Professional Documents
Culture Documents
KESELAMATAN KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan
kimia,oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja
dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya.limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat
agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan.cara menggunakan peralatan umum dan
berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang
mungkin terjadi ketika bekerja di laboratorium.dengan pengetahuan singkat tersebut
diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan kerja mahasiswa dilaboratorium dengan sebaik-baiknya.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh
seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta
mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia
Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita
pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
BAB II
CARA KERJA YANG AMAN
2.1 Tindakan Tidak Aman Dari Manusia
Tindakan tidak aman dari manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan
dapat digolongkan atas beberapa jenis, yaitu :
1. Menjalankan sesuatu tanpa wewenang atau gagal untuk mengamankan, memperingatkan,
atau tanpa pemberitahuan.
2. Menjalankan sesuatu dengan kecepatan tinggi.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi.
4. Menpergunakan alat yang kurang baik.
5. Pemuatan, penempatan, atau mencampur secara berbahaya.
6. Mengambil kedudukan atau sikap yang salah.
7. Melakukan pekerjaan pada peralatan yang bergerak atau berputar.
8. Bermain-main saat melakukan pekarjaan.
9. Tidak menggunakan alat pengaman.
Secara singkat tindakan-tindakan tidak aman tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.1. Menjalankan sesuatu tanpa wewenang
Kecelakaan banyak terjadi karena tindakan seseorang yang melakukan atau
menjalankan sesuatu tanpa wewenang, seperti :
-
Belum atau tidak memasang alat atau tanda-tanda peringatan, rambu-rambu dan
sebagainya sehingga dapat mencelakakan.
Lari atau melompat dari kemdaraan yang sedang berjalan, bordes dan lain-lain.
Memakai alat secara tidak aman (kunci pengganti, palu dan sebagainya).
Memegang benda dengan tidak benar, atau mengambil dengan pegangan yang
salah.
Muatan berlebihan.
Membuat/material menjadi tidak aman, misal seperti : membuat api dalam ruang
mengandung bahan bakar atau sempit, merokok di tempat-tempat yang tidak
diizinkan.
Berkalakar
Bertengkar. Dll
Faktor-faktor tidak aman diatas, sering kali dilakukan oleh pratikan. Dengan demikian
salah satu cara untuk mencegah kecelakaan addalah dengan menghindari tindakan-tindakan
bahaya tersebut.
2.2 Pencegahan Tindakan Tidak Aman
Seperti dikemukakan diatas, tindakan tidak aman dari manusia dipengaruhi oleh
berbagai segi seperti latar belakang personil, keterampilan, psikologi, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang sehingga melakukan suatu tindakan tidak aman
antara lain karena :
1. Tidak Tahu
Seseorang tidak mengetahui atau tidak tahu bagaimana melakukan suatu pekerjaan
dengan baik. Dia tidak mengerti bahaya-bahaya yang bakal timbul, sehingga terjadi
kecelakaan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut di bawah ini :
-
Contoh :
a. Seseorang yang belum pernah mengenal bahan bakar premium, ia tidak tahu bahwa
bahan bakar tersebut mudah terbakar atau meledak. Suatu hari ia merokok didekat
drum premium hingga terjadilah ledakan atau kebekaran.
b. Seseorang yang belum pernah masuk kilang, tidak mengetahui bahwa di kilang tidak
boleh merokok hingga terjadilah kebakaran.
Dari contoh-contoh tersebut, dapat kita simpulkan bahwa tidak cukup mempunyai
pengetahuan sangat mempengaruhi tindakan tidak aman yang timbul. Namun disamping hal
tersebut diatas ada juga beberapa faktor antara lain :
1. Fisik
a. cacat
b. lelah
c. menderita sakit
d. ukuran fisik
e. mabuk
2. Kewajiban
a. lamban reaksi
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
b. accident prone
c. takut tinggi
d. rendah hati
e. mental lemah
f. gugup, dsb
2. Keterampilan/kemampuan
Seperti :
-
Kurang pengalaman
Kurang latihan
Contoh :
a. Seorang karyawan tahu cara menaiki menara atau stack, tetapi pada waktu melakukan,
yang bersangkutan tidak mampu karena takut pada ketinggian mengakibatkan hal yang
membahayakan.
b. Seseorang telah diberitahu bagaimana cara melakukan pekerjaan dengan mesin-mesin
atau suatu peralatan. Tetapi pada waktu melakukannya, karena belum ahli dan terampil
maka ia mengalami kecelakaan pada pengoperasian.
c. Seseorang
calon
supir
TINDAKAN
1. Beri pengetahuan tentang pekerjaan
2. Beri petunjuk bagaimana melakukan pekerjaan
dengan aman
3. Beritahukan tentang bahaya-bahaya yang dapat
timbul dari pekerjaan
Tidak mau
b. Untuk mengatasi bahan kimia yang bersifat korosif diperlakukan beberapa perlengkapan
tambahan, antara lain :
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
Selain itu apabila ruangan laboratorium terkontaminasi, pratikan harus memakai masker yang
dilengkapi dengan oksigen tabung yang berukuran kecil.
Didalam ruang laboratorium pun bisa terjadi kebakaran. Untuk itu, sebelum
memadamkam api ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
-
Menentukan jenis pemadam kebakaran yang sesuai dengan bahan kimia yang
terbakar.
Tetapi sebelumnya kita atau para pratikan yang lainnya harus mengetahui jenis
kebakaran yang terbagi menjadi 4 kelas. Yaitu :
a. Kelas A, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa kertas, kain, kayu.
Kebakaran dalam kelas ini dapat dipadamkan dengan menggunakan air, busa, bubuk
kering, gas CO2, atau menggunakan halon.
b. Kelas B, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh bahan kimia yang berupa pelarut
organik. Kebakaran pada kelas ini tidak dapat dipadamkan dengan menggunakan air,
tetapi dapat di padamkan dengan menggunakan busa, bubuk kering, gas CO 2, atau
menggunakan halon.
c. Kelas C, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh korleting. Listrik, kebakaran pada jenis
ini tidak dapat dipadamkan dengan menggunakan air atau pun busa, tetapi dapat
dipadamkan dengan menggunakan bubuk kering, gas CO2, atau halon.
d. Kelas D, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh logam alkali. Kebakaran jenis ini juga
tidak dapat dipadamkan dengan menggunakan air ataupun busa, tetapi dengan
menggunakan bubuk kering, gas CO2, atau halon.
Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis-jenis pemadam kebakaran yang telah disebutkan
diatas, yaitu :
a. Air
Air memang mudah didapat dengan cepat, dalam pemadam air berfungsi sebagai pendingin
dan menyelimuti bahan dari oksigen oleh adanya uap air yang terbentuk. Pemakaian air
hanya untuk kebakaran yang ditimbulkan oleh kertas, kayu, kain, karet, dan plastik. Luas
kobaran api. Pemakaian api pada kebakaran akibat listrik akan menimbulkan hubungan
pendek. Pada kebakaran akibat logam alkali air hanya akan memperbesar reaksi kebakaran.
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
b. Busa
Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi mengisolasi bahan dari oksigen.
Pemadam kedakaran jenis ini cukup efektif untuk api yang ditimbulkan oleh kebakaran
kertas, kayu, plastik, karet, dan pelarut organik. Tetapi busa berbahaya untuk kebakaran
akibat dan logam alkali.
c. Bubuk kering
Bubuk kering adalah bubuk halus campuran bahan kimia seperti Na2CO3, K2CO3, KCL, dan
sebagainya yang mudah mengalir apabila disemprotkan. Dalam pemadam kebakaran
berfungsi untuk melindungi bahan dari oksigen dan radiasi panas serta menyerap
radiasi/radikal pembentuk reaksi berantai. Jenis pemadam kebakaran ini cocok untuk dipakai
di seluruh jenis kebakaran.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertenaga tinggi dengan efektif dapat digunakan untuk pemadam segala jenis
kebakaran hal ini terjadi karena gas tersebut. Lebih berat dari udara. Dapat mengisolasi
bahan yang terbakar dari O2 namun kelemahannya adalah dapat terjadinya penyalaan api
kembali.
e. Halon
Halon adalah suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi yang umumnya turunan
matana atau etana. Jenis pemadam kebakaran ini berfungsi sebagai pembentuk selimut api
yang mengisolasi bahan dari O2, penyerap radikal-radikal penyebab reaksi berantai seperti
halnya gas CO2. Halon juga baik untuk semua jenis kebakaran. Mempunyai volum yang
lebih kecil sehingga lebih praktis dari gas CO2.
I I I. Labelisasi dan Informasi Badan Kimia
Untuk memudahkan para pratikan mencari bahan kimia, para pratikan harus.
Mengetahui rumus molekul dari bahan kimia yang diinginkan. Hal ini dikarenakan suatu zat
dengan zat yang lain rumus molekulnya pasti sama sedangkan nama dari bahan kimia tersebut
bisa saja berbeda. Selain itu untuk memudahkan pratikan mengenal bahan kimia yang
berbahaya beserta bahaya yang ditimbulkan dengan mudah dan cepat, dipakai label atau
simbol bahaya.
III.1. Alat-alat tangan (hand tools)
Dalam kegiatan kerja, manusia tidak dapat lepas dari alat-alat pembantu seperti tang,
obeng, kunci pas, palu dsb. Kecelakaan sangat sering terjadi darib menggunaan alat tersebut,
walaupun sifat kecelakaan biasanya ringan. Tetapi mengingat bagian yang cedera justru sangat
vital untuk bekerja, seperti jari tangan, dan anggota tubuh yang lainnya, maka waktu yang
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
hilang juga akan menjadi besar. Antara lain pekerja yang mengalami cedera tidak bekerja
untuk sementara waktu.
Kecelakaan oleh alat-alat dengan biasanya timbul karena :
a. Terlepas waktu digunakan
b. Alat-alat yang rusak (patah, bergerigi atau aus)
c. Alat-alat yang tidak sesuai
d. Cara pemakaian yang salah pada waktu bekerja
e. Penyimpanan yang kurang baik
Untuk mencegah hal-hal tersebut diatas, maka ditetapkanlah beberapa syarat penggunaan alat
tangan :
a. Alat-alat tangan harus terbuat dari bahan yang berkualitas baik dan memenuhi
persyaratan.
b. Alat-alat tangan harus digunakan sesuai dengan fungsi (jangan menggunakan kunci pas
untuk memukul).
c. Jangan menggunakan alat-alat tangan yang rusak seperti longgar, patah, aus, bergerigi,
dsb.
BAB III
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
3.1
Klasifikasi Umum
Pengelompokan bahan-bahan kimia berbahaya dimaksudkan untuk memudahkan
pengenalan, cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahaya
diklasifikasikan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :
1. Bahan kimia beracun-Toxie
2. Bahan kimia korosif-corrosives
3. Bahan kimia mudah terbakar-Flammable Substance
4. Bahan kimia mudah meledak-Eksplosives Substance
5. Bahan kimia oksidator-Oxidations Agents
6. Bahan reaktif terhadap air (Water Sensitive Substance)
7. Bahan reaktif terhadap asam (Acid Sensitives Substance)
8. Gas bertekanan (Radioactive Substance)
Suatu bahan kimia yang dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan diatas,
karena memiliki sifat ganda. Suatu contoh, suatu zat beracun juga bersifat korosif atau
mungkin uga mudah terbakar. Untuk mengenal bahan kimia berbahaya diatas, masingmasing golongan akan diuraikan secara singkat seperti pada Bab IV yakni Mengenal
Bahan-Bahan Kimia Berbahaya kecuali zat radioaktif yang memerlukan pembahasan
khusus.
3.2
Klasifikasi PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan klasifikasi bahan kimia berbahaya
sebagai berikut :
1. Klas I
Explosif
2. Klas II
Gas
3. Klas III
Cairan mudah
terbakar
4. Klas IV
Bahan mudah
terbakar (diluar
5. Klas V
Zat Peroksida
6. Klas VI
3.3
7. Klas VII
Zat radioaktif
8. Klas VIII
Zat korosif
Klasifikasi NFPA
National Fire Protection Agency (NFPA) mengklasifikasikan bahan kimia
berbahaya sesuai dengan sifat bekerjanya yakni :
1. Health Hazards bahaya terhadap kesehatan
2. Fire Hazards bahaya terhadap kebakaran
3. Reactivity Hazards bahaya terhadap reaktifitas
Untuk memudahkan pengenalan bahaya bahan kimia dengan cepat, dipakai simbol
bahaya. Cara pemberian simbol ini berbeda-beda antar negara-negara atau organisasi
didunia.
Keterangan :
M. Kotak Atas (merah)
: Bahaya kebakaran
: Bahaya khusus
Tingkat bahaya dari ketiga jenis bahaya diatas diberikan rangking dengan
angka 0-4 dimana angka 4 adalah rangking yang paling berbahaya sedangkan 0 adalah
tidak berbahaya.
Tingkat Bahaya Kesehatan :
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
Kode 4
Contoh
Kode 3
Contoh
Kode 2
Contoh
Kode 1
: Bahan yang menyebabkan iritasi atau sedikit luka meskipun tidak ada
pertolongan segera.
Contoh
Kode 0
Contoh
: Bahan yang segera menguap dalam udara normal dan dapat terbakar
cepat.
Contoh
Kode 3
: Bahan cair atau padat yang dapat dinyalakan pada suhu biasa.
Contoh
Kode 2
Contoh
Kode 1
Contoh
Kode 0
Contoh
: Bahan yang mudah dapat diledakkan pada suhu dan tekanan biasa atau
sensitif terhadap pengaruh mekanik atau panas setempat.
Contoh
Kode 3
Contoh
Kode 2
: Bahan yang tidak stabil dan menghasilkan reaksi hebat tetapi tidak
meledak.
Contoh
Kode 1
: Bahan yang stabil dalam keadaan normal tetapi tidak stabil pada suhu
tinggi.
Contoh
Keadaan Bahan
Bahan Peledak
Contoh Bahan
Simbol
Kelas 1.1
-Bahan peledak untuk
Bom, grenet.
Kelas 1.3
-Bahan peledak dengan
bahaya api dan letupan kecil.
Kelas 1.4
-Bahan peledak yang tidak
berbahaya.
Kelas 2
Gas
-Gas-gas termampat, gas
yang dicairkan atau
dilarutkan dibawah tekanan
dibahagikan seperti berikut :
Kelas 2.1
Gas Mudah Terbakar
-Menyala apabila bersentuh
dengan punca api.
Kelas 2.2
Acetylene,Hidrogen,L.P.Gas.
Oksigen,
Kelas 2.3
Nitrogen.
Gas Toksik
-Gas
boleh
yang
beracun
dan
menyebabkan
Ammonia, Klorin.
Kelas 3
Diethyl ether,
Kelas 4
putih.
boleh terbakar.
Sodium, Calsium carbide.
Kelas 4.2.
-Pepejal mudah terbakar
dengan sendirinya.
Kelas 4.3.
-Pepejal yang mengeluarkan
gas mudah terbakar apabila
basah atau terkena air.
Kelas 5
Kelas 6
Calsium.
Sianida,
plumbum.
Racun
manusia.
serangga
rumah.
Kelas 6.2
-Bahan-bahan yang mudah berjangkit.
Vaksin,
spesimen
patologi
Kelas 7
Kelas 8
Bahan Radioaktif
-Bahan radioaktif mengandungi bahan-bahan
Uranium,
Radioisotops.
radiasi.
Bahan Kakisan
-Bahan-bahan yang dalam keadaan pepejal atau Asid
cecair yang boleh mengkakis.
Kelas 9
Hidroklorik.
Bahan Pelbagai
-Bahan-bahan yang menyebabkan kadar bahaya Aerosol,
yang rendah.
Polyester
beads.
Diatas tadi merupakan beberapa contoh dari label kimia yang berbahayayang dipakai oleh
masyarakat ekonomi eropa. Dengan adanya label-label tersebut maka kecelakaan yang terjadi
di ruangan laboratorium dapat dikurangi. Kecelakaan diruangan laboratorium biasanya
disebabkan oleh kelalaian dan ketidakdisiplinan dalam melakukan suatu percobaan didalam
ruang laboratorium kimia dengan harapan tidak terjadi kecelakan yang dapat mengancam jiwa
praktikan.
-
S5 Usahakan agar selalu dalam keadaan (cairan yang cocok menjadi khusus dibuat
dengan mesin).
S6 Jaga dalam keadaan (gas yang lemah menjadi khusus bila dibuat dengan mesin).
Indikasi dari peringatan yang harus diberi keamanan.
S7 Simpan ditempat yang tertutup rapat.
S8 Simpan Ditempat yang kering.
S9 Simpan ditempat yang ventilasinya baik.
S12 Jangan simpan ditempat terbuka.
S13 Jauhkan dari makanan dan minuman hewan peliharaan.
S14 Jauhkan dari (material yang tak sesuai dengan indikasi oleh mesin).
S15 Jauhkan dari tempat yang panas.
S16 Jauhkan dari tempat yang pengap- dilarang merokok
S17 Jauhkan dari bahan yang mudah menyala.
S18 Buka tenpat menyimpan dengan hati-hati.
S20 Ketika menggunakannya jangan makan atau minum.
S21 Ketika menggunakannya jangan merokok.
S22 Jangan sampai berdebu.
S23 Jangan bercampur dengan gas/kotoran/tanah/zat lain.
S24 Hindari kontak dengan kulit.
S25 Hindari kontak dengan mata.
S26 Jika terkena mata segera basuh dengan air dan beri sedikit pertolongan medis.
S27 Segera jauhkan jika terkena panas.
S28 Setelah bersentuhan dengan kulit segera basuh dengan banyak air.
S29 Jangan kosongkan kedalam saluran.
S30 Jangan pernah mencampurkan air dengan ini
S33 letakan pada tempat yang berlawanan statik dengan muatan.
S34 Hhindari shock dan menghayal.
S35 Bahan ini dan tempatnya harus dibereskan dan disimpan.
S36 Pakailah pakaian pelindung yang sesuai.
S37 Pakailah sarung tangan yang sesuai.
S38 Jika tidak menggunakan ventilasi, gunakan peralatan respirasi yang sesuai.
S39 Pakailah pelindung wajah atau mata yang sesuai.
S40 Untuk membersikan lantai dan semua benda yang terkontaminasi oleh bahan ini
gunakan (mesin yang khusus)
S41 Apabila terbakar atau meledak jangan didekati.
S42 Apabila terjatuh gunakan alat respirasi yang cocok (yang lebih khusus lagi)
S43 Jika terbakar gunakan (peraltan pemadam api. Jika air menambah resiko jangan
menggunakannya)
S44 Jika kamu merasa tidak enak badan, lihat petunjuk obat.
S45 Jika terjadi kecelakaan atau kamu merasa tak enak badan lihat petunjuk obat
medis segera (lihat tabel jika mungkin)
S46 Jika tertelan gunakan obat medis segera dan lihat tempat ini atau tabelnya.
S47 Simpan pada suhu yang tak berlebihan (yang lebih khusus oleh mesin).
S48 Simpan hanya di tempat semula.
S49 Simpan di tempat yang menggunakan mesin.
S50 Jangan campur dengan (menjadi khusus dengan mesin).
S51 Gunakan pada tempat yang ventilasinya baik.
S52 Jangan gunakan untuk penggunaan pada ruangan dan tempat yang sangat luas.
S53 Hindari tempat terbuka-lihat petunjuk khusus sebelum digunakan.
S54 Bekerja dengan konsentrasi atau mencegah polusi sebelum digunakan untuk
menyimpan tanaman.
S55 Hindari penggunaan cara yang tak cocok sebelum masuk kesaluran atau bagi
lingkungan perairan.
S56 Jangan pergunakan saluran dilingkungan terbuka dan pemborosan persediaan
angka.
S57 Penggunaan yang sesuai untuk menghindari pengkontaminasi lingkungan.
S58 Ditempat terbuka akan sangat bsrbahaya.
S59 Kembali penggunaan mesin / memberi informasi untuk perbaikan.
S60 Bahan ini atau tempat ini harus dibersihkan dari sisa percobaan yang berbahaya.
Nama produk bahan kimia dan identifikasi perusahaannya termasuk nama dagang dan
umum.
Identifikasi bahaya.
Informasi keracunan.
Informasi ekologi.
Pertimbangan pembuangan.
Informasi pengangkutan.
Informasi peraturan.
Informasi lain-lain.
BAB IV
MENGENAL BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
5. Bahan Oksidator
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
Merupakan bahan kimia yang dapat menghasilkan oksigen sendiri melalui penguraiannya
maupun bereaksi dengan zat lain.
6. Bahan yang reaktif terhadap air
Merupakan bahan yang mudah bereaksi dengan air dan dapat menghasilkan uap atau panas
dalam jumlah yang besar atau gas yang mudah terbakar. Contohnya : reaksi pembentukan
NaOH dari logam Na yang bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan kalor.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan disektor industri saat ini disamping dapat
memberikan kemakmuran, ternyata pembangunan juga menimbulkan dampak negatif. Efek
negatif tersebut berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan oleh suatu industri baik raw
material. Produknya maupun sampai limbah buangan industri yang bersifat toxic, dibuang
begitu saja kelimbah perairan atupun keudara terbuka tanpa diolah dahulu menjadi zat
beracun, bila bahan kimia beracun ini dibuang dan bisa mencapai ragam makhluk-makhluk
biologis khususnya manusia. Akan mengakibatkan efek keracunan pada tubuhnya.
Bahan kimia beracun akan memasuki tubuh dengan berbagai cara yaitu :
-
Saluran Pernapasan
Secara Suntikan
Yang selanjutnya akan sampai keperedaran darah. Didalam darah biasanya zat beracun tadi
berkaitan dengan zat lain biasanya protein yang terdapat dalam plasma. Melalui darah zat-zat
tersebut disebarkan ke organ-organ tertentu yang menjadi sasarannya. Organ sasaran tersebut
dinamakan Organ Target.
Misalnya :
-
Didalam sel dari organ target tersebut zat beracun mula-mula mengadakan interaksi dengan
salah satu komponen dari sel tersebut dan masing-masing zat beracun mempunyai sasaran
tersendiri. Interaksinya secara spesifik untuk tiap-tiap racun dan akibat dari terjadinya
interaksi terasebut akan menyebabkan kelainan/penyakit tertentu.
Sebagian dari bahan racun tadi akan disekresikan atau dikeluarkan dari tubuh melalui air seni,
kulit, saluran napas/ melalui fases
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
: C6H4(CH3)2
Bentuk
: Cair
Titik nyala
: 25C
Titik didih
: 138,5C
Titik leleh
: 13,2C
: 529C
: 1,1-7% vol
: 100 ppm
Sifat-sifat fisik
-
Tidak berwarna
Bau merangsang
Pada waktu memindahkan cairan bahan kimia ini, mungkin bisa timbul muatan
listrik statis yang dapat mengakibatkan kebakaran dan peledakan, oleh karena itu pipapipa, tanki, container yang terbuat dari metal harus dihubungtanahkan.
Tindakan yang harus dilaksanakan bila terjadi kebocoran
-
2. ACETIC ACID
Rumus kimia
: CH3COOH
Bentuk
: Cair
Titik nyala
: 42,8C
Titik didih
: 118C
Titik leleh
: 16,6C
: 427C
: 5,4-16% vol
: 10 ppm
Sifat-sifat fisik
-
Tidak berwarna
Bau merangsang
Bila tertelan dapat menimbulkan radang pada kerongkongan dan merangsang perut
Pertolongan pertama
-
Bila terkena mata, cuci dengan air bersih yang mengalir. Jangan pejamkan mata
sebelum dicuci
Bila tertelan, agar secepatnya diberi minum air hangat dan usahakan dapat muntah.
Kemudian bawa kerumah sakit
Bila terasa adanya gejala akibat terkena chemical tersebut agar segera konsultasi ke
dokter
Pemadaman
-
Untuk kebakaran kecil, dapat menggunakan air atau steam sebagai media pemadam
Pencegahan Kecelakaan
-
Bila memperbaiki tanki-tanki dan pipa-pipa, harus dicuci lebih dahulu dengan air
dan purging dengan nitrogen
Bila terjadi kebocoran, siram dengan air dan saluran air bekas cucian tersebut ke
bak pembuangan
: CO(C2H3O2 )4H2O
Bentuk
: Padat kristal
Titik leleh
: 140C
Spesific Gravity
: 1,7053
Sifat-sifat fisik
-
Pencegahan kecelakaan
-
Bila bekerja pada tempat yang tercemar oleh debu, cobalt harus menggunakan dust
mask, kacamata dan sarung tangan karet
Bila terkena debu dalam jumlah banyak secepatnya siram anggota badan dengan
air dan ganti pakaian
Pertolongan pertama
-
: Mn(C2H3O2)24H2O
Bentuk
: Padat kristal
Sifat-sifat fisik
-
Bila menghisap debu atau bau larutan manganese terus menerus dapat
mengakibatkan keracunan menahun. Menghisap debu dalam jangka waktu yang
lama dapat mengakibatkan penyakit saraf menahun
Perkembangan penyakit ini lambat, tetapi tanpa disadarisi pasien sukar untuk
menggerakan kakinya
Pencegahan Kecelakaan
-
Bila bekerja pada tempat yang tercemar oleh debu manganese harus menggunakan
dust mask, kqacamata keselamatan dan sarung tangan karet
Pertolongan Pertama
-
: (CH2)2Br4
Bentuk
: Cair
Titik leleh
: 0,1C
Titik didih
: 151C
Titik beku
: -2C
: 1 ppm
Sifat-sifat fisik
-
Tidak mudah terbakar, tetapi pada suhu 190C akan terurai dan menghasilkan uap
carbonyl bromide yang mudah terbakar dan sangat beracun
Saangat beracun
Pencegahan Kecelakaan
-
Kerja harus memakai alat keselamatan yang sesuai antara lain: sarung tangan, full
mask dengan cartudge organic compound, apron PVC
Pertolongan Pertama
-
Bila terkena anggota badan, cuci atau siram dengan air sebanyak mungkin
Bila terkena mata cuci atau siram dengan air yang mengalir selama 15 menit, bawa
kedokter
Bila menghirup uap-uap bahan kimia tersebut dan merasa ada gejala pusing atau
sakit kepala segera konsultasi dengan dokter
: Pd
Bentuk
: Padat
Debu bahan tersebut dapat menimbulkan radang pada mata dan selaput lendir
Pencegahan Kecelakaan
-
Katalis ini tidak mudah terbakar tetapi memiliki aktivitas katalitik yang biasanya
membakar bahan pelarut organik diudara
Katalis bekas mungkin masih mengandung hydrogen yang terserapm pada kondisi
atmosfer
Untuk mencegah terbakarnya katalis bekas tadi, maka sebelum dinuang harus
disiram dengan air
Pertolongan Pertama
-
Bila terkena kulit dan mata, secepatnya cuci dengan air bersih
Sifat-sifat fisik
-
Tidak berwarna
Tidak berbau
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
Jauh lebih ringan daripada udara dan mempunyai tingkat penyebaran yang sangat
luas
Pencegahan Kecelakaan
-
Harus dalam ruangan ventilasi yang baik, hindarkan terkena langsung oleh sinar
matahari
BAB V
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
Cukup stabil, botol yang mudah pecah, tutup mudah lepas, pengangkutanbahan pelarut ang
mudah menyala, cylinder yang kemungkinan mudah bocor dan material yang mudah
meledak, dilaksanakan dengan perencanaan dan persiapan alat yang cocok dan sesuai.
Lakukanlah terlebih dahulu pengepakan atau kemasan yang baik untuk mencegah pecahnya
botol-botol gelas, tergulingnya cylinder akibat goncangan selama transportasi.
Sebagai contih teknik membawa cylinder gas :
-
Diikat kuat.
Asam
Permanganat
Terbakar meledak
Pekerja yang menangani langsung pakai alat pelindung diri alat keselamatan seperti :
masker, kacamata, Gloves, dan lain sebagainya.
Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak kran atau katub-katub
Selain syarat-syarat diatas faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hal penyimpanan
bahan kimia berbahaya antara lain :
-
Waktu/lama penyimpanan
Mencegah jumlah yang berlebihan dari bahan kimia meluas kepermukaan dan
lingkungan air tanah.
Dibakar
Dalam jumlah kecil bahan-bahan yang mudah menyala dapat dibakar dilapangan terbuka,
metal kontainer.
Keselamatan personal dapat dijamin dengan terlebih dahulu membuat persiapan pembakaran
dari jarak yang sama. Uap gas beracun yang dihasilkan dicegah jangan sampai mengotori
lingkungan. Sedangkan jumlah yang lebih besar dapat juga dibakar ditempat-tempat yang jauh
dan terpencil daripada dialam terbuka yang dapat meracuni lingkungan
Penjelasan Bahan-Bahan Berbahaya
1. Bahan Kimia Beracun - Toxic
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan penjelasan bahan kimia berbahaya manusia atau
penyebab kematian bila terserap kedalam tubuh karena pernapasan atau kontak lewat kulit.
Zat-zat tersebut dapat mengganggu organ-organ tubuh trtentu seperti hati. Paru-paru dan lainlain atau dapat juga terakumulasi dalam tulang, darah, ati, atau cairan limpa dan menghasilkan
efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh melewati
urine. Saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
Sifat toxic dari suatu zat, selain ditentukan oleh siat intern (alamiah) suatu za. Juga ditentukan
oleh jenis bersenyawaan dan keadaan fisik zat tersebut. Bahan-bahan beracun dalam industri
dapat digolongkan dalam beberapa, yakni :
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
Jenis Bahan
Pb (TEL,PbCO 3 )
Hg (Hg, senyawa organic Syaraf, ginjal
dan inorganic
Cadmium
Krom (Cr)
Arsen (As)
Fospor (F)
Bahan Pelarut
Hidrokarbon
Gas-gas Beracun
Karsinogen
Pestisida
aromatik Syaraf
pusat,
leukemia,
saluran
(Benzena)
pencernaan
Glikol
Ginjal, hati dan tumor
Aspeksian sederhana (N2, Sesak nafas, kekurangan oksigen
Argon, helium)
Aspeksian kimia
Asam sianida (HCN)
Asam sulfida (H2S)
Sesak nafas
Pusing
Sesak nafas, kejang, hilang kesadaran,
Karbonmonoksida (CO)
darah tinggi
Sesak nafas, otak dan jantung, syaraf,
hilang kesadaran
Sesak nafas, iritasi, kematian
Leukemia
Paru-paru
Kandung kencing
Paru-paru
Paru-paru
Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
Pusing, kejang, hilang kesadaran,
fosfat
kematian
Organik
Organik
: NO2, Ozon
Reduktor/teroksidasi
KclO3, NaNO3
Karbon, Belerang
HNO3
C2H5OH
KmnO4
Gliseral
CrO3
KclO3, Belerang
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan lainnya.
Contoh : Oksidator Anorganik
Peroksida Organik
Permangant
: MnO4
Perklorat
: (ClO3)2
Dikloromat
: Cr2O7
Benzil Peroksida
Acetil Peroksida
Eter Oksida
Asam Paracetate
Jelas bahwa bahan-bahan tersebut harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang
kering.
7. Bahan reaktif terhadap asam
Adalah bahan kimia yang amat mudah breaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang
mudah terbakar,atau gas-gas yang beracun dan korosif.
Bahan yang reaktif terhadap air di atas juga reaktif terhadap asam. Selain itu ada bahan lain
yang dapat bereaksi dengan asam secara hebat. Reaksi yang terjadi adalah eksotermis atau
penghasil gas yang mudah terbakar atau eksplosif .
Contoh : Kalium Chlorate / perchlorate (KclO3)
Kalium Permanganat (KmnO4) dan Asam Chromate (Cr2O3)
8. Gas bertekanan
Gas bertekanan tinggi banyak digunakan dalam industri maupun Laboratorium. Bahaya gas
tersebut adalah karena tekanannya tinggi dan juga efek yang mungkin bersifat racun,
aspiksian, korosif atau mudah terbakar.
Tabel Penggunaan Gas Bertekanan dan Berbahaya
Gas
Acetylene
Penggunaan
Gas Bakar
Ammonia
Etilene Oxida
Hydrogen
Bahan Baku
Sterilisasi
Hydrogenisasi, gas Carrier
Nitrogen
Bahaya
Mudah terbakar
Aspiksian
Beracun
Beracun, mudah terbakar
Mudah terbakar
Aspiksian
Aspiksian
Chlor
Vinil Chlorida
Chlorinasi
Produk plastik
Beracun, korosif
Beracun, mudah terbakar
Gas-gas tersebut diatur dalam silinder bertekanan, harus disimpan dalam keadaan terlindung,
beban panas dan goncangan serta terikat dan bebas dari kebocoran kran.
BAB VI
JENIS BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TA/PTA UNIT
Simbol tingkat bahaya
Sistem tingkat bahaya ini dimaksudkan untuk menggambarkan bahaya bahan terhadap
kesehatan/terbakar/reaksi atau pemberitahuan khusus yang mungkin timbul sebagai akibat dari
paparan terhadap bahan kimia.
0 : Tidak Berbahaya
1 : Kecil
2 : Sedang
3 : Besar
4 : Sangat besar
H2SO4
-
Bereaksi (sedang)
besar
Tidak
begitu
berbahaya
terhadap
kesehatan
Nitrogen (N2)
-
Tidak bereaksi
BAB VII
LABORATORIUM
7.1 Fasilitas Laboratorium
Disain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi
udara yang adekuat.
Disain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan kimia
yang berbahaya yang dipakai.
Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin dengan memakai alat pembakar gas yang
terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran.
Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat yang
aman dari bahaya kebakaran dapat disediakan bendung-bendung talam.
Dua buah jalan keluar harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah
sejauh mungkin.
Tempat penyimpanan di disain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko oleh bahanbahan berbahaya dalam jumlah besar.
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam
sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya
pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor
lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi
pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
stres.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat
menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit
Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).
7.3 Identifikasi Masalah Kesehatan
A. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya
kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai
kepada yang paling berat.
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :
o
Lingkungan kerja
Proses kerja
Sifat pekerjaan
Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
terjadi antara lain karena :
o
Ringan
o
memar
Berat
o
Pencegahan :
Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata
konstruksinya.
2. Mengangkat beban Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama
bila mengabaikan kaidah ergonomi.
Akibat : cedera pada punggung.
Pencegahan :
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
3. Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya Hal ini merupakan pekerjaan sehari-hari di
laboratorium
Akibat :
Pencegahan :
Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi langsung
dibuang ke tempat yang telah disediakan (sebaiknya gunakan destruction clip).
4. Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin
mudah menyala (flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersamasama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Akibat :
Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
kematian.
Pencegahan :
7.4 Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di laboratorium
kesehatan
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi
yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada
hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan
kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja.
Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah. Akan
tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO).
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas
ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
adalah ?penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan
dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat,
mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit.
Penyakit akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya berkaitan dengan faktor biologis
(kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis
kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan
kerusakan hati; faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik
dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.); faktor
psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat, karantina dll.)
1) Faktor Biologis
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain
kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang
bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar
melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi
pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk
jarum yang terkontaminasi virus.
Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. Secara teoritis
kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai contoh dokter di RS mempunyai
risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau
swasta, dan bagi petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak
dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai peluang terkena
infeksi
Pencegahan :
1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan
desinfeksi.
2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan
sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan
dilakukan imunisasi.
3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good Laboratory
Practice)
4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen
secara benar
6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8. Kebersihan diri dari petugas.
2) Faktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obatobatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam
Keselamatan Kerja Praktikum Kimia Organik Laboratorium Dasar Bersama
Universitas Sriwijaya|
komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan
cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya
disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton).
Bahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup atau terserap melalui
kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam
dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang
terpapar.
Pencegahan :
1. ?Material safety data sheet? (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk
diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol.
3. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas
laboratorium) dengan benar.
4. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa.
5. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan
lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya
kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggitingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua
pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job
Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam
posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan
peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan
ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah
lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan
gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri
pinggang kerja (low back pain)
4) Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja
meliputi :
1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian
2. Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium, ruang perawatan
dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan
kerja.
3. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5. Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan
petugas yang menangani.
Pencegahan :
1. Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
2. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
3. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5. Pelindung mata untuk sinar laser
6. Filter untuk mikroskop
5) Faktor Psikososial Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan
yang dapat menyebabkan stress :
Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati
seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan
pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman
kerja.
Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun
informal.
(petugas
kesehatan
dan
non
kesehatan)
mulai
melaksanakan
Anamnese pekerjaan
Alrergi
Pemeriksaan badan
Tuberkulin test
Psiko test
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium Kesehatan bertujuan agar petugas,
masyarakat dan lingkungan laboratorium kesehatan saat bekerja selalu dalam keadaan sehat,
nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal
ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung-jawab terhadap kesehatan
masyarakat, memfasilitasi pembentukan berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3
di laboratorium kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor
terkait dalam pembinaan K3 tersebut. Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak
manajemen atau pengelola laboratorium kesehatan mempunyai peran sentral dalam
pelaksanaan program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan
yang menjadi sasaran program K3 ini harus berpartisipasi secara aktif, bukan hanya sebagai
obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. Melalui kegiatan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja , diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di
laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas sebagai pelayan
kesehatan kepada masyarakat dapat ditingkatkan mutunya, menuju Indonesia Sehat 2010.
Karena adanya kecelakaan (resiko) kerja di laboratorium maka para praktikan
diharapkan mengenal macam-macam bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium serta
cara mencegah bahayanya.
Bahan-bahan kimia dapat dikelompokkan menjadi :
-
Efek akut
Efek kronis
Agar praktikan dapat dengan mudah dan cepat mengetahui bahaya dari suatu bahan
maka kemasan-kemasan bahan kimia yang ada di laboratorium harus memiliki label.
Selain itu ada beberapa perlengkapan yang harus dimiliki oleh seorang praktikan yaitu:
-
Jas laboratorium
Kacamata laboratorium
8.2 Saran
Kepada para praktikan terutama bagi yang belum berpengalaman bekerja
dilaboratorium, sebaiknya terlebih dahulu mengenal masing-masing sifat dan fungsi yang
benar dari alat-alat dan bahan-bahan kimia yang biasanya tersedia di laboratorium.
Selain itu untuk menghindari kecelakaan dalam bekerja, sebaiknya praktikan
melengkapi dirinya dengan pakaian dan alat yang telah ditentukan atau peraturan dari
laboratorium.
Terlebih penting yang harus diperhatikan praktikan adalah dengarkan arahan atau
petunjuk dari asisten laboratorium sebagai pembimbing kita bekerja.