You are on page 1of 11

MAKALAH LTM PBL 1

SIFAT GAS DAN CAIRAN

Nama

: 1. Fidelis Ayodya Amba 1506746273


2. Maretha Putri Ayu 1506746203

3. Samuel Pangeran A 1506746166


4. Yulia Endah Permata 1606951241

BAB 1
PENDAHULUAN

Gas adalah jenis fluida dengan partikel renggang dimana gaya tarik antari molekul
sejenis realtif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang dengan bebas serta
volumenya tidak menentu. Partikel gas akan membentur partikel gas lainnya dan dinding
wadah. Gaya tarik menarik molekulnya yaitu gaya tarik menarik suatu molekul dengan
molekul lainnya-sangat lemah. Gaya yang lemah ini menyebabkan molekul dapat bergerak
cepat dan bebas, sehingga gerak gerik fisik dari gas hampir tidak tergantung dari komposisi
kimianya. Bahkan gerak gerik dari gas dikendalikan oleh volume, tekanan, temperatur dan
jumlah molnya. Apabila gas dimasukkan ke dalam suatu wadah molekul-molekulnya akan
bergerak secara bebebas dan akan menempati seluruh volume wadah tersebut. Akibatnya
volume gas selalu diberikan berdasarkan volume wadahnya. Oleh karena gas akan bercampur
satu sama lain secara bebas, apabila ada beberapa macam gas dalam campuran maka volume
dari tiap komponen sama dengan volume wadah yang ditempati seluruh macam gas.
Gas terbagi dua yaitu gas ideal dan gas nyata. Gas dikatakan ideal bila memenuhi
aturan persamaan hukum gas ideal, sedangkan gas nyata merupakan gas yang terdapat di
alam bebas. Gas memiliki sifat dapat dimampatkan atau disebut juga faktor kompresibilitas.
Faktor kompresibilitas (Z) merupakan suatu kemampuan gas untuk dimampatkan, pada gas
ideal Z=1. Persamaan gas ideal terdiri atas hukum Boyle, hukum Charles dan Gay-Lussac,
hukum Dalton, dan hukum Amagat, sedangkan persamaan gas nyata terdiri atas hukum van
der Waals, hukum Kamerlingh Onnes, hukum Berthelot, dan hukum Beattie-Bridgeman. Gas
juga memiliki titik kritis yang terdiri dari temperatur kritis, tekanan kritis, dan volume kritis.

BAB II
PEMBAHASAN
A.1

Sifat Gas Secara Umum

Gas merupakan fase benda dengan ikatan molekul yang sangat renggang pada suhu
tertentu. Gas memiliki sifat yang dapat mengalir dan dapat berubah bentuk sesuai wadah
yang di tempatinya. Gas juga dapat dimampatkan menjadi zat cair.
A.2

Jenis-Jenis Gas

Gas terpisah menjadi dua jenis yaitu gas ideal dan gas nyata (real gas) atau gas nonideal. Gas ideal adalah gas yang memiliki partikel yang bergerak secara bebas dan tidak
saling berinteraksi serta mengikuti hukum gas ideal. Sedangkan gas nyata adalah gas yang
bersifat menyimpang dari sifat gas ideal pada suhu dan tekanan yang tinggi. Umumnya tidak
ada gas yang benar-benar bersifat gas ideal, namun perumpamaan gas ideal digunakan untuk
mempermudah dalam perhitungan.
A.3 Persamaan Umum Gas (pada soal) dan Hukum Gas Ideal
Berdasarkan soal persamaan umum gas ideal yang di dapatkan adalah
P1 V 2
=
P2 V 1
Kita dapat menyelesaikan soal dengan memasukan P1 sebagai tekanan gas saat di
tabung awal yaitu 10atm kemudian memasukan V 1 sebagai volume gas awal di tabung
pertama yaitu 1L dan memasukan V 2 10sebagai
12 volume gas pada tabung ke-2 yaitu 12L.
=
P2 1
Sehingga persamaan menjadi:

P2

adalah tekanan gas yang dibutuhkan untuk mengalirkan gas ke tabung 12L.

Selain persamaan di atas ada beberapa hukum gas ideal lainnya diantaranya Hukum Boyle
yang menyatakan hubungan antara tekanan gas dan volume gas sehingga di dapat persamaan
Boyle sebagai berikut:
P V =P V
1

Selain itu hukum gas ideal yang kedua adalah Hukum Charles / Gay-Lussac yang
menyatakan hubungan antara tekanan, suhu dan volume gas seperti persamaan berikut:
P1 V 1 P 2 V 2
=
T1
T2
Apabila persamaan Boyle dan Persamaan Gay-Lussac di gabungkan akan
menghasilkan persamaan gas ideal yaitu:
PV =nRT
Hukum gas ideal yang ketiga adalah hukum Dalton tetang tekanan parsial gas yang
dinyatakan sebagai berikut: 2+ n
atau
n RT
3
Ptotal= total
n1 +n RT
V gas yang dapat
Hukum gas ideal yang keempat
adalah Hukum Graham tentang Difusi

dinyatakan dalam persamaan: U


atau
U 1 2 V m M 2
1
2
=
=
=
Ptotal=U
U 2 1 V m M 1
2
1
A.4 Hukum yang Digunakan untuk Mencari Tekanan Akhir Gas
Untuk mengetahui tekanan akhir gas O2 pada soal A.3 kita menggunakan hukum gas
ideal yaitu hukum Boyle sehingga di dapatkan:
10 12
=
P2 1
Dengan mengasumsikan bahwa

P2 adalah tekanan akhir makan di dapatkan tekanan akhir

sebesar 0,83 atm.


A.5 Persamaan Van der Waals dan konstanta a dan b
'

P=(P1P )
Substitusikan ke persamaan gas ideal

Kemudian substitusikan

P' =

Persamaan Van der Waals:

P1=( PP ' ) (1)


PV =nRT

'
(P+ P )(V nb)=( nRT ) (2)

n2 q
V 2 ke persamaan (2)

n2 a
P+ 2 ( vnb )=nRT
V

Konstanta Van der Waals adalah a dan b, untuk mencari a dan b adalah:

n2 a
P+ 2 ( vnb )=nRT
V

2
Kalikan kedua ruas dengan V sehingga:

3
2
PV V ( RT + Pb )+ aV ab=0 Bagi kedua ruas dengan

V 3

2
V ( RT + Pb ) aV ab
+
=0
P
P
P

Ganti V dengan V c
R T C + Pc b
=3V c
Pc

sehingga: V =V c

a
=3 V 2c
Pc
ab
=V 2c
Pc

V V c =0

V V c 3=0

a=(3 V 2C )(Pc )
(V 3c )( P c )
(V 3c ) V c
b=
=
=
(3 V 2c )(Pc ) (3V 2c ) 3

A.6 Fraksi Berat, Fraksi Mol, Berat Molekul Rata-Rata, Tekanan Parsial dan Densitas
cmpuran gas.
Industri menjual gas campuran yang terdiri dari 20% vol N 2, 30% vol CO, 20% vol H2, dan
30% vol O2
Campuran gas
30% vol Co
20% vol H2
30% vol O2
20% vol N2
Asumsi

Vol

= 100 liter (total)

= 10 atm

= 100 K
Maka volume masing-masing :

N2= 20L
CO = 30L

H2= 20L

O2= 30L

a. Fraksi Berat

P .V =n . R . T

N2 dan H2

n=

CO2 dan O2

n=

Maka massa =

n mr

10 atm 20
=23,474 mol
0,0852 100

10 atm 30 L
=35,211 mol
0.0852 100
massa N2

23,474 28=657,272 gr

H2 23,474 2=46,948 gr
CO 35,211 28=985,908 gr
O2 35,211 32=1126,752 gr
Massa total

massa zat x
Fraksi berat =

massa

fN2 =

7
30

= 2816,88 gr

; f H2 = 60 ; fCO =

7
20

; fO2=

2
5

b. Fraksi mol

mol zat x

mol

fN2 =

1
5

; f H2 = 5 ; fCO =

mol = (23,474 x 2) + (35,211 x 2) = 117,37 mol


c. Berat molekul rata-rata

BM =

massa
mol

BM =

2816,88
117,37

BM =24

3
10

; fO2=

3
10

d. Tekanan Parsial
Px = P0 X
Maka PN2 = 10 atm x 1/5 = 2 atm
PH2 = 10 atm x 1/5 = 2 atm

PCO= 10 atm x 3/10 = 3 atm


PO2= 10 atm x 3/10 = 3 atm

e. Densitas Campuran

m
v

2816,88
100 L

=28,1688 gr / L

A.7 Bagaimana Gas Dapat di Cairkan dan Parameter Apa yang Perlu Berpengaruh
Untuk mencairkan suatu gas dilakukan proses kompresi atau pemampatan, kemudian
dilakukan proses pendinginan dalam Heat Exchanger (HE).
Gas

P(atm)
Gas

Kompresi

Ekspansi

HE

HE
Caira

Kompresi

P(tetap)
T(turun
Parameter yang berpengaruh pada proses pencairan gas yaitu temperatur, tekanan, dan gas
pengotor.

Pemicu B
Volume Kendaraan yang lewat di jalan tol Jagorawi kearah Jakarta (J) dan ke arah Bogor (B).
Kondisi ini dianggap sama dengan peristiwa Teori Kinetik gas. Data yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
J
B

Kecepatan(km/jam

80

85

90

95

100

Volume Kendaraan

40

62

53

12

Kecepatan(km/jam)

80

85

90

95

100

Volume Kendaraan

38

59

50

10

B.1 Untuk dapat memahami teori kinetika gas, kelompok mahasiswa mengasumsikan
bahwa setiap mobil yang melaju adalah suatu molekul gas yang berada dalam
suatu ruangan dengan volume V. Jika anda adalah mahasiswa tersebut, jelaskan
postulat yang mendasari teori kinetika gas?
1
2
3
4
5
6
7

Jawab:
Gas diasumsikan tersusun dari molekul molekul.
Molekul senantiasa bergerak ke segala arah dan saling tumbukan antar molekul dan
dengan dinding pembatas
Tumbukan antar partikel maupun partikel dengan dinding mengakibatkan adanya
tekanan
Tumbukan molekul bersifat lenting sempurna
Temperature absolut sebanding dengan energi kinetic rata-rata
Jarak antar partikel jauh lebih besar dari diameter partikel
Volume partikel dapat diabaikan jika dibandingkan dengan volume gas total

B.2 Bagaimana anda dapat menerangkan distribusi kecepatan molekul gas berasarkan
data yang ada di table.
Berdasarkan teori distribusi kecepatan, mobil paling banyak bergerak pada
kecepatan 85 km/jam. Dan paling sedikit berada di angka kecepatan 100km/jam.
Kelompok kami menyimpulkan bahwa apabila jumlah molekul dalam suatu wadah
semakin sedikit, maka gerak molekul akan semakin cepat karena ruang gerak dari
molekul lebih besar.

B.3 Bayangkan mobil-mobil yang melaju di jalan tersebut adalah molekul-molekul gas
yang berada dalam suatu ruangan, dengan diameter s, jelaskan bagaimana anda
dapat menentukan jumlah tumbukan yang terjadi antara mobil per volume per
jam
Jawab:
Tumbukan antara molekul dan jarak molekul bergerak antar tumbukan menunjukan
adanya frekuensi tumbukan. Frekuensi tumbukan akan meningkat seiring dengan
peningkatan kecepatan rata-rata. Jika jumlah tumbukan yang terjadi dalam kasus ini,
maka kondisinya adalah STP (25C, 1 atm), dan diameternya s, serta massa
molekul(mobil) dianggap m sehingga diperoleh jumlah tumbukan mobil per volume per
jam adalah:
Rumus Frekuensi Tumbukan:
v P
z= rel
kT

z=

( )

8 kT
P s2

=
kT

8 1,38 x 1023 298


1
0,5 m
23

1,38 x 10

298

11 2

=1,105 x 10 s m

1
2

B.4 Jelaskan juga cara menentukan jalan bebas rata-rata dan viskositas gas.
Jawab:
Dalam menentukan jalan bebas rata-rata, banyaknya molekul bertumbukan dengan
frekuensi

dengan waktu yang ditempuh antara tumbukan adalah

1
z

akan

menghasilkan:
Rumus:
=

kT
2 P

1,38 x 1023 298


=
=9,261 x 1022 s2
2
2 s 1

Untuk menentukan viskositas gas, digunakan rumus stokes. Pada pemicu diberikan
informasi mengenai kecepatan yang merupakan hasil dari

L
t

dan volume liquid

2
berupa r , maka rumus viskositas gas dapat disederhanakan menjadi

Rumus Viskositas:
2

Pr
8v

1 s 2

8 1,38 x 1023 298


8
0,5 m

8 2

=8,621 x 10 s m

Pemicu C
C.1 Fenomena Kritis Cairan dan contoh.

1
2

Fluida superkritis memiliki kemampuan unik dibandingkan cairan lain pada STP
karena dapat menjadi pengganti pelarut organik dalam proses yang disebut Ekstraksi
fluid superkritis. Selain itu, fluida ini dapat untuk berdifusi melalui benda padat seperti
sifat gas.
C.2 Penggunaan CO2 Superkritis dan Keunggulannya Dibandingkan Pelarut Lain.
CO2 merupakan salah satu fluida superkritis. Menurut hasil penelitian, temperatur
kritis CO2 berada pada suhu 305 K dan tekanan kritisnya 72.9 atm. Ini berarti, dengan
hanya menaikkan tekanan, CO2 sudah dapat menjadi cairan superkritis, dibandingkan
dengan H2 yang memiliki titik kritis 33,3 K dan 12,8 atm. Selain itu, CO2 mudah
didapatkan di udara bebas dan cendrung lebih aman dibandingkan H2.
C.3 Pemanfaatan CO2 Super Kritis dan Cairan Super Kritis Lainnya.
Ekstraksi menggunakan cairan superkritis adalah konsep yang cukup sederhana, dan
jauh lebih efisien daripada metode ekstraksi normal, yang memerlukan pemanasan dan
ventilasi solusi untuk atmosfer. Cairan superkritis memungkinkan ekstraksi kontinyu
menggunakan, bahan murah, dan yang lebih penting tidak beracun umum, dan hanya
memerlukan ventilasi untuk memisahkan pelarut dari bahan yang dihapus. ekstraksi
melibatkan menerapkan pelarut superkritis untuk bahan apa pun yang sedang diberantas,
misalnya, biji kopi yang sedang tanpa kafein, dan memungkinkan pelarut untuk
menghilangkan zat yang sedang diekstrak. Kembali ke contoh biji kopi, CO2 superkritis
akan diterapkan pada kacang, maka ketika itu telah diekstrak kafein, CO2 yang akan
dimasukkan melalui filter karbon, yang akan memisahkan kafein dari pelarut yang
kemudian dapat dihapus hanya dengan ventilasi karena sifat dan persamaan yang unik
menjadi uap. Demikian juga, cairan superkritis dapat digunakan sebagai pelarut untuk
menerapkan zat seperti pewarna pakaian, proses untuk ini adalah lebih atau kurang
kebalikan dari ekstraksi. pelarut yang paling umum digunakan adalah Carbon superkritis
Dioksida dan air karena ketersediaan dan suhu kritis rendah

Referensi
Fundamentals of Physical Chemistry, Samuel H. Maron and Jerome B. Lando
http://www.chem.purdue.edu/gchelp/liquids/critical.html
http://chem.libretexts.org/Core/Physical_and_Theoretical_Chemistry/Physical_Properties_of
_Matter/States_of_Matter/Supercritical_Fluids
Maron, S & Lando, B. 2002. Fundamentals of Physical Chemistry. New York: MacMillant5

You might also like