Professional Documents
Culture Documents
II.
III.
JUDUL PERCOBAAN
TANGGAL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
: Skrining Fitokimia
: 30 November 2016
: 1. Melakukan uji identifikasi terhadap
kandungan metabolit sekunder yang
terdapat dalam simplisia tumbuhan.
2. Dapat mengenal golongan senyawa
senyawa metabolit sekunder yang biasa
terdapat dalam tumbuhan.
IV.
DASAR TEORI
:
Menurut Nurhari (2010:59), ia menyatakan bahwa skrining fitokimia
adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung
dalam tumbuhan, karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa
kimia yang dikandung tumbuhan yang sedang kita uji. Metode yang digunakan
dalam skrining fitokimia harus memiliki persyaratan :
a. Metode sederhana dan cepat
b. Perlatan yang digunakan sedikit mungkin
c. Selektif dalam mengidentifikasi senyawa-senyawa tertentu
d. Dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan senyawa tertentu
dalam kelompok senyawa yang diteliti.
Menurut Surianti, dkk (2005:32), ia menyatakan bahwa pelapisan
fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen kimia pada tumbuhan secara
kualitatif. Misalnya identifikasi tanin dilakukan dengan menambahkan 1-2 ml besi
(II) klorida pada sari alkohol. Hingga saat ini sudah banyak sekali jenis fitokimia
yang ditemukan, adapun golongan senyawa fitokimia dapat dibagi sebagai berikut
:
1. Alkaloid, sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat di tumbuhan.
2. Flavonoid, salah satu golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam semua
tumbuhan berpembuluh.
3. Kuinon, senyawa yang jaringan mengalami oksida dari bentuk kuinol menjadi
kuinon.
4. Tanin dan polifenol.
5. Safonin, suatu glikosida yang ada pada banyak macam tanaman.
6. Tn terpenoid, senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprena.
7. Skrining senyawa monoterponoid dan selskulterpenoid.
Menurut Harbone, (1987:63), ia menyatakan bahwa masalah pada skrining
fitokimia biasanya adalah kesalahan menafsirkan hasil analisis pengujian, seperti :
1. Reaksi positif palsu adalah hasil pengujian menyatakan ada (positif) tapi
sebenarnya tidak ada (negatif), hal ini bisa disebabkan kesalahan alat atau
pengaruh senyawa yang memiliki kesamaan sifat.
2. Reaksi negatif palsu adalah hasil pengujian menyatakan tidak ada (negatif),
tapi sebenarnya ada (positif) hal ini disebakan kurang sensitifnya alat, atau
karena kadar bahan uji terlalu sedikit.
V.
VI.
PROSEDUR KERJA
A. Identifikasi Golongan Alkoloid
Penyiapan filtrat :
1 gram serbuk kina cortex ditambahkan 5 ml NH 4OH 30 %, digerus
didalam mortir, ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali
dengan kuat, kemudian disaring dengan kertas saring, diperoleh filtrat
larutan organik (larutan A). Sebagian larutan A di ekstraksi dengan 10
ml larutan HCl 1 ml : 10 ml di dalam tabung reaksi, larutan bagian atas
diambil (larutan B).
Pengujian :
- Larutan A diteteskan pada kertas saring dan ditetesi dengan
pereaksi dragendoeff merah / jingga pada kertas saring
-
Pengujian :
5 ml filtrat diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu, ke
dalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam
sulfat pekat (peraksi Libermann-Burchard) hijau, biru kehitaman
atau merah.
VII.
HASIL PENGAMATAN
A. SEBELUM PERCOBAAN
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
NAMA BAHAN
BENTUK
WARNA
Gambir
Brotowali
Kina cortex
Daun kumis kucing
Mg
HCl
C4H10OH
NaOH
FeCl3
CH3COOH
H2SO4
H2O
Alkohol
NH4OH
CHCl3
Pereaksi Dragendorff
Pereaksi Meyer
CH3COONa
Serbuk
Serbuk
Serbuk
Serbuk
Serbuk
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Cairan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Coklat
Coklat
Orange
Coklat
Abu-abu
Tidak bewarna
Tidak bewarna
Tidak bewarna
Orange
Tidak bewarna
Tidak bewarna
Tidak bewarna
Tidak bewarna
Tidak bewarna
Tidak bewarna
Hitam
Kuning
Tidak bewarna
B. SESUDAH PERCOBAAN
a. Identifikasi Golongan Alkaloid
1 gram serbuk kina cortex + 5 ml NH 4OH 30 % + 20 ml
kloroform simplisia warna coklat pengendap dalam
kloroform (filtrat A) + 10 ml HCl
tabung :
Tabung 1 + pereaksi dragendorff
alkaloid)
Tabung 2 + pereaksi meyer larutan putih ( alkaloid)
b. Identifikasi Golongan Flavonoid
1 gram serbuk daun kumis kucing + 50 ml H2O
selama
10 menit, filtrat coklat pekat.
3 ml filtart coklat pekat + serbuk Mg + 5 tetes HCl pekat + 10
tetes 1-butanol terbentuk 2 lapisan, lapisan atas bewarna
merah yang merupakan amil alkohol (
flavonoid) dan
selama 15 menit,
larutan bewarna
tanin katekuat)
tidak
larutan
REAKSI PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
:
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan mengenai skrining
fitokimia yang bertujuan untuk menguji identifikasi metabolit sekunder yang
terdapat dalam simplisia tumbuhan dan untuk mengenal golongan senyawasenyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan. Skrining fitokimia
merupakan tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang
terkandung dalam tumbuhan. Karena pada tahap ini kita bisa mengetahui
golongan senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan (Nurhari, 2010 :59).
Berdasarkan percobaan pertama yang dilakukan untuk mengidentifikasi
alkaloid yang dilakukan dengan cara 1 gram serbuk kina cortex direaksikan
dengan larutan natrium hidroksida, kloroform dan diaduk. Kemudian disaring
sehingga menghasilkan filtrat simplisia bewarna coklat mengendap dalam
kloroform. Kemudian diekstrak dengan 10 ml larutan asam klorida sehingga
terbentuk 2 lapisan, bagian atas tidak bewarna (filtrat A) dan lapisan bagian bawah
bewarna kuning (filtrat B). Filtrat A diteteskan pada kertas saring dan ditambah
pereaksi dragendorff sehingga menghasilkan larutan bewarna merah dan terbukti
mengandung alkaloid. Filtrat B dibagi menjadi 2 tabung, tabung pertama
ditambahkan pereaksi dragendorff sehingga menghasilkan larutan bewarna merah
dan tabung kedua ditambahkan pereaksi meyer sehingga menghasilkan larutan
bewarna putih. Pada kedua tabung ini dinyatakan keduanya ini negatif alkaloid.
Berdasarkan percobaan kedua yang dilakukan dengan menyiapkan filtrat
untuk identifikasi flavonoid. Filtrat ini diperoleh dengan memasukkan 1 gram
serbuk kumis kucing, kemudian ditambahkan 50 ml air lalu didihkan selama 10
menit sehingga menghasilkan filtrat coklat pekat. Selanjutnya diambil 3 ml filtrat
bewarna coklat, kemudian ditambahkan serbuk magnesium, 5 tetes asam klorida
pekat dan 10 tetes 1-butanol lalu dikocok sehingga menghasilkan adanya dua
lapisan, lapisan atas merah berupa amil alkohol dan terbukti positif flsvonoid
sedangkan bagian bawah merupakan filtrat daun kumis kucing.
Berdasarkan percobaan ketiga yang dilakukan dengan cara pembuatan
filtrat yang dilakukan seperti filtart pada identifikais flavonoid. Selanjutnya
dipipet 5 ml filtrat dari serbuk kumis kucing bewarna coklat pekat lalu dikocok
dan didiamkan selama 10 menit sehingga menghasilkan busa yang stabil.
Kemudian ditambahkan satu tetes larutan asam klorida 1 % sehingga
menghasilkan larutan bewarna coklat serta memiliki busa yang stabil dan terbukti
mengandung saponin.
Berdasarkan percobaan keempat untuk mengidentifikasi kuinon dengan
cara pembuatan filtrat seperti pada identifikasi flavonoid dan saponin. Dimana 3
ml filtrat coklat pekat ditetesi dengan natrium hidroksida 1 M, sehingga
menghasilkan larutan bewarna merah dan tidak mengandung kuinon.
Berdasarkan percobaan kelima yang dilakukan untuk mengidentifikasi
senyawa tanin yang dilakukan dengan cara 3 gram gambir ditambahkan 25 ml air
lalu dipanaskan selama 15 menit, didinginkan dan disaring menghasilkan filtrat
bewarna coklat. Kemudian dibagi kedalam dua tabung, tabung pertama
ditambahkan besi (III) klorida 1 % mengahsilkan larutan bewarna biru tua dan
terbukti mengandung tanin. Tabung kedua ditambahkan 2 tetes alkohol, 1 ml
larutan asam klorida dan dipanaskan sehingga menghasilkan larutan merah muda
dan dinyatakan negatif mengandung tanin kartekuat karena tidak terbentuk
endapan. Kemudian disaring dan dijenuhkan dengan menggunakan natrium asetat
dan 3 tetes besi (III) klorida menghasilkan larutan biru tinta dan dinyatakan tidak
mengandung tanin galat karena tidak terbentuknya endapan.
Berdasarkann percobaan terakhir yang dilakukan untuk mengidentifikasi
senyawa golongan steroid dan triterpenoid. Percobaan ini dilakukan dengan cara 1
gram brotowali dimaserasi dengan 20 ml eter. Kemudian wadah ditutup dan diikat
selnjutnya disaring dan menghasilkan filtrat bewarna kuning kehijauan.
Selanjutnya dipipet 5 ml filtrat ini lalu ditambahkan 2 tetes asam asetat, 1 tetes
asam sulfat kemudian diuapkan sehingga menghasilkan residu bewarna hijau
kehitaman yang terbukti mengandung steroid.
Hasil percobaan tersebut sesuai dengan teori bahwa alkaloid merupakan
golongan zat tumbuhan sekunder terbesar yang mencakup senyawa bersifat basa
yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Alkaloid biasanya tanpa warna,
kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan. Flavonoid
merupakan senyawa yang mempunyai cincinj piran yang menghubungkan rantai
tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzena. Saponin merupakan senyawa
aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok dalam air. Sedangkan
kuinon merupakan senyawa bewarna yang mempunyai kromofor benzokuinon
yang terdiri dari 2 gugus karbonil yang berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap
karbon-karbon (Sulianti, 2005:32).
Teori lain yang berkaitan dengan percobaan ini yaitu tanin merupakan
suatu senyawa kompleks yang tersebar luas dalam tumbuhan. Tanin termasuk
senyawa golongan fenol dan secara khas dengan besi (III) klorida akan
menunjukkan warna biru tua atau hijau kehitaman, yang menunjukkan adanya
senyawa tanin dalam gambir. Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang
mempunyai empat cincin terpadu. Sedangkan triterpenoid merupakan kelompok
senyawa turunan asam mevalonat (Sulianti, 2005:32).
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terjadinya beberapa
kesalahan pada hasil percobaan, maka dapat dinyatakan sesuai dengan teori bahwa
pada skrining fitokimia biasanya terjadi beberapa kesalahan dalam penafsiran
seperti reaksi positif palsu menyatakan bahwa ada (positif) tapi sebenarnya tidak
ada (negatif), hal ini disebabkan karena kesalahan alat atau pengaruh senyawa
yang memiliki kesamaan sifat maupun struktur atom yang identik. Reaksi negatif
palsu merupakan hasil pengujian yang menyatakan tidak ada (negatif) tapi
sebenarnya ada (positif), hal ini disebakan kurang sensitifnya alat atau karena
kadar bahan uji terlalu sedikit atau bahan ujinya yang tidak memenuhi syarat
(Harbone, 1987:63).
X.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tumbuhan kina cortex diidentifikasi positif mengandung alkaloid
ketika diuji dengan pereaksi dragendorff.
2. Daun kumis kucing positif mengandung flavonoid dengan ditandai
adanya amil alkohol bewarna merah pada lapisan atas dan positif
mengandung saponin.
3. Daun kumis kucing negatif mengandung kuinon setelah diuji.
4. Gambir positif mengandung tanin katekuat namun negatif tanin galat.
5. Batang brotowali positif mengandung steroid yang ditandai dengan
warna hijau kehitaman.
XI.
REFERENSI
Harbone, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun cara modern
menganalisis tumbuhan. Bnadung : ITB.
Nurhan, Ogi. 2010. Uji Fitokimia Terpenoid. Bandung : Sekolah Tinggi
Farmasi.
Sulianti, Sri Budi, dkk. 2005. Pemeriksaan Farmakognosi dan Penapisan
Fitokimia dari Daun dan Kulit Batang Colophillum Inophyllum dan
Colophyllum Soulatri. Biodiversitas. Vol. 7 No. 1.