Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
SPESIFIKASI
Kapasitas Fuel Tank
Valve Clearance
Oil Pump
Oil Front Fork
Oil Final Reduction
Radiator Coolant
CVT Matik
Kebocoran Arus
Kumparan Pengisian
Hal
3
4
5
6
7
8
9-12
13
14
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
15
16
17
18
19
20
21
2
8. Letak Engine Sound
9. Uraian Kondisi Busi
8. Pemeriksaan Kebocoran Arus
9. Pemeriksaan Tegangan Pengisian
10. Pemeriksaan Relay
11. Pemeriksaan Peak Voltage Adaptor
12. Idling Stop System
13. Remote Alarm PCX
14. Reset Sistem ABS
15. Regulator PMC
16. Micro ISO
17. Komponen PGM-FI
8. Pemeriksaan Fuel Pump
9. Reset TP Sensor
10. Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar
11. Reset ECM /MIL
12. Setting Altitude
13. FISV ( Fast Idle Selenoid Valve )
14. Trouble Shooting
22
23-24
26
27
28
29-33
34
35-36
37
38
39
41
42
43
44
45
46-50
51
53-54
SPECIFICATION
Kapasitas
VARIO 110
3,6 liter
VARIO 125
5,5 liter
3,7 liter
BEAT, SCOOPY
3,5 liter
SPACY
5,2 liter
5,6 liter
12 liter
CS1
4,1 liter
CBR 150
13,1 liter
CBR 250
13 liter
VERZA
PCX 150
12,2 liter
5,9 liter
STD
CS 1
IN 0,06 mm / EX 0,27 mm
CBR 250R
IN 0,16 mm / EX 0,27 mm
IN 0,16 mm / EX 0,25 mm
IN 0,08 mm / EX 0,12 mm
IN 0,10 mm / EX 0,24 mm
IN 0,16 mm / EX 0,16 mm
IN 0,10 mm / EX 0,10 mm
IN 0,14 mm / EX 0,14 mm
NF 125 HI
IN 0,10 mm / EX 0,17 mm
MATIK
CUB
NMP 150
Bagian
STD
0,20 mm
0,35 mm
0,12 mm
0,15 mm
0,26 mm
0,15 mm
0,20 mm
0,28 mm
0,12 mm
Spesifikasi
71,5 cc
67 cc
159 cc
SPACY
58 cc
75 cc
VARIO CBS
68 cc
PCX
118 cc
CS 1
53,5 cc
TIGER REVO
133 cc
CBR 150R
221 cc
CBR 250R
331 cc
REVO AT
63,5 cc
66 cc
62 cc
NF 125 HI
BEAT FI, SPACY FI
CB 150R
63,5 cc
59 cc
177 cc
Type
Spesifikasi
PCX
SPACY, BEAT FI
VARIO 125
Bagian
Kapasitas
0,76 liter
Tangki cadangan
0,24 liter
0,49 liter
Tangki cadangan
0,20 liter
0,77 liter
Tangki cadangan
0,13 liter
0,70 liter
Tangki cadangan
0,32 liter
0,51 liter
Tangki cadangan
0,14 liter
0,62 liter
Tangki cadangan
0,16 liter
Type
BEAT
SPACY
SCOOPY
Bagian
STD
17,5 mm
D.D bushing
22,11mm
D.L boss
21,98 mm
15,3 mm
Ketebalan kanvas
2,0 mm
112,5 mm
121,4 mm
33,94 mm
34,06 mm
10
Type
BEAT FI
SPACY FI
Bagian
STD
17,5 mm
D.D bushing
22,11mm
D.L boss
21,98 mm
17,3 mm
Ketebalan kanvas
2,0 mm
125,5 mm
124,7 mm
33,94 mm
34,06 mm
11
Type
REVO AT
Bagian
STD
18,0 mm
D.D bushing
22,11mm
D.L boss
21,98 mm
17,5 mm
Ketebalan kanvas
1,5 mm
126,3 mm
93,0 mm
33,94 mm
34,06 mm
12
Type
PCX
VARIO 125
Bagian
STD
21,0 mm
D.D bushing
24,08 mm
D.L boss
23,93 mm
19,5 mm
Ketebalan kanvas
2,0 mm
125,5 mm
146,6 mm
33,94 mm
34,06 mm
13
Type
STD
20 mA
0,5 mA
0,1 mA
0,1 mA
CBR 250R
0,34 mA
14
Type
Pengisian (w+g)
Penerangan (y+g)
VARIO, SPACY
0,2-1,0
0,1-0,8
BEAT, SCOOPY
0,2-1,0
0,2-1,8
(Y&Y) 0,2-1,0
0,3-1,0
0,1-0,8
CS1
0,2-1,2
0,5-1,0
NF 125
0,3-1,1
NF 125 FI
0,2-1,0
NMP 150
ENGINE
15
Pemeriksaan Crankshaft
1. Ukur jarak renggang ke samping kepala besar
connecting rod dg feeler gauge.
Batas Servis : 0,60 mm.
16
INNER ROTOR
BADAN POMPA
17
18
A = (B C) + D
A:
B:
C:
D:
Contoh :
Untuk mengganti Intake valve shim CBR 250 yg tepat, hasil pengukuran feller gauge
= 0,27 mm. Clearance standar = 0,16 mm, ukuran shim lama = 2,12 mm.
Diketahui :
B = 0,27 mm
C = 0,16 mm
D = 2,12 mm
Jawab :
A = (0,27 0,16) + 2,12
A = 2,23 mm
Oleh karena itu, shim baru yg akan digunakan untuk penggantian yg tepat adalah 223.
Tetapi, jika ukuran ini tidak tersedia, maka gunakan nilai terdekat, yaitu 222.
19
No. shim
Ketebalan shim
( ) = V1 + V 2
V1
D=
S=
V2
0,785 x d x d
V2
0,785 x s
V2 = 0,785 x d x d x s
20
Mechanical
sounds
21
Tappet sound (Valve sound)
Cam chain sound
Internal head sound
Piston sound
Piston ring sound
5. Resonance sound
Crankcase sound
Cover sound
Fin sound
6. Auxiliary machine
sound
22
Mission gear
sound
Piston sound
Tappet sound
Clutch sound
Connecting rod
sound
23
NORMAL
Yang Tampak Pada Busi :
Insulator terlihat coklat muda/keabu-abuan, hanya sedikit sisa
pembakaran yang menutupi elektrodanya.
CARBON FOULING (Endapan Karbon)
Yang Terlihat Pada Busi :
Insulator dan elektrodanya tertutup oleh lapisan endapan karbon kering
berwarna hitam.
Kondisi mesin :
Susah start, Pengapian tidak baik, Akselerasi buruk, Pada kasus berat
mesin tidak bisa hidup.
Penyebab :
Campuran bahan bakar terlalu kaya, pengapian terlambat, Pembakaran
timah hitam tidak sempurna, Tingkat panas busi terlalu dingin.
OVER HEATING
Yang Tampak :
Insulator berwarna putih pucat dengan inti elektroda rusak meleleh.
Kondisi mesin :
Kekurangan tenaga pd kecepatan tinggi/beban penuh, Terjadi Knocking.
Penyebab :
Pendinginan mesin kurang, waktu pengapian terlalu cepat, Nomor tingkat
panas busi tidak sesuai dengan suhu mesin, Detonasi berat.
24
OIL FOULING (Endapan Oli)
Yang Terlihat Pada Busi :
Insulator dan elektrodanya tertutup endapan oli basah berwarna hitam.
Kondisi mesin :
Susah hidup, Pengapian tidak baik, akselerasi jelek.
Penyebab :
1. Kerusakan pada Ring piston.
2. Seal klep sudah jelek (bocor).
25
ELECTRICAL
26
1.Kunci kontak posisi OFF, dan lepaskan kabel negatif (-) dari baterai.
2.Posiskan AVOmeter pada selektor Amperemeter/mA, hubungkan jack positif (+)
AVOmeter dengan kabel (-)
3. Hubungkan jack negatif (-) AVOmeter dengan terminal negatif (-) baterai.
4. Ukur kebocoran arus listrik (lihat gambar).
27
1. Ukur Voltase Baterai : Muatan Penuh > 12,4 V-13,3 V, Muatan Kurang < 12,3 V
2. Panaskan mesin sampai suhu normal.
3. Matikan mesin, posisikan AVOmeter pada selektor DCV, hubungkan AVOmeter (lihat gambar).
4.
5.
6.
7.
28
29
1. Letakkan AVOmeter pada daerah jangkauan voltase AC & ukur voltase jaringan
Listrik lokal (PLN).
30
2. Hubungkan Peak Voltage Adaptor (PVA) dg AVOmeter, ukur voltase AC yang sama
dengan daerah jangkauan voltase DC & bandingkan dg voltase AC yg telah diukur
sebelumnya.
* PVA normal jika voltase DC yg diukur melalui PVA adalah 1,4 kali voltase AC.
31
3. Pastikan semua socket (sistem pengapian), busi telah terpasang dg baik & benar.
4. Lepas Cop Busi dari kabel busi (jika tidak ada busi baru), jika ada busi baru pasang
busi dan hubungkan ke massa pada cylinder head.
5. Hub. kabel PVA min (-) ke kabel primer koil b/y (kabel primer koil tetap dalam kondisi
terpasang), sedangkan kabel PVA plus (+) dihubungkan dengan massa (lihat gbr).
32
6. Kunci kontak ON, putar mesin dg elektrik starter & ukur Ignition Coil primary
peak voltage.
Hasil Ukur dg AVOmeter Digital Constant 90 :
Peak Voltage : minimum 100 V
7. Kunci kontak posisi OFF, dan lepaskan konektor ICM / CDI.
8. Hub. kabel PVA (+) dg kabel bu/y pd konektor CDI, kabelPVA (-) dihub. dg massa.
33
9. Kunci kontak ON, putar mesin dg elektrik starter & ukur pulse generator
peak voltage.
Hasil ukur dg AVOmeter Digital Constant :
34
Stand-by indicator
Seat switch
TP sensor
VS sensor
ECM
ECT sensor
2.
3.
4.
5.
6.
35
TOOLS:
Test harness adaptor 070MZ-MEC0100
Inspection adaptor 07XMZ-MBW0101
36
5. Tekan remote control yang baru 2x, buzzer akan berbunyi 1x saat remote
control terdaftar & indikator akan berkedip saat remote terdaftar dengan sukses.
6. Remote control cadangan harus terdaftar lagi, buat prosedur pendaftaran dalam
waktu 2 menit sebelum pendaftaran selesai, tekan remote control tambahan 2x.
(jangan gunakan remote control yg sdh terdaftar dilangkah-langkah sebelumnya.),
Buzzer akan berbunyi 2x saat remote transmiter kedua terdaftar dg sukses. Pada
saat yg bersamaan jika kita menekan remote control, indikator akan berkedip
secara bersamaan.
7. Ulangi langkah 6 saat anda akan mendaftarkan lagi remote control baru yg lainnya.
37
38
REGULATOR PMC (Power Management Controller)
Pada sepedamotor yang sudah aplikasi AHO, maka tidak terdapat saklar untuk
mematikan/menyalakan headlight, regulator dengan PMC, menggantikan fungsi
saklar tersebut ketika pertama kali starting.
Pada saat starting baik dengan kick starter maupun electric starter, headlight tidak
akan langsung menyala sebelum engine benar-benar menyala.
Dengan meng-OFF-kan beban pada saat starting akan mengurangi friksi magnetis
pada ACG, yang membuat beban crankshaft berputar menjadi berkurang.
Pengurangan friksi tersebut akan meringankan/memudahkan starting engine
39
40
INJECTION
Spacy FI
PGM-FI UNIT
38770-KZL-C31
SENSOR, OXYGEN
16410-KZR-601
16450-KZR-601
16700-KZR-601
37870-KZR-601
36532-KZR-601
SENSOR ASSY.,
THERMOSTAT OIL
37750-KPH-701
SENSOR ASSY.,
THERMOSTAT OIL
37750-KPH-701
41
SENSOR, OXYGEN
36532-KWW-641
SENSOR, OXYGEN
36532-KZL-931
SOLENOID (FISV)
16480-KVB-S51
Vario 125
5
SOLENOID (FISV)
16480-KVB-S51
Note :
Nama Part dan Nomor Part diambil dari Parts Catalog masing masing model/type.
CKP Sensor secara fisik = Pulser, yg merupakan salah satu komponen utama engine, shg tidak termasuk dalam garansi 5 tahun.
42
Kunci kontak on, pastikan fuel pump beroperasi selama beberapa detik (bunyi).
Jika fuel pump tidak bekerja, lakukan langkah berikut :
Lepaskan konektor 5P fuel pump.
Putar kunci kontak on dan ukur voltase antara terminal-terminal :
Hubungkan : Hitam/Biru (+) Coklat (-).
STD
: Voltase Baterai 1,1 V minimum.
Reset TP sensor
43
44
[2]
[3]
* Sebelum melepas fuel pump/fuel feed hose, lepas soket power fuel pump terlebih dahulu.
* Hidupkan motor sampai mesin mati.
* Lepas selang bensin, pasang fuel pressure gauge dan socket power, hidupkan mesin & pastikan
tekanan bahan bakar 294 Kpa/ (3.0kgf/ Cm, 43 psi).
45
Within 5sec.
2-3sec
MIL ON
OFF
Failure pattern
Reset receiving
pattern
Successful pattern
Setting Ketinggian
46
MODE 1 :Dari titik mula Altitude tinggi (ketinggian diatas permukaan laut > 2000 m) ke
Altitude rendah (ketinggian diatas permukaan laut < dari 2000 m).
ke OFF
MODE 2 :Ketinggian 2.000 2.500 m diatas permukaan laut.
MODE 3 :Ketinggian 2.500 3.500 m diatas permukaan laut.
MODE 4 :Ketinggian 3.500 m atau lebih tinggi di atas permukaan laut.
Catatan : Setting dari pabrik adalah Mode 1
47
Putar ke On
Berkedip cepat
Lepas
48
Catatan :
Jika MIL tidak mulai berkedip dengan cepat, putar kunci kontak ke OFF dan coba lagi.
Jika anda tdk dpt melakukan setting ketinggian, periksa ulang apakah kode kerusakan
benar benar tidak tersimpan di ECM.
Jika kode kerusakan tidak tersimpan akan tetapi anda masih tidak dapat melakukan
setting ketinggian, ganti ECM yang masih dalam keadaan baik dan coba lagi.
7. Jika proses setting ketinggian MODE 1 berhasil maka MIL akan berkedip-kedip dengan
kedipan pendek berulang. Kemudian putar kunci kontak ke OFF
ke OFF
Pola berhasil
(satu kedipan pendek berulang)
8. Putar Idle air screw ke arah membuka sesuai spesifikasi dan periksa putaran
stasioner mesin.
Putaran stasioner mesin : 1.400 + 100 (rpm)
49
0,5 detik
Berkedip cepat
Putar ke On
50
Catatan :
Jika MIL tidak mulai berkedip dg cepat putar kunci kontak ke OFF dan coba lagi.
Jika anda tdk dpt melakukan setting ketinggian periksa ulang apakah kode kerusakan
benar-benar tdk tersimpan di ECM. Jika kode kerusakan tdk tersimpan akan tetapi anda
msh tdk dpt melakukan setting ketinggian, ganti ECM yg msh dlm kondisi baik & coba lagi.
7. MIL akan mengulang kedipan-kedipan pendek sejumlah MODE yang dipilih.
Sebagai contoh: jika MODE 2 yg dipilih maka MIL akan berkedip-kedip dg dua kedipan
pendek berulang. Kemudian putar kunci kontak ke OFF.
ke OFF
MODE 2
MODE 3
MODE 4
8. Putar Idle air screw ke arah membuka sesuai spesifikasi & periksa putaran stasioner mesin :
1.400 + 100 (rpm)
Catatan :
Jika MIL mulai berkedip dengan perlahan selama proses reset setting ketinggian belum
berhasil, putar kunci kontak ke OFF dan coba lagi.
Jika jumlah kedipan MIL dan angka MODE yang diinginkan berbeda, putar kunci kontak ke
OFF dan coba lagi.
51
Selenoid valve pd throtle body berfungsi sebagai Auto Choke (karburator) utk memperkaya
campuran saat kondisi motor dingin. Selenoid valve akan membatasi putaran idle pd 1700-2000
rpm berdasarkan input dari sensor temperatur dan bersinergi dengan ECM agar campuran tidak
terlalu kaya yang dikhawatirkan akan membuat RPM idle lebih tinggi yang dapat mengakibatkan
Spin pada roda belakang.
Pemasangan komponen ini ada hubungannya dg faktor safety dimana motor matik
membutuhkan fitur safety yang lebih dari pada tipe cub walaupun sama-sama FI. Dimana pada
motor matic saat starter diusahakan semudah mungkin motor dapat langsung hidup tanpa harus
memainkan throtle gas karena sangat berbahaya utk tipe matik (spin roda belakang) maka
dibutuhkan DC load cut relay yang berfungsi memutus semua beban DC sehingga kerja motor
starter jauh lebih ringan sehingga motor lebih mudah hidup.
52
TROUBLESHOOTING
TROUBLE SHOOTING
Tidak ada sistem pengapian
a. Buka busi, cek
nyala api pada busi
Busi rusak
ada
ada
Busi mati
Spul rusak
ada
ada
Kunci kontak
rusak
53
ANALISA
54
JUGA PERIKSA