You are on page 1of 56

V dan i

Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial
(V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial
(V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetapHasil bagi antara beda
potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan
satuan ohm ( )

1. Hubungan Kuat Arus Listrik, Beda Potensial, dan Hambatan


George Simone Ohm (17891854) meneliti hubungan antara potensial listrik (V), kuat
arus (I), dan hambatan listrik (R). Secara matematis dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
R = hambatan listrik (ohm)
V = beda potensial (volt)
I
=

kuat

arus

(ampere)

Rumus di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yaitu hambatan di dalam suatu rangkaian
sama dengan tegangan dibagi arus.

laporan komponen dan alat ukur listrik


LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA FISIS DASAR 1

KOMPONEN DAN ALAT UKUR


LISTRIK

NAMA

FEYDRI FERDITA DERA

NIM

H211 12 275

ASISTEN

ABD. ANRIFAIL

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktikum mengenai komponen dan alat ukur listrik ini dilakukan dalam memenuhi
kuliah Elektronika Fisis Dasar 1 yang diambil oleh praktikan dan pembuatan laporan ini sebagai
kriteria dalam praktikum. Praktikan mengharapkan dengan membuat laporan ini dapat
mendukung praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.
Elektronika menjadi bagian favorit dalam fisika terutama pada bagian instrumentasi yang
akhir akhir ini menjadi mengalami perkembangan pesat. Hampir semua peralatan modern
bertumpu pada prinsip elektronika dari pencukur rambut elektronik hingga pesawat ulang alik.
Namun perlu diakui bahwa untuk melakukan pengembangan teknologi yang berguna bagi umat
manusia tidaklah mudah melainkan harus melewati berbagai percobaan dasar yang menjadi
modal awal bagi seorang pereka cipta untuk memulai percobaannya. Di bangku kuliah mulai
diperdalam tentang proses kerja ,langkah pembuatan rangkaian , hingga pada proses pembuatan
instrumentasi yang banyak digunakan di berbagai bidang seperti kedokteran dan industri. Oleh
karena itu sangatlah penting bagi mahasiswa jurusan fisika agar mampu mengetahui dan
memahami teknologi elektronika, sehingga penguasaan elektronika dasar tentang berbagai
komponen dan alat ukur listrik amat diperlukan sebagai dasar untuk pembelajaran lebih lanjut.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur listrik seperti amperemeter, voltmeter, dan multimeter untuk
2.
3.
4.
5.

mengukur besaran besaran elektronik yang diperlukan.


Mampu menggunakan osiloskop untuk berbagai tujuan.
Mampu menggunakan berbagai komponen listrik.
Memahami dan mengerti cara pembebanan catu daya.
Mengukur waktu RC pada pengisian dan pengosongan kapasitor.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran besaran elektronika dan pengenalan komponen elektronika merupakan hal
yang sangat penting dalam pekerjaan elektronika.Pengukuran arus , tegangan listri, bentuk isarat,
hambatan dan pengenalan berbagai komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, transistor,
dan lain- lain adalah merupakan topik yang akan di bahas pada praktikum ini. Salah satu syarat

dasar semua alat ukur adalah bahwa alat yang dipakai tidak menghambat sistem atau variabel
yang sedang di amati tapai hal ini mustahil. Tapi ada beberapa alat ukur yang terbukti lebih baik
pada suatu pekerjaan tertentu.Contohnya:
Multimeter
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur arus,
tegangan , dan hambatan listrik. Alat ini memakai suatu besaran meteran dan memakai sistem
selektor putar, sehingga mampu mengukur arus, tegangan dan hambatansampai jejnjang yang
lebih tinggi.Rentang arus dan tegangan yang diukur disesuaikan dengan besar kecilnya besaran
yang diukur. Akan tetapi multi meter mempunyai kepekaan yang rendah terhadap pengukuran
dalam rangkaian semikonduktor elektronik modern.yang mempunyai impedansi tinggi dan
tegangan rendah.
Osiloskop
Osiloskop atau CRO , selain dapat menampilkan dan mengukur tegangan searah juga
dapat menampilkan tegangan sinusoidal. Dapat juga menampilkan berbagai bentuk gelombang
yang ditemukan dalam rangkaian elektronik seperti outputreceiver, deret pulsa, gelombang sikusiku, dan segitigaserta bentuk gelombang thyristor.seberkas sinar elektron yang di hasilkan oleh
tabung katoda, di arahkan pada layar fospor yang akan berpendar kalau terkena elektron,
sehingga tempat itu terlihat.Berkas sinar dan tempat yang terkena sinar , dibelokkan secara
horizontal, dengan kecepatan konstan oleh sebuah teganganyang dihasilkan oleh suatu rangkaian
yang didasari waktu. dan secara vertikal tegangan sinar yang datang.Impedansi yang dihasilkan
Osiloskop bisa dikatakan konstan. (Arifin , 2010)
Komponen Elektronika
Ada dua macam komponen elektronika yaitu komponen aktif dan komponen fasif.
Contokomponen fasif adalah resistor, kapasitor, induktor, dan transformator. Sedangakan IC dan
transistor adalah komponen aktif . suatu resistor akan tetap memiliki hambatan meskipun tidak
dialiri listrik . Komponen seperti ini disebut sebagai komponen pasif.
Hampir semua rangkaian elektronika menggunakan komponen resistor atau tahanan
listrik. Dalam prakteknya kadang disebut Werstand. Resistor disimbolkan dengan R. Fungsi
utama dari resistor :
1. menghambat arus listrik
2. mengatur besarnya arus yang mengalir pada rangkaian

3. membagi arus dalam satu rangkaian


Dalam bidang elektronika kita mengenal beberapa jenis resistor yaitu resistor tetap,
resistor variable, resistor peka cahaya, resistor peka tahanan,resistor peka tempratur. Resistansi
suatu resistor dinyatakan dalam Ohm. Resistor yang digunakan pada rangkaian elektronika
sederhan biasanya adalah resistor tetap. Yaitu resistor yang nilai tahanannya telah dibuat tetap
oleh pabrik pembuatnya dan tidak dapat diubah- ubah. Nilai hambatan suatu resistor tetap
tercantum dari pita warna yang ada pada badannya.

Cincin 1 menunjukkan angka pertama resistansi resistor.


Cincin 2 menujukkan angka 2 resistansi resistor.
Cincin 3 menunjukkan faktor perkalian dari 2 angka sebelumnya.
Cincin 4 menunjukkan nilai toleransi dari resistansi resistor itu.
warna pita ini telah ditentukan sebelumnya dari tabel nilai warna pita resistor. misalkan
sebuah badan resistor menunjukkan nilai warna merah biru- hitam- emas maka kita bisa
mengetahui nilai resistansi resistor itu sebesar 26 10 0 5% .
Resistor dibuat dengan ukuran badan yang mencerminkan kemampuan bertahan terhadap
daya lesap yang diterimanyan jika dialiri arus listrik yang disebut dengan kemampuan daya.
Suatu resistor yang dialiri arus I maka akan menerima daya lesap p=I 2R. Daya ini akan
menaikkan suhu resistor , dan jika melebihi kemampuan daya yang ditentukan dapat
menyebabkan kerusakan permanen yang menjadikannya rusak.
Kapasitor disimbolkan C merupakan suatu komponen pasf yang dibuat untuk
mendapatkan suatu kapasitansi tertentu . Kapasitor dibagi ke dalam dua kelompok yaitu
kapasitor elektrolisis dan kapasitor non elektrolisis. kapasitor di buat dari dua buah plat

konduktor yang dipisahkan oleh suatu lapisan osilator. untuk kapasitor plat paralel maka
kapasitansi dinyatakan C= keA/d , k adalah tetapan dielektrik, e adalah permitivitas vakum, A
luas pelat, d jarak antar plat. Berikut ini kapasitor dengan resonansinya
plastik

1 MHz

mika

1 MHz

keramik (cakram, tabung)

10 MHz

keramik (monolitik)

100 MHz

elektrolitik (Al lembaran)

100 MHz

Tantalum

50 MHz

Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan disebut kapasitansi yang satuannya


adalah Farad.Ukuaran kapasitor poly ester ditunjukkan lewat sistem kode warna dengan 5 jalur
yang dibaca sama seperti resistor. dan biasanya dicantumkan juga nial tegangan kerja untuk
kapasitor ini. Kenaikan tegangan dinyatakan dengan C=Q/V sedangkan energi yang tersimpan
pada kapasitor memenuhi E=1/2 CV 2 . Energi ini bisa bertahan beberapa lama dalam kapasitor
bahkan setelah power supply di matikan. Karena sifatnya ini kapasitor bisa di isi kan energi
listrik dan sangat berperan dalam penyimpan listrik cadangan yang bisa diisi ulang. Fungsi utama
dari kapasitor adalah :
1. memisahkan antara arus searah dengan arus bolak-balik
2. sebagai filter dalam rangkaian catu daya
3. sebagai penghubung
4. sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian pemancar
5. menghalangi loncatan bunga api pada saklar
6. menghemat daya listrik pada lampu TL
selain kapasitor tetap ada juga kapasitor variabel yang nilai kapasitasnya dapat diubahubah sesuai kebutuhan dalam suatu rangkaian. Kapasitor ini meliputi :
a. VARCO
kapasitor jenis ini memiliki bentuk fisik yang besar dan dipergunakan sebagai penala
atau pemilih gelombang pada pesawat penerima radio generasi lama yang masih menggunakan
tabung. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya , karena bentuk fisiknya yang besar memakan
banyak tempat maka kapasitor ini sudah jarang digunakan. sebagai gantinya telah dibuat
kapasitor variabel yang lebih kecil disebut Trimmer.

b. kapasitor trimmer
fungsi dari kapasitor trimmer sama dengan kapasitor Varrco hanya saja bentuknya lebih
kecil.Trimmer terbuat dari bahan plastik Seluruh bagian dari rotor dan stator kapasitor ini terbuat
dari plastik. tujuannya untuk mencegah kerusakan pada rotor saat bergeser dan mencegah
penempelan debu. Kapasitor trimmer memiliki tangkai preset yaitu tungkai yang dapat mengatur
besar kecilnya nilai kapasitansinya. Pengaturannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan
obeng minus atau trimmer. Aplikasi lain dari kapasitor ini adalah digunakan dalam membuat
bantalan key board. (Fajar, 2008)
Transformator adalah alat listrik yang mengubah tegangan listrik yang lebih rendah
menjadi tegangan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Tegangan yang dapat diubah oleh trafo
hanya tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu seperti tegangan pada arus bolak balik.
Secara umum trafo memiliki 2 kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
1. kumparan primer berada dibagian input , tempat tegangan listrik masuk ke dalam trafo.
2. kumparan sekumder berada dibagian output, tempat keluarnya tegangan listrik hasil
pengubahan.
Jika arus masuk melalui kumparan primer maka akan timbul medan magnet . Medan
magnet ini diarahkan ke kumparan sekunder. Agar pengarahan tersebut dapat bersifat efektif
maka didalam rongga trafo umumnya diisiteras besi.atau bahan lain yang dapat bersifat
magnetik. Dengan demikian seolah medan magnet dari kumparan primer masuk ke kumparan
sekunder. Berdasar kan cara kerjanya dalam menaikkan atau menurunkan tegangan maka trafo
itu ada 2 macam yaitu :
1. Jika Ns>Npmaka tegangan keluaran lebih besar dari pada tegangan masukan . Dengan kata lain
trafo ini menaikkan tegangan.disebut juga trafo step-up
2. Jika Ns<Npmaka tegangan keluaran lebih kecil dari pada tegangan masukan sehingga trafo ini
menurunkan tegangan , disebut trafo step down..
Pada transformator arus dimasukkan melalui kumparan primer. Hasilnya pada kumparan
sekunder diperoleh arus.Adanya arus listrik menandakan adanaya energi. jadi energi yang
masukke kumparan primer bisa di deteksi melalui kumparan sekunder.. dengan demikian trafo
itu berperan dalam memindahkan energi dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dari sifat

pemindahan energi ini kita dapat menentukan hubungan antara arus pada kumparan primerdan
pada kumparan sekunder.
Hubungan ini dapat di tentukan sebagai berikut:
Daya pada kumparan primer adalah:

Pp=IpEp

dengan Pp+ daya yang masuk pada kumparan primer


Ip =arus yang ada pada kumparan primer.
sementara itu daya pada kumparan sekunder adalah:

Ps =IsEs

dengan Ps adalah daya yang masuk pada kumparan sekunder dan Is adalah arus pada
kumparan sekunder.
Tidak semua daya pada kumparan primer dipindahkan ke kumparan sekunder. Hanya
trafo ideal yang dapat memindahkan semua daya dari kumparan primer ke sekunder.
Ada sebuah persamaan yang menyatakan kerja trafo pada kumparan sekunder dan
primernya:Is = (Np/Ns)
dengan Is kuat arus pada kumparan sekunder
Np =jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns=jumlah lilitan pada kumparan sekunder
= efisiensi tranformator
Dari hubungan ini kita juga bisa mendapatkan hubungan antara tegangan, jumlah
lilitan, dan kuat arus pada bagian sekunder dan primer suatu trnsformator. (Abdullah, 2007)

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
1. Multimeter
Digunakan untuk mengukur hambatan, tegangan, dan kuat arus dalam rangkaian.
2. Osiloskop
Untuk menampilkan visualisasi dari gelombang listrik pada rangkaian.
3. signal generator
Sumber input arus dan tegangan listrik.
4. kabel jumper

5. catu daya
Sumber input arus dan tegangan listrik.
6. papan rangkaian/PCB
Digunakan untuk merakit komponen elektronika (tempat menancapkan kaki komponen).
3.1.2. Bahan
1. Kapasitor 47 F
Digunakan untuk menyimpan arus sementara.
2. Induktor
3. Diode
4. resistor
Berfungsi sebagai penghambat arus listrik dengan nilai hambatan tertentu.
3.2. Langkah Kerja
A. Penentuan Resistansi
1. Menghitung resistansi lima buah resistor dengan membaca kode warna pada cincinnya.
2. Menghitung resistansi resistor menggunakan multimeter (pada pengukuran hambatan) dan
membandingkan hasilnya dengan prosedur pertama.
B. Perhitungan Arus dan Tegangan Listrik
1.

Merakit resistor, catu daya (menggunakan input 12 V), dan multimeter (pada posisi

amperemeter) secara seri, kemudian membaca nilai pada multimeter sebagai kuat arus.
2. Merakit resistor, catu daya (menggunakan input 12 V), dan multimeter (pada posisi voltmeter)
secara paralel, kemudian membaca nilai pada multimeter sebagai tegangan.
3. Mengulangi prosedur B1 dan B2 untuk keempat transistor lainnya.
C. Pengisian Kapasitor
1. Membuat rangkaian pengisian pada PCB
2. Mencatat tegangan listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply dan ketika
terputus dari power supply
3. Mencatat kuat arus listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply.
D. Pengosongan Kapasitor
1. Membuat rangkaian pengosongan pada PCB
2. Mencatat tegangan listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply dan ketika
terputus dari power supply
3. Mencatat kuat arus listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply.
3.3. Pengolahan Data
Perhitungan daya pada pengukuran tegangan.

P = V.I
1.
2.
3.
4.
5.

P1 = V1.I1 = 13 0,0125 = 0,1625 W


P2 = V2.I2 = 12 0,0125 = 0,1500 W
P3 = V3.I3 = 13 0,0200 = 0,2600 W
P4 = V4.I4 = 13 0,0400 = 0,5200 W
P5 = V5.I5 = 13 0,0550 = 0,7150 W

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.4. Hasil
A. Pengukuran Hambatan Resistor
No

1.
C
H
M
2.
C
H
M
3.
B
A
C
4.
J
H
E
5.
M
M
H
H
keterangan: A,B,C,D,E menyatakan kode warna

Resistansi(

Pengukuran(

E
E
E
E
C

)
1000 5%
1000 5%
680 5%
300 5%
220 1%

)
1000
950
650
300
220

B. Mengukur tegangan dan arus listrik


No
1.
2.

R()
1000
950

(V)
12
12

I(A)
0,0125
0,0125

Vout
13
12

P (Watt)
0,1625
0,1500

3.
4.
5.

650
300
220

12
12
12

0,020
0,040
0,055

13
13
13

0,2600
0,5200
0.7150

C. Pengisian Kapasitor
Pengisia

No

Resistansi(

kapasitans

I (A)

Vin

V out

n
A

)
1000

i
23,5 F

12,5

12

13

D. Pengosongan Kapasitor
Pengisia

No

Resistansi(

kapasitans

I (A)

Vin

V out

n
A

)
1000

i
23,5 F

12,5

14

keterangan:arus terlalu besar sehingga tidak teramati pasti pada multi meter.

3.5. Pembahasan
A. Resistor
Dari data yang diperoleh dari pengukukuran dengan multimeter menunjukkan resistansi
dari resistor berada diantara batas toleransi yang ada pada nilai perhitungan kapasitansi dari pita
resistor. Dengan kata lain pengukuran dengan multimeter menunjukkan suatu nilai pasti. Resistor
dengan toleransi 1% tentunya memiliki nilai hambatan yang lebih presisi dibandingkan resistor
yang memiliki toleransi 5% atau 10%.

B. Pengukuran Arus dan Tegangan


Pada pengukuran arus dan tegangan terlihat hubungan antara resistansi, kuat arus dan
tegangan. Pada pemilihan tegangan = 12 V tercatat tegangan output berada pada kisaran 12
13 Volt. Makin besar hambatan resistor yang digunakan, makin besar pula kuat arusnya, ini
sesuai dengan persamaan:

C. Pengisian Kapasitor
Pengisian dan pengosongan kapasitor diamati nilai tegangan pada keadaan terhubung dan
terpisahnya rangkaian kapasitor dari power supply. Pada saat proses pengisian, arus listrik
memasuki kapasitor, dari sini terlihat bahwa setelah terpisah dari power supply kapasitor masih
memiliki tegangan listrik, ini menunjukkan bahwa kapasitor yang terisi muatan maka muatannya
akan menurun secara perlahan

D. Pengosongan Kapasitor
Pada saat proses pengosongan pada saat terhubung dengan power supply maka kapasitor
menunjukkan suatu nilai tegangan setelah dipisah tegangannya habis. pada pengamatan ini arus
listriknya terlalu tinggi sehingga tidak terukur karena terlalu besar.

BAB 5
PENUTUP
1.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan tentang komponen dan alat ukur listrik dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Nilai hambatan resistor dapat dilihat dari warna pita/cincinnya, namun nilai ini tidak presisi
karena berada di sekitar toleransi tertentu. Penghitungan nilai resistor yang presisi menggunakan
multimeter yang juga dapat mengukur arus dan tegangan.
2. Power supply menjaga kestabilan tegangan pada suatu nilai meskipun arus dan resistansi
berubah-ubah. Kapasitor digunakan dengan mengisi atau mengosongkan muatan dalan kapasitor,
Resisstor bisa digunakan manual untuk menghambat arus listrik.
3. Pada penghitungan arus dan tegangan yang melewati resistor berlaku hubungan

4. Tegangan kapasitor bermuatan menurun secara perlahan setelah terpisah dengan power supply
seadangkan kapasitor kosong tegangannya sudah nol saat dilepaskan dari power supply.
1.2. Saran
1.

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan, saya memiliki beberapa saran, antara lain:
Perlengkapan praktikum diperbaharui karena kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
penunjang kurang memadai sehingga agak menyulitkan jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jayadin, ELDAS, 2007, e-book


Arifin, Drs, M.T., Buku Penuntun Elektronika Fisis Dasar 1, Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin,
Makassar, 2010
Fajar, Belajar Elektronika tanpa Guru. Jakarta : Del Fajar, 2008

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang disusunnya laporan ini adalah untuk memenuhi tujuan dari
praktikum yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui fungsi dan pemakaian alat
ukur dasar dan alat ukur listrik. Untuk alat ukur dasar, pengukuran massa dengan
neraca teknis, pengukuran panjang dan diameter benda dengan jangka sorong atau
mikrometer sekrup, untuk alat ukur listrik, memperoleh keterampilan dalam
pemakaian alat ukur dasar listrik voltmeter, amperemeter, multimeter analog dan
digital, serta osiloskop. Alat ukur dasar dan listrik sangat banyak sekali jenisnya dan
masing-masing alat ukur tersebut mempunyai fungsi dan kelebihan masing-masing.
Alat tersebut banyak sekali digunakan dan harus disesuaikan dengan fungsinya,
misal dalam bidang elektronika, industri, kedokteran, dan lain-lain.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
Mampu menggunakan alat ukur yang digunakan dalam praktikum fisika.
Mengenal besar ketelitian pengukuran dan alat-alat ukur dasar.
Mengenal apa yang dimaksud skala nonius
Mengetahui fungsi dan pemakaian alat ukur dasar listrik
Memperoleh keterampilan dalam pemakaian alat ukur dasar listrik Voltmeter,
Amperemeter, Multimeter analog dan digital, serta Osiloskop.

BAB II
DASAR TEORI

Alat ukur dasar adalah alat untuk mengukur atau menentukan besaran atau

variabel. Untuk mendapatkan pengukuran yang teliti perlu mempunyai standar


sistem alat ukur dan tetap, yang digunakan secara mudah internasional (SI). Dalam
pengukuran pada umumnya terdapat kesalahan, makin kecil kesalahan, maka
makin kecil tinggi ketelitiannya (sensitifitasnya). Sifat-sifat umum alat ukur antara
lain:
Kalibrasi (penerapan) membandingkan suatu besaran dengan besaran standar
Keteriacakan (keteruturan-ketelusuran) sampai sejauh mana tandai kalibrasi renta
Kecermatan skala dengan cara pembacaannya, garis indeks atau jarum penunjuk,
dan skela nonius, serta
Pemilihan alat ukur dan pengukuran.
(Sutrisno, 1979).
Beberapa alat ukur dasar dalam fisika biasanya banyak yang dilengkapi dengan
nonius. Nonius dapat membuat alat ukur berkemampuan lebih besar karena jarak
antara dua jenis skala bertetangga seolah mejadi lebih kecil. Alat ukur dasar dalam
fisika adalah jangka sorong. Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya
dapat mencapai 100 milimeter. Terdiri dari dua bagian, yaitu bagian diam dan
bagian bergerak. Mikrometer sekrup merupakan alat ukur untuk mengukur panjang
benda yang memiliki ukuran maksimum 2,50 cm. Mikrometer sekrup memiliki
batang pengukur yang terdiri atas skala dalam milimeter, serta sekrup berskala
satu putaran, besarnya sekrup sama dengan 0,5 mm dan 0,5 mm pada skala utama
dibagi menjadi 100 skala kecil ( Braid,1982).
Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki ketelitian tinggi untuk mengukur
bagian luar benda seperti panjang, lebar, tebal, dan diameter. Alat ukur ini juga
digunakan untuk mengukur bagian dalam benda seperti dalamnya lubang,
diameter, dan lebar lubang. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 sampai 0,02 mm.
Multimeter analog bisa berupa tipe pasif ataupun tipe-elektronik. Sistem peraga
untuk keduanya adalah tipe gerakan penunjuk yang biasanya tipe kumparan putar
magnet permanen. Alat ukur yang mudah dibawa-bawa ini mempunyai baterai
kering sendiri untuk sumber tegangan ohmmeter. Arus dan tegangan balik DC dan
juga tahanan dapat diukur dengan alat ini. Multimeter elektronik analog mempunyai
kemampuan yang mirip dengan VOM analog pasif dan bedanya yaitu tipe elektronik
dilengkapi dengan daerah ukur tegangan rendah. Alat-alat ini dibuat agar mudah
dibawa-bawa dengan menggunakan catu daya baterai untuk ohmeter dan
rangkaian elektroniknya (Lister, 1993).
Untuk Voltmeter, batas ukur dapat diperbesar dengan memberi tahanan depan
(tahanan seri) terhadap tekanan dalam voltmeter. Umumnya, tahanan depan dari
voltmeter ini sudah dipasang dalam alat itu sendiri. Kita tinggal mengatur tombol
atau kutub negatifnya, sesuai dengan batas ukur yang tertulis. Untuk pengukuran
tegangan pada arus bolak balik, maka prinsipnya adalah sama seperti pada
pengukuran arus bolak balik. Jadi, pada arus bolak balik yang kita ukur adalah
tegangan efektifnya (Sears dan Zemansky, 1994).
Osiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam melakukan prosedur
reparasi, terutama untuk jenis-jenis pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam
bentuk yang komplek seperti pesawat televisi warna, komputer, pesawat-pesawat

dengan sistem digital dan lain-lain. Karena itu dalam setiap bengkel elektronika
yang lengkap, osiloskop harus selalu disediakan. Memang kalau dilihat secara
umum, tidak semua bengkel elektronika menyediakan alat yang satu ini. Sebab
pada umumnya, osiloskop digunakan pada laboratorium-laboratorium elektronika.
Tetapi dari keakuratan serta kegunaan osiloskop, rasanya juga amat janggal kalau
dalam sebuah bengkel elektronika tidak tersedia peralatan ukur yang satu ini.
Karena pada waktu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang rumit, terutama dalam
menangani kasus-kasus gangguan yang terjadi pada pesawat-pesawat elektronika
jenis komplek seperti televisi warna, komputer, pesawat-pesawat dengan sistem
digital, akan lebih sempurna bila prosedur reparasinya juga ditangani dengan alat
yang satu ini. Sebab osiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat dan
menganalisa gejala-gejala listrik
(Anonim1, 2010).
Suatu amperemeter yang baik adalah mempunyai tahanan dalam yang kecil
terhadap tahanan-tahanan lain pada rangkaian yang akan diukur arusnya. Sedang
tahanan paralel yang akan dipasang harus kecil terhadap tahanan dalam
amperemeter, atau juga tahanan paralel tersebut bergantung pada tahanan dalam
amperemeter. Jadi jika ingin menentukan batas ukur yang tertentu, kita harus
mendapatkan tahanan paralel yang sesuai. Hal ini tidaklah mudah. Untuk
mengatasi ini, maka suatu metode lain dapat dilakukan. Metode ini dikenal dengan
Ayrton Shunt.
Sedangkan Amperemeter yang digunakan untuk mengukur arus ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:
Pada alat ukur ini tertulis amperemeter, miliamperemeter, mikroamperemeter, atau
disingkat A, A, mA dan sebagainya.
Pada setiap alat mempunyai batas ukur sendiri-sendiri, seperti 6 ampere, 3 ampere,
30 mA dan sebagainya.
Setiap amperemeter mempunyai hambatan yang tertentu dan biasanya tertulis
pada alat.
(Ari, 2002).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Alat dan Bahan


3.1.1 Alat Ukur Dasar
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Aluminium foil
Berfungsi sebagai bahan yang akan digunakan dalam uji coba penggunaan alat
ukur dasar.
2. Kelereng
Berfungsi sebagai salah satu benda yang akan diukur.
3. Penggaris
Berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda.
4. Kawat besi
Berfungsi sebagai bahan yang akan diukur menggunakan mikrometer sekrup dan
penggaris.
5. Tabung gelas
Berfungsi sebagai bahan yang akan ditentukan dimensi dan massa.
6. Jangka Sorong
Berfungsi untuk mengukur diameter dalam dan luar suatu tabung.
7. Mikrometer Sekrup
Berfungsi untuk mengukur diameter dan mempunyai skala milimeter.

Gambar 4.1 Rangkaian Alat Ukur Dasar


3.1.2 Alat Ukur Listrik
Alat yang digunakan adalah :
Multimeter
Gunanya untuk mengukur kuat arus listrik dengan satuan ampere, mengukur
tegangan listrik dengan satuan volt dan mengukur besarnya tahanan listrik.
Osiloskop
Gunanya untuk mengukur tegangan atau arus listrik, mengukur frekuensi, megukur
beda fase, sebagai penggamabar x-y.
Resistor
Gunanya untuk membatasi besar arus yang mengalir dan dalam hal tertentu untuk
menghasilkan panas.
Kapasitor
Gunanya untuk menyimpan muatan dan energi listrik.

Gambar 4.2 Rangkaian Alat Ukur Listrik


3.2 Prosedur Percobaan
1. Alat ukur dasar
A. Mengukur Dimensi Kawat
1. Mengukur panjang, diameter dan massa kawat yang diberikan.
2. Memilih alat ukur yang sesuai.
3. Melakukan pengukuran beberapa kali pengukuran untuk variasi data.
4. Mengulangi langkah untuk kawat berbeda.
B. Mengukur Rapat Jenis Benda
1. Mengukur dimensi dan massa dari benda yang diberikan.
2. Memilih alat ukur panjang yang tepat.
3. Melakukan pengukuran beberapa kali pengukuran untuk variasi data.
4. Mengukur volume dari benda diatas dengan gelas ukur.
5. Melakukan pengukuran beberapa kali untuk variasi data.
2. Alat Ukur Listrik
Penggunaan Voltmeter, Amperemeter dan Multimeter Analog/Digital
Mengukur tegangan AC (arus bolak balik)
Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini (V = 2-4 V dan R > 100 ohm).

Mengukur tegangan dan arus pada R (ingat untuk pengukuran tegangan paralel
dengan R dan pengukuran arus seri dengan R).
Melakukan berulangkali untuk pengukuran tegangan, arus dan ganti R dengan
harga lain.
Mengukur tegangan DC
Melakukan tahap yang sama seperti arus bolak balik dengan mengganti sumber
tegangan DC.
Mengukur resistor
Mengukur nilai resistor yang diberikan oleh asisten dan melakukan pengukuran ini
berulangkali

Penggunaan Osiloskop
Mengukur tegangan AC/DC
Melakukan tahap yang sama seperti pengukuran tegangan AC/DC untuk
pengukuran tegangan dengan penggunaan menggunakan Osiloskop.

BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan


Tabel 4.1.1 Data Hasil Pengamatan kelereng dengan neraca ohauss dan mikrometer
sekrup
No. Diameter (mm) Massa (gram)
1 25,7 10,1
2 25,6 10,1
3 25,5 10
4 25.6 10,04
5 25,1 10,08

Tabel 4.1.2 Data Hasil Pengukuran kawat dan neraca ohaus,mikrometer sekrup, dan
mistar
No. Massa(gram) Panjang(mm) Diameter(mm)
1 0,8 224 0,13
2 0,75 222 0,18
3 0,75 222,5 0,15
4 0,74 223 0,12
5 0,8 223,6 0,17
Tabel 4.1.3 Data Hasil Pengukuran tabung kaca dengan jangka sorong
No. Diameter luar (mm) Diameter dalam (mm) Kedalaman (mm)
1 36,06 32,4 44,07
2 35,7 32,35 44,02
3 35,7 32,36 44,1
4 35,6 32,3 43,9
5 36,08 32,4 44,1
Tabel 4.1.4 Data Hasil Pengukuran Volume Kelereng dalam gelas beker
No. Massa(gram) Volume (ml)
1 28,2 2
2 27,5 4
3 28,3 3
4 28,23 2,5
5 28,29 3
Tabel 4.1.5 Data Hasil Pengukuran Resitor
NO R terbaca (ohm) R terukur (ohm)
1 100 148,8
2 1k 1,004
3 10k 9,71
4 27k 27,11
5 100k 98,4
Tabel 4.1.6 Data Hasil Pengukuran Tegangan AC/DC (R=10k)
NO V Sumber (V) V Terukur
DC (V) AC(V)
1 4 4,28 4,32
2 6 6,04 10,96
3 8 8,05 8,66
4 10 10,06 10,96
5 12 12,06 13,26
Tabel 4.1.7 Data Hasil Pengukuran Kuat Arus AC/DC (R=10k)
NO V Sumber (V) Arus Terukur

DC (A) AC(A)
1 4 0,2 0,04
2 6 0,22 0,05
3 8 0,25 0,06
4 10 0,23 0,08
5 12 0,24 0,28
Tabel 4.1.8 Data Hasil Pegukuran Tegangan AC dengan Osiloskop
NO V Sumber Tinggi Vol/div
1232
2 4 5,6 2
3 6 3,4 5
4 8 4,4 5
5 10 5,6 5

4.2 Perhitungan
4.2.1 Alat Ukur Dasar
A. kelereng
Diketahui:
-diameter kelereng:
d1 = 0,0257 m
d2 = 0,0256 m
d3 = 0,0255 m
d4 = 0,0256 m
d5 = 0,0251 m
-massa kelereng:
m1= 0,0101 kg
m2= 0,0101 kg
m3= 0,0100 kg
m4= 0,01004 kg
m5= 0,01008 kg
ditanyakan:
Jumlah pengukuran
Nilai rata-rata
Deviasi
Kuadrat deviasi
Deviasi standar rata-rata (d)
Nilai sebenarnya
Jawaban:

-diameter:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^ndi = d1 + d2 + d3 + d4 + d5
= 0,0257 + 0,0256 + 0,0255 + 0,0256 + 0,0251
= 0,1275 m
b) nilai rata rata
drata-rata = (_(i=1)^ndi)/n
=
= 0,0255 m
c) deviasi (d1 drata-rata)
d1 = 0,0257 - 0,0255 = 0,0002
d2 = 0,0256 - 0,0255 = 0,0001
d3 = 0,0255 - 0,0255 = 0
d4 = 0,0256 - 0,0255 = 0,0001
d5 = 0,0251 - 0,0255 = 0,0004
d) kuadrat deviasi (d1 drata-rata)2
d1 = (0,0002)2 = 4 x 10-8
d2 = (0,0001)2 = 1 x 10-8
d3 = 0
d4 = (0,0001)2 = 1 x 10-8
d5 = (0,0004)2 = 16 x 10-8
e) deviasi standar maksimum
d = (_(i=1)^n(di - drata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((22 x 10-8 )/(5(5 - 1)))
= 1,048 x 10-4
f) nilai sebenarnya
d = d d
= 0,0255 0,0001048
= 0,0255+ 0,0001048 = 0,0256 m
= 0,0255 - 0,0001048 = 0,02539 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [d/d] . 100%
= 100 % - [0,0001048/0,0255] .100 %
= 100 % - 0,41% = 99,59 %

-massa kelereng
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nmi = m1 + m2 + m3 + m4 + m5
= 0,0101 + 0,0101 + 0,01 + 0,01004 + 0,01008
= 0,05032 kg
b) nilai rata rata
mrata-rata = (_(i=1)^nmi)/n
=
= 0,01006 kg
c) deviasi (m1 mrata-rata)
m1 = 0,0257 - 0,01006 = 0,00004
m2 = 0,0256 - 0,01006 = 0,00004
m3 = 0,0255 - 0,01006 = -0,00006
m4 = 0,0256 - 0,01006 = -0,00002
m5 = 0,0251 - 0,01006 = 0,00002
d) kuadrat deviasi (m1 mrata-rata)2
m1 = (0,00004)2 = 16 x 10-10
m2 = (0,00004)2 = 16 x 10-10
m3 = (0,00006)2 = 36 x 10-10
m4 = (0,0001)2 = 1 x 10-10
m5 = (0,0004)2 = 16 x 10-10
e) deviasi standar maksimum
m = (_(i=1)^n(mi - mrata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((76 x 10-10 )/(5(5 - 1)))
= 1,0949 x 10-5
f) nilai sebenarnya
m = m m
= 0,05032 0,00001949
= 0,05032 + 0,00001949 = 0,050339 kg
= 0,05032 - 0,00001949 = 0,0503 kg
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [m/d] . 100%
= 100 % - [0,00001949/0,05032] .100 %
= 100 % - 0,0387 % = 99,961 %

B. Kawat
Diketahui:
-massa kawat:
m1= 0,0008 kg
m2= 0,00075 kg
m3= 0,00075 kg
m4= 0,00074 kg
m5= 0,0008 kg
-diameter kawat:
d1 = 0,00013 m
d2 = 0,00018 m
d3 = 0,00015 m
d4 = 0,00012 m
d5 = 0,00017 m
-panjang kawat:
l1 = 0,224 m
l2 = 0,222 m
l3 = 0,225 m
l4 = 0,23 m
l5 = 0,236 m
ditanyakan:
Jumlah pengukuran
Nilai rata-rata
Deviasi
Kuadrat deviasi
Deviasi standar rata-rata (d)
Nilai sebenarnya
Jawab:
-massa kawat
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nmi = m1 + m2 + m3 + m4 + m5
= 0,0008 + 0,00075 + 0,00075 + 0,00074 + 0,0008
= 0,00384 kg
b) nilai rata rata
mrata-rata = (_(i=1)^nmi)/n
mrata-rata =
= 0,000768 kg
c) deviasi (m1 mrata-rata)
m1 = 0,00080 - 0,000768 = 3,2 x 10-5

m2
m3
m4
m5

=
=
=
=

0,00075
0,00075
0,00076
0,00080

0,000768
0,000768
0,000768
0,000768

=
=
=
=

-1,8 x 10-5
-1,8 x 10-5
-2,8 x 10-5
3,2 x 10-5

d) kuadrat deviasi (m1 mrata-rata)2


m1 = (3,2 x 10-5)2 = 1,02 x 10-9
m2 = (-1,8 x 10-5)2 = 3,24 x 10-9
m3 = (-1,8 x 10-5)2 = 3,24 x 10-9
m4 = (-2,8 x 10-5)2 = 7,84 x 10-9
m5 = (3,2 x 10-5)2 = 1,02 x 10-9
e) deviasi standar maksimum
m = (_(i=1)^n(mi - mrata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((1,635 x 10-9 )/(5(5 - 1)))
= 9,04 x 10-6
f) nilai sebenarnya
m = m m
= 0,000768 9,04 x 10-6
= 0,000768 9,04 x 10-6 = 7,77 x 10-4 kg
= 0,000768 9,04 x 10-6 = 7,58 x 10-4 kg
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [m/d] . 100%
= 100 % - [(9,04 x 10-6)/( 0,000768 )] .100 %
= 100 % - 1,17 % = 98,83 %
-diameter kawat
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^ndi = d1 + d2 + d3 + d4 + d5
= 0,00013 + 0,00018 + 0,00015 + 0,00012 + 0,00017
= 0,00075 m
b) nilai rata rata
drata-rata = (_(i=1)^ndi)/n
=
= 0,00015 m
c) deviasi (d1 drata-rata)

d1
d2
d3
d4
d5

=
=
=
=
=

0,00013
0,00018
0,00015
0,00012
0,00017

0,00015
0,00015
0,00015
0,00015
0,00015

=
=
=
=
=

-2 x 10-5
3 x 10-5
0
-3 x 10-5
2 x 10-5

d) kuadrat deviasi (d1 drata-rata)2


d1 = (-2 x 10-5)2 = 4 x 10-10
d2 = (3 x 10-5)2 = 9 x 10-10
d3 = 0
d4 = (-3 x 10-5)2 = 9 x 10-10
d5 = (2 x 10-5)2 = 4 x 10-10
e) deviasi standar maksimum
d = (_(i=1)^n(di - drata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((26 x 10-10 )/(5(5 - 1)))
= 1,14 x 10-5
f) nilai sebenarnya
d = d d
= 0,00015 1,14 x 10-5
= 0,00015+1,14 x 10-5 = 1,61 x 10-4 m
= 0,00015-1,14 x 10-5 = 1,39 x 10-4 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [d/d] . 100%
= 100 % - [(1,14 x 10-5)/0,00015] .100 %
= 100 % - 0,076 % = 99,924 %
-Panjang kawat:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nli = l1 + l2 + l3 + l4 + l5
= 0,24 + 0,222 + 0,2225 + 0,223 + 0,2236
= 11,151 m
b) nilai rata rata
lrata-rata = (_(i=1)^nli)/n
=
= 0,223 m
c) deviasi (l1 lrata-rata)

l1
l2
l3
l4
l5

=
=
=
=
=

0,2240 - 0,223 = 1x 10-3


0,2220 - 0,223 = -1 x 10-3
0,2225 - 0,223 = 2 x 10-3
0,2230 - 0,223 = 0
0, 2236 - 0,223 = 0,6 x 10-3

d) kuadrat deviasi (l1 lrata-rata)2


l1 = (1x 10-3)2 = 1 x 10-6
l2 = (-1 x 10-3)2 = 1 x 10-6
l3 = (2 x 10-3)2 = 4 x 10-6
l4 = 0
l5 = (0,6 x 10-3)2 = 0,36 x 10-10
e) deviasi standar maksimum
l = (_(i=1)^n(li - lrata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((6,36 x 10-6 )/(5(5 - 1)))
= 5,64 x 10-4
f) nilai sebenarnya
l = l l
= 1,11515 5,64 x 10-4
= 1,11515+ 5,64 x 10-4 = 1,11515 m
= 0,11515- 5,64 x 10-4 = 1,11500 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [l/l] . 100%
= 100 % - [(15,64 x 10-4)/0,232] .100 %
= 100 % - 0,24 %
= 99,976 %
C. Tabung Kaca
Diketahui:
-Diameter luar
d1 = 0,03605 m
d2 = 0,03750 m
d3 = 0,03560 m
d4 = 0,03560 m
d5 = 0,03608 m
-Diameter dalam:
d1 = 0,03240 m
d2 = 0,03235 m

d3 = 0,03236 m
d4 = 0,03230 m
d5 = 0,03240 m
-kedalaman:
h1 = 0,04407
h2 = 0,04402
h3 = 0,04410
h4 = 0,04390
h5 = 0,04410

m
m
m
m
m

ditanyakan:
Jumlah pengukuran
Nilai rata-rata
Deviasi
Kuadrat deviasi
Deviasi standar rata-rata (d)
Nilai sebenarnya
Jawaban:
-diameter luar:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^ndi = d1 + d2 + d3 + d4 + d5
= 0,03605 + 0,0357 + 0,0356 + 0,0356 + 0,03608
= 0,17903 m
b) nilai rata rata
drata-rata = (_(i=1)^ndi)/n
=
= 0,035 m
c) deviasi (d1 drata-rata)
d1 = 0,03605 - 0,035 = 5 x 10-5
d2 = 0,03570 - 0,035 = -30 x 10-5
d3 = 0,03560 - 0,035 = -40 x 10-5
d4 = 0,03560 - 0,035 = -40x 10-5
d5 = 0,03608 - 0,035 = 8 x 10-5
d) kuadrat deviasi (d1 drata-rata)2
d1 = (5 x 10-5)2 = 0,25 x 10-8
d2 = (-30 x 10-5)2 = 9 x 10-8
d3 = (-40 x 10-5)2 = 16 x 10-8

d4 = (-40 x 10-5)2 = 16 x 10-8


d5 = (8 x 10-5)2 = 6,4 x 10-8
e) deviasi standar maksimum
d = (_(i=1)^n(di - drata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((47,65 x 10-8 )/(5(5 - 1)))
= 1,54 x 10-4
f) nilai sebenarnya
d = d d
= 0,035 1,54 x 10-4
= 0,035 + 1,54 x 10-4 = 3,515 x 10-4 m
= 0,035 - 1,54 x 10-4 = 3,4846 x 10-4 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [d/d] . 100%
= 100 % - [(1,54 x 10-4)/0,035] .100 %
= 100 % - 0,44% = 99,56 %
-diameter dalam:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^ndi = d1 + d2 + d3 + d4 + d5
= 0,0324 + 0,03235 + 0,03236 + 0,0323 + 0,0324
= 0,16181 m
b) nilai rata rata
drata-rata = (_(i=1)^ndi)/n
=
= 0,03236 m
c) deviasi (d1 drata-rata)
d1 = 0,03240 - 0,03236 = 4 x 10-5
d2 = 0,03235 - 0,03236 = -1 x 10-5
d3 = 0,03236 - 0,03236 = 0
d4 = 0,03230 - 0,03236 = -6 x 10-5
d5 = 0,03240 - 0,03236 = 4 x 10-5
d) kuadrat deviasi (d1 drata-rata)2
d1 = (4 x 10-5)2 = 16 x 10-10
d2 = (-1 x 10-5)2 = 1 x 10-10

d3 = 0
d4 = (-6 x 10-5)2 = 36 x 10-10
d5 = (4 x 10-5)2 = 16 x 10-10
e) deviasi standar maksimum
d = (_(i=1)^n(di - drata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((4,25 x 10-10 )/(5(5 - 1)))
= 2,06 x 10-5
f) nilai sebenarnya
d = d d
= 0,03236 2,06 x 10-5
= 0,03236 + 2,06 x 10-5 = 3,238 x 10-2 m
= 0,03236 - 2,06 x 10-5 = 3,234 x 10-2 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [d/d] . 100%
= 100 % - [(2,06 x 10-5)/0,03236] .100 %
= 100 % - 0,063 % = 99,94 %
-kedalaman:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nhi = h1 + h2 + h3 + h4 + h5
= 0,04407 + 0,04402 + 0,0441 + 0,0439 + 0,0441
= 0,22019 m
b) nilai rata rata
hrata-rata = (_(i=1)^nhi)/n
=
= 0,04404 m
c) deviasi (h1 hrata-rata)
h1 = 0,04407 - 0,04404 = 3 x 10-5
h2 = 0,04402 - 0,04404 = -2 x 10-5
h3 = 0,04410 - 0,04404 = 6 x 10-5
h4 = 0,04390 - 0,04404 = -0,14 x 10-5
h5 = 0,04441 - 0,04404 = -3 x 10-5
d) kuadrat deviasi (h1 hrata-rata)2
h1 = (3 x 10-5)2 = 9 x 10-10

h2
h3
h4
h5

=
=
=
=

(-2 x 10-5)2 = 4 x 10-10


(6 x 10-5)2 = 36 x 10-10
(-6 x 10-5)2 = 0,0196 x 10-10
(4 x 10-5)2 = 9 x 10-10

e) deviasi standar maksimum


h = (_(i=1)^n(h1 hrata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((558,196 x 10-10 )/(5(5 - 1)))
= 1,7 x 10-5
f) nilai sebenarnya
h = h h
= 0,0404 1,7 x 10-5
= 0,0404 + 1,7 x 10-5 = 4,405 x 10-2 m
= 0,0404 - 1,7 x 10-5 = 4,402 x 10-2 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [h/h] . 100%
= 100 % - [(1,7 x 10-5)/0,0404] .100 %
= 100 % - 0,04 % = 99,96 %
# Mengukur rapat jenis benda pada kelereng
Diketehui:
massa:
m1 = 28,2 x 10-3 kg
m2 = 27,5 x 10-3 kg
m3 = 28,3 x 10-3 kg
m4 = 28,23 x 10-3 kg
m5 = 28,29 x 10-3 kg
Volume:
V1 = 2 x 10-3 m3
V2 = 4 x 10-3 m3
V3 = 3 x 10-3 m3
V4 = 2,5 x 10-3 m3
V5 = 3 x 10-3 m3
Ditanya:
Rapat jenis benda fisis
Rapat jenis benda matematis
Jawab:
-Volume

a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nVi = V1 + V2 + V3 + V4 + V5
= 2 x 10-3 + 4 x 10-3 + 3 x 10-3 + 2,5 x 10-3 + 3 x 10-3
= 14,5 x 10-3 m3
b) nilai rata rata
Vrata-rata = (_(i=1)^nVi)/n
=
= 2,9 x 10-3 m3
c) deviasi (V1 Vrata-rata)
V1 = 2,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V2 = 4,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V3 = 3,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V4 = 2,5 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V5 = 3,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3

m3
m3
m3
m3
m3

=
=
=
=
=

9 x 10-4 m3
1,1 x 10-4 m3
1 x 10-4 m3
-4 x 10-4 m3
1 x 10-4 m3

d) kuadrat deviasi (V1 Vrata-rata)2


V1 = (9 x 10-4)2 = 81 x 10-8
V2 = (1,1 x 10-4)2 = 1,21 x 10-8
V3 = (1 x 10-4)2 = 1 x 10-8
V4 = (-4 x 10-4)2 = 16 x 10-8
V5 = (1 x 10-4)2 = 1 x 10-8
e) deviasi standar maksimum
V = (_(i=1)^n(V1 Vrata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((100,21 x 10-8 )/(5(5 - 1)))
= 2,24 x 10-4
f) nilai sebenarnya
V = V V
= 0,0029 2,24 x 10-4
= 0,0029 + 2,24 x 10-4 = 4,405 x 10-2 m
= 0,0029- 2,24 x 10-4 = 4,402 x 10-2 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [V/V] . 100%
= 100 % - [(2,24 x 10-4)/0,0029] .100 %
= 100 % - 7,72 %

= 92,28 %
Rapat Jenis benda Fisis
Jumlah perhitungan
_(i=1)^ni = 1 + 2 + 3 + 4 + 5
= m1/V1 + m2/( V2) + m3/V3 + m4/V4 + m5/V5
= 28,2/2 + 27,5/( 4) + 28,3/3 + 28,23/2,5 + 28,29/3
= 14,1 + + 6,875 + 9,43 + 11,292 + 9,43
= 51,127 kg/m3
b) nilai rata rata
rata-rata = (_(i=1)^ni)/n
=
= 10,225 kg/m3
c) deviasi ( 1 rata-rata)
1 = 14,1 - 10,225 = 3,875 kg/m3
2 = 6,875 - 10,225 = -3,35 kg/m3
3 = 9,45 - 10,225 = -0,755 kg/m3
4 = 11,292 - 10,225 = -1,067 kg/m3
5 = 9,43 - 10,225 = -0,795 kg/m3
d) kuadrat deviasi ( 1 rata-rata)2
1 = (3,875)2 = 15,02
2 = (-3,35)2 = 11,22
3 = (-0,755)2 = 0,57
4 = (-1,067)2 = 16,54
5 = (-0,795)2 = 0,63
e) deviasi standar maksimum
= (_(i=1)^n(1 rata-rata)^2/(n(n - 1)))
= (43,98/(5(5 - 1)))
= 1,48 kg/m3
f) nilai sebenarnya
=
= 10,225 1,48
= 10,225 + 1,48 = 11,705 kg/m3
= 10,225 1,48 = 8,745 kg/m3

g) keseksamaan
100 % = 100 % - [/] . 100%
= 100 % - [1,48/10,225] .100 %
= 100 % - 14,5 %
= 86,5 %
2. Rapat Jenis benda matematis
Teori Sesatan:
= ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
m = x skala terkecil dari neraca ohhaus
= x 0,1 g
= 0,05 g
= 5 x 10-5 kg
V = x skala terkecil dari gelas ukur
= x 0,1 m3
= 0,05 m3
= 5 x 10-5 m3
Jadi,
1 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,0282]+ [(5 x 10-5)/0,002] ) 1,41 kg/m3
= 0,377 kg/m3
2 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,0275]+ [(5 x 10-5)/0,004] ) 6,875 kg/m3
= 0,149 kg/m3
3 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,0283]+ [(5 x 10-5)/0,003] ) 9,43 kg/m3 = 0,323 kg/m3
4 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,02823]+ [(5 x 10-5)/0,0025] ) 11,292 kg/m3
= 0,245 kg/m3
5 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,02829]+ [(5 x 10-5)/0,0035] ) 9,43 kg/m3
= 0,173 kg/m3
4.2..1 Perhitungan Tegangan dan Arus DC dengan multimeter
Diketahui : V = x skala terkecil
= x 0,001

= 5 x 10-4 V
I = x skala terkecil
= x 0,001
= 5 x 10-4 A
Ditanyakan : a) R ?
b) R ?
Jawab : a) R = V/I
R1 = 4,28 V = 21.400.000
0,2 x 10-6 A
R2 = 6,04 V = 27.454.000
0,22 x 10-6 A
R3 = 8,05V = 32.200.000
0,25 x 10-6 A
R4 = 10,06 V = 43.739.130,43
0,23x 10-6 A
R5 = 12,06 V = 50.250.000
0,24x 10-6 A

b) R= 1/V x V + 1/I x I R

R1= 1/4,28 x 5 x 10-4 + 1/(0,2 x 10-6) x 5 x 10-4 21.400.000


= 5,35 x 1010
R2= 1/6,04 x 5 x 10-4 + 1/(0,22 x 10-6) x 5 x 10-4 27.454.545,45
= 6,23 x 1010
R3= 1/8,05 x 5 x 10-4 + 1/(0,25 x 10-6) x 5 x 10-4 32.200.000
= 6,4 x 1010
R4= 1/10,06 x 5 x 10-4 + 1/(0,23x 10-6) x 5 x 10-4 43.739.130,43
= 9,50 x 1010
R5= 1/12,06 x 5 x 10-4 + 1/(0,24 x 10-6) x 5 x 10-4 50.250.000

= 10,46 x 1010

4.2.2.1 Perhitungan Alat Ukur Multimeter untuk Tegangan pada Arus AC


Diketahui : V = x skala terkecil
= x 0,001
= 5 x 10-4 V
I = x skala terkecil
= x 0,001
= 5 x 10-4 A
Ditanyakan : a) R ?
b) R ?
Jawab : a) R = V/I
R1 = 4,32 V = 108
0,04 A
R2 = 6,36V = 127,2
0,05 A
R3 = 10,96 V = 144,3
0,08 A
R4 = 10,96 V = 137
0,28 A
R5 = 13,26 V = 47,35
0,28 A
b) R= 1/V x V + 1/I x I R

R1= 1/4,32 x 5 x 10-4 + 1/0,04 x 5 x 10-4 108


= 1,55
R2= 1/6,36 x 5 x 10-4 + 1/0,05 x 5 x 10-4 127,2
= 1,28
R3= 1/8,66 x 5 x 10-4 + 1/0,06 x 5 x 10-4 144,3
= 1,21

R4= 1/10,96 x 5 x 10-4 + 1/0,08 x 5 x 10-4 137


= 0,86
R5= 1/13,26 x 5 x 10-4 + 1/0,28 x 5 x 10-4 47,35
= 0,086
4.2.2.3 Perhitungan Tegangan AC
a) f = 1 = 1
T Vol/div x V x t
f1 = 1 = 1/12
2.2.3
f2 = 1 = 1/44,8
4.5,6.2
f3 = 1 = 1/102
6.3,4.5
f4 = 1 = 1/176
8.4,4.5
f5 = 1 = 1/280
10.5,6.5
b) Vp-p = tinggi x volt/div
Vpp1 = 2x2 = 4 V
Vpp2 = 5,6x2 = 11,2V
Vpp3 = 3,4x2 = 17 V
Vpp4 = 4,4x2 = 8,8 V
Vpp5 = 5,6x2 = 11,2 V
c) Vrms = Vpp = Vpp x 0,77
2
Vrms1 = 4 x 0,77 = 2,828
Vrms2 = 11,2 x 0,77 = 7,9184

Vrms3 = 17 x 0,77 = 12,019


Vrms4 = 22 x 0,77 = 15,554
Vrms5 = 28 x 0,77 = 19,796
4.3 Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan alat ukur dasar,
dapat diambil analisa bahwa setelah dilakukan beberapa kali perhitungan pada alat
ukur dasar dihasilkan variasi data. Alat ukur dasar yang digunakan dalam
percobaan ini antara lain mikrometer sekrup dan jangka sorong. Alat ukur listrik
yang digunakan adalah multimeter dan osiloskop. Pada percobaan ini digunakan
berbagai media ukur antara lain tabung kaca, kelereng, kawat serta rangkaian listrik
yang digunakan untuk media pengukuran dimensi, rapat jenis, tegangan, arus,
penggunaan resistor dan untuk mengetahui nilai dari resistor tersebut.
Pada percobaan pengukuran kelereng, kawat dan tabung kaca, berdasarkan
pengukuran tersebut maka diperoleh bahwa rata-rata dari massa kelereng yang
diukur adalah 10,64 gram. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan neraca
ohauss. Sedangkan rata-rata nilai diameter pada kelereng adalah 25,5 mm. Massa
kawat yang diukur dengan neraca ohauss rata-ratanya adalah 0,768 gram dan ratarata diameter yang diukur dengan mikrometer sekrup adalah 0,15 mm. Pada tabung
kaca yang diukur adalah diameter luar, diameter dalam dan kedalamannya dengan
jangka sorong dan diperoleh nilai rata-rata dari pengukuran adalah 35,826 mm,
32,362 mm, 44,038 mm.
Pada pengukuran alat ukur listrik dilakukan sebanyak tiga macam perlakuan
pengukuran, yaitu meliputi pengukuran tegangan dan arus AC, pengukuran
tegangan dan arus DC dan pengukuran tegangan AC pada osiloskop. Pada
pengukuran tegangan dan arus AC diperoleh rata-rata yaitu 8,17 V dan arus ratarata sebesar 0,102 A. Sedangkan pada tegangan DC diperoleh rata-rata tegangan
sebesar 8,098 V dan arus rata-rata sebesar 0,228 A. Pada pengukuran tegangan
AC menggunakan osiloskop diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,8 vol/div.
Pada perhitungan juga terdapat variasi data atau ketidakpastian atau ketidakaturan
data. Perhitungan dilakukan secara fisis dan matematis. Ketidakpastian dikarenakan
data yang didapat sangat banyak sehingga perhitungan dapat berbeda, namun nilai
keseksamaan untuk masing-masing perlakuan mencapai 97% ke atas.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tentang alat ukur dasardan listrik diperoleh kesimpulan
yaitu:
1. Alat-alat ukur yang digunakan dalam praktikum meliputi jangka sorong,
mikrometer sekrup, gelas ukur, multimeter, dan osiloskop.
2. Skala terkecil untuk mikrometer sekrup adalah sebesar 0,01 mm dan untuk

jangka sorong sebesar 0,1 mm. Neraca ohauss memiliki skala terkecil 0,1 gram dan
gelas ukur sebesar 1mL.
3. Skala nonius pada alat ukur dasar berfungsi untuk menambah ketelitian alat.
4. Skala terkecil multimeter sebesar 0,01.
5. Berdasarkan hasil perhitungan besar rata-rata presentase dari keseksaamaan
adalah 98 %.
5.1 Saran
Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan teliti dan fokus agar dapat
memahami fungsi dan cara penggunaan dari alat ukur dasar dan listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2010.Alat Ukur Dasar.


http://id.wikipedia.org/wiki/AlatUkurDasar
Diakses pada Mei 2010.
Ari, Adimas. I. 2002. Bengkel Elektronika. Aneka Solo: Solo.
Braid, D. C. 1982. Experimintation: an indroduction to meansurement theory and
experiment design. Media Massa: University Physics.
Giancoli, Douglas, C. 2001. Fisika. Erlangga: Jakarta
Lister, E. C. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Gelora Aksara Pratama: Jakarta.
Sears, Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas. Bina Cipta: Bandung.
Sutrisno. 1978. Seri Fisika Dasar. ITB: Bandung.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik 2. Erlangga: Jakarta.

Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke dalam
sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi dengan
tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I), tegangan (V) dan
hambatan (R).
Persamaan :

V = I R

Keterangan : V = Tegangan (V)


I = Kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (Ohm)
Jika memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung-ujung tongkattembaga dan
tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa, maka dihasilkan arus-arusyang sangat
berbeda. Karakteristik (sifat) penghantar yang menyebabkan hal ini adalahhambatannya.
Kita mendefinisikan hambatan dari sebuah penghantar (yang sering dinamakan tahanan =
resistor) di antara dua titik dengan menaikkan sebuah beda potensial V di antaratitik-titik
tersebut, dan dengan mengukur arus I. Jika V dinyatakan di dalam volt dan I dinyatakan di dalam
ampere, maka hambatan akan dinyatakan di dalam Ohm (disingkat ).

Aliran muatan yang melalui sebuah penghantar sering kali dibandingkan dengan aliran air
melalui sebuah pipa, yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan di antara ujung-ujung pipa
tersebut, yang barang kali dihasilkan oleh sebuah pompa. Perbedaan tekanan ini dapat
dibandingkan dengan sebuah perbedaan potensial yang dihasilkan oleh sebuah baterai di antara
ujung-ujung dari sebuah tahanan (resistor) aliran air (misal liter/detik) dibandingkan dengan arus
(coulomb/detik atau ampere). Banyakanya air yang mengalir per satuan waktu (rate of flow of
water) untuk suatu perbedaan tekanan yang diberikan ditentukan oleh sifat pipa.
Hambatan pada sebuah rangkaian erat kaitannya dengan berlakunya Hukum Ohm.
Hambatan pada sebuah penghatar adalah sama, tidak perduli berapapun tegangan yang
digunakan untuk mengukur arus tersebut.
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang
dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (Ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada
dua kategori multimeter yaitu mulimeter digital atau DMM (digital-multi meter) dan multimeter
analog. Masing-masing dapat mengukur listrik AC maupun listrik DC. Dalam percobaan ini
digunakan multimeter analog ABB MA 2H. Walaupun penampilan suatu multimeter berbeda
dengan multimeter lain, namun pengetahuan akan suatu jenis multimeter akan sangat membantu
dalam mempelajari cara penggunaan multimeter secara umum.
Gambar multimeter diatas dengan beberapa bagian penting pada lubang 1 sampai lubang
5. Lubang-lubang itu digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan alat dengan bagian yang
akan diukur, dengan rincian sebagai berikut :
Lubang 1 adalah ground yang selalu digunakan untuk sebagai pengukuran.
Lubang 2 digunakan pada pengukuran arus AC dan DC hingga 15 A.
Lubang 3 untuk pengukuran tahanan.
Lubang 4 untuk pengukuran tegangan AC dan DC hingga 1000 V.
Lubang 5 untuk pengukuran tegangan dan arus dengan batas ukur 1,5 A (untuk arus), dan
500 V (untuk tegangan).
Tombol 7 adalah untuk memilih jenis besaran yang hendak diukur dengan berbagai batas
ukurnya. Batas ukur berarti harga maksimal besaran yang dapat diukur oleh alat . Bila harga
besaran yang hendak diukur melebihi batas ini, maka alat akan rusak. Sebaliknya bila harga

besaran jauh dibawah batas ukur, maka pengukuran menjadi tidak teliti. Misalnya hendak diukur
tegangan yang diperkirakan berharga 40 V, maka batas ukur yang sesuai adalah 50 V. Bila harga
besaran yang hendak diukur tidak diketahui, maka cara paling aman adalah memilih batas ukur
paling tinggi, kemudian menurunkannya bila ternyata harga besaran dibawah batas tersebut.
Tombol 8 adalah tombol untuk menera alat. Pada layar terdapat tiga bagian skala, yaitu
skala tegangan dan arus DC yang terletak paling atas, tegangan dan arus DC terletak ditengah,
dan tahanan terletak paling bawah. Layar skala ini dilengkapi dengan cermin untuk membantu
agar pembacaan dapat tegak lurus diatas jarum teliti. Pembacaan akan benar bila mata pembaca
tepat tegak lurus diatas jarum petunjuk, sehingga bayangan jarum dicermin tidak terlihat karena
tertutup oleh jarum. Pada alat ukur ini tanda ( - ) berarti AC, dan tanda ( -- ) berarti DC.
Resistor yang tersedia biasanya diketahui nilainya melalui pita warna yang ada pada
permukaan resistor tersebut.
Tabel 1.1 Pita Warna Resistor
Warna
Hitam
Cokelat
Merah
Jingg
Kuning

Angka I
0
1
2
3
4

Angka II
0
1
2
3
4

Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Tak berwarna

5
6
7
8
9
-

5
6
7
8
9
-

BAB II

Angka III

Toleransi
5%
10%
15%

ALAT DAN BAHAN


2.1 Alat dan Bahan

Multimeter Abb MA 2H
Voltmeter
Amperemeter
Tahan geser
Kabel penghubung
Resistor
Kawat tahanan
Catu daya DC

BAB III
METODE PERCOBAAN
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.

Percobaan I
Ditera multimeter sebelum digunakan.
Digunakan batas ukur yang sesuai.
Diukur tegangan dari sumber listrik PLN dengan hati hati.
Percobaan II
Ditera multimeter sebelum digunakan.
Digunakan batas ukur yang sesuai.
Diukur tegangan keluaran dari power supply.

d.

Dalam keadaan terhubung dengan multimeter, diatur tombol pengatur keluaran power supply

sehingga ditunjuk pada strip skala.


3. Percobaan III
a. Diukur tiga resistor yang telah disediakan. Diatur batas ukur sesuai kebutuhan untuk masing
b.
c.
d.
e.

masing resistor.
Dibuat rangkaian resistor seri dan paralel.
Diatur voltmeter dan amperemeter pada batas ukur kecil.
Dinyalakan catu daya.
Ditabelkan hasil perhitungan resistor pada tabel pengamatan.

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Nama Percobaan
Tanggal Percobaan
Nama Asisten

: Multimeter dan Hukum Ohm


: 03 Mei 2014
: 1. Dra. Trirakhma S.Msi
2. Rissa Ratimanjari S.Si

Nama Mahasiswa

: 1. Aini Yunanda
2. Yuspiter Ndruru
3. Indah Melyta sari

(062113032)
(062131034)
(062113006)

Keadaan ruangan

P (cm)Hg

T( C)

C (%)

Sebelum percobaan

75.6 cmHg

26 C

71 %

Sesudah percobaan

75.7 cmHg

26.5 C

65 %

4.1 Data Pengamatan


1. Mengukur tegangan AC / PLN
V

= 185 V

2. Mengukur tegangan DC / Power Supply


Vmin

= 0,9 V

Vmaks

= 4,95 V

3. Mengukur nilai hambatan


No

Warna

()

()

.
1.
2.
3.

Coklat, Hijau, Hitam, Emas


Coklat, Hitam, Jingga, Emas
Merah, Putih, Merah, Emas

14.95 15.05
9500 10500
2755 - 3045

15
10000
2900

()
200
200
200

()
200
200
200

()
50
50
50

()
43.4826087
45.45454545
44.46857708

4. Rangkaian seri (warna : C, H, C)


No.
1.
2.

V (volt)
2
4
3

I (A)
0.01
0.02
0.015

5. Rangkaian parallel (warna : C, H, C)


No.
1.
2.

V (volt)
1
1.5
1.25

I (A)
0.023
0.033
0.028

4.2 Perhitungan
1. Mengukur tegangan AC/PLN
= hasil pengukuran
= 37
= 185 V0lt
2. Mengukur tegangan DC/power supply
= hasil pengukuran
= 3
= 0,9 Volt
= hasil pengukuran
= 16,5
= 4,95 Volt
3. Mengukur nilai hambatan

Coklat, hijau, hitam, emas


1
5
100
5%
0
= 15 . 10 5%
= 15 .
= 15 0.05
= (15 0.05) = (15 + 0.05)
= 14,95
= 15,05
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas 14,95 15,05
Coklat, hitam, jingga, emas
1
0
103
5%
3
= 10 . 10 5%
= 10000 10000 .
= 10000 500

= (10000 500)
= (10000 + 500)
= 9500
= 10500
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas adalah 9500- 10500
Merah, putih, merah, emas
2
9
102
5%
2
= 29 . 10 5%
= 2900 2900 .
= 2900 145
= (2900 145)
= (2900 + 145)
= 2755
= 3045
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas adalah 2755 3045
4. Mengukur resistor Rangkaian seri (warna : C, H, C)
Percobaan I
V = 2 volt
I = 0,01 A
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
R = R 1 + R2
= 100 + 100
= 200
=
= 200
Percobaan II
V = 4 volt
I = 0,02 A
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
R = R 1 + R2

= 100 + 100
= 200
=
= 200
=
= 3 volt
=
= 0,015 A
hitung

=
= 200

ukur

=
= 200

5. Rangkaian parallel (warna : C, H, C)


Percobaan I
V = 1 volt
I = 0,23 A
Rhitung

= x hasil pengukuran
= x 50
= 100

= +
= +
=
100

=2
=
= 50

=
= 43,482
Percobaan II
V = 1,5 volt

I = 0,033 A
Rhitung

= x hasil pengukuran
= x 50
= 100

= +
= +
=
100

=2
=
= 50

=
= 45,454

=
= 1,25 volt
=
= 0,028 A
hitung

=
= 50

ukur

=
= 44, 468

5. Grafik
V (volt)
I (A) 102

BAB V
PEMBAHASAN
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang gejala alam melalui
pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indera
karena itu pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun
konsep-konsep fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui kuantitas besaranbesaran fisika seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan pengukuran.
Pada percobaan kali ini Multimeter dan Hukum Ohm yang berhubungan dengan
cara-cara mengukur tegangan, arus dan tahanan dengan menggunakan beberapa alat. Alat-alat
tersebut dapat mengukur besarnya arus, tegangan dan tahanan. Alat yang dimaksud adalah
Multimeter ABB MA 2H dan Multimeter demonstrasi Leybold. Multimeter adalah alat ukur
listrik yang dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan
(voltmeter), hambatan (Ohm-meter), maupun arus (amperemeter).
Pada percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung tegangan. Tegangan ada
dua jenis yaitu : tegangan AC/PLN dan DC. Untuk mengukur tegangan AC/PLN dinyatakan
dengan rumus, . Dimana batas skala adalah skala yang terdapat pada multimeter bagian atas,
ada 3 skala yang dapat dipilih yaitu skala dengan batas maksimal 5, 10, dan 250. Berdasarkan
percobaan yang dilakukan hasil ukuran tegangan AC/PLN adalah 185. Dan pada perhitungan
tegangan DC yang digunakan adalah power supply, untuk mencari nilai minimum dan
maksimum sam seperti menghitung tegangan AC/PLN, nilai minimumnya adalah 0,9 volt dan
maksimum adalah 4,95 volt.

Pada percobaan kedua adalah mengukur nilai resistor atau tahanan, resistor yang
digunakan pada percobaan ini ada tiga buah. Resistor ini mempunyai cincin-cincin warna,
dimana warna-warna tersebut menandakan seberapa besar nilai sebuah resistor. (Coklat = 1,
Hijau = 5, Hitam = 0, Emas 5%, Jingga= 3, Merah = 2, dan Putih = 9). Contoh penggunaan
rumus untuk menentukan hambatan pada resistor sesuai dengan warna pada resistor :
1. Coklat, hijau, hitam, emas
= 15 . 100 5%
= 15 .
= 15 0.05
= (15 + 0.05) = (15 0.05)
= 15.05
= 14.95
Mengukur nilai hambatan menggunakan sebagai ketidakpastian.
Percobaan yang ketiga adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian seri.
Maksudnya rangkaian seri adalah dua atau beberapa resistor disusun secara berderet sehingga
arus yang mengalir pada setiap komponen sama besarnya. Pertama untuk menghitung maka
resistor harus diukur seberapa besar nilainya dengan menggunakan multimeter. Pada saat
menghitung nilai tahanan, juga akan mendapatkan nilai arus dan tegangan. Setelah ada nilai
dan , maka dapat kita masukkan kedalam rumus. Dimana rumus untuk adalah

+ .

Sementara dinyatakan dengan rumus = .


Pada percobaan yang terakhir adalah menghitung nilai hambatan pada rangkaian
pararel. Sama halnya dengan mengukur nilai tahan pada rangkaian seri, untuk rangkaian
pararel ini dinyatakan dengan menggunakan rumus

BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.


Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor yang dapat diketahui
dengan perhitungan dan penunjukkan nilai nilai warna resistor.

Rangkaian paralel memiliki nilai hambatan kecil karena terjadi percabangan dan

pengumpulan 1 jalur arus dan tegangan.


Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara

berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama.


Rangkaian pararel adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun

secara sejajar sehingga tegangan pada tiap komponen sama.


Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara gabungan seri dan rangkaian pararel.

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Fisika, Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2, Universitas Pakuan, Bogor.

Giancoli, Douglas, C. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tiper, Paur A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta. Penerbit Erlangga

Halliday & Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 . Jakarta. Penerbit Erlangga

http://sabardan.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-hukum-ohm.html
http://www.slideshare.net/yudhodanto/laporan-praktikum-fisika-dasar-7

Laporan Praktikum Listrik Dinamis


LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

LISTRIK DINAMIS
TUJUAN

1. Mengetahui cara menggunakan Basicmeter (voltmeter dan amperemeter)


2. Mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian seri dengan
amperemeter

3. Mengukur beda potensial dalam suatu rangkaian parallel dengan


voltmeter
DASAR TEORI

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu
penghantar per satuan waktu. Arus listrik dalam sebuah rangkaian hanya
dapat mengalir dalam suatu rangkaian tertutup dari potensial tinggi (+)
ke potensial rendah (-).
Basicmeter digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC dengan
shunt dan pengganda terpasang pada alat. Dilengkapi dengan tutup geser
untuk mengubah fungsi sebagai amperemeter atau voltmeter.
Pada posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik dengan batas 100 mA, 1A, 5A, (DC). Basicmeter untuk penggunaan amperemeter
dirangkai seri dengan komponen/rangkaian yang akan diukur kuat arusnya. Pada posisi V,
alat berfungsi sebagai voltmeter yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik dengan batas ukur 100 mV, 1V, 10V, dan 50V (DC).
Basicmeter untuk penggunaan voltmeter dirangkai parallel dengan
komponen/rangkaian yang akan diukur tegangan listriknya.
Basicmeter memiliki skala ganda dengan batasan -10; 0; 100 dan -5; 0;
50. Hambatan dalam sekitar 1000 Ohm dengan pencegah pembebanan
lebih, dilengkapi pengatur kalibrasi jarum. Ketelitian + 2,5% pada
simpangan penuh.
Hukum ohm berbunyi : Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar, berbanding lurus dengan beda potensial di antara kedua
ujung penghantar, dan dipengaruhi oleh jenis penghambatnya.
Secara matematis, dituliskan : V = I . R , dengan;
V

= beda potensial (volt)

= kuat arus listrik (A)

= hambatan listrik (ohm)

ALAT DAN BAHAN :


-

Basicmeter

Kabel jepit buaya

2 kabel listrik

3 baterai (1 baterai D 1,5 V dan 2 baterai AA 1,5 V)

3 bohlam lampu 3,8 V


CARA KERJA

1. Potong kabel listrik sepanjang 20 cm


2. Sambungkan kabel listrik 1 pada bohlam dan salah satu kutub baterai, dan kabel listrik 2
pada kutub lain baterai
3. Buatlah rangkaian seri untuk mengukur kuat arus listriknya (amperemeter) atau parallel
untuk mengukur tegangan listriknya (voltmeter)
4. Jepitkan kabel 1 pada jepit buaya yang pertama dan kabel 2 dengan jepit lainnya
5. Geser penutup ke huruf A untuk menggunakan amperemeter atau V untuk menggunakan
voltmeter
6. Sambungkan jepit dengan kabel yang terhubung dengan kutub negative baterai pada socket
angka nol (yang berada di tengah) dan kabel yang terhubung dengan kutub positif pada
socket yang berada disebelah kiri atau kanan (tergantung sedang memakai amperemeter atau
voltmeter)
7. Perhatikan skala yang ditunjukkan oleh jarum pada basicmeter
8. Lakukan hal yang sama untuk jumlah baterai yang lebih banyak dan jumlah bohlam lampu
yang lebih banyak juga
HASIL PENGAMATAN

1 LAMPU (1,5 V)
Rangkaian Amperemeter
Rangkaian Voltmeter

1 LAMPU (3 V)
Rangkaian Amperemeter
Rangkaian Voltmeter

2 LAMPU (6 V)
Rangkaian Amperemeter
Rangkaian Voltmeter

JAWABAN PERTANYAAN :
1. Untuk mengukur kuat arus listrik harus digunakan alat ukur Amperemeter yang dirangkai
secara seri dengan rangkaian yang akan diukur kuat arusnya.
2. Untuk mengukur beda potensial digunakan alat ukur Voltmeter yang dirangkai secara
parallel dengan rangkaian yang akan diukur beda potensialnya.
3. Gambar rangkaian amperemeter yang benar

4. Gambar rangkaian voltmeter yang benar

KESIMPULAN

Alat alat ukur listrik digunakan untuk mengukur besaran listrik.


Multimeter atau basicmeter menggabungkan fungsi voltmeter,
amperemeter dan ohmmeter. Untuk mengukur kuat arus listrik harus
digunakan alat ukur Amperemeter yang dirangkai secara seri dengan
rangkaian yang akan diukur kuat arusnya. Untuk mengukur beda potensial
digunakan alat ukur Voltmeter yang dirangkai secara parallel dengan
rangkaian yang akan diukur beda potensialnya.

You might also like