Professional Documents
Culture Documents
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen
Depeden
Variabel
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Pengukuran
Status gizi: Status - Microtoa
- Timbangan tinggi dan
gizi yang digunakan
berat badan
pada penelitian ini
Status gizi
berdasarkan
WHO
Skala
Ukur
Ordinal
berdasarkan
kelamin,
dimana pengukuran
secara rutin selama
4 bulan sekali oleh
18
dokter
kecil
dan
Pola makan:
Kuesioner
Kuesioner
- Frekuensi
Makan
- Masak di
rumah
- Kebersihan
makanan
- 4 sehat 5
sempurna
- > 2 juta
- 1-2 juta
- < 1 Juta
Ordinal
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
- Buruh tetap
- Buruh lepas
- Ibu rumah
tangga
Ordinal
Kuesioner
Kuesioner
- < SD
- SMP/SMA
- D3/S1
Ordinal
Kuesioner
Kuesioner
- Sumber air
minum
- Kebiasaan
minum
- Kondisi air
minum
- Tipe jamban
- Pembuangan
Ordinal
frekuensi makan
Status ekonomi:
keadaan atau
Ordinal
kedudukan
kesejahteraan orang
berdasarkan tingkat
pendapatan
Pekerjaan: kegiatan
yang dilakukan
seseorang untuk
mendapatkan
nafkah
Pendidikan:
pendidikan formal
terakhir yang telah
dijalani orang tua
Lingkungan:
kombinasi
antara
19
surya,
jamban
- Pengolahan
sampah
fauna
tumbuh
tanah
yang
di
atas
maupun
dalam
di
lautan,
dengan
kelembagaan
yang
meliputi
ciptaan
manusia
seperti
keputusan
bagaimana
menggunakan
lingkungan
fisik
tersebut.
20
Laki-laki
(Thn)
Perempuan
Kurus
Normal
Gemuk
Kurus
Normal
Gemuk
< 13,0
13,1 - 18,4
> 18,5
< 12,7
12,8 - 19,1
> 19,2
< 13,2
13,3 - 18,9
> 19,0
< 12,7
12,8 - 19,7
> 19,8
< 13,3
13,4 - 19,6
> 19,7
< 12,9
13,0 - 20,7
> 20,8
< 13,5
13,6 - 20,4
> 20,5
< 13,1
13,2 - 21,4
> 21,5
10
< 13,7
13,8 - 21,3
> 21,4
< 13,5
13,6 - 22,5
> 22,6
11
< 14,1
14,2 - 22,4
> 22,5
< 13,9
14,0 - 23,6
> 23,7
12
< 14,5
14,6 - 23,7
> 23,8
< 14,4
14,5 - 24,8
> 24,9
13
< 14,9
15,0 - 24,7
> 24,8
< 14,9
15,0 - 26,1
> 26,2
14
< 15,5
15,6 - 25,8
> 25,9
< 15,5
15,6 - 27,2
> 27,3
15
< 16,0
16,1 - 26,9
> 27,0
< 15,9
16,0 - 28,1
> 28,2
16
< 16,5
16,6 - 27,8
> 27,9
< 16,2
16,3 - 28,8
> 28,9
17
< 16,9
17,0 - 28,5
> 28,6
< 16,4
16,5 - 29,2
> 29,3
18
< 17,3
17,4 - 29,1
> 30,0
< 16,4
16,5 - 29,4
> 29,5
21
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif analitik
yang bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab gizi buruk pada
siswa-siswi SD Juara Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional, yaitu pengumpulan data atau pengukuran variabel yang diteliti
dilakukan hanya satu kali tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan
pengukuran.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Juara Medan pada Mei 2013
Oktober 2013
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi terjangkau penelitian ini adalah siswa-siswi SD Juara Medan dan
orang tua dari kelas 1 6 yang berjumlah 153 orang
4.3.2 Besar Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 153
siswa-siswi SD Juara medan. Sampel diambil dengan cara total sampling.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh dari kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun, berupa status gizi siswa yang dengan cara penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan, sedangkan data sosiodemografi dan data kebiasaan
makan di ambil melalui wawancara melalui kuesioner.
22
23
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Swasta Juara Medan yang berlokasi di jalan
Sei Bekala No. 2 Kel. Babura Kec. Medan Baru Kota Medan. SD ini terletak di
tengah-tengah pemukiman warga, sekolah ini memiliki 6 ruang kelas ( I-VI SD),
satu ruang guru berserta kepala sekolah, dan satu tempat ibadah. Sekolah ini
belum memiliki kantin dan ruang UKS. Disekitar pekarangan sekolah terdapat
makanan, minuman dan jajanan yang dijual oleh penduduk sekitar. Responden
penelitian berasal dari kelas satu sampai 6 yang berjumlah 153 orang. Sampel dari
penelitian ini merupakan orang tua siswa yang berjumlah 153. Keseluruhan anakanak biasanya membawa bekal dari rumah untuk makan siang mereka.
5.2 Karakteristik Sosiodemografi Responden
Tabel 5.1 Sebaran Responden Menurut Karakteristik Sosiodemografi
Karakterisitik
Pendapatan
2 juta
1 2 juta
1 juta
Pendidikan
SD
SMP/SMA
D3/S1
Pekerjaan
buruh tetap
buruh lepas
Ibu Rumah tangga
jumlah anak
2 orang
3 orang
Total
Jumlah
3
128
22
2
83,70
14,40
3
124
26
2
81,1
16,9
25
34
94
16,4
22,2
61,4
48
105
153
31,3
68,7
100
24
n
7
125
21
153
%
4,6
81,7
13,7
100
Pada siswa siswi SD Juara Medan tahun 2013, status gizi tersering yang
ditemukan adalah kurang gizi yang berjumlah 125 orang (81,7%).
Tabel 5.3 Gambaran Pola Makan Anak SD
Pola Makan
Frekuensi Makan
3 kali sehari
Tidak Teratur
Masak di Rumah
Ya
Tidak
Kebersihan Makanan
Terjaga
Tidak Terjaga
Makanan 4 Sehat 5 sempuran
Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
Total
137
16
89,5
10,5
139
14
90,8
9,2
153
0
100
0
108
45
153
70,8
29,4
100
25
26
Sumur Gali
3,3
PAM
70
45,8
Air Kemasan
78
51
Tidak Dimasak
36
23,5
Kadang Dimasak
30
19,6
87
56,9
150
98
Cemplung
Galian/Tanah
16
10,5
Kloset
137
89,5
Tidak Ada
11
7,2
Galian
12
7,8
Tong Sampah
130
85
Tidak Diolah
1,3
Dibakar
55
35,9
Diangkat Petugas
96
62,7
153
100
Pembuangan Sampah
Pengolahan Sampah
Total
27
Normal
Kurus
> 2 Juta
14,3
20
16
4,8
1 - 2 Juta
85,8
105
84
10
48
< 1 Juta
10
48
SD
1,6
4,8
SMP/SMA
85,8
99
79,2 19 90,4
D3/S1
14,3
24
19,2
4,8
Buruh tetap
23
18,4
9,5
Buruh Lepas
42,9
25
20
28,6
57,1
77
2 Orang
28,6
40
32
3 Orang
71,5
85
68
15 71,4
Teratur
85,7
Tidak Teratur
14,3
13
10,4
9,5
Total
100
125
100
21
100
Pendapatan
0,0001
Pendidikan
0,431
Pekerjaan
0,394
61,6 13 61,9
Jumlah Anak
28,6
0,730
Pola Makan
0,937
28
Hasil dari jumlah faktor sosiodemografi dengan sebaran status gizi yang
didapat pada penelitian kemudian diuji statistik chi-square untuk mencari
hubungan antar variable tersebut. Dari hasil uji statistik didapati bahwa
pendapatan orang tua berhubungan dengan status gizi anak dilihat dari niai p <
0,05, sedangkan pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dan pola makan tidak
berhubungan dengan status gizi anak yang dilihat dari nilai p > 0,05.
5.3 Pembahasan
Yang menjadi responden pada penelitian ini adalah orang tua dari siswa
siswi kelas 1 sampai kelas 6 SD Swasta Juara Medan. Rata-rata berat badan anak
adalah 26,7 kg dan rata-rata tinggi badan anak 127,37 cm.
Prevalensi status gizi siswa adalah 7 orang (4,6%) dengan status gizi
gemuk, 21 orang (13,7%) status gizi normal dan 125 orang (81,7%) dengan status
gizi kurang. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa memiliki
status gizi normal, walapun masih terdapat siswa dengan status gizi kurang dan
gemuk
Karakteristik sosiodemografi orang tua terbanyak didapatkan bahwa
frekuensi pendapatan orang tua yang tersering adalah pendapatan menengah,
untuk pendidikan orang tua yaitu SMP/SMA, untuk pekerjaan orang tua yaitu ibu
rumah tangga atau tidak bekerja dan untuk jumlah anak yaitu lebih atau sama
dengan tiga orang anak.
Berdasarkan pola makan, didapati jumlah responden terbanyak adalah
yang dengan frekuensi makan 3 kali sehari, yang memasak di rumah, yang dengan
kebersihan makanan terjaga dan yang dengan memenuhi makanan 4 sehat 5
sempurna.
Dari hasil uji statistik didapati bahwa pendapatan orang tua berhubungan
dengan status gizi anak, sedangkan pendidikan orangtua, pekerjaan, jumlah anak
dan pola makan tidak berhubungan dengan status gizi anak.
29
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Aritonang (2004) yang menyatakan
terdapat hubungan antara pola konsumsi pangan dengan status gizi. Penulis
menduga hal ini dikarenakan ada anak yang pola makan 3 kali sehari, namun
makanan yang dikonsumsi bukan merupakan makanan yang bergizi, yaitu
makanan 4 sehat 5 sempurna.
Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara pekerjaan orangtua
dengan status gizi anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Primasari (2008) yang
menyatakan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ayah maupun ibu terhadap
status gizi anak.
Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
orangtua dengan status gizi anak. Hal ini sama dengan penelitian Primasari (2008)
yang mengatakan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan
status gizi anak.
Dalam penelitian ini didapatkan hubungan antara pendapatan orangtua
dengan status gizi. Repi dkk. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara pendapatan ayah dengan status gizi. Perbedaan ini dapat
diakibatkan oleh perbedaan definisi kategori pendapatan atau pengaruh faktor lain
yang lebih dominan. Pendapatan orang tua dapat berdampak pada kemampuan
keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi.
Hasil berbeda disampaikan oleh Pahlevi (2012) yang dalam penelitiannya
di SD 02 Banyumanik menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu, pendidikan
ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi, tingkat konsumsi energi, dan tingkat
konsumsi protein berhubungan dengan status gizi.
Untuk itu sekolah dapat berperan aktif untuk memberikan informasi
kepada orang tua siswa dalam menjaga status gizi anaknya. Fasilitas kesehatan
terdekat juga dapat berperan melalui pemeriksaan kesehatan rutin dan kontrol
status gizi anak.
30
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapati kesimpulan yaitu status gizi siswa SD Juara
Medan terbanyak adalah normal, dimana terdapat hubungan antara pendapatan
orang tua dengan status gizi anak.
6.2 Saran
1. Bagi siswa-siswi perlunya edukasi tentang pentingnya makanan 4 sehat 5
sempurna.
2. Perlunya edukasi kepada orangtua siswa-siswi tentang bagaimana menjaga
kebersihan perorangan untuk keluarga.
3. Perlu edukasi kepada siswa-siswi tentang pentingnya gizi terhadap
pertumbuhan tubuh.
4. Sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut