik
secara lebih berkesinambungan, efektif, dan efisien. Sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya, program/kegiatan Pusat Inteligensia Kesehatan mengacu pada sasaran
Indikator Kinerja Rencana Strategis (RENSTRA), yaitu Peningkatan Inteligensia
Kesehatan. Pengelolaan Kesehatan Inteligensia berperan dalam menjawab tantangan
berbagai isu Pembangunan Kesehatan, yaitu antara lain dengan: 1) meningkatkan
kemampuan
manajemen
dan
informasi
kesehatan
inteligensia;
2)
sinkronisasi
perencanaan kebijakan, program, dan anggaran; 3) koordinasi dan integrasi lintas sektor;
serta 4) berperan untuk mengoptimalisasikan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan inteligensia.
Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah
dengan tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan
menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan yang baik dan efektif,
menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos kerja dan moral yang tinggi.
Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta kewenangan
pengelolaan sumber daya, berdasarkan suatu perencanaan strategi yang ditetapkan oleh
masing-masing instansi. Pertanggungjawaban yang dimaksud, berupa laporan yang
menggambarkan Kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan, yaitu Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masingmasing, Lembaga Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan
disampaikan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
LAKIP
tahun
2015
Pusat
Inteligensia
Kesehatan
disusun
sebagai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
tahun
2015
Pusat
Inteligensia
Kesehatan,
Sekretariat
Jenderal
tugas
melaksanakan
penyusunan
kebijakan
teknis,
pemeliharaan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
peningkatan kemampuan,
inteligensia
kesehatan.
1.3.2 Fungsi
Pusat Inteligensia Kesehatan menyelenggarakan beberapa fungsi dalam
melaksanakan tugasnya tersebut, yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
STRUKTUR ORGANISASI
1144/MENKES/PER/VIII/2010
PUSAT INTELIGENSIA
KESEHATAN
Gambar 1
Struktur Organisasi Pusat Inteligensia Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
2)
3)
4)
BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang hasil pengukuran kinerja, evaluasi
dan analisis akuntabilitas kinerja tahun 2015, membandingkannya dengan kinerja
tahun sebelumnya (tahun 2014), termasuk di dalamnya menguraikan secara
sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang
dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.
5)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Perencanaan Kinerja
Perencanaan yang dimaksud dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah perencanaan strategis yang merupakan suatu proses awal dari
rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan atau rangkaian pengambilan
keputusan berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5
(lima) tahun, yang secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan
tantangan).
Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional,
dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan integrasi
antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar mampu menjawab
tuntutan lingkungan perkembangan lingkungan strategis, nasinal, dan global, serta tetap
berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan Kepmenkes RI
Nomor HK. 02.02/MENKES/52/2015 tentang RENSTRA Kementerian Kesehatan Tahun
2015 2019, yang berfungsi sebagai pedoman manajerial taktis strategis. Untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan tahunan, maka RENSTRA tersebut dijabarkan ke
dalam Perencanaan Kinerja Tahunan. Perencanaan Kinerja Tahunan tersebut memuat
sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 1 (satu) tahunan, strategi yang
digunakan untuk mewujudkan pencapaian sasaran tersebut, serta tolak ukur dan target
kinerja, yang akan digunakan untuk menunjukkan kualitas pencapaian sasaran
yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja serta penilaian terhadap para pejabatnya.
Penetapan Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam membangun manajemen
pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan berorientasi pada hasil, yaitu
peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.
2)
3)
4)
2.1.3.2 Sasaran
Sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Inteligensia Kesehatan, adalah
sebagai berikut:
1)
Menyusun
kebijakan
tentang
upaya
pemeliharaan,
peningkatan,
dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
2)
Terbangunnya
komitmen
daerah
untuk
mendukung
upaya
pemeliharaan,
Kinerja
pada
dasarnya
adalah
pernyataan
komitmen
yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur, dalam
rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelola. Tujuan khusus Penetapan Kinerja, antara lain adalah:
1)
2)
Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;
3)
4)
Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan
5)
NO
(1)
SASARAN
TARGET
(2)
(3)
(4)
Meningkatnya
kesehatan
inteligensia secara
optimal
dalam
Rangka
Mempersiapkan
SDM
yang
Berkualitas
Jumlah
Instrumen
Peningkatan
dan
Penanggulangan Masalah Inteligensia sesuai
Tahapan Siklus Hidup untuk Mendukung
Pembangunan Pendidikan Kewarganegaraan
dalam
Mempersiapkan
SDM
yang
Berkualitas
7 Instrumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
Tabel 2
Definisi Operasional Indikator
Pusat Inteligensia Kesehatan
NO
INDIKATOR
DEFINISI OPERASIONAL
DATA DUKUNG
1.
Jumlah Instrumen
Peningkatan dan
Penanggulangan
Masalah Inteligensia
sesuai Tahapan
Siklus Hidup untuk
Mendukung
Pembangunan
Pendidikan
Kewarganegaraan
dalam
Mempersiapkan
SDM yang
Berkualitas
Instrumen-instrumen
Peningkatan dan
Penanggulangan Masalah
Inteligensia yang berjumlah
7 buah, sesuai Tahapan
Siklus Hidup, yaitu:
1. Tahap Janin
2. Tahap Bayi
3. Tahap BALITA
4. Tahap Anak
5. Tahap Remaja
6. Tahap Dewasa
7. Tahap Lansia
2015
2016
TARGET
2017
2018
2019
Dokumen/Kebijakan/
Pedoman NSPK
yang telah
dihasilkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
Tabel 3
Penjabaran Hasil Kerja
Pusat Inteligensia Kesehatan
NO
1
1.
KEGIATAN
INPUT
Jumlah instrumen
yang dihasilkan
oleh Pusat
Inteligensia
Kesehatan
Peningkatan
SDM PIK
Peran profesi
terkait
Koordinasi dan
kerjasama
lintas program,
lintas sektor,
dan LSM.
Penyediaan
anggaran
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
Terselenggaranya
pelaksanaan
pemeliharaan dan
peningkatan
kemampuan
kesehatan
inteligensia berupa
jumlah kebijakan
yang diterbitkan
Pemeliharaan dan
peningkatan
kemampuan
kesehatan
inteligensia
menjadi terarah
Tersedianya
tenaga kesehatan
terlatih
menggunakan
kebijakan PIK
untuk pelaksanaan
pemeliharaan dan
peningkatan
kemampuan serta
penanggulangan
kesehatan
inteligensia
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
IMPACT
7
Terdapatnya
peningkatan
kesehatan
inteligensia
masyarakat.
10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
11
(satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator yang
mengacu pada indikator-indikator Sekretariat Jenderal sebagai unit utama di atas Pusat
Inteligensia Kesehatan. Sasaran Sekretariat Jenderal adalah: Meningkatnya Koordinasi
Pelaksanaan
Tugas
serta
Pembinaan
dan
Pemberian
Dukungan
Manajemen
Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan Dokumen RENSTRA/Penetapan Kinerja, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan, menetap 2 (dua) indikator dalam mencapai sasaran hasil
programnya, yaitu:
1)
2)
Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Inteligensia
Kesehatan
dalam
mendukung
program
Kementerian
Kesehatan mempunyai indikator kinerja tahun 2015 yang telah ditetapkan dalam
RENSTRA, yaitu:
Jumlah Instrumen Peningkatan dan Penanggulangan Masalah Inteligensia
sesuai Tahapan Siklus Hidup untuk Mendukung Pembangunan Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Mempersiapkan SDM yang Berkualitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
12
Tabel 4
Capaian Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan
Tahun 2015
Target
2015
Realisasi
100%
No
1
Indikator
Capaian
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 ini, Pusat
Inteligensia Kesehatan telah dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.
Semua target dari indikator kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan Tahun 2015,
dapat terealisasi 100%.
Adapun penjabaran pencapaian kinerja kegiatan yang telah dilakukan oleh
Pusat Inteligensia Kesehatan Tahun 2015, adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Instrumen yang Dihasilkan Pusat Inteligensia Kesehatan
Tahun 2015
No
Tahap
Janin
Bayi
Balita
b. Pedoman
Penyelenggaraan Taman
Pengasuhan Anak di
Lingkungan Kementerian
Kesehatan
Anak
Remaja
f. Pengembangan Model
Optimalisasi Potensi
Kecerdasan Majemuk
pada Remaja
Dewasa
g. Pedoman Vokasional
pada Orang dengan
Gangguan Kognitif
c. Petunjuk Teknis
Pedoman
Fasilitas Anak
Berkebutuhan
d. Kajian Pengaruh
Khusus
Permainan
Elektronik
Terhadap
Perkembangan
Kognitif pada
Anak
k. Pedoman
Integrasi
Layanan
Kesehatan
Inteligensia
Berbasis Siklus
Hidup
e. Petunjuk Teknis
Deteksi
Gangguan
Kesehatan
Inteligensia
pada Anak
h. Pemetaan Potensi
Integritas Berbasis
Fungsi Eksekutif Otak
(Executive Brain
Assessment)
7
Lansia
i. Pedoman Stimulasi
Kognitif pada Lanjut Usia
j. Kajian Rehabilitasi
Kognitif bagi Orang
dengan Gangguan
Kognitif pada Lansia
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
13
1) Tahap Janin
Instrumen yang dihasilkan berjudul: Kajian Stimulasi Suara Pada Janin Melalui Ibu
Hamil
Implementasi kegiatan stimulasi pengungkit otak (brain booster) dimulai
tahun 2010 di 10 provinsi, kemudian dilakukan pilot project di 2 provinsi di tahun 2011,
berlanjut pada tahun 2012 (5 provinsi) dan tahun 2013 (4 provinsi). Pada tahun 2014
kegiatan ini dilanjutkan ke 5 daerah center. Namun yang menjadi pertanyaan masyarakat
kenapa mesti memakai lagu klasik Mozart, padahal stimulasi dengan lagu lain-pun juga
menghasilkan generasi yang unggul di masa mendatang dengan kecerdasan yang
optimal. Menindaklanjuti hal tersebut, tahun 2015
berencana untuk melakukan Kajian Stimulasi Suara Pada Janin Melalui Ibu Hamil (selain
Mozart) untuk meningkatkan inteligensia.
Gambar 2
Kegiatan Penyusunan Draft Instrumen
Kajian Stimulasi Suara Pada Janin Melalui Ibu Hamil (Tahap III), Jakarta
November-Desember 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
14
Kajian Stimulasi Suara Pada Janin Melalui Ibu Hamil perlu dilakukan dengan
alasan:
-
memberikan kontribusi tentang model stimulasi Suara pada janin untuk menunjang
pengembangan program peningkatan kecerdasan sekaligus mampu mengambil
tindakan tepat sesuai tahapan perkembangan inteligensia.
2) Tahap Bayi
Instrumen yang dihasilkan pada tahap bayi, berjumlah 2 buah.
a. Mencakup tahap Bayi dan Balita
Judul Instrumen: Pedoman Penyelenggaraan Taman Pengasuhan Anak di
Lingkungan Kementerian Kesehatan
orangtua
biasanya adalah menitipkan dan memercayakan pengasuhan anak kepada orang lain
selama ditinggal bekerja, seperti kepada pengasuh, asisten rumah tangga, keluarga
terdekat, tetangga atau dititipkan ke Taman Pengasuhan Anak (TPA).
Melihat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
15
Gambar 3
Kegiatan Penyusunan Instrumen Pedoman Penyelenggaraan Taman Pengasuhan Anak
di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Hotel Puri Denpasar, Jakarta
November 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
16
Gambar 4
Kegiatan Workshop Taman Pengasuhan Anak di Lingkungan Kementerian Kesehatan,
di Bapelkes Cilandak, Jakarta
Maret 2015
Petunjuk teknis acuan standar fasilitas yang memenuhi standar untuk deteksi
dini sampai dengan penatalaksanaan anak berkebutuhan khusus. Dengan tujuan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan anak berkebutuhan khusus.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
17
Gambar 5
Kegiatan Finalisasi Penyusunan Instrumen
Petunjuk Teknis Fasilitas Anak Berkebutuhan Khusus
Hotel Puri Denpasar, Jakarta
Oktober 2015
3) Tahap BALITA
Judul Instrumen: Kajian Pengaruh Permainan Elektronik Terhadap Perkembangan
Kognitif pada Anak
Sasaran Instrumen ini, mencakup tahap BALITA dan Anak-anak.
Saat ini, game online telah menjadi fenomena global maupun di negara tertentu,
hal ini menumbuhkan industri game berbayar terutama di negara-negara Asia. Permainan
elektronik memiliki dampak terhadap perkembangan anak. Sejumlah artikel, berita, dan
penelitian melihat permainan elektronik dalam jaringan (online games) dengan dampak
negatif yang dihasilkannya. Namun selain dampak negatif lain, permainan elektronik juga
memiliki pengaruh positif.
Mengingat pesonanya yang begitu besar bagi seseorang, komputer dan video
game dapat mempengaruhi jadwal kehidupan sehari-hari. Hal ini yang menyebabkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
18
Pengkajian
Pengaruh
Permainan
Elektronik
terhadap
Perkembangan Kognitif pada Anak dengan rekomendasi bagi instansi terkait yang dapat
bermanfaat sebagai landasan kebijakan dalam mewujudkan perkembangan kognitif anak
yang optimal.
Gambar 6
Kegiatan Penyusunan Instrumen Kajian Pengaruh Permainan Elektronik Terhadap Perkembangan
Kognitif pada Anak, di Ruang Rapat Pusat Inteligensia, Jakarta
September 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
19
4) Tahap Anak-anak
Judul Instrumen: Petunjuk Teknis Deteksi Gangguan Kesehatan Inteligensia pada
Anak
Sasaran Instrumen ini, mencakup tahap BALITA dan Anak-anak
Inteligensia
Kesehatan
bermaksud
merumuskan
suatu
model
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
20
karena itu, disusun buku Pengembangan Model Optimalisasi Kecerdasan Majemuk pada
Berbagai Kelompok Remaja.
6) Tahap Dewasa
Instrumen yang dihasilkan pada tahap Dewasa, berjumlah 2 buah.
a. Judul Instrumen: Pedoman Vokasional pada Orang dengan Gangguan
Kognitif
Pekerjaan atau okupasi sejak dulu kala telah dikenal sebagai sesuatu untuk
mempertahankan hidup atau survival. Pekerjaan dapat juga digunakan sebagi pengalihan
perhatian atau pikiran sehingga menjadi segar kembali untuk memikirkan hal-hal yang
lain. Orang dengan gangguan kognitif acap kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan
atau kembali kepada pekerjaannya.
Penyesuaian vokasional diberikan kepada orang dengan gangguan kognitif
untuk memaksimalkan kemampuan kognitif yang masih tersisa. Rehabiltasi serta
penyesuaian vokasional ditujukkan ke arah mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya,
penempatan
vokasional
sehingga
dapat
bekerja
dengan
kapasitas
maksimal,
penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara memuaskan sehingga
dapat berfungsi sebagai warga masyarakat yang berguna.
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi 2 kali rapat persiapan, 3 kali rapat
penyusunan serta 1 kali rapat finalisasi yang menghadirkan peserta dari lintas program,
lintas sektor serta profesi yang akhirnya menghasilkan output Pedoman Vokasional Pada
Orang Dengan Gangguan Kognitif yang diharapkan dapat digunakan di lintas kementerian
serta masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
21
Gambar 7
Kegiatan Finalisasi Pedoman Vokasional Pada Orang Dengan Gangguan Kognitif
Hotel Pomelotel, Jakarta
Oktober 2015
memadai
efektifitas upaya pengawasan dan pengendalian internal yang sudah dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan tugas dan wewenang. Penilaian integritas sendiri
saat ini belum begitu berkembang, penilaian yang ada masih membutuhkan biaya cukup
tinggi dengan cakupan pegawai yang terbatas, sehingga tidak semua pegawai dapat
dinilai potensi integritasnya.
Untuk terselenggaranya penilaian potensi integritas yang efektif dan efisien
dalam sisi pembiayaan dan pelaksanaan, Kementerian Kesehatan melalui Pusat
Inteligensia Kesehatan berinisiatif melakukan inovasi terobosan dengan mengembangkan
instrumen identifikasi potensi integritas melalui EBA (Executive Brain Assessment),
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
22
sehingga dapat dilakukan penilaian dan peningkatan potensi integritas yang sistematik
dan berkesinambungan pada seluruh pegawai di institusi pemerintah.
7) Tahap Lansia
Instrumen yang dihasilkan pada tahap Lansia, berjumlah 2 buah.
a. Judul Instrumen: Pedoman Stimulasi Kognitif pada Lanjut Usia
Otak merupakan pusat fungsi kognitif dan pusat pengaturan berbagai sistem
dalam tubuh manusia yang rentan terhadap proses penuaan (ageing). Proses penuaan di
otak salah satunya akan mengakibatkan menurunnya fungsi kognitif. Penurunan fungsi
kognitif ini lambat laun akan mengakibatkan penurunan kemampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari sehingga mengurangi bahkan menghilangkan kemandirian Lansia
yang mengalaminya. Penurunan kemandirian akan memberikan beban bagi keluarga,
masyarakat dan beban bagi negara.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik, stimulasi mental dan
aktivitas sosial, yang rutin dan teratur, dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif
pada Lansia. Untuk itu disusunlah Pedoman Stimulasi Kognitif pada Lanjut Usia sebagai
acuan pelaksanaan kegiatan stimulasi kognitif pada Lansia.
Gambar 8
Kegiatan Finalisasi I Instrumen Pedoman Stimulasi Kognitif pada Lanjut Usia
Ruang Rapat Pusat Inteligensia Kesehatan, Jakarta
Agustus 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
23
Indonesia, sehingga kegiatan stimulasi dan rehabilitasi kognitif dapat berjalan dengan
baik.
8) Seluruh Tahapan
Pada tahun 2015 ini, Pusat Inteligensia Kesehatan juga menyusun instrumen
yang mencakup seluruh tahapan kehidupan, yaitu: Pedoman Integrasi Layanan
Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup.
Pedoman Integrasi Layanan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup ini
dimaksudkan sebagai acuan dalam mengintegrasikan pelayanan kesehatan inteligensia
di masyarakat dengan menggunakan pendekatan siklus hidup pada kegiatan lintas
program dan lintas sektor terkait. Pendekatan siklus hidup yang dimaksud adalah
pemberian layanan kesehatan inteligensia mulai dari janin, bayi, balita, anak, remaja,
dewasa, dan Lansia.
Pencapaian dari kegiatan penyusunan Pedoman Integrasi Layanan Kesehatan
Inteligensia Berbasis Siklus Hidup telah mencapai 100%, yaitu dengan tersusunnya draft
pedoman integrasi layanan inteligensia kesehatan berbasis siklus hidup yang telah siap di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
24
tanda tangani oleh kepala Pusat Inteligensia Kesehatan yang kemudian diusulkan
menjadi kebijakan Menteri Kesehatan RI.
Gambar 9
Kegiatan Penyusunan Draft Pedoman
Integrasi Layanan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup pada Lansia (2)
Ruang Rapat Pusat Kesehatan Inteligensia Kesehatan, Jakarta
September 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
25
Tabel 6
Perbandingan Indikator, Target, dan Realisasi
Tahun 2014 dengan Tahun 2015
No
Indikator
2014
No
Target Realisasi Capaian
3
Indikator
1
8
100%
Jumlah Pelaksanaan
Penilaian Inteligensia
Pejabat Pusat &
Daerah (Orang)
750
750
100%
Jumlah
Kabupaten/Kota yang
Melakukan
Pemeliharaan ,
Peningkatan, dan
Penanggulangan
Masalah Kesehatan
Inteligensia
12
12
100%
Jumlah Instrumen
Peningkatan dan
Penanggulangan
Masalah
Inteligensia
sesuai Tahapan
Siklus Hidup
Target
2015
Realisasi
Capaian
100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
26
Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk adanya koordinasi lintas
program maupun lintas sektor, terutama dengan organisasi profesi;
Masukan, ide, dan kritik, dari para undangan/peserta lintas program maupun lintas
sektor;
Dalam hal aspek manajerial, adanya kebijakan refocusing untuk anggaran 2015.
Meminta masukan pakar via email, jika tidak dapat hadir langsung;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
27
Surat menyurat atau email dengan para peserta daerah, lintas program dan lintas
sektor, maupun dengan pihak terkait lainnya;
Menurut Jabatan
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
28
Tabel 7
Jumlah Pegawai Menurut Jabatan
Tahun 2015
Jabatan
Jumlah Pegawai
a. Struktural
Eselon II
1 orang
Eselon III
3 orang
Eselon IV
6 orang
Jumlah
10 orang
b. Fungsional
1. Berangka Kredit
1 orang
36 orang
Jumlah
37 orang
JUMLAH TOTAL
47 orang
2)
Menurut Golongan:
Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
gol I
0 (0%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
29
Grafik 1
Jumlah Pegawai Menurut Golongan
3)
pendidikan S-1 (Strata 1), yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 61,7%. Kedua terbanyak
adalah pendidikan strata 2, yaitu sebanyak 15 orang atau 32%. Rinciannya dapat dilihat
pada grafik berikut:
D3
1 (2%)
S2
15 (32%)
S1
29 (61.7%)
Grafik 2
Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
30
Kesehatan.
Selain
melalui
peningkatan
jenjang
pendidikan
formal,
KODE
AKUN NERACA
117111
Persediaan
132111
135121
137111
162121
Hak Cipta
162151
Software
162191
166112
169122
JUMLAH (Rp)
8.864.900
4.610.829.542
6.325.000
(2.995.224.373)
1.875.000.000
367.049.545
171.500.000
264.589.090
(255.865.128)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
31
JUMLAH
4.053.068.576
Gambar 10
Pelaksanaan Pemeriksaan Execitive Brain Asessment (EBA) CPNS Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2015
Realisasi kegiatan pemeriksaan EBA pada tahun 2015 ini adalah sebanyak 25 kali
pertemuan dengan jumlah keseluruhan peserta yang telah mengikuti pemeriksaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
32
TEMPAT TES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Balitbangkes (Susulan)
Sekretariat Jenderal (Susulan)
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan
Balitbangkes Biomedis - Papua
BPFK - Surabaya
CPNS tahun 2015 Kementerian Kesehatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III - Biak
Diklat Prajabatan K1/ K2 di BBPK - Jakarta
Diklat Prajabatan K1/ K2 di Bapelkes-Cikarang
Diklat Prajabatan K1/ K2 di BBPK-Makasar
Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Angkatan
I di BBPK Jakarta
Pengolahan Data I
Dikat Prajabatan CPNS Golongan II Umum di
Bapelkes Batam
Balai Pelatihan Kesehatan Batam
Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
Pengolahan Data II
Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Angkatan
IV di Bapelkes Cikarang
Peserta Calon Surveiyor Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
Ditjen P2PL
Peserta Workshop Pematangan Konsep
Integritas dengan KPK
Pengolahan Data III
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
16 Februari 2015
27 Februari 2015
18 Maret 2015
27 Maret 2015
27 Maret 2015
22 April 2015
27 April 2015
04 Mei 2015
04 Mei 2015
04 Mei 2015
19 Mei 20105
JUMLAH
PESERTA
34 Orang
140 Orang
86 Orang
16 Orang
64 Orang
334 Orang
33 Orang
73 Orang
40 Orang
30 Orang
74 Orang
21 Mei 2014
05 Juni 2015
40 Orang
TANGGAL TES
26 Juni 2015
27 Juli 2015
31 Juli 2015
03 Agustus 2015
69 Orang
18 Orang
12 Agustus 2015
33 Orang
13 Agustus 2015
25 Agustus 2015
53 Orang
80 Orang
36 Orang
25 Agustus 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
33
22
23
24
25
26
27
28
29
27 Agustus 2015
02 September 2015
27 Orang
38 Orang
04 September 2015
36 Orang
08 September 2015
38 Orang
09 September 2015
40 Orang
22 September 2015
38 Orang
28 September 2015
30 Orang
29 Oktober 2015
1500 Orang
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa, kegiatan penilaian inteligensia melalui
tes EBA pada tahun 2015, dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Kegiatan ini, sangat menunjang pemenuhan indikator kinerja utama Pusat
Inteligensia Kesehatan tahun 2015, terutama dalam menyusun salah satu instrumen yang
berjudul Pemetaan Potensi Integritas Berbasis Fungsi Eksekutif Otak (Executive Brain
Assessment)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
34
Gambar 11
Pelaksanaan Pemeriksaan Execitive Brain Asessment (EBA)
Peserta Workshop Pematangan Konsep Integritas dengan KPK
Tahun 2015
Kota Semarang
Kab. Semarang
Kab. Sukoharjo
Kab. Demak
Kab. Klaten
Kota Magelang
Kota Surakarta
Kab. Wonogiri
Kab. Sragen
Kab. Salatiga
Kab. Kendal
Kab. Mojokerto
Kota Surabaya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
35
Kab. Gresik
Kab. Jombang
Kota Denpasar
Kab. Tabanan
Kab. Gianyar
Kab. Klungkung
Kelima provinsi ini dipilih karena daerah tersebut sudah dapat menjalankan
program kesehatan dasar (gizi, imunisasi, dsb) dengan baik dan berkesinambungan,
sehingga kebutuhan kesehatan dasar masyarakatnya telah dapat terpenuhi. Kegiatan
pengembangan layanan kesehatan di 5 center ini dirancang sebagai kegiatan lanjutan
dari program kesehatan dasar. Beberapa provinsi, seperti Sumatera Selatan, juga
merupakan daerah binaan yang telah memperoleh sosialisasi kesehatan inteligensia pada
tahun-tahun sebelumnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
36
Gambar 12
Pelaksanaan Kegiatan bimbingan Teknis
Pengembangan Kesehatan Inteligensia di Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
Tahun 2015
Kota Cimahi
Kota Ambon
Kota Bandung
Kab. Seram
Kab. Bandung
Kab. Buru
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
37
Gambar 13
Pelaksanaan Kegiatan Lokakarya Peningkatan Kompetensi dalam Rangka Pembangunan Karakter Bangsa
Melalui Pembangunan Kesehatan Inteligensia di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015
3.2
Realisasi Anggaran
kegiatan terpadu yang melibatkan partisipasi aktif stake holder, yaitu antara lain dari:
Lintas Program, Lintas Sektor, serta profesi terkait. Kegiatan/program yang dilaksanakan
antara lain: pemantapan program penilaian inteligensia pejabat negara melalui penilaian
executive brain assessment (EBA), mengembangkan pilot project untuk meningkatkan
inteligensia, uji coba instrumen untuk penanggulangan masalah inteligensia kesehatan,
melakukan kajian terhadap beberapa instrument, serta menyusun instrument-intrumen
baru.
Realisasi anggaran berdasarkan program/kegiatan tahun 2015 tersebut, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
38
Tabel 10
Realisasi anggaran berdasarkan program/kegiatan
Tahun 2015
Alokasi Anggaran sesuai
DIPA
[2050.006]
Laporan Dukungan Manajemen
[Laporan]
Besarnya
Anggaran (Rp)
Realisasi
Belanja (Rp)
Realisasi
(%)
9,045,995,000
7,881,115,549
87.12
[2050.007.53]
Alat Kesehatan Inteligensia
[Unit]
506,700,000
477,665,000
94.27
[2050.007.52]
Peralatan Fasilitas Perkantoran
[Unit]
438,950,000
410,243,850
93.46
1,464,102,000
1,340,016,539
91.52
[2050.029]
Dokumen Pemetaan Potensis SDM
Berbasis EBA
[Dokumen]
251,780,000
189,711,350
75.35
[2050.030]
Laporan Bimbingan Teknis
[Laporan]
409,270,000
297,560,240
72.71
[2050.031]
Dokumen Perencanaan dan
Penganggaran
[Dokumen]
437,920,000
344,119,013
78.58
[2050.032]
Dokumen Laporan Keuangan dan Umum
[Dokumen]
1,637,300,000
274,251,131
16.75
[2050.994]
Layanan Perkantoran
[Bulan Layanan]
1,255,940,000
1,166,504,254
92.88
15,447,957,000
12,381,186,926
80.15
[2050.028]
Instrumen Peningkatan dan
Penanggulangan Masalah Inteligensia
sesuai Tahapan Siklus Kehidupan
[Dokumen]
TOTAL
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian realisasi anggaran Pusat Inteligensia
Kesehatan pada tahun 2015 adalah sebesar 80.15%. Serapan tertinggi ada pada output
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
berkelanjutan.
Indikator kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan, terdiri dari 1 (satu) indikator, yaitu
Instrumen Peningkatan dan Penanggulangan Masalah Inteligensia Sesuai Tahapan
Siklus Hidup. Jumlah Instrumen yang dihasilkan, ditargetkan mencakup seluruh tahapan
siklus hidup, yaitu sebanyak 7 tahapan (dari tahap janin sampai dengan Lansia) yang
terdiri dari 11 instrumen berupa pedoman dan kajian-kajian peningkatan kesehatan
inteligensia. Pada tahun 2015, Pusat Inteligensia Kesehatan, dapat mencapai indikator
kinerjanya tersebut, sesuai target yang telah ditetapkan (terealisasi sebesar 100%).
Jumlah kegiatan Pusat Inteligensia Kesehatan tahun 2015 adalah sebanyak 34 kegiatan.
Di mana realisasi output kegiatan tersebut tidak mencapai 100%, yaitu sebesar 98,25%.
Hal tersebut disebabkan karena karena ada salah satu kegiatan, yaitu renovasi, tidak
dapat
direalisasikan,
sehubungan
dengan
keterbatasan
waktu
realisasi
karena
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
41
outcomenya adalah
dan 7) Penyelenggaraan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
42
dalam
kegiatan
penyusunan
instrumen,
karena
dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 - Pusat Inteligensia Kesehatan
43