You are on page 1of 10

Nama

NIM
Jurusan
Kelas
Tugas MK

:
:
:
:
:

Sari Mustika Anjani


C1A013014
Ilmu Ekonomi Pembangunan
C
Pengantar Ekonomi Makro

PENDAPATAN NASIONAL
A. Beberapa Istilah Pendapatan Nasional
Perhatikanlah pernyataan-pernyataan yang berikut
Pendapatan nasional di negara-negara Asia Tenggara
mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal 1990an.
Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2003 mengalami
pertumbuhan sebanyak 4,1%. Dalam tahun 2003 Produk
Nasional Bruto Indonesia bertambah lebih lambat dari yang
dicapai Thailand. Perhatikanlah istilah : pendapatan
nasional,produk domestik bruto dan Produk Nasional Bruto
yang digunakan dalam pernyataan-pernyataan tersebut. Contoh
ini menunjukan bahwa:
1.
2.

Terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapatan


nasional
Arti setiap konsep tersebut perlu benar-benar dipahami agar
tidak timbul kesalahan dalam menafsirkan maksud
pernyataan-pernyataan tersebut.
Berdasarkan dari masalah yang dinyatakan ini, sebelum
menguraikan mengenai cara-cara penghitungan pendapatan
nasional, sebaiknyalah apabila terlebih dahulu diterangkan arti
beberapa konsep penting mengenai pendapatan nasional.

B. Produk Domestik Bruto


Di negara-negara berkembang, yang sering juga dinamakan
sebagai Dunia Ketiga konsep Produk Domestik Bruto adalah
konsep yang paling penting kalau dibandingkan dengan konsep
pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB)
dapatlah diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun
tertentu.

Di dalam sesuatu perekonomian, di negara-negara maju


maupun di negara-negara berkembang, barang dan jasa
diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk
negara tersebut.
Tetapi oleh penduduk negara lain, Selalu didapati produksi
nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi berasal dari luar
negeri. Perusahaan multinasional beroperasi di berbagai negara
dan membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut
menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara di
mana perusahaanitu beroperasi. Operasinya membantu
menambah barang dan jasa yang di produksikan dalam negara,
menambah ekspor.
Operasi mereka merupakan bagian yang cukup penting
dalam kegiatan ekonomi suatu negara dan nilai produksi yang
disumbangkanperlu dihitung dalam pendapatan nasional.
Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau dalam istilah
inggrisnya Groos Domestic Product(GDP), adalah nilai barang dan
jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor
produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
C. Produk Nasional Bruto
Produk Nasional Bruto (PNB), atau dalam bahasa inggris
dinamakan Gross National Product (GNP) adalah konsep yang
mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi
memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda.
Dalam menghitung pendapatan Nasional Bruto, niali barang dan
jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh warga negara dari negara pendapatan nasionalnya
dihitung. Oleh karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga
negara sesuatu negara terdapat di negara itu sendiri maupun di
luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktorfaktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung
dalam Produk Nasional Bruto. Tetapi sebaliknya, dalam Produk
Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi milik penduduk/perusahaan negara lain
yang digunakan di negara tersebut.
Ini berarti secara konsepsual, pendapatan warga negara
Singapura yang bekerja di indonesia dan keuntungan perusahaan

multinasional jepang yang beroperasi di Indonesia tidak


termasuk dalam Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik
Bruto Indonesia. Tetapi sebaliknya pendapatan pekerja-pekerja
Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk dalam Produk
Nasional Bruto Indonesia.
Dengan memperhatikan perbedaan di antara PDB dan PNB
diatas dapatlah dirumuskan sifat hubungan di antara Produk
Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto yaitu seperti
dinyatakan oleh persamaan di bawah ini :
PDB = PNB PFN dari LN
Dimana PFN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN
dan LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima
dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor
produksi yang dibayarkan ke luar negeri.

D. Pendekatan Pendapatan
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian
sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah
kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja,
barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja
adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan
sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan
bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total
balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan
Nasional (PN).
Y=R+W+I+P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
E. Pendekatan Pengeluaran
3

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai


total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut
metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu
perekonomian:
1)

Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)


Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk
konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis dalam
tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun
barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang
tahan lama (non-durable goods).

2)

Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)


Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah
adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang
digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir
(government expenditure). Sedangkan pengeluaranpengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak
masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah.

3)

Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)


Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang
termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik
berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.

4)

Ekspor Neto (Net Export)


Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih
antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang
positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada
impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila
perekonomian melakukan transaksi dengan
perekonomian lain (dunia).
Y = C + I + G + (X - M)
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

F. Pendekatan Produksi
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam
praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi
beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output
masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh
perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang
dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor
lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang
lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi
penghitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple
counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa
kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal
tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi,
yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masingmasing sektor.
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas
Pendapatan pribadi semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan
apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara.

Komponen-komponennya :

Jenis pembayaran pindahan subsidi atau bantuan


Bunga Pinjaman Konsumen dan Pemerintah

Yang tidak termasuk dalam pendapatan pribadi :

Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan


Pajak yang dikenakan pemerintah ke atas
keuntungan perusahaan
Kontribusi yang dilakukan perusahaan dan para
pekerja kepada dana pensiun

Hubungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Pribadi :

Pendapatan disposibel pendapatan pribadi dikurangi oleh


pajak yang harus dibayar oleh penerima pendapatan.

G. Cara Menghitung Tingkat Pertumbuhan


Perhitungan pendapatan nasional secara ini memungkinkan
tingkat pertumbuhan ekonomi secara langsung di hitung dari
data pendapatan nasional rill yang tersedia. Formula yang akan
digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
ialah :
g = (PN rill1- PN rill 0)/(PN rill0 )
dimana g

= tingkat pertumbuhan ekonomi

PNriil1 = pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat


pertumbuhan ekonominya dihitung.
PNriil0 = pendapatan nasional pada tahun berikutnya
untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi perhitungan
harus dilakukan dengan dua cara yaitu :
PNrilla = 100/HIa x PN masa ini
dimana HIa = indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional
(GNP deflator )
PN = pendapatan nasional
contoh soal :
Pada tahun 2007 pendapatan nasional rill adalah Rp 150,2 triliun
sedangkan pada tahun 2008 nilai nya telah meningkatkan
kepada Rp 158,8 triliun. Dengan demikian tingkat pertumbuhan
yang dicapai Negara itu adalah :
g2007 = (158,8-150,2 )/150,2 x 100 = 5.7 persen

Contoh soal :
Pada tahun 2002 produk domestic bruto menurut harga yang
berlaku Rp 198,4 triliun dan pada tahun 2003 nilainya telah
menjadi Rp 224,7 triliun, indeks harga tahun 2002 adalah 152
dan dalam tahun 2003 harganya 160 . dengan data seperti
terlebih dahulu harus dihitung pendapatan nasional rill tahun
2003, yaitu :

PN rill2003 = 152/160 x Rp 224,7 triliun = 213,4 triliun


Dengan demikian sekarang kita telah dapat menghitung tingkat
ekonomi pada tahun 2003 :
Tingkat pertumbuhan ekonomi = (213,4-198,4)/198,4 x 100 =
7,5 persen

H. Masalah dan keterbatasan perhitungan PDB


1. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas
tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara
membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per
kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila
PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00.
Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara
di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan
makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$
800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak
memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya
angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci
tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya,
walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$
29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut
dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di
kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit
berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah
penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah
distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di
USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat
seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor
produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal,
distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996,
sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1%
penduduk.

2. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial

Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai


adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan
memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita
dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per
kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik.
Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika
sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli
masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan
perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan,
pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan
catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan
distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak
diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya
menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan
fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan
output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan
batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada
norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam
kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh
tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa
kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat
dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negaranegara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat
kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya
tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

3. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas


Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar
negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah
penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar
adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan
berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan
produktivitasnya dapat makin baik.
b. Jumlah dan struktur kesempatan kerja :

Jumlah kesempatan kerja yang makin besar


memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat
dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun
mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun
kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah
kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja
juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya
memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja
yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi
modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan
relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut
amat tinggi.
c. Faktor-faktor nonekonomi :
Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara
lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah
perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang
produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak,
berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor
modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik,
menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap
senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama
kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun
dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan
ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak


Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh
Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan
ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum
mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu
negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di
Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan
petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan
kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan
administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih
didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di
negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang

tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut


merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal,
nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan
penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
Kesimpulan : Pada pokok bahasan diatas kita sudah
mengetahui metode apa yang harus digunakan untuk mencari
pendapatan nasional dan mencari masalah yang ada dalam
perhitungan PDB maka dari itu kita harus mengetahui
pengeluaran dan pemasukan suatu negara agar nantinya kita
bisa bebas dari hutang piutang.
Saran : Kita sebagai penerus bangsa harus bisa memanage
pengeluaran dan pemasukan negara agar tidak ada penimbunan
hutang dimasa yang akan datang.

10

You might also like