You are on page 1of 1

ABSTRAK

Krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997 mengakibatkan


banyak perusahaan diambang kebangkrutan tidak terkecuali PT. Grahaniaga
Tatautama (GNTU) yang menderita kerugian besar selisih kurs dan defisit laba
ditahan mencapai Rp. 927 milyar dari modal disetor Rp. 13 milyar, kerugian
yang dialami perusahaan selama ini lebih dikarenakan melemahnya nilai tukar
Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dan bukan dikarenakan kerugian
operasional. Berdasarkan analisis pengukuran kinerja GNTU diketahui bahwa
kegiatan operasional perusahaan telah dilaksanakan dengan efisien sebagaimana
tampak pada laba usaha yang terus mengalami peningkatan dari tahun 2002
sampai dengan tahun 2008 (tingkat gross profit margin diatas 50%).
Guna menghilangkan defisit laba ditahan tersebut maka pada tahun
2004 GNTU melakukan restrukturisasi hutang sehingga berhasil menurunkan
jumlah utang sebesar Rp. 1,049 milyar ( Rp. 1.375 milyar menjadi Rp. 326
milyar) namun demikian saldo laba ditahan masih defisit sebesar Rp. 210 milyar
oleh karena itu pada tahun 2009 GNTU melakukan restrukturisasi ekuitas secara
sistematik untuk menghilangkan saldo defisit laba ditahan menjadi nol dengan
prosedur

yang tidak rumit, tanpa melibatkan reorganisasi secara hukum,

kewajiban pembayaran pajak dan dengan biaya yang sangat murah yaitu dengan
Kuasi Reorganisasi sesuai PSAK No. 51 (revisi 2003).
Kuasi-Reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur
perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit laba
ditahan dan menilai kembali seluruh aktiva dan kewajibannya. KuasiReorganisasi dilakukan karena perusahaan dan anak perusahaan mempunyai
keyakinan yang cukup bahwa setelah dilakukan Kuasi-Reorganisasi perusahaan
dan anak perusahaan akan bisa mempertahankan status kelangsungan usahanya
(going concern) dan berkembang dengan baik serta dapat memberikan kontribusi
positif kepada pihak stake holder (pembayaran deviden).
Kata kunci : defisit laba ditahan, kuasi reorganisasi, implikasi pajak

vii

You might also like