You are on page 1of 9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi jantung
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi
agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya
adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
(Sy,H.2006)
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung
terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau
tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di
sebelah posterior. Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4,
dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis
median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan
kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex
cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medioclavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens,
arteri pulmonalis, dan vena cava superior .Hubungan jantung dengan
alat sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggi kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes,
vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma. (Aurum, 2007)

Gambar 1 : Jantung pusat kardiovaskuler

Gambar 2 : Sistem kardiovaskuler

Gambar 3 : Anatomi Jantung


a. Otot jantung
Menurut Setiadi ( 2007 ), Otot jantung memiliki beberapa
bagian, yaitu :
1) Luar/pericardium
Pericardium berfungsi sebagai pelindung jantung atau
merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak di
mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan
iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu
lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan
pericardium tidak mengganggu jantung.
2) Tengah/ miokardium
Miokardium adalah lapisan otot jantung yang menerima darah
dari arteri koronaria. Miokardium tersusun atas beberapa
bagian yaitu :

a) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun


oleh dua lapisan. Lapisan dalam mencakup serabutserabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar
mencakup kedua atria.
b) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai
dari cincin antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
c) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara
serambi dan bilik( atrium dan ventrikel).
3) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang
mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender
endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena
kava.
b. Persyarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom, yaitu saraf
simpatis yang mempersarafi daerah atrium dan ventrikel, termasuk
pembuluh darah perifer dan saraf parasimpatis yang memberikan
persarafan pada nodus sino-atrial, atrio-ventrikular dan serabut
serabut otot atrium, dan dapat pula menyebar ke dalam ventrikel kiri.
Rangsang simpatis dihantarkan oleh norepinefrin yang pada kerjanya
akan mempengaruhi kerja otot ventrikel, sedangkan saraf
parasimpatis dihantarkan oleh asetilkolin yang mengontrol irama dan
laju denyut jantung.( UNDIP.ac.id , 2013 )
c. Sistem Konduksi Jantung
Menurut Guyton (2008) jantung mempunyai system syaraf
tersendiri yang menyebabkan terjadinyakontraksi otot jantung yang
disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf
autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf
simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis
menghamabt kontraksi.Impuls untuk terjadinya kontraksi jantung
berasal dari SA node (nodus sinoatrial) yang terletak pada dinding
atrium kanan. SA node meneruskan impulsnya ke AV node (nodus
atrioventrikular) melalui traktus internodal. Ada tiga traktus
internodal yaitu wenkebach, bachman dan tohrel.Impuls dari AV
node diteruskan ke berkas his kemudian ke serabut purkinye kiri dan
kanan, selanjutnya menyebar ke seluruh dinding ventrikel.Sistem
konduksi jantung meliputi:
1). SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada
di dalam dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2). AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam
septum atrium dekat muara sinus koronari.
3). Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan
pada tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum
interventrikulare.
4). Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada
pada endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus untuk (1)


mencetuskan impuls-impuls listrik ritmis yang menyebabkan
kontraksi ritmis otot jantung, dan (2) menghantarkan impuls.
Didalam atrium ada nodus sinus. Nodus Sinus (nodus sinoatrial atau
sinus SA) merupakan bagian otot jantung yang khusus, kecil, tipis
dan berbentuk elips, lebar 3mm, panjang 15mm, dan tebal 1mm.
Nodus ini terletak di dalam dinding postero-lateral superior dari
atrium kanan tepat dibawah dan sedikit lateral dari lubang vena cava
superior. Serabut-serabut nodus ini hampir tidak memiliki filamen
otot kontraktil dan hanya berdiameter 3-5 mikrometer. Namun
serabut nodus sinus secara langsung berhubungan serabut otot
atrium, sehingga setiap potensial aksi yang dimulai di nodus SA akan
segera menyebar ke dinding otot atrium. Nodus atrioventrikular
(Nodus AV) terletak pada dinding posterior atrium kanan, tepat
dibelakang katup trikuspid. (Guyton, 2008)
Eksitasi jantung normal berasal dari nodus sinus yang berfungsi
sebagai pace maker tempat impuls ritmis yang normal dicetuskan;
jalur internodus yang menghantarkan impuls dari nodus sinus
menuju ke nodus AV; Nodus AV, tempat impuls dari atrium
mengalami perlambatan sebelum masuk ke ventrikel; berkas AV,
yang menghantarkan impuls dari atrium ke ventrikel, kedua
cabangnya (tawara) atau (cabang-cabang berkas serabut Purkinje kiri
dan kanan). eksitasi yang mencapai serabut purkinje akan diteruskan
ke miokardium ventrikel. Di dalam miokardium, eksitasi menyebar
dari endokardium ke epikardium dan dari apeks ke basal.
( Silbernagle, 2007)
Dalam eksitasi nodus SA terdapat penundaan waktu ke nodus AV
dan sistem berkas AV sekitar 0,16 detik, sebelum akhirnya sinyal
eksitasi menyebabkan kontraksi otot ventrikel. Hal ini (penundaan)
terjadi karena hilangnya sejumlah gap junction diantara se-sel yang
saling berderet dalam jalur konduksi sehingga terdapat resistensi
terhadap konduksi ion-ion yang tereksitasi dari satu serabur ke
serabut lainnya. Sistem konduksi ini diatur sedemikian rupa untuk
memberi waktu yang cukup bagi atrium untuk mengosongkan darah
kedalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel dimulai. (Guyton,
2008)
d. Ruang-ruang jantung
Menurut Tortora, (2012) jantung terdiri dari empat ruang
yaitu:
1). Atrium dekstra yang terdiri dari rongga utama dan
aurikula di luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau
Krista terminalis.
a). Muara atrium kanan terdiri dari:
1)) Vena cava superior
2)) Vena cava inferior
3)) Sinus koronarius
4)) Osteum atrioventrikuler dekstra

b). Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus


ovalis
c). Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium
kanan melalui osteum atrioventrikel dekstrum dan
dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal
dari atrium kanan terdiri dari:
2). Valvula triskuspidal
3) Valvula pulmonalis
4). Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
5). Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra
melalui osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta
melalui steum aorta terdiri dari:
a) Valvula mitralis
b) Valvula semilunaris aorta
e. Peredaran darah jantung
Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi setiap organ ataupun
jaringan maupun sel tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem
aliran darah tubuh, secara garis besar terdiri dari tiga sistem, yaitu :
1). Sistem peredaran darah kecil.
Dimulai dari ventrikel kanan, darah mengalir ke paruparu melalui arteri pulmonal untuk mengambil oksigen dan
melepaskan karbon dioksida kemudian masuk ke atrium kiri.
19 Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi untuk
membersihkan darah yang setelah beredar ke seluruh tubuh
memasuki atrium kanan dengan kadar oksigen yang rendah
antara 60-70% serta kadar karbon dioksida tinggi antara 4045%. Setelah beredar melalui kedua paru-paru, kadar zat
oksigen meningkat menjadi sekitar 96% dan sebaliknya
kadar zat karbon dioksida menurun. Proses pembersihan gas
dalam jaringan paru-paru berlangsung di alveoli, dimana gas
oksigen disadap oleh komponen Hb. Sebaliknya gas karbon
dioksida dikeluarkan sebagian melalui udara pernafasan.
2) Sistem peredaran darah besar.
Darah yang kaya oksigen dari atrium kiri memasuki
ventrikel kiri melalui katup mitral/ atau bikuspidal, untuk
kemudian dipompakan ke seluruh tubuh melalui katup aorta,
dimana darah tersebut membawakan zat oksigen serta nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh melewati pembuluh darah besar/
atau arteri, yang kemudian di supplai ke seluruh tubuh.
3) Sistem peredaran darah koroner.
Sistem peredaran darah koroner berbeda dengan
sistem peredaran darah kecil maupun besar. Artinya khusus
untuk menyuplai darah ke otot jantung, yaitu melalui
pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang

kemudian menyatu serta bermuara langsung ke dalam


ventrikel kanan. Melalui sistem peredaran darah koroner ini,
jantung mendapatkan oksigen, nutrisi, serta zat-zat lain agar
dapat menggerakkan jantung sesuai dengan fungsinya
(Soeharto, 2007).

B. Fisiologi Jantung
1. Fungsi umum otot jantung
Fungsi umum otot jantung adalah :
a. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa
adanya rangsangan dari luar.
b. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai
ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan
berkontraksi maksimal.
c) Tidak dapat berkontraksi tetanik.
d) Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
2. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy
kimia untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism
asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi
terutama laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah
aerobic yang membutuhkan oksigen.
3. Pengaruh Ion Pada Jantung
Pengaruh ion terbagi menjadi 3, yaitu :
a.Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES
menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
b.Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan
jantung berkontraksi spastis.
c.Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi
kardiovaskuler karena berhubungan dengan mekanisme
pemeliharaan lingkungan internal. Bagian- bagian yang
berperan dalam sirkulasi:
1). Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi
ke jaringan.
2). Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang
berfungsi sebagai kendali ketika darah yang
dikeluarkan ke dalam kapiler.
3). Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan
dan elektrolit, hormone dan bahan lainnya antara
darah dan cairan interstitial.
4). Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler
secara bertahap
5). Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah
dari jaringan kembali ke jantung.

4.Aliran Darah

Gambar: darah dan peredarannya


Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara
kedua ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri
adalah:
a. Aliran darah dalam pembuluh darah
b. Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan darah
rata-rata.
c. Gelombang nadi.
d. Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi
gelombang nadi, irama denyut nadi, amplitude dan ketajaman
gelombang.
e. Factor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.
Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu:
1). Tekanan Vena: biasanya sangat rendah
2). Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan
volume
3). Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan
cara non invasive
4). Kecepatan aliran darah vena
5). Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah
vena
6). Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena
(Sy,H.2006)

CHF
A. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan
sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat yang kemudian
mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah
lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot
jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk
waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu
memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan
menahan air dan garam dan akan mengakibatkan bendungan cairan dalam
beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga
tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
CHF adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung
sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/ kemampuannya yang disertai peninggian volume
diastolik secara abnormal ( Triyanti, 2007 ).
CHF adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi
jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh ( Ardini
2007 ).
B. Klasifikasi
Menurut New York Heart Association (NYHA) CHF dibagi ke dalam 4
kelas yaitu : ( Triyanti, 2007 )
kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tampa keluhan
kelas 2 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari
aktivitas sehari-hari tanpa keluhan.
kelas 3 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa
keluhan.
kelas 4 : Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun
dan harus tirah baring.
C. Etiologi
Menurut Udjianti (2010), etiologi CHF dikelompokan menjadi faktor
etiologi eksterna dan interna yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Faktor eksterna (dari luar jantung)
a. hipertensi renal
b. hipertiroid
c. anemia kronis/ berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum
Defect (ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut

D. Patofisiologis
Respon-respon kompensasi terhadap output kardiak yang tidak adekuat.
Cardiak output yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi
yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ-organ tubuh yang vital.
Respon awal adalah stimulus kepada syaraf simpati yang menimbulkan
pengaruh utama. Vasokonstriksi verifer menggeser arus darah arteri
keorgan-organ yang kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga keorganorgan yang lebih vital, seperti otak. Konstriksi vena meningkatkan arus
balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan serabut otot
miokardium memungkinkan kontraktilitas. ( Sylvia. 2006 )
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap kardial output,
namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk miokardium,
meregangkan serabut-serabut miokardium di bawah garis kemampuan
kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk
memulai peningkatan volume ventrikel dapat menyebabkan memperberat
preload dan kegagalan komponen-komponen. Jenis kompensasi yang ke dua
terdiri dari mengaktifkan sistem renin-angiotensin. Penurunan darah dalam
ginjal dan dampak dari kecepatan filtrasi glemorulus memicu dilepasnya
renin yang berinteraksi dengan angiotensinogen untuk membentuk
angitensin 1, pengubahan angitensin 1 ke angiotensisn 2, yang selanjutnya
berdampak vasokonstriksi veriver dan peningkatan reabsorbsi sodium dan
air oleh ginjal. ( Sylvia. 2006 )
Kejadian ini meningkatkan volume darah dan mempertahankan tekanan
pada waktu singkat, namun menimbulkan peningkatan baik preload maupun
afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya. Ketiga bentuk
mekanisme kompensasi terdiri dari perubahan struktur miokardium sendiri.
Lama-kelamaan miokardium ventikuler menebal atau menjadi hipertropi
untuk memperbaiki kontraksi, namun ini pun berdampak peningkatan
kebutuhan oksigen untuk miokardium.Pada permulaan sebagian dari jantung
mengalami kegagalan. Karena ventrikel kiri paling sering terserang
artherosclerosis koroner dan hipertensi maka kegagalan jantung dimulai dari
ventrikel kiri. Namun karena kedua ventrikel merupakan bagian dari sistem
ventrikel maka ventrikel manapun dapat mengalami kegagalan. ( Sylvia.
2006 )

You might also like