You are on page 1of 7

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol , No. , April 2015 pp.

1-4

PEMILIHAN SUPPLIER DAN ALOKASI PEMESANAN BAHAN


BAKU DI PT XYZ MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP,
TOPSIS, DAN MOLP
Vita Rahmayani1 , Nazarudding Matondang2, Ukurta Tarigan2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
Email : vitarahmayani@gmail.com
Email : nazaruddin_matondang@yahoo.com
Email : ukurta.tarigan@yahoo.com
Abstrak. Pemilihan supplier bahan baku merupakan masalah pengambilan
keputusan yang cukup dipertimbangkan di PT XYZ karena pemilihan supplier yang
tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan meningkatkan daya saing
perusahaan. Penyelesaian permasalah pemilihan supplier dilakukan dengan
menerapkan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP), Technique For
Other Preference by Similiraty to Ideal Solution (TOPSIS) dan Multi Objective
Linear Programing (MOLP). Kriteria pemilihan supplier menggunakan teori
Dicksons Vendor Selection. Skala pengaruh antar kriteria dan alternatif
berdasarkan hubungan kriteria menjadi input dalam FAHP untuk menghasilkan
bobot kriteria dan alternatif yang selanjutnya diolah dengan TOPSIS untuk
mengetahui preferensi setiap alternatif dan MOLP digunakan untuk mengetahui
kuantitas bahan baku yang akan dipesan ke supplier yang selanjutnya menjadi
saran bagi PT XYZ dalam pengambilan keputusan pemilihan supplier bahan baku.
Kata Kunci : pemilihan supplier, Fuzzy AHP, TOPSIS, Multi Objectiver Linear
Programming, Dicksons Vendor Selection
Abstract
Supplier selection of raw materials is concern of decision-making are quite
considered in PT XYZ because supplier election proper be able to lower the cost of
purchases and increase the competitiveness of companies. The completion supplier
selection will solve by using Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP), Technique
For Other Preference by Similiraty to Ideal Solution (TOPSIS) dan Multi Objective
Linear Programing (MOLP). The criteria for supplier selection uses the theory
Dickson Vendor 's Selection. The scale of the influence between the criteria and
alternative relations based on the criteria being input in Fuzzy AHP to figure out
weighted criteria and the alternative is then mixed with TOPSIS to know preference
of each alternative and MOLP used to know the quantity of raw material that will be
ordered to supplier that went into suggestions of PT XYZ in the decision-making of
the supplier selection.
Keywords :
supplier election, Fuzzy AHP, TOPSIS, Multi Objectiver Linear
Programming, Dicksons Vendor Selection

1
2

Mahasiswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara


Dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol , No. , April 2015 pp. 1-4

1. PENDAHULUAN
Sebuah
perusahaan,
khususnya
perusahaan manufaktur, pasti bekerjasama
dengan
pemasok
guna
menjamin
ketersediaan
bahan
baku.
Beberapa
perusahaan dihadapkan pada beberapa
alternatif
pemasok,
dimana
pemasok
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Sehingga terjadilah proses
pemilihan pemasok sebagai akibat adanya
beberapa alternatif pemasok. Pemilihan
pemasok merupakan masalah pengambilan
keputusan yang cukup penting, karena
pemilihan pemasok yang tepat dapat
menurunkan
biaya
pembelian
dan
meningkatkan daya saing perusahaan.
PT XYZ merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri pembuatan
sarung tangan berbahan baku karet (lateks).
Pemilihan supplier bahan baku dilakukan oleh
departemen
purchasing
selama
ini
berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan
bagian
pembelian
terhadap
beberapa
supplier dengan kriteria harga dan kualitas.
Supplier yang terpilih kemudian akan
diberikan kontrak untuk memasok bahan
baku ke perusahaan.
Saat ini, perusahaan memiliki 5 rekanan
supplier untuk pemasokan bahan baku
dengan menggunakan sistem kontrak. Setiap
supplier
memiliki
tingkat
pemenuhan
tuntutan perusahaan yang berbeda-beda
sehingga
perusahaan berencana untuk
mengevaluasi supplier saat ini yang menjadi
rekanan perusahaan dan menambahkan
beberapa kriteria untuk pemilihan supplier
berikutnya. Kriteria yang ada saat ini yaitu
berdasarkan harga dan kualitas. Oleh karena
itu
perusahaan
berencana
untuk
mengevaluasi supplier yang sedang menjadi
rekanan perusahaan dan menambahkan
beberapa kriteria untuk pemilihan supplier
berikutnya sebagai rekanan perusahaan.
Selain itu untuk pendistribusian jumlah
pesanan yang optimum ke setiap supplier
akan dilakukan alokasi pemesanan bahan
baku. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
supplier terbaik bagi perusahaan saat ini dan
pertimbangan pemilihan supplier untuk
selanjutnya.
Terdapat beberapa penelitian yang telah
dilakukan berkenaan dengan pemilihan
supplier dan penentuan alokasi pemesanan
bahan baku salah satunya adalah penelitian

tentang
pemilihan
supplier
dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process dan alokasi pemesanan bahan baku
dengan
menggunakan
metode
Multi
Objective Linear Programming (Ambardi,
2010).
Dalam
penelitiannya,
evaluasi
terhadap pemasok dilakukan berdasarkan
beberapa kriteria kualitas, ketepatan waktu
pengiriman, harga, dan pelayanan. AHP
digunakan sebagai kerangka umum formulasi
sistem evaluasi yang seimbang dengan
kriteria berbeda. Sistem evaluasi ini dapat
digunakan
untuk
memonitor
dan
mengevaluasi pemasok dan menggambarkan
pemasok yang layak dengan sederhana dan
struktur yang mudah.
Pada penelitian ini, proses pemilihan
supplier dilakukan dengan menggunakan
metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process
yang bertujuan untuk memberikan bobot
pada kriteria yang telah ditentukan dengan
menggunakan kriteria pemilihan Dickson,
TOPSIS
digunakan
untuk
memberikan
rangking kepada setiap supplier, dan metode
Multi
Objective
Linear
Programming
bertujuan untuk mengetahui jumlah kuantitas
pemesanan bahan baku kepada setiap
supplier. Integrasi dari ketiga metode ini
adalah untuk mengetahui supplier yang layak
dipilih dari perusahaan sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dilihat dari nilai rangking
supplier dan jumlah kuantitas pemesanan
bahan baku yang akan dipesan.
2. METODE PENELITIAN
2.1. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian action research. Penelitian action
research yaitu penelitian yang bertujuan
untuk
memperoleh
penemuan
secara
operasional sehingga dapat digunakan
ketika kebijakan dilaksanakan (Nazir, 2013).
Objek yang diamati dalam penelitian ini
adalah setiap supplier bahan baku di PT XYZ.
2.2. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian yang akan digunakan
adalah dalam penelitian ini adalah jumlah
kebutuhan bahan baku, minimal pemesanan
bahan baku, maksimal pemesanan bahan
baku, harga
bahan baku, kualitas bahan
baku, dan keterlambatan pengiriman serta

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol , No. , April 2015 pp. 1-4

kriteria pemilihan supplier berdasarkan


Dicksons Vendor Selection yaitu quality,
delivery, performance history, warranties and
claim policies, technical capability, price.
2.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian ini teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara
berdasarkan
kuesioner.
Berikut
adalah
tahapan pengumpulan data.
1. Tahapan penentuan kriteria
Penentuan kriteria penilaian supplier
dilakukan
berdasarkan
23
Kriteria
Pemilihan
Supplier
oleh
Dickson.
Instrumen
yang
digunakan
berupa
kuisioner semiterbuka.
2. Tahapan
perbandingan
berpasangan
antar kriteria dan alternatif
Pada tahap ini digunakan kuisioner
perbandingan berpasangan (kuisioner
AHP).
3. Tahap penilaian kriteria supplier
Pada tahap ini digunakan kuesioner
Liberatore untuk mengetahui nilai kriteria
terhadap setiap supplier.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. PERHITUNGAN
PEMBOBOTAN
KRITERIA
Perhitungan
rasio
konsistensi
dan
konsistensi matriks menggunakan rumusrumus berikut ini (Saaty:1994):
1. Perhitungan Rasio Konsistensi
= (Matriks Perhitungan Rata-Rata
Pembobotan) x (Vektor Bobot tiap baris)
2. Perhitungan Konsistensi Vektor
= (Rasio Konsistensi / Bobot Parsial tiap
baris)
3. Rata-rata Entri (Zmaks)
4.

Consistency Index (CI)

5.
Consistency Ratio (CR)

Jawaban responden dianggap konsisten bila


nilai CR < 0,1. Rekapitulasi hasil perhitungan

Consistency Rasio (CR) untuk setiap kriteria


dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Consistency Rasio (CR)
Nilai
Kriteria
CR
Pengalaman Bermitra 0,093
(K1)
8
Kemampuan Teknis
0,089
(K2)
3
0,096
Kualitas (K3)
6
0,088
Pengiriman (K4)
4
0,086
Biaya (K5)
2
Garansi dan Klaim
0,088
(K6)
0
Konversi

martriks

perbandingan

berpasangan dengan tegas (crisp) ke nilai


matriks

perbandingan

berpasangan

fuzzy

yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Matriks Perbandingan


Berpasangan Fuzzy
Bilanga
n Fuzzy

Skala
Linguistik

1
3

Sama penting
Sedikit lebih
penting
Lebih penting
Sangat pentinf
Paling penting

5
7
9

Pembobotan

dilakukan

Skala
Bilangan
Fuzzy
(1,1,3)
(1,3,5)
(3,5,7)
(5,7,9)
(7,9,9)
dengan

menggunakan metode Fuzzy Chang. Berikut


model Changs extent
langkah-langkah dari
analysis.

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol , No. , April 2015 pp. 1-4

1. Nilai

K3
K4
K5
K6

dari tambahan sintetik fuzzy


terhadap objek ke I didefinisikan sebagai:

2. Derajat kemungkinan dari M2 M1


didefiinisikan sebagai

3.2. PENENTUAN URUTAN SUPPLIER


TOPSIS membutuhkan rating kinerja
setiap alternatif Ai pada setiap kriteria Ci yang
ternormalisasi, yaitu:
rij =

3. Derajat kemungkinan dari sebuah angka


fuzzy konveks agar lebih besar dari k
angka fuzzy konveks Mi (i = 1, 2, . . ., k)
dapat ditulis sebagai

asumsikan bahwa

0,1378
0,1525
0,1498
0,1834

; dengan i = 1,2,,m dan j = 1,2,

.,n.
Solusi ideal positif A+ dan solusi ideal
negative A- dapat ditentukan berdasarkan
Rating bobot ternormalisasi (yij) sebagai:
yij = wirij ; dengan i = 1,2,,m dan j = 1,2,
,n.
A+ = (

,,

A- = (

,,

dengan

2.

untuk k = 1, 2, ,n; k i. kemudian


bobot vektor diperoleh sebagai berikut:
4.

Setelah
normalisasi,
ternomalisasi adalah,

Rekapitulasi

hasil

bobot

perhitungan

vektor

bobot

ternomalisasi menggunakan metode Changs


extent analysis untuk setiap kriteria dapat
dilihat pada Tabel 3.

j =1,2,,n
Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal
positif dirumuskan sebagai:
; i = 1,2,,m
Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal
negatif dirumuskan sebagai:
; i = 1,2,,m

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Bobot


Ternomalisasi
Kriteria
W
K1
0,1965
K2
0,1800

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)


diberikan sebagai:
Vi =

; i = 1,2,,m

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol , No. , April 2015 pp. 1-4

Nilai Vi yang lebih besar menunjukkan bahwa


alternatif Ai lebih dipilih.
Berikut pada Tabel 4 diketahui urutan
preferensi
alternatif
setiap
supplier
menggunakan metode TOPSIS. Hasil yang
diperoleh menunjukkan supplier 1 berada di
urutan pertama dan supplier 4 berada di
urutan terakhir.
Tabel 4. Urutan Preferensi Alternatif Supplier
Prefere
Nilai
Urut Alternat
nsi
Prefere
an
if
Alterna
nsi
tif
Supplier
1
V1
0,8758
1
Supplier
2
V2
0,5938
2
Supplier
3
V3
0,3323
3
Supplier
4
V5
0,2959
5
Supplier
5
V4
0,1469
4
3.3. PENENTUAN ALOKASI ORDER
Formulasi model multi objective linear
programming (MOLP) pada penelitian ini
mengacu pada penelitian Ceby dan Bayraktar
(2003) serta Ting dan Cho (2008). Fungsi
tujuan pada model ini ada 6 yang mengacu
pada 6 kriteria pemilihan supplier pada
struktur AHP. Untuk menyelesaikan model
MOLP akan diubah menjadi model single
objective dengan menggunakan aturan
Minimax. Berikut adalah fungsi tujuan model
MOLP.
1. Biaya (Z1) minimasi biaya pemesanan
bahan baku (Rp)
2.

Kualitas (Z2) minimasi persentase


kualitas bahan baku yang tidak baik (%)

5.

Kemampuan Teknis (Z6) minimasi


deviasi nilai kriteria kemampuan teknis

6.

Garansi dan Klaim (Z6) minimasi


deviasi nilai kriteria garansi dan klaim

Berikut adalah fungsi kendala pada model


MOLP.
1. Kendala kebutuhan, jumlah pemesanan
bahan baku yang harus dipenuhi oleh
seluruh supplier
2.

Kendala minimal pemesanan, jumlah


minimal pemesanan bahan baku tiap
supplier

3.

Kendala maksimal pemesanan, jumlah


maksimal pemesanan bahan baku tiap
supplier

4.

Kendala

biner,

variabel

keputusan

berupa bilangan biner (0 dan 1)


5.

Kendala non negatif, variabel keputusan


bukan bilangan negatif

Berikut adalah konstanta pada model MOLP.


=biaya pemesanan bahan baku
=persentase

kualitas

bahan

baku

yang tidak baik


= keterlambatan pengiriman bahan

3.

4.

Pengiriman
(Z3)

minimasi
keterlambatan pengiriman (hari)
Pengalaman Bermitra (Z4) minimasi
deviasi
nilai
kriteria
pengalaman
bermitra

baku dari
=

konstanta

kriteria

pengalaman

bermitra
= konstanta kemampuan teknis
= konstanta garansi dan klaim

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol , No. , April 2015 pp. 1-4

= jumlah kebutuhan bahan baku


= kuantitas

pesan minimal

kemampuan teknis dan garansi dan


bahan

baku
= kuantitas pesan maksimal bahan
baku
Berikut adalah
model MOLP.
=

variabel

keputusan

= jumlah bahan baku yang dipesan ke


supplier
= 1 jika supplier j terpilih untuk

jumlah bahan baku yang dipesan

= 1 jika supplier j terpilih untuk


bahan baku, 0 apabila supplier j
tidak terpilih untuk memasok
bahan baku.
Fungsi tujuan kedua dari persamaan adalah
sebagai berikut.
Min Z = Y
Fungsi kendala sesuai dengan fungsi kendala
model

Variabel keputusan,

pada

ke supplier

pada

klaim.

MOLP

dengan

penambahan

sebagai berikut.

bahan baku, 0 apabila supplier j


tidak terpilih untuk memasok
bahan baku.
Persamaan linear diatas diselesaikan dengan
menggunakan software LINGO 14.0. Berikut
hasil alokasi order bahan baku dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Alokasi Order Bahan Baku
Baha Supplier
Jumlah
Keputusan
n
(j)
Bahan Baku
Pemasok (Yj)
Baku
(Xj) (ton)
Supplier
150
1
1
Supplier
224,92
1
2
Late Supplier
200
1
ks
3
Supplier
0
0
4
Supplier
139,07
1
5
Berdasarkan hasil pada Tabel 5 diketahui
bahwa supplier 4 tidak dipilih untuk
pemesanan bahan baku. Hal ini mengindikasi
bahwa supplier 4 perlu dipertimbangkan
perusahaan kembali dalam memasok bahan
baku. Dari penelitian ini dapat diketahui
bahwa kerjasama dengan sedikit pemasok
akan memberikan hasil yang optimal bagi
perusahaan berdasarkan model MOLP.
4.

Konstanta,
Y

persentase
1

penyimpangan

maksimal nilai Z , Z ......... Z (%)


1

w ....w

bobot

kriteria

biaya,

kualitas,

pengiriman, pengalaman bermitra,

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data adalah
sebagai berikut.
1. Berdasarkan
pengolahan
Fuzzy-AHP
diketahui bobot kriteria untuk penentuan
supplier
yaitu
pengalaman
bermitra
(0,1965), kemampuan teknis (0,1800),
kualitas (0,1378), pengiriman (0,1525),
biaya (0,1498) dan garansi dan klaim
(0,1834).

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol , No. , April 2015 pp. 1-4

2. Urutan supplier diketahui bahwa urutan


pertama adalah S1 dengan nilai preferensi
0,8758, S2 dengan nilai preferensi 0,5938,
S3 dengan nilai preferensi 0,3323, S5
dengan nilai preferensi 0,2959 dan urutan
terakhir yaitu S4 dengan nilai preferensi
0,1469.
3. Jumlah kuantitas alokasi order bahan baku
diselesaikan
dengan
menggunakan
metode
Multi
Objective
Linear
Programming dengan cara penyelesaian
single
objective
linear
programming
menggunakan aturan minimax. Hasil yang
jumlah bahan baku yang dipesan untuk S1
150 ton, S2 224,92 ton, S3 200 ton, S4 0
ton dan S5 139,07 ton.
4. Berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan integrasi dari ketiga metode
diperoleh hasil bahwa S4 tidak terpilih
untuk menyuplai bahan baku serta tidak
memiliki jumlah bahan baku untuk
dipesan.

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

14.
15.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ambardi, Didit. 2010. Pemilihan Supplier
dan Penentuan Kuantitas Pemesanan
Bahan Baku dengan Menggunakan
Metode AHP dan MOLP (Studi Kasus:
Koperasi-Jasa
Usaha
Bersama
Puspetasari).
Surakarta:
Universitas
Sebelas Maret.
2. Basuki, Ari. 2010. Perancangan Sistem
Pendukung
Keputusan
Pemilihan
Pemasok dengan Pendekatan Fuzzy
Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP).
Bangkalan: Universitas Trunojoyo.
3. Benyouchef, L. Ding dan H. Xie. H. 2003.
Supplier Selection Problem: Selection
Criteria and Method. Institut Nasional De
Recherche En Informatique Et En
Automatique.
4. Ceby, F dan Bayraktar, D. 2003. An
Integrated
Approach
for
Supplier
Selection. Istanbul: Journal of Logistic
Information Management.
5. Chamid A. A. S. 2007. Pemilihan Supplier
batubara dan optimasi alokasi supply di
PLTU Paiton Unit 7 dan 8, Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November.
6. Hwang, C.L. dan Yoon, K. 1995. Multiple
Attribute
Decision
Making:
An
Introduction. London: Sage Publications,
Thousand Oaks.

16.
17.

Hwang, C.L. dan Yoon, K. 1981. Multiple


Attribute Decision Making: Methods and
Applications. Berlin: Springer Verlag.
Leenders,
Michiel
R.,
dkk.
1985.
Purchasing and Materials Management.
Amerika Serikat: Richard D. Irwin, inc.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Rhineka Cipta.
Mulyono, Sri. 1991. Riset Operasi.
Jakarta:
Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Universitas Indonesia.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain
Management. Surabaya: Gunawidya.
Saaty, T.L. 1994. Fundamental of
Decision Making and Priority Theory with
The
Analytic
Hierarchy
Process.
University of Pittsburgh: RWS publication.
Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan
dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono.
2001. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Uma,
Sekaran.
2006.
Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Wu, C. R. Chang dan C. W. Lin H.L. 2008.
A Fuzzy ANP-Based Approach to Evaluate
Medical
Organizational
Performance.
Information and Management Science
Volume 19.

You might also like